Analisis Hubungan Rasio Likuiditas Dan Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas Pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S1 EKSTENSI
MEDAN
ANALISI S HUB UNGAN RASIO LI KUIDITAS DAN
LEVERAGE TERHADAP RASIO PROFITABILITAS
PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II
(PERSERO) TANJUNG MORAWA
DRAFT SKRIPSI
OLEH:
HILDA ANGGARINI
060521128
MANAJEMEN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera Utara
2009
(2)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
ABSTRAK
Hilda Anggarini (2009) ”Analisis Hubungan Likuiditas dan Leverage
Terhadap Profitabilitas Pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung
Morawa” (dibawah bimbingan Dr. Isfenti Dadalia, MSi sebagai Dosen
Pembimbing, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE., MSi. sebagai Ketua Jurusan
Manajemen, Syafrizal Helmi, SE., MSi. dan Drs. Liasta Ginting, MSi. sebagai
Dosen Penguji).
Penelitian ini dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)
Tanjung Morawa yang berlokasi di Jl. Medan Tanjung Morawa Sumatera Utara.
Latar Belakang penelitian ini adalah fluktuasi rasio likuiditas (current ratio dan
quick ratio), leverage (debt to total equity ratio dan debt to total asset ratio) dan
profitabilitas (return on investment). PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)
Tanjung Morawa merupakan usaha di bidang pertanian dan perkebunan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan rasio likuiditas
(current ratio dan quick ratio), leverage (debt to total equity ratio dan debt to total
asset ratio) dan profitabilitas (return on investment) melalui analisis deskriptif dan
analisis korelasi Pearson selama periode 2004-2008.
Penelitian ini membuktikan bahwa likuiditas yang dihitung dengan
current ratio (CR) memiliki hubungan positif dan signifikan dan quick ratio (QR)
memiliki hubungan positif tetapi tidak signifikan terhadap rasio profitabilitas yang
dihitung dengan return on investment (ROI). Sedangkan leverage yang dihitung
dengan debt to total equity ratio (DER) dan debt to total asset ratio (DAR)
memiliki hubungan negatif dan tidak signifikan terhadap return on investment
(ROI).
Kata Kunci : Likuiditas, Current Ratio (CR), Quick Ratio (QR), Leverage, Debt
to Total Equity Ratio (DER), Debt to Total Asset Ratio (DAR),
Profitabilitas dan Return on Investment (ROI).
(3)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati, penulis menaikkan puji, hormat, dan
syukur kepada Sang Juruselamat Yesus Kristus, sumber pengetahuan dan
kebijaksanaan, karena atas anugerahNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini,
sebagai tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ekonomi,
Universitas Sumatera Utara. Adapun judul skripsi ini ”Analisis Hubungan Rasio
Likuiditas dan Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas Pada PT. Perkebunan
Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa”.
Penulis telah berusaha sebaik mungkin agar skripsi ini dapat selesai
dengan hasil yang baik. Namun karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman, penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi isi
maupun cara penyajian.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, juga selama mengikuti pendidikan di
Universitas Sumatera Utara, penulis banyak mendapatkan bimbingan, bantuan,
nasehat dan doa. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih yang tulus kepada:
1.
Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2.
Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE., MSi., selaku Ketua Departemen
Manajemen dan Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA., selaku Sekretaris Departemen
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3.
Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE., ME., selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan banyak bimbingan dan masukan sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
(4)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
4.
Bapak Syafrizal Helmi, SE., Msi. dan Bapak Drs. Liasta Ginting, Msi., selaku
Dosen Pembanding/Penguji.
5.
Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE., MSi., selaku Dosen Wali, seluruh
dosen yang telah mendidik penulis selama ini, serta pegawai perpustakaan
dan administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
6.
Bapak Berani Surbakti dan Staff PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)
Tanjung Morawa atas kerjasama yang baik selama ini.
7.
Orang tua penulis (Bapak Drs. S. Gintings, MM dan Ibu H. Depari) serta
saudara-saudara penulis atas kasih sayang, doa, dukungan, dan semangat
yang selalu diberikan dengan tidak putus-putusnya.
8.
Saudara-saudara penulis di gereja yang selalu menopang penulis dengan doa.
9.
Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
10.
Seluruh pihak yang telah memberikan dukungan tulus, yang terlewat oleh
penulis untuk disebutkan pada kesempatan ini. Kiranya Tuhan Memberkati!
Medan, Juni 2009
Hormat Penulis,
Hilda Anggarini
NIM: 060521128
(5)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
ABSTRAK ...iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah... 5
C. Kerangka Konseptual ... 5
D. Hipotesis ... 8
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9
F. Metode Penelitian
1. Batasan Operasional ... 9
2. Definisi Operasional Variabel ... 10
3. Lokasi Penelitian ... 11
4. Unit Analisis ... 12
5. Jenis Data ... 12
6. Teknik Pengumpulan Data ... 12
7. Metode Analisis Data ... 13
BAB II : URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu ... 16
B. Analisis Ratio ... 16
C. Likuiditas ... 17
D. Leverage ... 20
E. Profitabilitas ... 22
BAB III : GAMBARAN PERUSAHAAN
A.
Sejarah Singkat Perusahaan ... 26
B.
Visi dan Misi Perusahaan ... 27
C.
Bidang Usaha Perusahaan ... 28
D.
Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ... 29
E.
Profitabilitas ... 34
F.
Likuiditas ... 35
(6)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
BAB IV : ANALISIS DATA
A. Analisis Desktiptif ... 38
1. Analisis Likuiditas ... 38
2. Analisis Leverage ... 41
3. Analisis Profitabilitas... 44
B. Analisis Korelasi Pearson ... 46
1. Analisis Likuiditas terhadap Profitabilitas Perusahaan ... 47
2. Analisis Leverage terhadap Profitabilitas Perusahaan ... 53
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 61
B. Saran ... 52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
(7)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1. : Kerangka Konseptual ... 8
Gambar 4.1. : Fluktuasi Current Ratio PT. Perkebunan Nusantara II
(Persero) Periode 2004-2008 ... 39
Gambar 4.2. : Fluktuasi Quick Ratio PT. Perkebunan Nusantara II
(Persero) Periode 2004-2008 ... 40
Gambar 4.3. : Fluktuasi Debt to Total Equity Ratio PT. Perkebunan
Nusantara II (Persero) Periode 2004-2008 ... 42
Gambar 4.4. : Fluktuasi Debt to Total Asset Ratio PT. Perkebunan
Nusantara II (Persero) Periode 2004-2008 ... 43
Gambar 4.5. : Fluktuasi Return on Investment PT. Perkebunan
Nusantara II (Persero) Periode 2004-2008 ... 45
Gambar 4.6. : Fluktuasi Current Ratio dan Return on Investment
PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Periode 2004-2008 ... 48
Gambar 4.7. : Fluktuasi Quick Ratio dan Return on Investment
PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Periode 2004-2008 ... 51
Gambar 4.8. : Fluktuasi Debt to Total Equity Ratio dan Return on
Investment PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)
Periode 2004-2008 ... 54
Gambar 4.9. : Fluktuasi Debt to Total Asset Ratio dan Return on
Investment PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)
(8)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. :
Fluktuasi Aktiva Lancar, Total Aktiva, Hutang Lancar,
Total Hutang dan Laba Setelah Pajak pada PT. Perkebunan
Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa Tahun 2004-2008. ... 4
Tabel 1.2. :
Pedoman Untuk Memberikan Intepretasi Koefisien Korelasi ... 14
Tabel 4.1 :
Fluktuasi Current Ratio, Quick Ratio, Debt to Total Equity
Ratio, Debt to Total Asset Ratio dan Return on Investment
pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa
Tahun 2004-2008. ... 38
Tabel 4.2. :
Correlation ... 46
(9)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap perusahaan pada umumnya dalam melakukan kegiatan operasional perusahaannya bertujuan untuk menghasilkan laba yang maksimal serta dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Untuk itulah perusahaan membutuhkan dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering dihadapkan pada masalah penentuan sumber dana. Pemenuhan kebutuhan dana suatu perusahaan dapat dipenuhi dari sumber internal perusahaan, seperti keuntungan yang tidak dibagikan atau keuntungan yang ditahan di dalam perusahaan. Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan dapat juga dipenuhi dari sumber dana eksternal, seperti sumber dana yang berasal dari penjualan obligasi dan kredit dari bank (Riyanto, 2001: 5).
Jika perusahaan menggunakan lebih banyak sumber dana eksternal dibanding sumber dana internal maka perusahaan akan menghadapi banyak masalah. Penggunaan dana eksternal tersebut akan menyebabkan perusahaan menghadapi masalah yang berhubungan dengan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya (baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang).
Kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya dikenal dengan istilah “likuiditas”, yang dapat diukur antara lain dengan menggunakan current ratio (CR) dan quick ratio (QR). Sedangkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya apabila perusahaan dilikuidasi dikenal dengan istilah “solvabililas atau leverage”, yang dapat diukur antara lain dengan menggunakan
(10)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
debt to total equity ratio (DER) dan debt to total asset ratio (DAR) (Harahap, 2008: 301-304).
Perusahaan yang kekuatan membayarnya besar sehingga mampu untuk memenuhi seluruh kewajiban jangka pendeknya dikatakan perusahaan likuid, dan sebaliknya perusahaan yang tidak mempunyai kemampuan untuk membayar disebut illikuid. Perusahaan yang mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya disebut leveraged, dan sebaliknya jika aktiva tidak cukup atau lebih kecil daripada jumlah hutangnya, berarti perusahaan tersebut dalam keadaan unleveraged.
Pada dasarnya, jika perusahaan meningkatkan jumlah hutang sebagai sumber dana, hal tersebut dapat meningkatkan resiko keuangan. Jika perusahaan tidak dapat mengelola dana yang diperoleh dari hutang dengan secara produktif, hal tersebut dapat memberikan pengaruh negatif dan berdampak terhadap menurunnya profitabilitas perusahaan. Sebaliknya jika hutang tersebut dapat dikelola dengan baik dan digunakan untuk proyek investasi yang produktif, hal tersebut dapat memberikan pengaruh yang positif dan berdampak terhadap peningkatan profitabilitas perusahaan.
Rasio profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan. Profitabilitas merupakan sekelompok rasio yang memperlihatkan pengaruh gabungan dari likuiditas, manajemen aktiva, dan hutang terhadap hasil operasi (Brigham dan Houston; 2006: 107).
PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa bergerak di bidang usaha pertanian dan perkebunan, berusaha untuk memperoleh laba melalui pendayagunaan, pengelolaan perusahaan di bidang perkebunan, dengan mengusahakan
(11)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
lima budidaya komoditi unggulan yakni kelapa sawit, karet, kakao, tembakau dan tebu secara efisien dan ekonomis sehingga dapat mencapai produk yang memenuhi standart kualitas yang dibutuhkan oleh konsumen, serta melakukan diversifikasi usaha yang dapat mendukung kinerja perusahaan.
Untuk pelaksanaan memperoleh laba, PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa menghadapi banyak masalah. Pada tahun 2005 perusahaan menaggung beban hutang terlalu berat sehingga hasil penjualan dari kegiatan operasional tidak mampu membayar hutang pokok dan bunga 2006 perusahaan menderita kerugian dikarenakan perusahaan tetap mempertahankan tanaman tembakau meski bisnis komoditi itu merugi, dimana rata-rata penjualan produk tembakau berkisar Rp 70 milyar per tahun sementara biaya produksinya Rp 100 milyar (www.suarakarya-online.com). Tahun 2007 perusahaan mengalami kerugian walaupun memiliki banyak aset
Berdasarkan prasurvey yang dilakukan penulis diperoleh informasi fluktuasi aktiva lancar (AL), total aktiva (TA), hutang lancar (HL), total hutang (TH), dan laba setelah pajak (Laba) PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa selama tahun 2004-2008.
(12)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
TABEL 1.1.
Fluktuasi Aktiva Lancar (AL), Total Aktiva (TA), Hutang Lancar (HL), Total Hutang (TH), dan Laba Setelah Pajak (Laba)
PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa Tahun 2004 - 2008 ( dalam ribuan rupiah)
Ket 2004 2005 2006 2007 2008
Aktiva
Lancar 438.541.518 434.398.762 405.045.152 413.684.307 486.829.962 Total
Aktiva 1.586.136.626 1.706.963.105 1.713.596.546 1.816.740.697 2.035.108.155 Hutang
Lancar 901.595.231 1.078.788.816 1.130.042.338 806.759.745 956.710.200 Total
Hutang 1.908.129.330 1.282.868.582 1.644.412.905 1.709.641.420 1.906.836.682 Laba 44.853.669 (68.325.213) (64.734.779) 48.284.288 21.172.194 Sumber: Laporan Keuangan PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa
Tabel 1.1. menunjukkan bahwa AL mengalami penurunan dari tahun 2004 sampai tahun 2006 dan dari tahun 2007 sampai tahun 2008 mengalami peningkatan. TA mengalami peningkatan dari tahun 2004 sampai tahun 2008. HL mengalami peningkatan dari tahun 2004 sampai tahun 2006, tahun 2007 mengalami penurunan dan tahun 2008 mengalami peningkatan kembali. TH mengalami penurunan dari tahun 2004 sampai tahun 2005, dan mengalami peningkatan dari tahun 2006 sampai tahun 2008. Laba mengalami penurunan dari tahun 2004 sampai tahun 2005, tahun 2006 sampai tahun 2007 mengalami peningkatan, dan tahun 2008 mengalami penurunan.
Berdasarkan gambaran tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Analisis Hubungan Rasio Likuiditas dan Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas Pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung
(13)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka dirumuskan masalah sebagai berikut, yaitu:
1. Bagaimana hubungan rasio likuiditas (current ratio dan quick ratio) terhadap rasio profitabilitas (return on investment) pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa tahun 2004-2008?
2. Bagaimana hubungan rasio leverage (debt to total quity ratio dan debt to total asset ratio) terhadap rasio profitabilitas (return on investment) pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa tahun 2004-2008?
C. Kerangka Konseptual
Kondisi keuangan dan kinerja perusahaan dipengaruhi oleh jenis pendanaan yang digunakan untuk modal operasional perusahaan. Sumber pendanaan modal operasional perusahaan ada dua yaitu dari internal dan eksternal perusahaan. Pendanaan modal operasional dari eksternal ini berupa hutang jangka pendek yang berkaitan dengan likuiditas dan hutang jangka panjang yang berkaitan dengan leverage.
Horne dan Wachowicz (2005: 313) menyebutkan adanya indikasi semakin besar likuiditas perusahaan, semakin kuat keseluruhan kondisi keuangan, dan semakin besar laba perusahaan berarti semakin tinggi tingkat resiko pendanaan yang digunakan, yaitu pendanaan hutang semakin menarik dengan adanya perbaikan dalam likuiditas.
(14)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
Horne dan Wachowicz (2005: 313) mengemukakan bahwa ada dua dasar prinsip keuangan, yaitu:
1. Profitabilitas berbanding terbalik dengan likuiditas
2. Profitabilitas bergerak dalam garis lurus dengan resiko (yaitu terdapat keuntungan dengan kerugian antara resiko dengan pengembalian). Dalam mencapai profitabilitasnya yang lebih tinggi harus disadari bahwa resiko yang dihadapi akan lebih besar.
Perusahaan yang tidak dapat memperhitungkan tingkat modal kerja yang memuaskan, maka perusahaan kemungkinan mengalami insolvency (tak mampu memenuhi kewajiban jatuh tempo) dan bahkan mungkin terpaksa harus dilikuidasi. Aktiva lancar harus cukup besar untuk dapat menutup hutang lancar (current asset) sedemikian rupa, sehingga menggambarkan adanya tingkat keamanan (margin safety) yang memuaskan. Sementara itu, jika perusahaan menetapkan modal kerja yang berlebih akan menyebabkan perusahaan overlikuid sehingga menimbulkan dana mengaggur yang akan mengakibatkan inefisiensi perusahaan, dan membuang kesempatan memperoleh laba.
Selain masalah tingkat modal kerja, perusahaan juga dihadapkan pada masalah penentuan sumber dana atau yang sering disebut struktur modal. Menurut Bringham dan Houston (2006: 5), kebijakan struktur modal melibatkan perimbangan (trade-off) antara resiko dan tingkat pengembalian:
1. Menggunakan lebih banyak hutang (leverage) berarti memperbesar resiko yang ditanggung pemegang saham.
2. Menggunakan lebih banyak hutang (leverage) berarti memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan (profitabilitas).
(15)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
Pada dasarnya, jika perusahaan meningkatkan jumlah utang sebagai
sumber dananya hal tersebut dapat meningkatkan resiko keuangan. Jika
perusahaan tidak dapat mengelola dana yang diperoleh dari utang secara
produktif, hal tersebut dapat memberikan pengaruh yang negatif dan berdampak
terhadap menurunnya profitabilitas perusahaan karena beban bunga yang harus
ditanggung meningkat. Sebaliknya, jika utang tersebut dapat dikelola dengan baik
dan digunakan untuk proyek investasi yang produktif, hal tersebut dapat
memberikan pengaruh yang positif dan berdampak terhadap peningkatan
profitabilitas perusahaan.
Metode yang umum digunakan dalam evaluasi kinerja perusahaan adalah rasio profitabilitas yang membandingkan seluruh sumber yang digunakan dengan laba yang diperoleh. Brigham dan Houston (2006: 107) mendefinisikan rasio profitabilitas adalah sekelompok rasio yang menunjukkan gabungan efek-efek dari likuiditas, manajemen aktiva, dan hutang pada hasil-hasil operasi. Model pengukuran yang dipakai adalah analisis pengembalian investasi atau return on investment (ROI). Rasio ini membandingkan hasil yang dipeoleh dari operasi perusahaan dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut dapat diketahui bahwa rasio
profitabilitas dipengaruhi oleh rasio likuiditas dan leverage. Kerangka pemikiran
yang telah diuraikan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
(16)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
GAMBAR 1.1. Kerangka Konseptual
Sumber: Brigham dan Houston (2006: 107). Data dimodifikasi.
D. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:
1. Rasio likuiditas (current ratio dan quick ratio) memiliki hubungan yang signifikan terhadap rasio profitabilitas (return on investment) pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa.
2. Rasio leverage (debt to total equity ratio dan debt to total asset ratio) memiliki hubungan yang signifikan terhadap rasio profitabilitas (return on investment) pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa.
RASIO LIKUIDITAS
Current Ratio (X1)
Quick Ratio (X2)
RASIO LEVERAGE
Debt to Total Equity (X3)
Debt to Total Asset (X4)
RASIO PROFITABILITAS
(17)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dan manfaat dari penelitian ini: 1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini:
a. Untuk menganalisis hubungan rasio likuiditas terhadap rasio profitabilitas pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa.
b. Untuk menganalisis hubungan rasio leverage terhadap rasio profitabilitas pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini:
a. Bagi perusahaan: sebagai bahan masukan atau pertimbangan bagi perusahaan yang berupa saran-saran dalam menghadapi masalah yang mungkin muncul dalam kegiatan operasional perusahaan.
b. Bagi penulis: untuk menambah pengetahuan dalam bidang keuangan khususnya dalam analisis rasio likuiditas, leverage dan profitabilitas.
c. Bagi peneliti berikutnya: sebagai masukan bagi peneliti berikutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian tentang analisis rasio keuangan.
F. Metode Penelitian
1. Batasan Operasional
Adapun yang menjadi batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Laporan keuangan perusahaan yang digunakan adalah laporan keuangan tahunan selama periode tahun 2004-2008.
(18)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
b. Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah current ratio (CR) dan quick ratio (QR)
c. Rasio leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah debt to total equity ratio (DER) dan debt to total asset ratio (DAR)
d. Rasio profitabilitas yang digunakan pada penelitian ini adalah return on investment (ROI).
e. Penilaian hubungan rasio likuiditas dan leverage terhadap rasio profitabilitas dengan analisis korelasi Pearson dilakukan dengan menggunakan bantuan aplikasi Software SPSS 14.00 for Windows.
2. Definisi Operasional Variabel
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Return on investment (ROI) / Y
ROI adalah merupakan ukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan keseluruhan jumlah aktiva yang tersedia di dalam perusahaan (Brigham dan Houston, 2006: 107-109).
Aktiva
Total
Bersih
Laba
=
Investment
Total
on
Return
b. Current ratio (CR) / X1
CR menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya. CR ini merupakan perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar (Horne dan Wachowicz, 2005: 207-208).
Lancar
Hutang
Lancar
Aktiva
=
Ratio
Current
(19)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
c. Quick ratio (QR) / X2
QR menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva yang paling likuid (cepat) (Horne dan Wachowicz, 2005: 207-208).
Lancar
Hutang
Persediaan
-Lancar
Aktiva
=
Ratio
Quick
d. Debt to total equity ratio (DER) / X3
DER menunjukkan berapa besar bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang (Horne dan Wachowicz, 2005: 207-208).
Saham
Pemegang
Ekuitas
Hutang
Total
=
Ratio
Equity
Total
to
Debt
e. Debt to total asset ratio (DAR) / X4
DAR menunjukkan berapa besar bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin hutang. DAR ini merupakan perbandingan total aktiva dengan total hutang (Horne dan Wachowicz, 2005: 207-208).
Aktiva
Total
Hutang
Total
=
Ratio
Asset
Total
to
Debt
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian untuk menunjang penyusunan skripsi ini adalah PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, Jl. Medan Tanjung Morawa Sumatera Utara. Waktu penelitian direncanakan berlangsung dari Mei 2009 sampai dengan Juni 2009.
(20)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
4. Unit Analisis
Adapun yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah laporan keuangan PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa tahun 2004 sampai dengan tahun 2008.
5. Jenis Data
Penelitian ini menggunakan 2 jenis data, yaitu: a. Data primer
Data yang diperoleh dari wawancara dengan pihak-pihak yang berwenang memberikan informasi.
b. Data sekunder
Data yang diperoleh dari laporan keuangan PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, buku-buku referensi, internet, dan literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan topik bahasan penelitian.
6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis di dalam pengumpulan data adalah:
a. Studi dokumentasi melalui pengumpulan informasi yang bersumber dari laporan keuangan perusahaan, buku-buku ilmiah, dan literatur lainnya yang berkaitan dengan penelitian.
b. Wawancara yaitu dengan melakukan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang berwenang memberikan informasi.
(21)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
7. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Metode analisis deskriptif
Metode ini berguna untuk menganalisis tentang keadaan perusahaan melalui pengumpulan, penyusunan, serta menginterpretasikannya sehingga
memberi suatu gambaran atau keterangan yang jelas tentang masalah yang ditemukan.
b. Metode analisis korelasi Pearson
Analisis korelasi Pearson ditujukan untuk pasangan pengamatan data rasio yang menunjukkan hubungan yang linier (Situmorang, dkk, 2008: 47). Korelasi ini sering juga disebut Korelasi Product Moment. Menghitung nilai koefisien korelasi Pearson dapat dilakukan dengan menggunakan rumus:
( )( )
[
]
( )
[
N
X
X
]
[
N
Y
( )
Y
]
Y
X
-XY
N
r
22 2
2
2
xy2
∑
∑
∑
∑
∑
−
∑
∑
−
=
Koefisien korelasi besarnya antara -1 sampai +1. Tanda positif dan negatif menunjukkan arti atau arah dari hubungan koefisien korelasi tersebut. Korelasi positif nilainya berada diantara 0 sampai +1, nilai menjelaskan bahwa apabila ada suatu variabel naik maka akan menyebabkan kenaikan pada variabel yang lainnya dan sebaliknya. Korelasi negatif nilainya berada antara -1 sampai 0, nilai tersebut menjelaskan bahwa apabila suatu variabel naik maka variabel lainnya akan turun, dan sebaliknya. Untuk dapat memberikan interpretasi terdapat kuat atau lemahnya hubungan antar variabel, maka dapat digunakan Tabel 1.2.
(22)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
Tabel 1.2.
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199 Sangat Rendah 0,20 - 0,399 Rendah 0,40 - 0,599 Sedang 0,60 - 0,799 Kuat 0,80 - 1,000 Sangat Kuat Sumber: Sugiyono (2008: 184)
Pengujian Hipotesis:
Uji signifikansi korelasi Pearson digunakan untuk menunjukkan apakah secara individual variabel bebas (X) mempunyai hubungan yang signifikan atau tidak terhadap variabel terikat (Y).
Menurut Sugiyono (2008: 185), uji signifikansi korelasi product moment secara praktis tidak perlu dihitung, tetapi dapat dikonsultasikan pada tabel r product moment (Lampiran).
Dalam uji signifikansi korelasi Pearson ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan, yaitu:
(1) Bentuk Pengujian Ho : r = 0
Variabel bebas X (Likuiditas dan Leverage) tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan variabel terikat Y (Profitabilitas). Ha : r
≠
0Variabel bebas X (Likuiditas dan Leverage) mempunyai hubungan yang signifikan dengan variabel terikat Y (Profitabilitas).
(23)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
(2) Kriteria Pengambilan Keputusan
Nilai r hitung (rh) dapat dilihat dari nilai korelasi hasil perhitungan melalui aplikasi Software SPSS 14.00 for Windows. Nilai r tabel untuk n = 5 dengan taraf kesalahan (
∝
) = 5% diperoleh sebesar 0,878 (r tabel = 0,878).Jika r hitung lebih besar dari r tabel (rh < r tabel), maka H0 diterima, Ha ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (rh > r tabel ) maka Ha diterima.
(24)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
BAB II
URAIAN TEORITIS
A.
Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu dilakukan oleh Handayani (2008) dengan judul
”Hubungan Likuiditas Terhadap Profitabilitas pada PT. Pertamina (Persero) Unit
Pemasaran I Medan”. Penelitian tersebut meggunakan metode analisis deskriptif
dan korelasi Spearman dengan bantuan program
aplikasi Software SPSS 12.00 forWindows. Berdasarkan analisis korelasi Spearman dibuktikan bahwa current ratio
memiliki hubungan positif yang rendah dan tidak signifikan terhadap ROI; acid
test ratio memiliki hubungan negatif yang rendah dan tidak signifikan terhadap
ROI; dan cash ratio memiliki hubungan negatif yang rendah dan tidak signifikan
terhadap ROI.
Sianturi (2008) melakukan penelitian ”Analisis Hubungan Solvabilitas dan
Rentabilitas pada PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan”
menggunakan metode analisis deskriptif dan korelasi Pearson dengan bantuan
program aplikasi Software SPSS 12.00 for Windows. Kesimpulan penelitian
menunjukkan bahwa rentabilitas mempunyai hubungan yang positif dan tidak
signifikan terhadap solvabilitas.
B.
Analisis Ratio
Analisa laporan keuangan perusahaan pada dasarnya merupakan
perhitungan ratio-ratio untuk menilai keadaan keuangan perusahaan di masa lalu,
saat ini, dan kemungkinan di masa depan. Rasio Keuangan (Harahap; 2008: 297)
adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan
(25)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
keuangan dengan pos lain yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan
(berarti). Sedangkan menurut Djarwanto (2004: 143) rasio dalam analisis laporan
keuangan adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur
dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan.
Rasio keuangan dibagi menjadi lima rasio yang berbeda (Horne dan
Wachowicz; 2005: 205):
1.
Rasio Likuiditas, yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
2.
Rasio Leverage, yaitu rasio keuangan yang menunjukkan sejauh mana
perusahaan dibiayai melalui hutang.
3.
Rasio Cakupan, yaitu rasio yang menghubungkan beban keuangan
perusahaan dengan kemampuan untuk melayani atau membayarnya.
4.
Rasio Aktivitas, yaitu rasio yang mengukur seberapa efektifnya perusahaan
menggunakan aktivanya.
5.
Rasio Profitabilitas, yaitu rasio yang menghubungkan laba dengan penjualan
dan investasi.
C.
Likuiditas
Rasio likuiditas (Horne dan Wachowicz; 2005: 205) adalah rasio yang
mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Rasio ini membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber daya jangka
pendek (atau lancar) yang tersedia untuk memenuhi kewajiban tersebut.
Sedangkan menurut Munawir (2004: 31) likuiditas adalah menunjukkan
kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang
(26)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
harus dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangan pada saat ditagih. Sehingga dapat disimpulkan bahwa likuiditas adalah
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek
yang harus segera dipenuhi.
Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada
waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan “likuid”, dan perusahaan
dikatakan mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya apabila
perusahaan mempunyai alat pembayaran ataupun aktiva lancar yang lebih besar
daripada hutang lancarnya atau hutang jangka pendek. Sebaliknya jika perusahaan
tidak dapat dengan segera memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih,
berarti perusahaan dalam keadaan “illikuid”.
Likuiditas selalu dikaitkan dengan modal kerja. Horne dan Wachowicz
(2005: 313) mengemukakan bahwa ada dua dasar prinsip keuangan modal kerja,
yaitu:
3.
Profitabilitas berbanding terbalik dengan likuiditas
4.
Profitabilitas bergerak dalam garis lurus dengan resiko (yaitu terdapat
keuntungan dengan kerugian antara resiko dengan pengembalian). Dalam
mencapai profitabilitasnya yang lebih tinggi harus disadari bahwa resiko yang
dihadapi akan lebih besar.
Horne dan Wachowicz (2005: 313) menyebutkan adanya indikasi semakin
besar likuiditas perusahaan, semakin kuat keseluruhan kondisi keuangan, dan
semakin besar laba perusahaan berarti semakin tinggi tingkat resiko pendanaan
yang digunakan, yaitu pendanaan hutang semakin menarik dengan adanya
perbaikan dalam likuiditas.
(27)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
Menurut Horne dan Wachowicz (2005: 207-208), dua rasio likuiditas yang
umum digunakan yaitu:
1.
Current Ratio (Rasio Lancar)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban
jangka pendeknya dengan aktiva lancarnya. Formulasi dari current ratio (CR)
adalah sebagai berikut:
Lancar
Hutang
Lancar
Aktiva
=
Ratio
Current
Misalnaya diperoleh hasil bagi 3, dikatakan current ratio-nya 3 : 1 atau
300%. Artinya setiap Rp 1,00 hutang jangka pendek dijamin dengan Rp 3,00
aktiva lancar.
Dalam mengukur likuiditas yang penting bukan besar kecilnya perbedaan
aktiva lancar dengan hutang lancar melainkan harus dilihat pada
hubungannya atau perbandingannya yang mencerminkan kemampuan
mengembalikan hutang. Current ratio yang tinggi mungkin menunjukkan
adanya tingkat kebutuhan atau adanya unsur aktiva lancar yang rendah
likuiditasnya (seperti persediaan) yang berlebihan. Current ratio yang tinggi
tersebut memang baik bagi sudut pandang kreditur, tetapi dari sudut pandang
pemegang saham kurang menguntungkan karena aktiva lancar tidak
didayagunakan dengan efektif. Sebaliknya current ratio yang rendah relatif
lebih riskan, tetapi menunjukkan bahwa manajemen telah mengoperasikan
aktiva lancar secara efektif. Saldo kas dibuat minimum sesuai dengan tingkat
perputaran piutang dan persediaan diusahakan maksimum.
(28)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
2.
Quick Ratio (Rasio Cepat)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka pendek dengan aktiva yang paling likuid (cepat). Formulasi dari quick
ratio adalah sebagai berikut:
Lancar
Hutang
Persediaan
-Lancar
Aktiva
=
Ratio
Quick
Misalnya diperoleh hasil bagi 2, dikatakan quick ratio-nya 2:1 atau 200%.
Artinya setiap Rp 1,00 hutang jangka pendek dijamin dengan Rp 2,00 aktiva
lancar yang lebih likuid.
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena
menganggap persediaan memerlukan waktu lama untuk direalisir menjadi
kas, walaupun pada kenyataannya mungkin persediaan lebih likuid dari
piutang. Jika current ratio tinggi tapi quick ratio rendah, hal ini menunjukkan
adanya investasi yang sangat besar dalam persediaan.
D.
Leverage
Rasio leverage keuangan menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai
melalui hutang (Horne dan Wachowicz; 2005: 205). Rasio leverage disebut juga
rasio solvabilitas. Menurut Munawir (2004: 32) solvabilitas adalah kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut
dilikuidasikan, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. Pengertian
leverage dimaksudkan sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar semua
hutang-hutangnya (baik jangka pendek dan jangka panjang).
(29)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
Suatu perusahaan yang leveraged berarti bahwa perusahaan tersebut
mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua
utang-utangnya, tetapi tidak dengan sendirinya berarti bahwa perusahaan tersebut likuid.
Sebaliknya perusahaan yang unleveraged tidak dengan sendirinya bahwa
perusahaan tersebut adalah juga likuid. Dalam hubungan antara likuiditas dan
solvabilitas terdapat 4 kemungkinan yang dapat dialami perusahaan yaitu
(Munawir; 2004: 32):
1.
Perusahaan yang likuid dan solvabel
2.
Perusahaan yang likuid tetapi insovabel
3.
Perusahaan yang illikuid insovabel
4.
Perusahaan yang illikuid tetapi sovabel
Baik perusahaan yang insovabel maupun illikuid, kedua-duanya pada
suatu waktu akan menghadapi kesukaran finansial yaitu pada waktu tiba saatnya
untuk memenuhi kewajibannya. Perusahaan yang insovabel tetapi likuid tidak
segera dalam keadaan kesukaran finansial, tetapi perusahaan yang illikuid akan
segera dalam kesukaran karena segera menghadapi tagihan-tagihan dari
krediturnya. Perusahaan yang insovabel tapi likuid masih dapat bekerja dengan
baik, dan sementara itu masih mempunyai kesempatan waktu untuk memperbaiki
leveragenya. Tetapi apabila usahanya tidak berhasil, maka pada akhir perusahaan
tersebut akan menghadapi kesukaran juga.
Leverage selalu berkaitan dengan struktur modal. Menurut Bringham dan
Houston (2006: 5), kebijakan struktur modal melibatkan perimbangan (trade-off)
antara resiko dan tingkat pengembalian:
(30)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
3.
Menggunakan lebih banyak hutang (leverage) berarti memperbesar resiko
yang ditanggung pemegang saham.
4.
Menggunakan lebih banyak hutang (leverage) berarti memperbesar tingkat
pengembalian yang diharapkan (profitabilitas).
Menurut Horne dan Wachowicz (2005: 207-208), dua rasio leverage yang
umum digunakan yaitu:
1.
Debt to Equity Ratio
Ratio ini dihitung hanya dengan membagi total hutang perusahaan (termasuk
kewajiban jangka pendek) dengan ekuitas pemegang saham. Formulasi dari
debt to equity ratio adalah sebagai berikut:
Saham
Pemegang
Ekuitas
Hutang
Total
=
Ratio
Equity
Total
to
Debt
Misalnaya diperoleh hasil bagi 0,6, dikatakan debt to total equity ratio-nya
0,6 : 1 atau 60%. Artinya Rp 60,00 dari setiap rupiah modal sendiri
digunakan untuk menjamin hutang.
2.
Debt to Total Asset Ratio
Ratio ini dihitung hanya dengan membagi total hutang perusahaan dengan
total aktivanya. Formulasi dari debt to total asset ratio adalah sebagai berikut:
Aktiva
Total
Hutang
Total
=
Ratio
Asset
Total
to
Debt
Misalnya diperoleh hasil bagi 0,3, dikatakan debt to total asset ratio-nya 0,3 :
1 atau 30%. Artinya Rp 30,00 dari setiap rupiah aktiva digunakan untuk
menjamin hutang.
(31)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
Total hutang mencakup baik hutang lancar maupun hutang jangka panjang.
Kreditur lebih menyukai rasio hutang yang rendah karena semakin rendah
rasio ini, maka semakin besar perlindungan terhadap kerugian kreditur dalam
peristiwa likuidasi. Di sisi lain, pemegang saham akan menginginkan
leverage yang lebih besar karena akan lebih meningkatkan laba yang
diharapkan.
E.
Profitabilitas
Rasio profitabilitas menurut Harahap (2008: 304) menggambarkan
kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan
sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah
cabang, dan sebagainya. Sedangkan Brigham dan Houston (2006: 107)
mendefinisikan rasio profitabilitas adalah sekelompok rasio yang menunjukkan
gabungan efek-efek dari likuiditas, manajemen aktiva, dan hutang pada hasil-hasil
operasi.
Profitabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan
kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif, dengan demikian
profitabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan antara
laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal
perusahaan tersebut. Profitabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi
penggunaan modal dalam suatu perusahaan dengan membandingkan antara laba
dengan modal yang digunakan dalam operasi, oleh karena itu keuntungan yang
besar tidak menjamin atau bukan merupakan ukuran bahwa perusahaan tersebut
bekerja dengan efisien (Munawir, 2004:33).
(32)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
Menurut Brigham dan Houston (2006: 107-109) ada empat rasio
profitabilitas yang umum digunakan, yaitu:
1.
Profit Margin on Sales
Rasio ini mengukur jumlah laba bersih per nilai penjualan, dihitung dengan
membagi laba bersih dengan penjualan. Formulasi dari profit margin on sales
adalah sebagai berikut:
Penjualan
Bersih
Laba
=
Sales
on
Margin
Profit
Misalnya diperoleh hasil bagi 0,06 atau 6%. Artinya bahwa laba bersih
sesudah pajak yang dicapai adalah sebesar 6% dari volume penjualan.
2.
Basic Earning Power (BEP)
Rasio ini mengindikasikan kemampuan dari aktiva-aktiva perusahaan untuk
mendapatkan laba operasi; yang dihitung dengan membagi keuntungan
sebelum beban bunga dan pajak dengan total aktiva. Formulasi BEP adalah
sebagai berikut:
Aktiva
Total
Pajak
dan
Bunga
Sebelum
Bersih
Laba
=
Power
Earning
Basic
Misalnya diperoleh hasil bagi 0,03 atau 3%. Artinya bahwa laba sebelum
bunga dan pajak yang dicapai adalah sebesar 3% dari total aktiva.
3.
Return on Total Investment (ROI)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
mengelola aktivanya untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Return on
Investment bisa dihitung sebagai berikut :
Aktiva
Total
Bersih
Laba
=
Investment
Total
on
Return
(33)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
Misalnya diperoleh hasil bagi 0,06 atau 6%. Artinya bahwa penghasilan
bersih bersih yang diperoleh adalah sebesar 6% dari total aktiva.
4.
Return on Common Equity (ROE)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih
berdasarkan modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas
dari sudut pandang pemegang saham. Return on Total Equity dapat dihitung
sebagai berikut:
Biasa
Ekuitas
Biasa
Saham
Pemegang
Bersih
Laba
=
Equity
Common
on
Return
Misalnya diperoleh hasil bagi 0,09 atau 9%. Artinya bahwa tingkat return
yang diperoleh pemilik perusahaan atas modal yang diinvestasikan adalah
sebesar 9%.
(34)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
F. Sejarah Singkat Perusahaan
Perusahaan Perseroan PT Perkebunan II bergerak dibidang usaha pertanian dan perkebunan didirikan dengan Akte Notaris GHS Loemban Tobing, SH No. 12 tanggal 5 April 1976 yang diperbaiki dengan Akte Notaris No. 54 tanggal 21 Desember 1976 dan pengesahan Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan No. Y.A. 5/43/8 tanggal 28 Januari 1977 dan telah diumumkan dalam Lembaran Negara No. 52 tahun 1978 yang telah didaftarkan kepada Pengadilan Negeri Tingkat I Medan tanggal 19 Pebruari 1977 No. 10/1977/PT. Perseroan Terbatas ini bernama Perusahaan Perseroan (Perseroan) PT Perkebunan II disingkat “PT Perkebunan II" merupakan perubahan bentuk dan gabungan dari PN Perkebunan II dengan PN Perkebunan Sawit Seberang.
Pendirian perusahaan ini dilakukan dalam rangka pelaksanaan
ketentuan-ketentuan dalam Undang-Undang No. 9 tahun 1969, Peraturan Pemerintah No. 2
tahun 1969 tentang Perusahaan Perseroan dan Peraturan Pemerintah No. 28 tahun
1975. Mulai1984 menurut Keputusan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham,
Akte Pendirian tersebut diatas telah dirubah dan diterangkan dalam Akte Notaris
Imas Fatimah Nomor 94 tanggal 13 Agustus 1984 yang kemudian diperbaiki
dengan Akte Nomor 26 tanggal 8 Maret 1985 dengan persetujuan Menteri
Kehakiman Nomor C2-5013-HT.0104 tahun 1985 tanggal 14 Agustus 1985.
Sesuai dengan Keputusan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham tanggal 20
Desember 1990 Akte tersebut mengalami perubahan kembali dengan Akte Notaris
(35)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
Imas Fatimah Nomor 2 tanggal 1 April 1991 dengan persetujuan Menteri
Kehakiman Nomor C2-4939-HT.01.04TH-91 tanggal 20 September 1991.
Pada tanggal 11 Maret 1996 kembali diadakan reorganisasi berdasarkan nilai kerja dimana PT Perkebunan II dan PT Perkebunan IX yang didirikan dengan Akte Notaris GHS. Loemban Tobing, SH Nomor 6 tanggal 1 April 1974 dan sesuai dengan Akte Notaris Ahmad Bajumi, SH Nomor 100 tanggal 18 September 1983 dilebur dan digabungkan menjadi satu dengan nama PT Perkebunan Nusantara II yang dibentuk dengan Akte Notaris Harun Kamil, SH Nomor 35 tertanggal 11 Maret 1996. Akte pendirian ini kemudian disyahkan oleh Menteri Kehakiman RI dengan Surat Keputusan No. C2.8330.HT.01.01.TH.96 dan diumumkan dalam Berita Negera RI Nomor 81. Pendirian Perusahaan yang merupakan hasil peleburan PTP-II dan PTP-IX berdasarkan Peraturan Pemerintah Ri Nomor 7 tahun 1996. Kemudian pada tanggal 8 Oktober 2002 terjadi perubahan modal dasar perseroan sesuai Akte Notaris Sri Rahayu H. Prastyo, SH.1:34 PM 7/21/2008. Papua. Dua pabrik yang dimiliki berada di kabupaten Deli Serdang dan Langkat. Unit usaha yang dimiliki seperti empat rumah sakit, satu balai penelitian, satu riset/pengembangan tebu dan satu bengkel pusat.
G. Visi dan Misi Perusahaan
1. Visi
Mewujudkan PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) menjadi perusahaan agribisnis yang maju dan sehat serta memiliki daya saing yang kuat.
(36)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
2. Misi
a. Mempertahankan dan meningkatkan sumbangan sektor perkebunan bagi pendapatan nasional yang diperoleh dari produksi dan pemasaran dari berbagai jenis komoditi untuk konsumsi dalam negeri maupun luar negeri.
b. Menyediakan lapangan kerja untuk meningkatkan keejahteraan rakyat pada umumnya dan meningkatkan taraf hidup petani plasma/PIR dan petani tebu rakyat serta karyawan perkebunan pada khususnya.
c. Memelihara kekayaan khususnya dan menjaga kelestarian alam serta meningkatkan kesuburan tanah, sumber dan tatanan air.
H. Bidang Usaha Perusahaan
PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa memiliki 28 lokasi kebun, dua pabrik dan tujuh unit usaha. Kebun yang menjadi tanggung jawab PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) berada di kabupaten Deli Serdang, Sergei, Tapanuli Selatan, Langkat, dan Propinsi Papua.Budidaya yang ada di kebun tersebut seperti kelapa sawit, karet, kakao, tembakau dan tebu. yang berada di kabupaten Deli Serdang, Sergei, Tapanuli Selatan, Langkat, dan Propinsi Papua. Dua pabrik yang dimiliki berada di kabupaten Deli Serdang dan Langkat. Unit usaha yang dimiliki seperti empat rumah sakit, satu balai penelitian, satu riset/pengembangan tebu dan satu bengkel pusat.
(37)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
I. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas
Struktur organisasi merupakan suatu bagan yang menggambarkan pola hubungan kerja antara dua orang atau lebih dalam suatu susunan hirarki dan pertanggungjawaban untuk mencapai tujuan tertentu.
Pembagaian tugas dan tanggung jawab yang tercantum dalam struktur organisasi dimaksudkan agar masing-masing personil yang duduk dalam struktur organisasi memadukan keterampilan mereka dalam suatu kerja sama yang baik dan keserasian bertindak dalam pencapaian tujuan yang telah direncanakan.
Adapun pembagian tugas dari masing-masing bagian dalam struktur organisasi PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) adalah sebagai berikut:
1. RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)
RUPS adalah pimpinan tertinggi yang membawahi Dewan Komisaris, Direktur serta setingkat dibawahnya.
Tugas dan wewenang RUPS adalah :
a. Mengangkat dan memberhentikan Dewan Komisaris.
b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan penanggungan modal atas aset perusahaan dalam mencapai tujuan.
c. Mengawasi Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas yang telah dibebankan kepadanya oleh para pemegang saham.
2. Dewan Komisaris
Tugas Dewan Komisaris adalah:
a. Melaksanakan pengawasan terhadap kebijakan Direksi dalam melaksanakan pengurusan perseroan.
(38)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
b. Memberi nasehat kepada Direksi termasuk melaksanakan Rencana Jangka Panjang Perusahaan, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan.
c. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar dan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Direktur Utama
Bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham dan Dewan Komisaris. 4. Direktur Produksi
Bertanggung jawab kedalam kepada Direktur Utama, keluar kepada Rapat Umum Pemegang Saham dan Dewan Komisaris yang mengelola bidang tanaman, produksi, teknik dan teknologi, pengolahan dan sarana lainnya yang berkaitan dengan fungsinya.
5. Direktur Keuangan
Bertanggung jawab kedalam kepada Direktur Utama, keluar kepada Rapat Umum Pemegang Saham dan Dewan Komisaris yang mengelola bidang pengadaan, keuangan dan akuntansi.
6. Direktur SDM/Umum
Bertanggung jawab kedalam kepada Direktur Utama, keluar kepada Rapat Umum Pemegang Saham dan Dewan Komisaris yang mengelola bidang pembinaan dan pengembangan Sumber Daya Manusia, masalah hubungan antara kerja dan sosial umum.
(39)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
7. Direktur Pemasaran & Renbang
Bertanggung jawab kedalam kepada Direktur Utama, keluar kepada Rapat Umum Pemegang Saham dan Dewan Komisaris yang mengelola bidang pemasaran dan pengembangan.
8. Bagian Sekertariat
Berfungsi sebagai pembantu Direksi dibidang-bidang yang berhubungan administrasi Sekretariat Direksi, dan masalah protokol serta humas.
9. Bagian Satuan Pengewasan Intern
Membantu Direktur Utama dalam mengadakan penilaian atas sistem pengendalian pengelolaan (manajemen) dan pelaksanaannya dibidang-bidang tanaman, teknik dan teknologi, keuangan, SDM dan umum, pemasaran dan pengadaan serta memberikan saran-saran perbaikan.
10. Bagian Perencanaan & Pengkajian
Membantu dalam melaksanakan penilaian atas sistem pengendalian/pengelolaan (manajemen) dan pelaksanaanya di bidang tanaman, teknik dan teknologi, keuangan, SDM dan Umum, pemasaran dan pengadaan serta mamberikan saran-saran perbaikan.
11. Bagian Tanaman
Membantu Direktur Produksi dalam menyelengarakan pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan produksi, pemeliharaan tanaman, investasi tanaman serta peremajaan, rehabilitasi, konversi, diversifikasi, pupuk, dan bahan pertanian dari gudang ke lapangan dan hasil tanaman pabrik kebun.
(40)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
12. Bagian Pengembangan
Membantu Direksi dalam melaksanakan pengembangan dibidang tanaman. 13. Bagian Pembiayaan
Membantu Direksi dalam menyelengarakan pengadaan sumber dan penggunaan dana.
14. Bagian Akuntansi dan Teknologi Informasi
Membantu Direksi dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dibidang akuntansi manajemen, verifikasi/inspeksi, teknologi dan informasi dan kelengkapan pendukungnya.
15. Bagian Pengadaan
Membantu Direksi dalam merencanakan dan mengawasi pelaksanaan pengadaan barang-barang lokal maupun impor.
16. Bagian Pemasaran
Membantu Direksi dalam merencanakan dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang berhubungan dengan komoditi primer yang meliputi kelapa sawit, karet, kakao, tembakau dan tebu.
17. Bagian Sumber Daya Manusia
Membantu Direksi dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang mencakup kegiatan administrasi karyawan, pensiun karyawan dan pemenuhan sosial dan kesejahteraan serta hubungan antar kerja. Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam pengembangan Sumber Daya Manausia yang mencakup kegiatan pendidikan dan latihan, keselamatan dan kesehatan kerja dan pelayanan kesehatan.
(41)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
18. Bagian Umum
Membantu Direktur SDM/Umum yang berhubungan dengan masalah umum Rumah Tangga Kantor Direksi.
19. Bagian Hukum dan Pertanahan
Membantu Direksi SDM/Umum dalam melaksanakan masalah hukum dan agraria. 20. Bagian Teknik dan Pengol. Tanaman Semusim
Membantu Direktur Produksi dalam melaksanakan pekerjaan tanaman semusim yang berhubungan dengan mesin-mesin/instalasi listrik dan bangunan. Melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan pengolahan, melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam melaksanakan sistem dan prosedur yang dapat mempertahankan dan meningkatkan produksi dan kinerja lingkungan.
21. Bagian Teknik dan Pengol. Tanaman Tahunan
Membantu Direktur Produksi dalam melaksanakan pekerjaan tanaman tahunan yang berhubungan dengan meisn-mesin/instalasi dan bangunan. Melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan pengolahan, melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam melaksanakan sistem dan prosedur yang dapat mempertahankan dan meningkatkan mutu produksi dan kinerja lingkungan.
22. Bagian Pengendalian Mutu dan Lingkungan Hidup
Membantu Direksi melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam melaksanakan sistem dan prosedur yang dapat mempertahankan produksi dan kinerja lingkungan.
(42)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
Merupakan aparat/alat perusahaan untuk menghasilkan komoditi kelapa sawit, karet, kakao, tembakau, tebu dan jasa-jasa lainnya untuk mencapai tujuan perusahaan.
J. Profitabilitas
Perhitungan profitabilitas menggunakan rasio return on investment dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 dapat dihitung sebagai berikut:
Aktiva
Total
Bersih
Laba
Investment
Total
on
Return
=
%
83
,
2
%
100
626.440
1.586.136.
.179
44.853.669
2004
Tahun
=
×
=
%
00
,
4
%
100
105.652
1.706.963.
3.267)
(68.325.21
2005
Tahun
−
=
×
=
%
78
,
3
%
100
546.806
1.713.596.
9.219)
(64.734.77
2006
Tahun
−
=
×
=
%
66
,
2
%
100
697.406
1.816.740.
.464
48.284.288
2007
Tahun
=
×
=
%
04
,
1
%
100
155.059
2.035.108.
.928
21.172.194
2008
Tahun
=
×
=
(43)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
K. Likuiditas
Perhitungan likuiditas menggunakan current ratio dan quick ratio dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 dapat dihitung sebagai berikut:
1. Current Ratio
Lancar
Hutang
Lancar
Aktiva
=
Ratio
Current
%
64
,
48
%
100
1.594
901.595.23
8.162
438.541.51
2004
Tahun
=
×
=
%
27
,
40
%
100
816.442
1.078.788.
2.430
434.398.76
2005
Tahun
=
×
=
%
84
,
35
%
100
338.286
1.130.042.
2.179
405.045.15
2006
Tahun
=
×
=
%
28
,
51
%
100
5.970
806.759.74
7.618
413.684.30
2007
Tahun
=
×
=
%
89
,
50
%
100
0.655
956.710.20
2.453
486.829.96
2008
Tahun
=
×
=
2. Quick Ratio
Lancar
Hutang
Persediaan
-Lancar
Aktiva
=
Ratio
Quick
%
80
,
13
%
100
1.594
901.595.23
5.930
314.110.58
8.162
438.541.51
2004
Tahun
=
×
=
(44)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
%
51
,
13
%
100
816.442
1.078.788.
8.761
288.678.81
2.430
434.398.76
2005
Tahun
=
×
=
%
18
,
12
%
100
338.286
1.130.042.
5.641
267.455.83
2.179
405.045.15
2006
Tahun
=
×
=
%
77
,
15
%
100
5.970
806.759.74
8.112
286.452.58
7.618
413.684.30
2007
Tahun
=
×
=
%
06
,
14
%
100
0.655
956.710.20
6.588
352.364.00
2.453
486.829.96
2008
Tahun
=
×
=
L. Rasio Leverage
Perhitungan leverage menggunakan debt to total equity ratio dan debt to total asset ratio dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 dapat dihitung sebagai berikut: 1. Debt to Total Equity Ratio
Saham
Pemegang
Ekuitas
Hutang
Total
=
Ratio
Equity
Total
to
Debt
%
56
,
226
%
100
8.462
484.694.25
330.818
1.098.129.
2004
Tahun
=
×
=
%
11
,
308
%
100
5.195
416.369.04
582.609
1.282.868.
2005
Tahun
=
×
=
%
91
,
2795
%
100
.854
58.814.988
905.798
1.644.412.
2006
Tahun
=
×
=
%
31
,
1596
%
100
7.318
107.099.27
420.088
1.709.641.
2007
Tahun
=
×
=
(45)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
%
56
,
1486
%
100
2.246
128.271.47
682.813
1.906.836.
2008
Tahun
=
×
=
2. Debt to Total Asset Ratio
Aktiva
Total
Hutang
Total
=
Ratio
Equity
Total
to
Debt
%
23
,
69
%
100
626.440
1.586.136.
330.818
1.098.129.
2004
Tahun
=
×
=
%
16
,
75
%
100
105.652
1.706.963.
582.609
1.282.868.
2005
Tahun
=
×
=
%
96
,
95
%
100
546.806
1.713.596.
905.798
1.644.412.
2006
Tahun
=
×
=
%
10
,
94
%
100
697.406
1.816.740.
420.088
1.709.641.
2007
Tahun
=
×
=
%
70
,
93
%
100
155.059
2.035.108.
682.813
1.906.836.
2008
Tahun
=
×
=
(46)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
BAB IV
ANALISIS DATA DAN EVALUASI
G. Analisis Deskriptif
Dalam bab ini dilakukan analisis dan evaluasi rasio likuiditas dan leverage terhadap profitabilitas dari PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa dengan teori-teori yang diperoleh dari buku-buku maupun bahan-bahan kuliah serta juga petunjuk yang diberikan oleh pembimbing. Untuk melakukan analisis terhadap rasio likuiditas dan leverage terhadap profitabilitas perusahan, penulis mengambil data-data yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008.
Tabel 4.1.
Fluktuasi Current Ratio (CR), Quick Ratio (QR), Debt to Total Equity Ratio (DER), Debt to Total Asset Ratio (DAR), dan Return on Investment (ROI)
PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa Tahun 2004 - 2008 (Dalam Persen)
RATIO 2004 2005 2006 2007 2008
Current Ratio 48,64 40,27 35,84 51,28 50,89
Quick Ratio 13,80 13,51 12,18 15,77 14,06
Debt to Total Equity Ratio 226,56 308,11 2795,91 1596,31 1486,56
Debt to Total Asset Ratio 69,53 75,16 95,96 94,10 93,70
Return on Investment 2,83 -4,00 -3,78 2,66 1,04
Sumber: Laporan Keuangan PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa (data diolah)
1. Analisis Likuiditas
Fluktuasi likuiditas pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Mo awa digambarkan dalam Gambar 4.1. untuk Current Ratio dan Gambar 4.2. untuk Quick Ratio.
(47)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
48,64
40,27
35,84
51,28 50,89
0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00
2004 2005 2006 2007 2008
TAHUN
PER
SEN
T
A
SE
Current Ratio
GAMBAR 4.1. Fluktuasi Current Ratio (dalam persen) PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Periode 2004-2008
Sumber: Tabel 4.1.
Current ratio (CR) menunjukkan seberapa besar aktiva lancar dapat menutupi hutang lancar. CR diperoleh dari aktiva lancar dibagi hutang lancar. Semakin tinggi CR cenderung semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar tagihannya, dan sebaliknya semakin rendah CR semakin kecil kemampuan perusahaan untuk membayar tagihannya. CR PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Tahun 2004 CR sebesar 48,64% artinya setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin oleh Rp 0,4846 aktiva lancar. Menurunnya CR di tahun 2005 dan 2006 sebesar 8,37% dan 4,43% menjadi 40,27% dan 35,84% disebabkan oleh menurunya aktiva lancar yang disertai dengan meningkatnya hutang lancar. Aktiva lancar di tahun 2005 dan 2006 mengalami penurunan sebesar Rp 4.142.755.732,00 (0,94%) dan Rp 29.353.610.251,00 (6,76%). Sedangkan hutang lancar mengalami peningkatan sebesar Rp 177.193.584.848,00 (19,65%) dan Rp 51.253.521.844,00 (4,75%). Tahun 2007 CR meningkat cukup drastis sebesar 15,44% menjadi 51,28%. CR menurun kembali di tahun 2008 menjadi 50,89% yang disebabkan oleh
(48)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
meningkatnya hutang lancar yang sangat besar dibandingkan dengan meningkatnya aktiva lancar. Peningkatan hutang lancar sebesar Rp 149.950.454.685,00 (18,59%) dan peningkatan aktiva lancar sebesar Rp 73.145.654.835,00 (17,68%).
13,80 13,51
12,18
15,77
14,06
0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00 18,00
2004 2005 2006 2007 2008
TAHUN
PER
SEN
T
A
SE
Quick Ratio
GAMBAR 4.2. Fluktuasi Quick Ratio (dalam persen) PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Periode 2004-2008
Sumber: Tabel 4.1.
Quick ratio (QR) menunjukkan seberapa besar aktiva lancar yang paling likuid dapat menutupi hutang lancar. Semakin tinggi QR maka semakin mampu perusahaan membayar tagihannya dan sebaliknya semakin rendah QR semakin kurang mampu perusahaan untuk membayar tagihannya. QR PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa juga mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. QR tahun 2004 yaitu 13,80% artinya setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin oleh Rp 0,1380 aktiva lancar yang paling likuid. QR mengalami penurunan di tahun 2005, 2006 dan 2008 sebesar 0,29%, 1,33%, dan 1,71%. Penurunan QR di tahun 2005 dan 2008 disebabkan oleh meningkatnya hutang lancar yang lebih besar dibandingkan dengan meningkatnya aktiva lancar yang paling likuid. Hutang
(49)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
lancar meningkat sebesar Rp 177.193.584.848,00 (19,65%) di tahun 2005 dari Rp 901.595.231.594,00 menjadi Rp 1.078.788.816.422,00, dan Rp 149.950.454.685 (18,59%) di tahun 2008 dari Rp 806.759.745970,00 menjadi Rp 956.710.200.655,00 sedangkan aktiva lancar yang paling likuid meningkat sebesar Rp 21.289.011.437,00 (17,11%) di tahun 2005 dari Rp 124.430.932.232,00 menjadi Rp 145.719.943.669,00 dan Rp 7.234.236.359,00 (5,69%) di tahun 2008 dari Rp 127.231.719.506,00 menjadi Rp 134.365.955.865,00. Penurunan QR di tahun 2006 disebabkan oleh menurunya aktiva lancar yang paling likuid dan disertai meningkatnya hutang lancar. Aktiva lancar yang paling likuid menurun sebesar Rp 8.130.627.131,00 (5,58%) dari Rp 145.719.943.669,00 menjadi Rp 137.589.316.538,00 dan hutang lancar meningkat sebesar Rp 51.253.521.844,00 (4,74%) dari Rp 806.759.745.970,00 menjadi Rp 956.710.200.655,00.
2. Analisis Leverage
Fluktuasi leverage pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa digambarkan dalam Gambar 4.3. untuk Debt to Total Equity Ratio untuk dan Gambar 4.4. untuk Debt to Total Asset Ratio.
(50)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
226,56 308,11
2795,91
1596,31 1486,56
0,00 500,00 1000,00 1500,00 2000,00 2500,00 3000,00
2004 2005 2006 2007 2008
TAHUN
PER
SEN
T
A
SE
Deb t to Total Equity Ratio
GAMBAR 4.3. Fluktuasi Debt to Total Equity Ratio (dalam persen) PT.Perkebunan Nusantara II (Persero) Periode 2004-2008 Sumber: Tabel 4.1.
Debt to total equity ratio (DER) menunjukkan seberapa besar bagian dari modal sendiri dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang. DER diperoleh dari totaal hutang dibagi modal sendiri.. Semakin rendah DER cenderung semakin besar pendanaan perusahaan yang disediakan pemegang saham. DER PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. DER di tahun 2004 sebesar 226,56%. Tahun 2005 DER mengalami kenaikan sebesar 81,55% menjadi 308,11% yang disebabkan oleh meningkatnya total hutang sebesar 20,49% (Rp 184.739.251.791,00) dan menurunnya total modal sendiri sebesar 14,10% (Rp 68.325.213.267,00). Peningkatan DER yang cukup drastis di tahun 2006 sebesar 2487,80% menjadi 2795,91%, disebabkan oleh peningkatan total hutang sebesar 33,51% (Rp 361.544.323.189,00) sementara total modal sendiri mengalami penurunan sebesar 85,87% (Rp 357.554.056.341,00). DER mulai menurun di tahun 2007 sebesar 1199,60% menjadi 1596,31% dikarenakan peningkatan total modal sendiri yang drastis sebesar 82,10% (Rp 48.284.288.464,00) dan peningkatan total hutang hanya
(1)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
kebijakan modal. Tahun 2005, DAR dan ROI menunjukkan pergerakan yang tidak sama dimana DAR mengalami peningkatan sebesar 5,63% dan ROI mengalami penurunan sebesar 6,83. Peningkatan DAR disebabkan oleh meningkatnya hutang lancar berupa panjar penjualan, hutang lain-lain dan beban yang masih harus dibayar. ROI mengalami penurunan yang disebabkan oleh tidak adanya pendapatan luar usaha yang diperoleh, tetapi harus menanggung beban luar usaha, dibebankannya pajak ekspor dan harga pokok penjualan untuk komoditi kakao, tembakau dan gula lebih tinggi dari penjualannya Hal ini menyebabka perusahaan harus mengaggung kerugian cukup besar.
DAR dan ROI mengalami pergerakan yang sama di tahun 2006 dimana DAR dan ROI mengalami peningkatan sebesar 20,80% dan 0,22%. Peningkatan DAR juga disebabkan oleh meningkatnya hutang jangka panjang berupa kewajiban baru PT. Perkebunan Nusantara II yang harus ditanggung sesuai ketentuan Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan 2004 (PSKA-24) yaitu membebankan kewajiban imbalan kerja. Peningkatan ROI disebabkan adanya peningkatan penjualan lokal dan harga pokok penjualan yang menurun sehingga laba kotor penjualan dan laba bersih penjualan meningkat.
Tahun 2007 DAR dan ROI mengalami pergerakan yang tidak sama lagi, dimana DAR mengalami penurunan sebesar 1,86% dan ROI mengalami peningkatan sebesar 6,44%. DAR mengalami penurunan disebabkan oleh meningkatnya aktiva lancar (kas dan persediaaan), aktiva tetap (tanaman menghasiklan, mesin dan perlengkapan pabrik dan aktiva lain-lain (piutang Pemerintah Provinsi Suamtera Utara). Peningkatan ROI disebabkan oleh
(2)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
tidak dikenakannya pajak ekspor untuk penjualan ekspor, meningkatnya penjualan lokal, dan adanya penerimaan pendapatan luar usaha seperti diskon bunga Bank Mandiri.
Pergerakan yang sama antara DAR dan ROI terjadi kembali di tahun 2008, dimana DAR dan ROI mengalami penurunan sebesar 0,40% dan 1,62%. Penurunan DAR disebabkan oleh besarnya peningkatan aktiva lancar seperti kas, persediaan, dan biaya dibayar dimuka. Penurunan ROI disebabkan oleh menurunnya penjualan ekspor dan biaya lain-lain yang meningkat (seperti: biaya pensiun karyawan dan pengobatan karyawan pensiun).
Jadi, secara umum DAR dan ROI memiliki hubungan negatif sangat lemah dan tidak signifikan disebabkan meningkatnya total hutang yang lebih besar tanpa disertai maupun disertai meningkatnya total aktiva menyebabkan DAR meningkat dan meningkatnya harga pokok penjualan, biaya lain-lain dan biaya luar usaha yang lebih besar tanpa disertai maupun disertai meningkatnya penjualan dan pendapatan luar usaha menyebabkan ROI juga menurun.
(3)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
M. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil analisis hubungan rasio likuiditas dan leverage terhadap profitabilitas pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa yaitu:
1. Likuiditas
Current ratio (CR) mempunyai hubungan yang positif yang sangat kuat dan signifikan terhadap return on investment (ROI). Jika CR mengalami kenaikan atau penurunan, maka biasanya ROI akan mengalami hal yang sama. Quick Ratio (QR) mempunyai hubungan yang positif kuat, tetapi hubungan tersebut tidak signifikan terhadap return on investment (ROI). Jika QR mengalami kenaikan atau penurunan belum tentu ROI mengalami kenaikan atau penurunan.
2. Leverage
Debt to total equity ratio (DER) memiliki hubungan negatif rendah dan tidak signifikan terhadap ROI. Artinya, apabila DER mengalami peningkatan belum tentu ROI akan mengalami penurunan dan sebaliknya apabila DER mengalami penurunan belum tentu ROI akan mengalami peningkatan. Debt to total asset ratio (DAR) memiliki hubungan negatif yang sangat lemah dan tidak signifikan terhadap ROI. Artinya, apabila DAR mengalami peningkatan belum tentu ROI akan mengalami penurunan, dan sebaliknya apabila DAR mengalami penurunan belum tentu ROI akan mengalami peningkatan.
(4)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
N. Saran
Saran dari hasil analisis hubungan likuiditas dan leverage terhadap profitabilitas pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa yaitu:
1. PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) sebaiknya terus meningkatkan penggunaan aktiva lancar sehingga dengan penggunaan aktiva lancar yang efektif dapat mengurangi penggunaan hutang yang pada akhirnya meningkatkan produktivitas.
2. Perkebunan Nusantara II (Persero) sebaiknya terus meningkatkan penggunaan hutang-hutangnya (leverage) sehingga tidak terjadi dana yang menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi biaya bunga dan meningkatkan profitabilitas.
3. PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) dalam meningkatkan profitabilitasnya juga dapat dilakukan melalui peningkatan produksi dengan harapan adanya peningkatan penjualan baik ekspor maupun impor serta menekan harga pokok penjualan dan biaya usaha (biaya penjualan, bunga dan administrasi). Selain itu, profitabilitas dapat ditingkatkan melalui peningkatan pendapatan lain-lain dan pendapatan luar usaha serta menekan biaya lain-lain dan biaya luar usaha.
4. Perlu dilakukan program pengendalian biaya (cost reduction) yaitu dengan melakukan analisis titik impas (breakeven analysis). Penggunaan yang tepat dari analisis impas dapat membantu menentukan berapa besar volume penjualan yang harus dicapai dari produk perusahaan agar mencapai laba.
(5)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.
DAFTAR PUSTAKA
Bringham, Eugene F dan Houston, J. Fred. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jilid Satu. Jakarta: Erlangga
Djarwanto, Ps. 2004. Pokok-Pokok Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE
Handayani, Puteri. 2008. Hubungan Likuiditas Terhaap Profitabilitas Pada PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan. Program Sarjana.Universitas Sumatera Utara. Medan.
Harahap, Sofyan S. 2008. Analisis Kritis Laporan Keuangan. Edisi Ketujuh. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Horne, James C. dan Wachowicz, John M.. 2005 Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Buku Satu. Edisi Kedua belas. Jakarta: Salemba Empat
Munawir, S. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty.
Sianturi, Pontas. 2008. Analisis Hubungan Solvabilitas Dengan Rentabilitas Pada PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan. Program Sarjana. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Situmorang, Syafrizal H., dkk.. 2008. Analisis Data Penelitian: Menggunakan Program SPSS. Medan: USU Press.
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.
Oleh: Mangku. Diakses tanggal 13 April 2009, pukul 09.30 WIB.
Master Sitohang. Diakses tanggal 13 April 2009, pukul 09.30 WIB.
Diakses tanggal 13 April 2009, pukul 09.30 WIB.
tanggal 13 April 2009, pukul 09.30 WIB.
(6)
Hilda Anggarini : A n a l i s i s H u b u n g a n R a s i o L i k u i d i t a s D a n Leverage Terhadap Rasio Profitabilitas P a d a PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, 2009.