Tinjauan Pustaka .1 Posisi Strategis Komoditas Sayuran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Posisi Strategis Komoditas Sayuran Komoditas hortikultura, khususnya sayuran dan buah-buahan mempunyai beberapa peranan strategis, yaitu: 1 sumber bahan makanan bergizi bagimasyarakat yang kaya akan vitamin dan mineral; 2 sumber pendapatan dan kesempatan kerja, serta kesempatan berusaha; 3 bahan baku agroindustri; dan4 sebagai komoditas potensial ekspor yang merupakan sumber devisa negara;dan 5 pasar bagi sektor non pertanian, khususnya industri hulu. Sayuran adalah salah satu kelompok hortikultura yang mempunyai arti dan kedudukan tersendiri dalam proses pembangunan nasional di sub sektor pertanian. Sayuran merupakan sumber vitamin dan mineral yang penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Idealnya, seseorang harus mengkonsumsi sayuran sekitar 200 gram per hari agar metabolisme di dalam tubuh tidak terganggu akibat kekurangan serat. Artinya penduduk Indonesia yang berjumlah sekitar 170 juta jiwa memerlukan 34.000 ton sayuran perhari Rahardi,2000. Komoditas sayuran sangat strategis dan karenanya perlu memperoleh prioritas pengembangan. Hal ini dilandasi dari sisi permintaan baik berupa konsumsi segar maupun olahan meningkat dari waktu ke waktu. Sementara itu dari sisi produksi masih berpotensi untuk terus ditingkatkan, baik melalui perluasan areal ekstensifikasi secara horisontal, peningkatan intensitas tanam ekstensifikasi secara vertikal maupun peningkatan produktivitas melalui intensifikasi usahatani.

2.1.2 Posisi Tanah Karo Sebagai Produsen Sayuran di Sumatera Utara

Pengembangan pertanian saat ini masih mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pengembangan ekonomi Sumatra Utara, terutama konstribusinya terhadap ketahanan pangan, kesempatan kerja dan lapangan usaha. Kabupaten Karo merupakan salah satu daerah di Sumatera Utara yang pengembangan ekonominya bergerak di bidang pertanian. Komoditi utama yang menjadi andalan kabupaten Karo adalah tanaman hortikultura. Mata pencaharian utama dari penduduk di Kabupaten Karo adalah pada bidang pertanian,sebagai produk unggulan sayuran seperti kol, brokoli, kentang, tomat, sawi dan cabe, merupakan komoditi pertanian yang cukup dominan dan tinggi tingkat permintaannya untuk daerah lain. Perkembangan komoditi sayuran sangat didukung pula oleh kondisi fisik wilayah yang sebagian besar berada pada daerah dataran tinggi. Tanah Karo telah menjadi top of mind dalam bisnis sayuran. Oleh pedagang Tanah Karo dikirim kembali ke daerah yang membutuhkan seperti ke Sumatera Barat, Riau ataupun Aceh. Ini adalah masalah bisnis di mana setiap pedagang mencari keuntungan. Pengiriman sayur dari satu daerah ke daerah lain tidak memiliki permasalahan karena lancarnya jaringan transportasi, baik darat maupun udara. Kepada pemerintah daerah Provinsi atau Kabupaten hendaknya dapat menyadari bahwa sayur adalah kelompok komoditi unggulan Sumatera Utara. Potensi itu meliputi pada semua kabupaten dataran tinggi di Sumatera Utara. Jika ini dapat dikembangkan banyak petani kecil dan menengah perorangan yang akan terbantu dan lepas dari kemiskinan dan pengangguran. Sebetulnya pemasukan devisa dari sayur Tanah Karo dapat diperbesar jika pemerintah bisa memberikan bantuan kepada petani sayur. Tanah Karo sudah memiliki brand tersendiri sebagai sentra produksi sayur di dalam maupun luar negeri. Ini adalah potensi yang perlu dikembangkan. Bantuan bibit, gambaran pasar dan konsultansi pada petani perorangan adalah hal yang perlu diberikan pada petani Tanah Karo, khususnya petani yang berskala kecil dan menengah. Di tengah terbatasnya diversifikasi produk barang ekspor lainnya CPO, karet, kopi dan sebagainya maka memberdayakan potensi ekspor yang telah berjalan sayur adalah suatu solusi bagi menambah meningkatkan penerimaan devisa Sumatera Utara Miraza, 2010.

2.1.3 Permintaan dan Penawaran Sayuran di Sumatera Utara

Salah satu faktor yang paling menghambat dalam pengembangan usaha hortikultura sayuran adalah fluktuasi harga yang sangat tinggi. Dalam era perdagangan bebas saat ini tentu kita tidak bisa mengontrol harga, karena harga ditentukan oleh jumlah permintaan dan penawaran dan beberapa faktor lainnya. Harga produksi hasil pertanian yang selalu berfluktuasi tergantung dari perubahan yang terjadi pada permintaan dan penawaran. Naik turunnya harga dapat terjadi dalam jangka pendek yaitu per bulan, per minggu bahkan per hari atau dapat pula terjadi dalam jangka panjang. Untuk komoditas pertanian yang cepat rusak seperti sayur-sayuran dan buah-buahan pengaruh perubahan permintaan pasar kadang-kadang sangat menyolok sekali sehingga harga yang berlaku berubah dengan cepat. Hal ini dapat diamati perubahan harga pasar yang berbeda pada pagi, siang dan sore hari. Pada saat musim produk melimpah harga rendah, sebaliknya pada saat tidak musim harga meningkat drastis. Keadaan tersebut menyebabkan petani sulit dalam melakukan perencanaan produksi, begitu juga dengan pedagangsulit dalam memperkirakan permintaan Syahza, 2007. Terutama pada saat ini, erupsi Gunung Sinabung sangat mempengaruhi jumlah penawaran pada komoditas pertanian khususnya sayuran di Kabupaten Karo. Lahan pertanian yang rusak akibat debu vulkanik dari Gunung Sinabung, mengakibatkan sayur-sayuran atau buah-buahan menjadi rusak. Hal ini yang menjadikan jumlah penawaran terhadap sayuran menjadi rendah sedangkan permintaan tetap atau bisa menjadi lebih tinggi.

2.1.4 Produksi dan Produktivitas Sayuran Khususnya Brokoli, Kentang, dan Sawi di Indonesia

Sayuran merupakan komoditas penting yang dibudidayakan oleh petani di berbagai daerah di Indonesia. Komoditas sayuran dapat secara nyata mendatangkan keuntungan bagi petani di Indonesia. Dengan demikian, keberhasilan dalam usahatani sayuran dapat memberikan sumbangan yang besar bagi kesejahteraan petani. Diantara sayuran utama yang ditanam petani di Indonesia, tanaman kentang, brokoli, dan sawi merupakan tanaman yang memiliki luas lahan, produksi dan produktivitas yang cukup tinggi di Indonesia. Berikut adalah data luas panen, produksi dan produktivitas kentang, brokoli, dan sawi di Indonesia: Tabel 5. Luas Panen Ha Sayur-mayur Kentang, Brokoli, dan Sawi di Indonesia, 2009-2013 No. Komoditi Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 1. Kentang 71.238 66.531 59.882 65.989 70.187 2. Brokoli 8.088 8.728 9.441 11.776 12.422 3. Sawi 56.414 59.450 61.538 61.059 62.951 Sumber: Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jendral Hortikultura Tabel 6. Produksi Kg Sayur-mayur Kentang, Brokoli, dan Sawi di Indonesia, 2009-2013 No. Komoditi Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 1. Kentang 1.176.304 1.060.805 955.488 1.094.232 1.124.282 2. Brokoli 96.038 101.205 113.491 135.837 151.288 3. Sawi 562.838 583.770 580.969 594.911 635.728 Sumber: Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jendral Hortikultura Tabel 7. Produktivitas KgHa Sayur-mayur Kentang, Brokoli, dan Sawi di Indonesia, 2009-2013 No. Komoditi Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 1. Kentang 16,51 15,94 15,96 16,58 16,02 2. Brokoli 11,87 11,60 12,02 11,54 12,18 3. Sawi 9,98 9,82 9,44 9,74 10,10 Sumber: Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jendral Hortikultura Dari Tabel 5, 6 dan 7 diperoleh data luas lahan, produksi, dan produktivitas pada komoditi kentang, brokoli, dan sawi di Indonesia. Luas lahan, produksi dan produktivitas pada komoditi kentang selama dekade terakhir mengalami penurunan walaupun tidak turun secara signifikan. Namun pada komoditi brokoli dan sawi selama dekade terakhir mengalami peningkatan secara signifikan setiap tahunnya.

2.1.5 Gunung Sinabung

Gunung Sinabung adalah gunung berapi aktif di dataran tinggi Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Indonesia. Ketinggian Gunung Sinabung mencapai 2.460 meter. Gunung ini merupakan puncak tertinggi di Sumatera Utara. Koordinat puncak Gunung Sinabung adalah 3 10” LU, 98 23” BT. Gunung Sinabung tidak pernah tercatat meletus lagi sejak tahun 1600 tetapi mendadak aktif kembali dan meletus pada tanggal 27 Agustus 2010. Tanggal 29 Agustus 2010 dini hari sekitar pukul 00.15 WIB, Gunung Sinabung mengeluarkan larva. Letusan terakhir gunung ini terjadi pada September 2013 dan berlangsung hingga kini Wikipedia, 2014. Debu vulkanik Gunung Sinabung tersembur hingga 5.000 meter di udara. Abu Gunung Sinabung cenderung meluncur dari arah barat daya menuju timur laut dan menyelimuti pemukiman masyarakat. Beberapa ahli gunung api menyatakan, letusan Gunung Sinabung kemungkinan akan terjadi dalam durasi yang panjang. Akibat letusan gunung ini, beberapa material yang keluar dari kepundan gunung tersebut yakni awan panas, material pijar, hujan abu, dan kemungkinan gas beracun akan terlempar ke atmosfer. Ekonomi masyarakat pun menjadi krisis karena situasi lahan pertanian yang dijadikan sumber pendapatan tidak dapat lagi diharapkan akibat diselimuti debu vulkanik. Enam kecamatan yang terkena dampak debu vulkanik Gunung Sinabung adalah Kecamatan Simpang Empat, Kecamatan Namanteran, Kecamatan Merdeka, Kecamatan Dolat Rayat, Kecamatan Barusjahe dan Kecamatan Berastagi. Tercatatlebih dari 17 ribu warga mengungsi akibat erupsi Gunung Sinabung BPTP Sumatera Utara, 2014. 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Penawaran

Dokumen yang terkait

Analisis Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Pendapatan Petani Kubis Di Kecamatan Simpang Empat(Studi Kasus: Desa Gajah, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo)

15 160 96

Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Sosial Ekonomi Petani Kopi di Desa Guru Kinayan, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo

22 113 192

Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Sosial Ekonomi Petani Kopi di Desa Guru Kinayan, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo

5 55 191

Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Jumlah Sayur- Mayur Yang Ditawarkan (Kentang, Brokoli, Sawi) Di Desa Jeraya, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo

5 24 175

Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Jumlah Sayur- Mayur Yang Ditawarkan (Kentang, Brokoli, Sawi) Di Desa Jeraya, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo

0 0 15

Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Jumlah Sayur- Mayur Yang Ditawarkan (Kentang, Brokoli, Sawi) Di Desa Jeraya, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo

0 0 1

Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Jumlah Sayur- Mayur Yang Ditawarkan (Kentang, Brokoli, Sawi) Di Desa Jeraya, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo

0 0 9

Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Jumlah Sayur- Mayur Yang Ditawarkan (Kentang, Brokoli, Sawi) Di Desa Jeraya, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo

0 0 14

Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Jumlah Sayur- Mayur Yang Ditawarkan (Kentang, Brokoli, Sawi) Di Desa Jeraya, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo

0 0 2

Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Jumlah Sayur- Mayur Yang Ditawarkan (Kentang, Brokoli, Sawi) Di Desa Jeraya, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo

0 0 102