2. Ambasir
Embouchure berasal dari bahasa Perancis yang berarti “di dalam mulut” atau “meletakkan pada mulut”. Untuk ambasir, pemain flute lebih cocok kalau dikatakan “di luar
mulut’ out mouth. Ambasir pada sulim apabila dilihat ambasir pada flute, ada persamaan. Persamaannya adalah sama-sama side blown. Tetapi juga terdapat perbedaan, perbedaan
tersebut terdapat pada bentuk bibirnya. Pada flute bentuk bibir lebih melebar kesamping kanan kiri. Sedangkan pada ambasir sulim lebih bulat yang mana perbedaan tersebut
dapat dilihat sebagai berikut :
Contoh gambar ambasir pada flute :
Contoh ambasir pada sulim :
3. Lidah tonguing
Di dalam lidah pada teknik sulim sangat berperan besar yaitu untuk menghasilkan staccato dan loncatan0loncatan nada yang baik. Lidah disebut juga
tonguing yang terdapat pada sulim sama dengan yang terdapat pada flute. Tonguing ada dua yaitu single tonguing dan duble tonguing.
Universitas Sumatera Utara
a. Single tonguing dipakai untuk stacato dengan intervar nada yang
berdekatan yang terdapat pada teknik manggarutu dan teknik bunga- bunga improvisasi.
b. Double tonguing dipakai untuk stacato dengan interval nada yang
berjauhan. Misalnya pada nada C
1
– C
2
– atau D
1
- D
2
dan seterusnya yang teerdapat pada teknik mandila-dila dan teknik mangaroppol.
4. Pernafasan
Faktor pokok yang keempat dalam produksi nada adalah dukungan pernafasan. Masalah pernafasan adalah getaran diafragmatis.
Beberapa petunjuk mengenai sikap bernafas dengan diafragma : a.
Hiruplah udara melalui hidung, kemudian rasakan aliran udara melalui paru-paru menuju seluruh rongga perut, kemudian nafas
ditahan sesaat sambil memperhatikan kedua sisi rongga dada harus mengembang keluar.
b. Kemudian hembuskan nafas secara rata dan santai, dan arahkan aliran
udara dari rongga perut melalui paru-paru menuju rongga mulut sambil mengucapkan huruf “ S ”. Dalam menghirup udara otot-otot
kedua sisi rongga badan diusahakan mengembang secara maksimal. Produksi suara pada flute dengan pernafasan ini ada tiga cara meniup yaitu
dengan meiup cara biasa, meniup tekanan sedang dan meniup tekanan kuat. Efek suara yang dihasilkan berbeda-beda. Contoh nada G
1
, bila ditiup tekanan biasa menghasilkan nada G
1
, ditiup dengan tekanan sedang menghasilkan nada oktafnya yaitu G
2
dan bila ditiup dengan tekanan kuat menghasilkan nada kwinnya yaitu D
2
.
Universitas Sumatera Utara
Sementara pada sulim hanya mengenal dua cara meniup yaitu dengan meniup tekanan biasa dan meniup dengan tekanan sedang. Efek suara yang dihasilkan,
contoh pada nada C
1
, bila ditiup dengan tekanan biasa menghasilkan C
1
dan bila ditiup dengqan tekanan sedang menghasilkan nada oktafnya yaitu C
2
. Apabila dikaji dengan teliti mengenai teknik permainan yang terdapat pada
permainan sulim, maka akan dapat dilihat banyak yang muncul secara tidak sadar dari kalangan pemain sulim dan juga tidak diketahui istilah yang khusus terhadap
teknik permainan sulim tersebut. Oleh karena itu dalam tulisan ini, penulis hanya membahas beberapa teknik permainan yang sudah umum dikalangan pemain sulim
seperti yang disebutkan oleh Marsius Sitohang, yaitu : teknik mangarutu, teknik mandila-dila, teknik bunga-bunga dan teknik mangaroppol.
5. Manggarutu