20 3.
Gangguan rasa nyaman, nyeri berhubungan dengan frakturtrauma 4.
Resiko gangguan integritas kilit berhubungan dengan keterbatasan mobilisasi
5. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan keterbatasan mobilisasi
6. Inkontinensia urin berhubungan dengan keterbatasan mobilisasi
7. Resiko cedera ketidakpatenan mekanika tubuh
8. Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas berhubungan dengan ketidakpatenan posisi tubuh
9. Ketidakefektifan pola nafas brhubungan dengan ketidakpatenan posisi
tubuh 10.
Gangguan integritas kulit atau resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan keterbatasan mobilissi
11. Resiko infeksi berhubungan dengan rusaknya integritas kulit
12. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan penurunan asupan
cairan 13.
Ketidakefektifan koping individu berhubungan dengan pengurangan tingkat aktifitas
14. Gangguan pola tidur berhubungan dengan keterbatasan mobilisasi
Menurut Wilkinson 2011 diagnosa yang mungkin muncul pada hambatan mobilisasi antara lain :
1. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembedahan
2. Konstipasi berhubungan dengan imobilitas
3. Resiko infeksi berhubungan dengan gangguan integritas kulit
4. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal
21 5.
Nyeri berhubungan dengan kram otot akibat imobilisasi 6.
Disfungsi neurovaskuler perifer berhubungan dengan imobilisasi 7.
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan hambatan mobilitas fisik 8.
Inkontinensia urin fungsional berhubungan dengan deficit mobilisasi
2.4 Perencanaan
Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi, atau mengoreksi masalah-masalah yang telah diidentifikasi pada
diagnosa keperawatan. Tahap ini dimulai setelah menentukan diagnosa
keperawatan Nursalam, 2009.
Perawat membuat perencanaan intervensi teraupetik terhadap pasien yang bermasalah keejajaran tubuh dan mobilisasi yang aktual maupun beresiko.
Perawat merencanakan terapi sesuai dengan derajat resiko pasien, dan
perencanaan bersifat individu disesuaikan perkembangannya pesien, tingkat kesehatan, dan gaya hidup. Perencanaan keperawatan juga termasuk pemahaman
kebutuhan pasien untuk mempertahankan fungsi motorik dan kemandirian. Perawat dan pasien bekerja sama membuat cara-cara untuk mempertahankan
keterlibatan pasien dalam asuhan keperawatan dan mencapai kesejajaran tubuh dan mobilisasi yang optimal dimana pasien berada dirumah sakit ataupun dirumah
Potter dan Perry, 2005.
Pasien beresiko bahaya dikaitkan ketidak tepatan kesejajaran tubuh dan gangguan mobilisasi, membutuhkan cara keperawatan langsung melalui
pemberian posisi secara aktual atau potensial serta kebutuhan mobilisasi. Rencana
asuhan keperawatan didasari oleh satu atau lebih tujuan berikut ini :
22 1.
Mempertahankan kesejajaran tubuh yang tepat 2.
Mencapai kembali kesejajaran tubuh yang tepat ataupun pada tingkat optimal
3. Menunjukkan tingkat mobilisasi ditandai dengan indikator tingkat
ketergantungan fisik individu 0-4 yaitu: mampu merawat diri sendiri secara penuh, memerlukan penggunaan alat, memerlukan bantuan atau
pengawas orang lain, memerlukan bantuan, pengawas orang lain, dan peralatan, sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi
dalam perawatan. 4.
Mengurangi cedera pada sistem kulit dan musculoskeletal dan ketidaktepatan mekanika atau kesejajaran
5. Mencapai ROM penuh atau optimal
6. Mencegah kontraktur
7. Mempertahankan kepatenanjalan nafas
8. Mencapai ekspansi paru dan pertukaran gas optimal
9. Meningkatkan kekuatan, ketahanan otot, dan fleksibilitas sendi
10. Memobilisasi sekresi jalan nafas
11. Mempertahankan fungsi kardiovaskular, respirasi, gastrointestinal, sistem
perkemihan 12.
Meningkatkan toleransi aktivitas 13.
Mencapai pola eliminasi normal 14.
Mempertahankan pola tidur normal 15.
Mencapai sosialisasi 16.
Mencapai kemandirian penuh dalam aktivitas perawatan diri