Teori Kerangka Konsep Dan Teori 1 Kerangka Konsep

”biasanya pembelajaran hasapi dilakukan dengan cara yang tidak terikat oleh suatu atuaran, baik waktu dan tempat untuk belajar. Ada empat cara yang dapat dilakukan untuk belajar Hasapi. Pertama belajar kepeda seorang guru yang dianggap cocok menurut selera, kedua dengan cara berpindah-pindah dari satu orang ke orang lainnya, atau dari satu tempat ketempat yang lain, ketiga dengan cara mendengar dan memperhatikan, dalam arti melafalkan bagian-bagian dari lagu gondang dan memainkanya pada hasapi, dan keempat merekam lagu-lagu gondang kedalam kaset, lalu diputar kembali dan mengikuti dengan hasapi”. Sedangkan didalam dunia akademis seoarang murid harus dapat memainkan apa yang diajarkan. Mendengarkan, memperhatikan dan menghapalkan merupakan tata cara yang juga lazim dilakukan di dunia akademis, dan bahkan murid dapat meminta pengajar melakukan repetisi secara terus-menerus paling tidak sampai murid bisa menghafalkan nada-nada maupun pola ritem dari setiap melodi yang ada, dan bila memungkinkan murid menuliskan pola ritem ataupun melodi sebagai salah sau cara untuk dapat melakukan pengulangan secara terus-menerus.

4.2 Teori

Teori merupakan pendapat yang dikemukakan mengenai suatu peristiwa. Kamus besar bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1991:1041. Dalam konteks penelitian, teori digunakan sebagai arahan untuk melakukan kerja-kerja penelitian. Teori hanya sebagai acuan sementara, agar penelitian tidak melebar ke mana-mana. Teori adalah bangunan yang mapan, ada pendapat peneliti, ada simpulan awal. Itulah sebabnya teori harus dibangun terstruktur, sejalan dengan apa saja yang mungkin akan digunakan Suwardi, 2006:107. Dalam proposal penelitian ini tahap belajar –mengajar adalah hal yang penting, merupakan proses dimana para pengajar menerapkan atau menurunkan ilmu mereka dalam hal bermain musik kepada murid-muridnya yang disertai dengan latihan untuk menguasai setiap hal yang diajarkan . Seperti yang dikatakan Lyle Universitas Sumatera Utara “Learning as a relatively permanent change ini behaviour traceable to experience and practice” 2 Belajar musik yang dilakukan baik didalam masyarakat maupun dalam konteks akademik haruslah menimbulkan suatu perubahan, yaitu perubahan tingkah laku dari yang tidak tahu menjadi tahu. Cuilford menggatakan “learning is any change behaviour resulting from stimulation Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang diakibatkan oleh penggalaman dan latihan. Dalam dunia akademis penggajaran materi musik yang diberikan ada tahapan-tahapannya dan memiliki batasan yang harus sesuai dengan SAP yang telah ditentukan sebelumnya, selain itu seorang murid dalam hal ini mahasiswa dapat saja tidak melanjutkan pembejaran musik yang dimaksud apabila tidak memiliki ketertarikan lagi dan sebaliknya apabila seorang murid memiliki ketertarikan untuk memperdalam penggetahuan musik yang diajarkan, maka murid diwajibkan untuk tetap meneruskan mata kuliah yang sebelumnya telah dipilih sampai ke tingkatan akhir untuk memperkaya pemahaman musik tersebut. Dalam masyarakat pengajaran materi musik yang diberikan tidak terikat pada suatu aturan yang baku atau bahkan hampir tidak ada batasan dalam pemberiaan materi. Pengajar memiliki kebebasan dalam memberikan materi musik selama si murid dapat memahaminya dengan baik. 3 2 Lyle E.Bourne 1979 : 99 3 Clilford 1947 : 345 ” belajar adalah perubahan tingkah laku yang dihasilkan dari rangsangan. Dengan kata lain belajar berfungsi memperkaya pengetahuan. Pengetahuan ini diperoleh dari pendidikan yang diberikan Universitas Sumatera Utara yang direspon. Benyamin S. Bloom dalam Mustaqim 2001mengatakan ada tiga ranah sasaran pendidikan, yaitu kognitif, apekktif dan psikomotor. 1. Ranah kognitif a. Tipe belajar pengetahuan hafalan tentang hal-hal khusus, pengetahuan tentang cara dan sarana tentang hal-hal khusus, pengetahuan universal dan abstraksi. b. Tipe belajar pengertian. Melipti kemampuan; menerjemahkan, menafsirka dan eksplorasi. c. Aplikasi. Merupakan kemampuan menerapkan suatu absraksi pada situasi kongkret atau situasi khusus, abstraksi tersebut bisa berbentuk ide, eori , petunjuk teknis prinsip atau generalisasi. d. Tipe belajar analisa, yaitu upaua untuk memisahkan satu kesatuan menjadi unsur-unsur bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya eksplisit unsur-unsurnya. Tipe ini meliputi: analisis unsur-unsur, analisis hubungan- hubungan dan analisis prinsip organisasi. e. Tipe belajar hasil sintesis, yaitu menyatukan unsur-unsur atau bagian-bagian menjadi satu bentuk menyeluruh. Dalam hal ini menyatukan unsur-unsur dari hasil analisis bukanlah sintesis sebab sintesis selalu memasukkan unsur yang baru dlam mengintegrasikan sesuatu. Tipe ini meliputi tiga model, yaitu menghasilkan komunikasi unik menghasilkan rencana, operasi dari suatu tugas problem, dan kecakapan mengabtraksikan sejumlah fenomena data dan hasil observasi. f. Tipe belajar hasil evaluasi, yaitu memberi keputusan tentang nilai sesuatu yang ditetapkan dengan mempunyai sudut pandan tertentu, misalnya sudut pandang tujuan, metode, materi dan lain-lain yang mencakup tipe ini. Kemampuan memberikan evaluasi tentang ketepatan suatu karya, keajegan dalam argumentasi memaham nilai-nilai, mengevaluasi dengancara membandingkan dengan mengunakan kriteria eksternal, atau dengan kriteria yang eksplisit. 2. Ranah afektif a. Menyimak, yaitu meliputi taraf sadar memperhatikan, kesediaan menerima dan memperhatikan secara selektif dan terkontrol. b. Merespon, hal ini meliputi sikap yang responsif, bersedia merespon atas pilihan sendiri dan merasa puas dalam merespon. c. Menghargai, hal ini mencakup menerima nilai, mendambakan nilai dan merasa wajib mengabdi pada nilai. d. Mengorganisasi nilai. Meliputi mengkonsepakualisasi nilai dan organisasi sistem nilai. e. Mewatak, yaitu memberlakukan secara umum seperangkat nilai, menjunjung tinggi dan memperjuangkan nilai. Universitas Sumatera Utara 3. Ranah Psikomotor a. Mengindra. Hal ini bisa berbentuk mendengakan, melihat, meraba, mencecap dan membau. b. Kesiagaan diri. Meliputi konsentrasi mental, berpose badan dan mengembangkan perasaan. c. Bertindak secara terpimpin. Meliputi gerakan meniru, dan mencoba melakukan tiindakan. d. Bertindak secara kompleks. Ini adalah taraf mahir dan gerak ketrampilan sudah disertai improfisasi. Mustaqim 2001 : 36-39 Secara singkat fungsi proses belajar yang memperkaya pengetahuan adalah sebagai berikut: kongnitif. Yaitu meliputi proses belajar untuk memperoleh pengetahuan atau mendapatkan sesuatu berdasarkan pengalaman sendiri. Pengalamn sendiri yang dimaksud adalah ketika seorang murid mendapatkan pengajaran langsnng oleh penggajar melalui mendengar, melihat dan meghafalkan secara langsung setiap materi musik yang diajarkan si pengajar. Yang kemudian berkembang ke tahap afektif, yaitu dimana pada tahap ini murid mulai menggunakan perasaan,menyimak, memahami nilai, merespon ataupun menanggapi setiap materi musik yang diberikan. Sampai pada tahap ini belajar belum lah meunjukkan penambahan sebuah penggetahuan yang berdampak, namun ditahap selanjutnya, yaitu Ranah Psikomotor, dimana murid mulai melakukan suatu tindakan dengan gerak seperti menirukan materi musik yang diajarkan pengajar dengan disertai berbagai improvisasi dan dapat melakukan penggulangan-penggulangan bahkan menerangkannya kembali. Ditahap ini proses belajar menggajar baru dapat dikatakan sebagai sebuah tindakan yang memperkaya pengetahuan yang memiliki dampak. Belajar musik dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu belajar langsung dan belajar tidak langsung. Belajar langsung meliputi penggajar yang disertai dengan notasi, hapalan, melihat dan mendengarkan, sedangkan belajar tidak lansung Universitas Sumatera Utara melibatkan media elektronik seperti tape dan kaset yang berisi materi musik yang akan dipelajari dan tidak disertai penggajar. Seperti yang dikatakan Denny 2000, yaitu untuk belajar hasapi tidak hanya dapat dilakukan dengan disertai guru tapi juga dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti, melihat secara langsung permainan hasapi pada berbagai acara, lalu menghafalkan nada-nadanya kemudian menirukan pada hasapi. Cara selanjutnya yaitu belajar dari kaset-kaset yang berisikan lagu yang menyertakan instrumen hasapi atau dapat merekam repertoar-repertoar dalam berbagai acara pesta yang disertai dengan instrumen hassapi, lalu diputar kembali untuk ditirukan. Oleh karena itu menurut pendapat saya, cara belajarmetode belajar musik akan menentukan hasil dalam bermain musik. Sinergi antara belajar musik Batak Toba di dalam masyarakat dan belajar musik di dalam konteks akademis adalah halyang menarik yang akan menghasilkan suatu kekuatan metode baru dalam pembelajaran musik Batak Toba ataupun musik tradisi lainya. Proposal penelitian ini juga menggunakan metode deskriptif, yaitu suatu metode yang menggambar kan apa adanya KBBI 2008. Dalam penelitian yang akan dilakukan, segala fenomena yang ada dalam penggajaran musik Batak Toba yang ditemukan peneliti dilapangan yaitu dimasyarakat dan didunia akademis,yang meliputi hal metode, strategi, cara-cara dan sebagainya di akan dipaparkan oleh peneliti. Dalam permainan dan penyajian musik, main secara oral Tradisi maupun dengan berbagai panduan notasi, ada beberapa pengklasifikasian. Untuk menjelaskan tipe permainan dan penyajian para pemusik, penulis menggunakan pengklasifikasian Universitas Sumatera Utara lima tipe yang berbeda menurut Djohan yang teridentifikasi dan masih dianggap penting dalam proses pengembangan untuk menjadi seorang instrumentalis. Keterangan berikut akan membantu menjelaskan setiap tipe penyajian musik di atas : 1. Main melalui membaca : menggunakan notasi atau tanda-tanda musik untuk untuk menyajikan musik yang belum pernah didengar sebelumnya. 2. Main melalui latihan : memproduksi literature tertulis dalam bentuk notasi yang pernah dilatih dan dipelajari melalui latihan berulang kali. 3. Main melalui pendengaran : memproduksi secara aural sebuah lagu yang dipelajari melalui orientasi aural bernyanyi, imitasi, atau rekaman. Hasil reproduksi dapat berada pada pitch yang sama seperti aslinya atau berbeda. 4. Main melalui memori : mereproduksi secara aural sebuah lagu yang pernah dipelajari melalui notasi. Penyaji harus menguasai reproduksi notasi dengan pitch yang tepat sesuai tulisan yang dikehendaki komponisnya. Main lewat improvisasi : mempertunjukkan secara spontan sebuah formuasi materi musik secara kreatif. Improvisasi dapat melengkapi criteria musik yang sudah ada atau disengaja atau dikonstruksi secara bebas sesuai yang dikehendaki. Djohan 2009:204 Universitas Sumatera Utara 5. Metode Penelitian

5.1 Studi Kepustakaan. Dalam mencari informasi yang berhubungan dan mendukung dengan tulisan