Uji Heteroskedastisitas Uji Autokorelasi

54 Tabel 4.5 Uji Multikolinearitas setelah Transformasi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 5.349 .984 5.433 .000 LN_PD .223 .028 .643 8.028 .000 .128 7.796 LN_RD .003 .027 .006 .104 .917 .236 4.241 LN_DAU .459 .114 .357 4.038 .000 .105 9.526 LN_DAK -.009 .056 -.007 -.169 .867 .530 1.888 a. Dependent Variable: LN_BD Setelah dilakukan transformasi nilai Varience Inflaction Factors VIF semua variabel dibawah 10 dan nilai tolerance lebih besar dari 0,1. Maka tidak terjadi multikolinearitas di antara variabel independen dalam penelitian.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini grafik scatterplot digunakan untuk mengetahui apakah dalam penelitian terjadi heteroskedastisitas. Analisis pada gambar scatterplot yang menyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat heterokedastisitas jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. 55 Gambar 4.3 Uji heteroskedastisitas setelah transformasi dengan Logaritma Natural Dari grafik Scatterplot di atas terlihat bahwa titik-titik data menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas dan di bawah saja, penyebaran titik-titik data tidak membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali, dan penyebaran titik-titik data tidak berpola,sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi variabel dependen LN_BD berdasarkan masukan variabel independen, LN_PD, LN_RD, LN_DAU, dan LN_DAK 56

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1sebelumnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Pada penelitian ini untuk mengetahui masalah autokorelasi adalah dengan melakukan Uji Durbin Watson dengan ketentuan: 1. Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif, 2. Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, 3. Angka D-W di atas +2 berarti autokorelasi negatif. Tabel 4.6 Uji Autokorelasi Sebelum Transformasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .990 a .979 .977 63768.323 2.031 a. Predictors: Constant, DANA ALOKASI KHUSUS, RETRIBUSI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, PAJAK DAERAH b. Dependent Variable: BELANJA DAERAH Sebelum dilakukan transformasi dapat dilihat Dari model summary di atas, hasil pengujian angka D-W sebesar +2,031 atau +2,031+2, karena angka D-W di atas +2 berarti autokorelasi negative 57 Tabel 4.7 Uji Autokorelasi Setelah Transformasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .982 a .965 .961 .09905 1.838 a. Predictors: Constant, LN_DAK, LN_RD, LN_PD, LN_DAU b. Dependent Variable: LN_BD Sumber: diolah dari SPSS, 2015 Setelah dilakukan transformasi dapat dilihat hasil pengujian angka D-W sebesar 1,838 atau -2 1,838 +2, karena angka D-W diantara -2 sampai +2, maka disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak ada autokorelasi

3. Pengujian Hipotesis a. Analisis Regresi

Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, beberapa tahapan dilakukan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Hasil regresi dapat dilihat pada tabel berikut ini : 58 Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 5.349 .984 5.433 .000 Ln_PD .223 .028 .643 8.028 .000 Ln_RD .003 .027 .006 .104 .917 Ln_DAU .459 .114 .357 4.038 .000 Ln_DAK -.009 .056 -.007 -.169 .867 a. Dependent Variable: Ln_BD Berdasarkan hasil pengolahan data yang terlihat pada tabel di atas pada kolom unstandardized coeffisients bagian B, ditunjukkan modal persamaan regresi berganda sebagai berikut : LnBD = 5,349+ 0,223 LnPD + 0,003 LnRD + 0,459 LnDAU – 0,009 LnDAK+ e Keterangan : LnBD = Logarima Natural LN Belanja Daerah LnPD = Logarima Natural LN Pajak Daerah LnRD = Logarima Natural LN Retribusi Daerah LnDAU = Logarima Natural LN Dana Alokasi Umum LnDAK = Logarima Natural LN Dana Alokasi Khusus E = error Interpretasi dari persamaan regresi linier berganda diatas adalah : 59 a. Konstanta sebesar 5,349 menunjukkan bahwa jika variabel independen dianggap konstan, maka tingkat Belanja Daerah sebesar 5,349 b. Koefisien LN_PD 0,223 ini menunjukkan bahwa apabila terjadi perubahan variabel pajak daerah sebesar 1 akan menaikkan belanja daerah sebesar 0,223 atau 22,3 dengan asumsi variabel lainnnya konstan c. Koefisien LN_RD 0,003 ini menunjukkan bahwa apabila terjadi perubahan variabel retribusi daerah sebesar 1 maka akan menaikkan belanja daerah sebesar 0,003 atau 0,3 dengan asumsi variabel lainnya konstan. d. Koefisien LN_DAU 0,459 ini menunjukkan bahwa apabila terjadi perubahan variabel pajak daerah sebesar 1 akan menaikkan belanja daerah sebesar 0,459 atau 45,9 dengan asumsi variabel lainnnya konstan e. Koefisien LN_DAK 0,009 ini menunjukkan bahwa apabila terjadi perubahan variabel retribusi daerah sebesar 1 maka akan menurunkan belanja daerah sebesar 0,009 atau 0,9 dengan asumsi variabel lainnya konstan. f. Standar error e menunjukkan tingkat kesalahan pengganggu

b. Uji Parsial t-test

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Alokasi Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Sumatera Barat 2011-2013

2 9 81

Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja Daerah pada Pulau Sumatera (Periode 2011- 2013)

0 0 12

Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja Daerah pada Pulau Sumatera (Periode 2011- 2013)

0 0 2

Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja Daerah pada Pulau Sumatera (Periode 2011- 2013)

0 0 8

Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja Daerah pada Pulau Sumatera (Periode 2011- 2013)

0 0 23

Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja Daerah pada Pulau Sumatera (Periode 2011- 2013)

0 0 2

Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja Daerah pada Pulau Sumatera (Periode 2011- 2013)

0 0 15

Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Alokasi Belanja Modal pada Kabupaten Kota di Sumatera Barat 2011-2013

0 4 10

Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Alokasi Belanja Modal pada Kabupaten Kota di Sumatera Barat 2011-2013

0 0 2

Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Alokasi Belanja Modal pada Kabupaten Kota di Sumatera Barat 2011-2013

0 0 8