Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II Persero Tanjung Morawa, 2009.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka dirumuskan masalah sebagai berikut, yaitu:
1. Bagaimana hubungan rasio likuiditas
current ratio dan quick ratio terhadap rasio profitabilitas
return on investment pada PT. Perkebunan Nusantara II Persero Tanjung Morawa tahun 2004-2008?
2. Bagaimana hubungan rasio leverage
debt to total quity ratio dan debt to total asset ratio terhadap rasio profitabilitas return on investment pada PT.
Perkebunan Nusantara II Persero Tanjung Morawa tahun 2004-2008?
C. Kerangka Konseptual
Kondisi keuangan dan kinerja perusahaan dipengaruhi oleh jenis pendanaan yang digunakan untuk modal operasional perusahaan. Sumber pendanaan modal
operasional perusahaan ada dua yaitu dari internal dan eksternal perusahaan. Pendanaan modal operasional dari eksternal ini berupa hutang jangka pendek yang
berkaitan dengan likuiditas dan hutang jangka panjang yang berkaitan dengan leverage.
Horne dan Wachowicz 2005: 313 menyebutkan adanya indikasi semakin besar likuiditas perusahaan, semakin kuat keseluruhan kondisi keuangan, dan semakin
besar laba perusahaan berarti semakin tinggi tingkat resiko pendanaan yang digunakan, yaitu pendanaan hutang semakin menarik dengan adanya perbaikan dalam
likuiditas.
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II Persero Tanjung Morawa, 2009.
Horne dan Wachowicz 2005: 313 mengemukakan bahwa ada dua dasar prinsip keuangan, yaitu:
1. Profitabilitas berbanding terbalik dengan likuiditas
2. Profitabilitas bergerak dalam garis lurus dengan resiko yaitu terdapat
keuntungan dengan kerugian antara resiko dengan pengembalian. Dalam mencapai profitabilitasnya yang lebih tinggi harus disadari bahwa resiko yang
dihadapi akan lebih besar. Perusahaan yang tidak dapat memperhitungkan tingkat modal kerja yang
memuaskan, maka perusahaan kemungkinan mengalami insolvency tak mampu
memenuhi kewajiban jatuh tempo dan bahkan mungkin terpaksa harus dilikuidasi. Aktiva lancar harus cukup besar untuk dapat menutup hutang lancar
current asset sedemikian rupa, sehingga menggambarkan adanya tingkat keamanan
margin safety yang memuaskan. Sementara itu, jika perusahaan menetapkan modal kerja yang
berlebih akan menyebabkan perusahaan overlikuid sehingga menimbulkan dana
mengaggur yang akan mengakibatkan inefisiensi perusahaan, dan membuang
kesempatan memperoleh laba. Selain masalah tingkat modal kerja, perusahaan juga dihadapkan pada masalah
penentuan sumber dana atau yang sering disebut struktur modal. Menurut Bringham dan Houston 2006: 5, kebijakan struktur modal melibatkan perimbangan
trade- off antara resiko dan tingkat pengembalian:
1. Menggunakan lebih banyak hutang leverage berarti memperbesar resiko yang
ditanggung pemegang saham. 2.
Menggunakan lebih banyak hutang leverage berarti memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan profitabilitas.
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II Persero Tanjung Morawa, 2009.
Pada dasarnya, jika perusahaan meningkatkan jumlah utang sebagai sumber dananya hal tersebut dapat meningkatkan resiko keuangan. Jika
perusahaan tidak dapat mengelola dana yang diperoleh dari utang secara produktif, hal tersebut dapat memberikan pengaruh yang negatif dan berdampak
terhadap menurunnya profitabilitas perusahaan karena beban bunga yang harus ditanggung meningkat. Sebaliknya, jika utang tersebut dapat dikelola dengan baik
dan digunakan untuk proyek investasi yang produktif, hal tersebut dapat memberikan pengaruh yang positif dan berdampak terhadap peningkatan
profitabilitas perusahaan.
Metode yang umum digunakan dalam evaluasi kinerja perusahaan adalah rasio profitabilitas yang membandingkan seluruh sumber yang digunakan dengan laba yang
diperoleh. Brigham dan Houston 2006: 107 mendefinisikan rasio profitabilitas adalah sekelompok rasio yang menunjukkan gabungan efek-efek dari likuiditas,
manajemen aktiva, dan hutang pada hasil-hasil operasi. Model pengukuran yang dipakai adalah analisis pengembalian investasi atau
return on investment ROI. Rasio ini membandingkan hasil yang dipeoleh dari operasi perusahaan dengan jumlah
investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut dapat diketahui bahwa rasio profitabilitas dipengaruhi oleh rasio likuiditas dan leverage. Kerangka pemikiran
yang telah diuraikan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II Persero Tanjung Morawa, 2009.
GAMBAR 1.1. Kerangka Konseptual Sumber: Brigham dan Houston 2006: 107. Data dimodifikasi.
D. Hipotesis