Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II Persero Tanjung Morawa, 2009.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan pada umumnya dalam melakukan kegiatan operasional perusahaannya bertujuan untuk menghasilkan laba yang maksimal serta dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Untuk itulah perusahaan membutuhkan dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering dihadapkan pada masalah penentuan sumber dana. Pemenuhan kebutuhan dana suatu perusahaan dapat dipenuhi dari sumber internal perusahaan, seperti keuntungan yang tidak dibagikan atau keuntungan yang ditahan di dalam perusahaan. Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan dapat juga dipenuhi dari sumber dana eksternal, seperti sumber dana yang berasal dari penjualan obligasi dan kredit dari bank Riyanto, 2001: 5. Jika perusahaan menggunakan lebih banyak sumber dana eksternal dibanding sumber dana internal maka perusahaan akan menghadapi banyak masalah. Penggunaan dana eksternal tersebut akan menyebabkan perusahaan menghadapi masalah yang berhubungan dengan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang. Kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya dikenal dengan istilah “likuiditas”, yang dapat diukur antara lain dengan menggunakan current ratio CR dan quick ratio QR. Sedangkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya apabila perusahaan dilikuidasi dikenal dengan istilah “solvabililas atau leverage”, yang dapat diukur antara lain dengan menggunakan Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II Persero Tanjung Morawa, 2009. debt to total equity ratio DER dan debt to total asset ratio DAR Harahap, 2008: 301-304. Perusahaan yang kekuatan membayarnya besar sehingga mampu untuk memenuhi seluruh kewajiban jangka pendeknya dikatakan perusahaan likuid, dan sebaliknya perusahaan yang tidak mempunyai kemampuan untuk membayar disebut illikuid. Perusahaan yang mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya disebut leveraged, dan sebaliknya jika aktiva tidak cukup atau lebih kecil daripada jumlah hutangnya, berarti perusahaan tersebut dalam keadaan unleveraged. Pada dasarnya, jika perusahaan meningkatkan jumlah hutang sebagai sumber dana, hal tersebut dapat meningkatkan resiko keuangan. Jika perusahaan tidak dapat mengelola dana yang diperoleh dari hutang dengan secara produktif, hal tersebut dapat memberikan pengaruh negatif dan berdampak terhadap menurunnya profitabilitas perusahaan. Sebaliknya jika hutang tersebut dapat dikelola dengan baik dan digunakan untuk proyek investasi yang produktif, hal tersebut dapat memberikan pengaruh yang positif dan berdampak terhadap peningkatan profitabilitas perusahaan. Rasio profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan. Profitabilitas merupakan sekelompok rasio yang memperlihatkan pengaruh gabungan dari likuiditas, manajemen aktiva, dan hutang terhadap hasil operasi Brigham dan Houston; 2006: 107. PT. Perkebunan Nusantara II Persero Tanjung Morawa bergerak di bidang usaha pertanian dan perkebunan, berusaha untuk memperoleh laba melalui pendayagunaan, pengelolaan perusahaan di bidang perkebunan, dengan mengusahakan Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II Persero Tanjung Morawa, 2009. lima budidaya komoditi unggulan yakni kelapa sawit, karet, kakao, tembakau dan tebu secara efisien dan ekonomis sehingga dapat mencapai produk yang memenuhi standart kualitas yang dibutuhkan oleh konsumen, serta melakukan diversifikasi usaha yang dapat mendukung kinerja perusahaan. Untuk pelaksanaan memperoleh laba, PT. Perkebunan Nusantara II Persero Tanjung Morawa menghadapi banyak masalah. Pada tahun 2005 perusahaan menaggung beban hutang terlalu berat sehingga hasil penjualan dari kegiatan operasional tidak mampu membayar hutang pokok dan bunga www.bisnis.com . Tahun 2006 perusahaan menderita kerugian dikarenakan perusahaan tetap mempertahankan tanaman tembakau meski bisnis komoditi itu merugi, dimana rata-rata penjualan produk tembakau berkisar Rp 70 milyar per tahun sementara biaya produksinya Rp 100 milyar www.suarakarya-online.com. Tahun 2007 perusahaan mengalami kerugian walaupun memiliki banyak aset www.inilah.com . Berdasarkan prasurvey yang dilakukan penulis diperoleh informasi fluktuasi aktiva lancar AL, total aktiva TA, hutang lancar HL, total hutang TH, dan laba setelah pajak Laba PT. Perkebunan Nusantara II Persero Tanjung Morawa selama tahun 2004-2008. Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II Persero Tanjung Morawa, 2009. TABEL 1.1. Fluktuasi Aktiva Lancar AL, Total Aktiva TA, Hutang Lancar HL, Total Hutang TH, dan Laba Setelah Pajak Laba PT. Perkebunan Nusantara II Persero Tanjung Morawa Tahun 2004 - 2008 dalam ribuan rupiah Ket 2004 2005 2006 2007 2008 Aktiva Lancar 438.541.518 434.398.762 405.045.152 413.684.307 486.829.962 Total Aktiva 1.586.136.626 1.706.963.105 1.713.596.546 1.816.740.697 2.035.108.155 Hutang Lancar 901.595.231 1.078.788.816 1.130.042.338 806.759.745 956.710.200 Total Hutang 1.908.129.330 1.282.868.582 1.644.412.905 1.709.641.420 1.906.836.682 Laba 44.853.669 68.325.213 64.734.779 48.284.288 21.172.194 Sumber: Laporan Keuangan PT. Perkebunan Nusantara II Persero Tanjung Morawa Tabel 1.1. menunjukkan bahwa AL mengalami penurunan dari tahun 2004 sampai tahun 2006 dan dari tahun 2007 sampai tahun 2008 mengalami peningkatan. TA mengalami peningkatan dari tahun 2004 sampai tahun 2008. HL mengalami peningkatan dari tahun 2004 sampai tahun 2006, tahun 2007 mengalami penurunan dan tahun 2008 mengalami peningkatan kembali. TH mengalami penurunan dari tahun 2004 sampai tahun 2005, dan mengalami peningkatan dari tahun 2006 sampai tahun 2008. Laba mengalami penurunan dari tahun 2004 sampai tahun 2005, tahun 2006 sampai tahun 2007 mengalami peningkatan, dan tahun 2008 mengalami penurunan. Berdasarkan gambaran tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Analisis Hubungan Rasio Likuiditas dan Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas Pada PT. Perkebunan Nusantara II Persero Tanjung Morawa”. Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II Persero Tanjung Morawa, 2009.

B. Perumusan Masalah