Dampak dari Imobilisasi Pengertian Mobilisasi

8 tuntutan akan perawatan diri saat ini atau dimasa yang akan datang. Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitasperawatan diri secara mandiri seperti mandi hygiene, berpakaianberhias, makan dan BABBAK toileting Fitria, 2009 Defisit perawatan diri seringkali disebabkan oleh intoleransi aktivitas atau hambatan mobilitas fisik Wilkinson dan Ahern, 2012. Adapun tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut Fitria, 2009 adalah sebagai berikut: a. Mandi hygiene Klien mengalami ketidak mampuan dalam membersihkan badan, memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur atau aliran air mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi. b. BABBAK toileting Klien memiliki keterbatasan atau ketidak mampuan dalam mendapatkan jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting, membersihkan diri setelah BABBAK dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil. Pengaruh imobilisasi pada sistem muskuloskeletal meliputi gangguan mobilitas permanen. Keterbatasan mobilitas memengaruhi otot pasien dengan menunjukkan tanda kehilangan daya tahan, penurunan massa otot, atrofi, dan penurunan stabilitas. Pengaruh lain dari keterbatasan mobilitas yang memengaruhi sistem skeletal adalah gangguan metabolisme kalsium dan gangguan mobilitas sendi. Pemecahan protein akan mengakibatkan hilangnya massa tubuh pasien, 9 yang menbentuk sebagian otot. Oleh karena itu, penurunan massa otot tidak mampu mempertahankan aktifitas tanpa peningkatan kelelahan. Massa otot menurun akibat gangguan metabolisme dan otot tidak digunakan dalam jangka waktu yang lama Potter dan Perry, 2005. 2. Asuhan Keperawatan pada Masalah Gangguan Mobilisasi 2.1 Pengkajian Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan proses pengumpulan data yang sistematis dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan pasien. Tahap pengkajian merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan kepeawatan sesuai dengan kebutuhan individu pasien. Oleh karena itu, pengkajian yang benar, akurat, lengkap, dan sesuai dengan kenyataan sangat penting dalam merumuskan suatu diagnosa keperawatan dan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan respon individu, sebagaimana yang telah ditentukan dalam standar praktik keperawatan dari American Nursing Association ANA Nursalam, 2009. Menurut Hidayat 2012 pengkajian pada kebutuhan mobilisasi dan imobilisasi meliputi, riwayat sekarang, penyakit terdahulu, kemampuan fungsi motorik, kemampuan mobilitas, kemampuan rentang gerak, perubahan intoleransi aktifitas, kekuatan otot, gangguan koordinasi, dan perubahan psikologi. a. Pengkajian riwayat pasien saat ini Pengkajian riwayat pasien saat ini meliputi: alasan pasien yang menyebabkan terjadinya keluhan atau gangguan, tingkat mobilitas dan 10 imobilitas, pada daerah terganggunya mobilitas dan imobilitas, dan lama terjadinya gangguan mobilitas. b. Pengkajian riwayat penyakit dahulu Pengkajian riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan mobilitas seperti adanya riwayat penyakit sistem neurologi cerebro vaskuler, trauma kepala, peningkatan tekanan intracranial, cedera medulla spinalis, dan lain-lain, riwayat penyakit sistem kardiovaskuler infark miokard, gagal jantung kongestif, riwayat penyakit musculoskeletal osteoporosis, fraktur, artritis, riwayat penyakit sistem pernafasan penyakit paru obstruktif menahun, pneumonia, dan lain-lain, riwayat pemakain obat-obatan seperti sedatif, hipnotik, depressan sistem saraf pusat, laksatif, dan lain-lain. c. Pengkajian terhadap kemampuan mobilitas Pengkajian terhadap kemampuan mobilitas meliputi kemampuan untuk miring, duduk, berdiri, bangun, dan berpindah secara mandiri.

2.1.1 Batasan Karakteristik

Menurut Wilkinson dan Ahern 2012, batasan karakteristik hambatan mobilitas fisik secara objektif dapat dilihat penurunan reaksi, kesulitan membolak-balik posisi tubuh, dyspnea saat beraktifitas, perubahan cara berjalan misalnya, penurunan aktifitas dan kecepatan berjalan, kesulitan untuk berjalan, langkah kecil, berjalan dengan menyeret kaki, pada saat berjalan badan mengayun ke samping, pergerakan menyentak, keterbatasan kemampuan untuk melakukan keterampilan motorik halus, keterbatasan kemampuan melakukan keterampilan motoric kasar, keterbatasan rentang pergerakan sendi, tremor yang diinduksioleh