Dalam kerja lapangan ini, penulis pertama sekali menentukan lokasi, maupun subjek yang akan diteliti untuk mendapatkan bahan-bahan teknik pengajaran Musik
Tradisional secara oral tradition maupun secara akademisi. Di dalam kerja lapangan yang dilakukan, key informan nya adalah Marsius Sitohang dengan melihat secara
langsung bagaimana beliau menggajarkan musik Tradisional Batak Toba pada mata kuliah Praktek Musik Nusantara Pilihan I,II,III dan melakukan recording secara
visual audio. Kerja laboratorium adalah mencari data-data dari berbagai referensi seperti
buku-buku, majalah, media cetak, maupun sagala tulisan yang berhubungan dengan beliau. Selain itu penulis juga barang tentu melakukan perbandingan terhadap bahan-
bahan yang didapat untuk menghasilkan tulisan yang valid.
5.3 Teknik Wawancara
Teknik wawancara digunakan untuk mendapatkan data yang konkret untuk medukung penelitian ini. Wawancara dilakukan pada informan pangkal maupun
informan kunci yang dengan mengacu pada koentjaraningrat pada Suwardi 2006 : 152-154 syarat-syarat yang penting dalam wawancara, yaitu:
1. Peneliti sebaiknya menghindari kata-kata dua atau banyak arti
2. Peneliti sebaiknya menghindaripertanyaan-pertayaan panjang,
yang sebenarnya mengandung banyak pertanyaan khusus. Pertanyaan panjang sebaiknya dipecah-pecah ke dalam
bagian-bagian dan ditanya secara bertahap.
3. Peneliti sebaiknya membuat pertanyaan sekongkret munkin
dengan petujuk, waktu dan lokasi yang konkrit. 4.
Sebaiknya peneliti megajukan pertanyaan dalam rangka pengamatan konkret dari si responden baca: informan;
5. Peneliti sebaiknya menyebut semua altenatif yang dapat
diberikan oleh responden baca: informan atas
pertanyaannya, atu sebaliknya jangan menyebut sesuatu yang alternative sama sekali.
6. Dalam wawancara mengenai pokok-pokok yang dapat
menbuat informan atau responde malu, caggung atau kagok ,
Universitas Sumatera Utara
maka peneiti sebaiknya mempergunakan istilah yang dapat menghaluskan konsep atau membuatnya netraleuphesisme.
7. Dalam wawancara mengenai pokok seperti sub 6, gaya
pertanyaan sebaiknya dinetralkan dengan kata-kata yang solah-olah menggalihkan kesalahannya kepada keadaan;
8. Dalam wawancara mengenai pokok sepertitersebut dalam sub
6,seorang peneiliti juga sebaiknya mempergunakan gaya pertanyaan yang tidak menyangkut informan atau responden
dengan masalahnya;
9. Dalam wawancara mengenai pokok-pokok seperti tersebut
dalam sub 6 dan 7, maka peneliti sebaiknya mengajukan pertanyaan yang terpaksa dijawab secara positiif, atau kalau
diingkari juag diingkari secara tegas;
10. Dalam wawancara dimana responden harus menilai orang
ketiga, sebaiknya peneliti menanyakan sifat yang positif maupun yang negative dari orang ketiga tersebut.
Koentjaraningrat dalamSuwardi 2006 : 151 menambahkan, menjalankan wawancara yang dapat menarik sebanyak mungkin keterangan dari informan dan
dapat menumbuhkan rapport yang sebaik-baiknya memang merupakan suatu kemampuan yang hanya dapat dicapai dengan banyak pengalaman. Melakukan suatu
wawancara biasanya amat terbatas oleh kemampuan tenaga, terutama dari responden, akan tetapi juga dari si peneliti. Menurut pengalaman pada umumnya,
tiga jam merupakan batas maksimum, kecuali kalau wawacara bersifat omong- omong dan ngobrol secara bebas. Untuk menghindari gejala kehabisan pertanyaan,
maka sebaikya sipeneliti mempersiapkan diri dengan suatu daftar yang menjadi pokok-pokok yang sebaiknya ditanyakan berhubungan dengan pokok yang menjadi
focus wawancara. Catatan yang mengandung daftar dari pokok-pokok untuk ditanyakan itulah yang disebut pedoman wawancara, atau interview guide.
Masalah pencatatan data wawancara merupakan juga suatu aspek utama yang sangat penting dalam wawancara, karena kalau pencatatan itu dilakuakan dengan
lima cara, ialah 1 pencatatan langsung, 2 pencatatan dari ingatan; 3 pencatatan
Universitas Sumatera Utara
dengan alat recording; 4 pencatatan dengn field rating;5 pencatatan dengan field coding.
Wawancara pembelajara ini dilakukan kepada pengajar maupun murid untuk melihat segala aspek persiapan,strategi dan metode yang dilakukan oleh si pengajar
maupun hasil yang didapat oleh murid, baik dalam masyarakat maupun dalam dunia pendidikan, dalam hal ini mengacu pada teknik pembelajaran yang dilakukan oleh
Marsius Sitohang kepada mahasiswa-mahasiswi dalam dunia akademis Universitas Sumatera Utara, Fak.Sastra, Departemen Etnomusikologi-Medan. dan juga terhadap
peserta didik dalam hal ini Mahasiswa yang mengambil mata kuliah Praktek Musik Nusantara Pilihan I,II,III uning-uningan dan gondang sabangunan.
5.4 Kerja Laboratorium