UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
disebabkan oleh tetesan cairan yang beracun “noxa” pada persendian. Penyakit gout merupakan suatu proses inflamasi yang terjadi karena
penumpukan kristal asam urat pada sekitar jaringan sendi akibat kadar asam urat serum yang melebihi kelarutannya. Kristalisasi natrium urat
dalam jaringan lunak dan persendian akan membentuk endapan yang dinamakan tofus. Proses ini menyebabkan suatu reaksi inflamasi akut,
yaitu artritis akut gout, yang dapat berlanjut menjadi artritis kronis gout. Pemeriksaan dengan mikroskop cahaya terpolarisasi memperlihatkan
kristal natrium urat yang terbentuk jarum dan bersifat berefringen negatif tampak berwarna kuning jika sumbu memanjangnya sejajar dengan
bidang cahaya terpolarisasi dalam cairan sendi merupakan tanda diagnostik penyakit gout Garreth et al, 1995.
2.4.4 Obat-obat hiperurisemia
Beberapa kelompok obat untuk terapi penyakit gout adalah antiinflamasi nonsteroid, urikosurik yaitu obat yang dapat meningkatkan ekskresi asam urat
dan urikostatik yaitu obat yang dapat menghambat pembentukan asam urat. Terapi untuk mengatasi gout umumnya membutuhkan waktu yang lama bahkan
satu tahun, sehingga efek samping yang ditimbulkan obat-obat yang digunakan untuk mengatasi penyakit ini sering terjadi seperti gangguan ginjal dan
gangguan saluran cerna Hawkins Rahn,2005. Dengan demikian diperlukan obat hipourisemik yang memiliki efektivitas dan keamanan yang lebih tinggi.
Allopurinol
Gambar 2
. Struktur Allopurinol Allopurinol berguna untuk mengobati penyakit pirai karena menurunkan
kadar asam urat. Allopurinol berguna untuk pengobatan pirai sekunder akibat polistemia vera, metaplasia mieloid, leukimia, limfoma, psoriasis, hiperurisemia
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
akibat obat dan radiasi. Obat ini bekerja dengan menghambat xantin oksidase, enzim yang mengubah hipoxantin menjadi xantin dan selanjutnya menjadi asam
urat. Melalui mekanisme umpan balik allopurinol menghambat sintesis purin yang merupakan prekursor xantin. Allopurinol sendiri mengalami biotranformasi
oleh enzim xantin oksidase menjadi aloxantin yang masa paruhnya lebih panjang dari pada allopurinol, itu sebabnya allopurinol yang masa paruhnya pendek
cukup diberikan satu kali sehari Sulistia G.G et al, 2007. Dosis untuk penyakit pirai ringan 200-400 mg sehari, 400-600 mg untuk
penyakit yang lebih berat. Dosis untuk anak hiperurisemia sekunder 100-200 mg sehari. Untuk anak 6-10 tahun: 300 mg sehari dan anak dibawah 6 tahun: 150
mg sehari Sulistia G.G et al, 2007. Efek samping Allopurinol Australian Rheumatology Association, 2009
Ada beberapa samping yang jarang tapi berpotensi serius efek dengan allopurinol.
- Masalah kulit: Allopurinol dapat menyebabkan ruam atau pengelupasan
kulit, serta bisul atau bibir sakit atau mulut. Jika salah satu terjadi hubungi Dokter langsung.
- Kelelahan: Mengantuk dapat terjadi. Jika itu membuat Anda merasa
mengantuk, menghindari mengemudi atau mengoperasikan mesin. -
Hati: Allopurinol dapat mengobarkan hati menyebabkan jenis hepatitis. Tes darah dapat dipilih jika hal ini terjadi. Dosis allopurinol mungkin perlu
dikurangi atau mungkin perlu dihentikan jika terjadi masalah. Hubungi dokter segera jika kulit anda mulai menguning dan mata berwarna putih.
- Lainnya: Sakit kepala, pusing, rasa gangguan, tekanan darah tinggi,
umumnya merasa tidak enak, dan rambut rontok dapat terjadi.
Obat urikosorik Ganiswarna, 1995 Obat-obat urikosurik meningkatkan klirens ginjal dari asam urat dengan
menghambat reabsorpsi tubular asam urat, memperbesar eksresi dan mengurangi konsentrasi asam urat di serum. Terapi dengan obat-obat
urikosurik sebaiknya dimulai dengan dosis rendah untuk menghindari
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
efek urikosuria dan terbentuknya endapan asam urat. Aliran urin yang teratur dan cukup serta pembasaan urin dengan natrium bikarbonat pada
beberapa hari pertama terapi dengan obat urikosurik dapat menghilangkan kemungkinan adanya kristalisasi asam urat. Efek
samping yang sering terjadi pada pengobatan dengan terapi urikosurik adalah iritasi saluran pencernaan, ruam kulit, hipersensitivitas, dan
kristalisasi asam urat di urin. Obat-obat urikosurik memiliki kontraindikasi terhadap pasien yang alergi pada masing-masing obat dan
pada penderita yang mengalami ketidaknormalan fungsi ginjal. Obat- obat urikosurik diantaranya adalah:
1. Probenesid Probenesid berefek mencegah dan mengurangi kerusakan sendi serta
pembentukan tofi pada penyakit pirai, tidak efektif untuk mengatasi serangan akut. Probenesid juga berguna untuk pengobatan hiperurisemia
sekunder. Obat ini biasanya diberikan pada dosis 250 mg dua kali sehari selama 1-2 minggu kemudian dilanjutkan 500 mg selama 2 minggu.
Setelah itu dosis dilanjutkan 500 mg setiap 1-2 minggu hingga keadaan menjadi normal atau sampai dosis maksimum 3 g Sulistia G.G et al,
2007 2. Sufinpirazon
Sufinpirazon mencegah dan mengurangi kelainan sendi dan tofi pada penyakit pirai kronik berdasarkan hambatan reabsorbsi tubular asam urat.
Diberikan dengan dosis 100-200 mg dua kali sehari dan ditingkatkan sampai 400-800 mg kemudian dikurangi sampai dosis efektif minimal.
3. Salisilat Obat ini memiliki efek paradoksikal dari dosis tinggi dan dosis rendah.
Dosis kecil 1 g atau 2 g sehari menghambat ekskresi asam urat, sehingga kadar asam urat dalam darah meningkat. Dosis 2 atau 3 g sehari biasanya
tidak mengubah eksresi asam urat. Tetapi pada dosis lebih dari 5 g perhari terjadi peningkatan eksresi asam urat melalui urin, sehingga kadar asam
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
urat dalam darah menurun. Hal ini terjadi karena pada dosis rendah salisilat menghambat sekresi tubuli sedangkan pada dosis tinggi salisilat
juga menghambat reabsorpsinya dengan hasil akhir peningkatan eksresi asam urat. Efek urikosurik ini bertambah bila urin bersifat basa. Dengan
alkalinasi urin, kelarutan asam urat dalam urin meningkat sehingga tidak terbentuk kristal asam urat dalam tubuli ginjal.
2.5 Kafein