UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
seluruh ekstrak kental. Setelah itu didapatkan rentang dosis uji masing- masing ekstrak untuk diujikan kepada hewan uji.
3.3.8 Percobaan
Pada uji ini dilakukan upaya peningkatan kadar asam urat darah dengan menginduksi tikus dengan kafein 3 mg200 g BB. Setelah penginduksian tersebut,
kadar asam urat darah tikus dikontrol dan diukur pada hari ke 0 untuk meyakinkan bahwa kafeina dengan dosis tersebut menyebabkan hiperurisemia. Selesai
perlakukan, semua tikus diistirahatkan di dalam kandang masing-masing dan diberi makan dan minum. Pada hari ke 1 dilakukan pemberian perlakuan
berdasarkan kelompoknya masing-masing setiap hari. Pengukuran kadar asam urat darah selanjutnya pada hari ke 3, ke 6 dan ke 9 setelah perlakuan Azizahwati
et al, 2005
3.3.9 Cara Pengambilan Darah
Sebelum diambil darah, ekor tikus dibersihkan dengan etanol 70. Darah diambil melalui ekor dengan cara melukaimemotong ekor dengan pisau kecil.
Darah yang keluar dari ekor lalu diteteskan pada strip asam urat.
3.3.10 Pengukuran Kadar Asam Urat Darah
Pengukuran kadar asam urat dalam darah dilakukan dengan menggunakan alat tes strip asam urat. Alat tes strip Easytouch GCU Glucose Cholesterol Uric
acid dirancang untuk pengukuran kuantitatif dari tingkat asam urat dalam darah. Pengukuran ini berdasarkan penentuan perubahan arus yang disebabkan oleh
reaksi asam urat dengan reagen pada elektroda dari strip tersebut. Ketika sampel darah menyentuh area target sampel dari strip, darah secara otomatis ditarik ke
dalam zona reaksi dari strip. Hasil tes akan ditampilkan pada layar setelah 20 detik Bioptik technologi Inc.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.3.12 Uji Statistik Terhadap Kadar Asam Urat Darah
Data yang diperoleh diolah secara statistik menggunakan SPSS. Dimana kadar asam urat darah Hari Pertama untuk semua kelompok uji diuji
homogenitasnya Levene dan uji kenormalannya One-Sample Kolmogorov- Smirnov Test. Bila kedua uji ini dipenuhi maka selanjutnya dilakukan uji
ANOVA satu arah untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan bermakna antara kelompok perlakuan dan bila terdapat perbedaan bermakna, maka untuk
mengetahui perbedaan antar kelompok perlakuan dilanjutkan uji Beda Nyata Terkecil BNT dengan metode LSD. Tetapi bila ada salah satu atau kedua uji
tersebut tidak dipenuhi maka analisis dilakukan dengan uji Kruskall Wallis
Dahlan, 2004.
Hipotesis : Ho: tidak ada perbedaan yang bermakna anatara setiap kelompok
Ha : terdapat perbedaan yang bermakna antara setiap kelompok Kriteria pengujian :
Bila nilai sig ≤ 0,05 Ho ditolak, berarti terdapat perbedaan. Bila nilai si
g ≥ 0,05 Ho diterima, berarti tidak terdapat perbedaan Dahlan, 2004.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Hasil Determinasi
Daun binahong yang digunakan diperoleh dari BALITTRO Bogor. Determinasi tanaman dimaksudkan untuk menetapkan kemurnian sampel yang
berkaitan dengan ciri-ciri makroskopis dengan mencocokan ciri-ciri tersebut terhadap pustaka. Sehingga telah dilakukan determinasi Daun
Binahong Anredera cordifolia Ten. Steenis
dilaboratorium Herbarium LIPI Bogor , Jawa Barat. Dari hasil determinasi dapat dipastikan bahwa tanaman yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Daun Binahong Anredera cordifolia Ten. Steenis
4.1.2 Hasil Pengujian Ekstrak Etanol 70 Daun Binahong Anredera
cordifolia Ten. Steenis Tabel 2.
Hasil Pengujian Ekstrak Etanol 70 Daun Binahong Anredera cordifolia Ten. Steenis
Jenis Pengujian Hasil Pengujian
Warna Hijau tua
Bau Agak menyengat
Rendemen 4,45
Kadar air 1,8768
Kadar abu 4,83279