Hubungan Rasio Likuiditas Dengan Profitabilitas Pada PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa.

(1)

HUBUNGAN LIKUIDITAS DENGAN PROFITABILITAS

PADA PT. JAMSOSTEK (PERSERO)

CABANG TANJUNG MORAWA

DRAFT SKRIPSI

OLEH

ANDI SOPIAN DINATA TARIGAN 050521172

DEPARTEMEN MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

berkat dan karuniaNya yang luar biasa dan begitu melimpah sehingga skripsi ini dapat diselesaikan pada waktunya. Selama menjalani masa perkuliahan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara sampai kepada penulisan skripsi ini, Penulis banyak mendapatkan saran dan kritik dari berbagai pihak. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec. sebagai Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si. sebagai Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA. sebagai Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Lisa Marlina, M.Si. sebagai Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan memberikan banyak sumbangan pikiran dalam proses membimbing dan memberikan arahan selama proses penulisan skripsi ini. 5. Bapak Drs. Syahyunan, Msi. sebagai Dosen Penguji I yang telah meluangkan

waktu dan memberikan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Ibu Dr. Khaira Amalia F, SE, MBA. AK. sebagai Dosen Penguji II yang telah memberikan arahan dan masukan bagi penulis.

7. Bapak Jafar Siddik sebagai Kepala Bidang Umum dan SDM PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa.


(3)

memberikan perhatian, doa dan restunya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Saudara-saudariku tercinta Serevina Olivia

Veronika Tarigan, Triesa Septiana Tarigan, Daniel Sah putra Tarigan, Muara Seh Suranta Taringan yang selalu mendukung dan memberikan

semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

10. Teman-teman yang kusayangi “meiboni, dwi, elvi, ester, jennifer, zuvy, shanti, icha, dekris, dinauli, marini, kak marlina, sabrina, mahdalena, ronaldo, ratih, feby, echa, ade, joko, roby, leo, dico, herman, ermina, endo serta teman-teman yang tidak disebutkan namanya, terima kasih atas perhatian, dukungan, semangat yang kalian berikan selama perkuliahan dan penyusunan skripsi ini. 11. Adik-adik angkatan 2006 dan angkatan 2007, terima kasih buat segala bantuan

dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan baik dari isi maupun penyajiannya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Agustus 2008

Penulis


(4)

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Kerangka Konseptual ... 5

D. Hipotesis ... 6

E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 7

1. Tujuan Penelitian ... 7

2. Manfaat Penelitian ... 7

F. Metode Penelitian ... 8

1. Batasan Operasional ... 8

2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 8

3. Tempat dan Waktu Penelitian ... 9

4. Jenis Data ... 9

5. Teknik Pengumpulan Data ... 10

6. Metode Analisis Data ... 11

BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu ... 14

B. Pengertian Laporan Keuangan ... 15


(5)

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Berdiri PT. Jamsostek (Persero) Cabang

Tanjung Morawa ... 27

B. Visi Misi PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa .... 28

C. PT. Jamsostek (Persero) Kantor Cabang Tanjung Morawa ... 29

D. Struktur Organisasi PT. Jamsostek (Persero) ... 30

E. Laporan Keuangan PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa ... 34

F. Rasio Likuiditas dan Profitabilitas Perusahaan ... 39

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Metode Deskriptif ... 41

1. Rasio Lancar ( Current Ratio) ... 41

2. Cash Ratio ... 43

3. Return on Investment (ROI) ... 44

B. Analisis Hubungan Likuiditas dengan Profitabilitas PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa ... 45

1. Hubungan Current Ratio dengan Return on Investment ... 45

2. Hubungan Cash Ratio dengan Return on Investment ... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 49

B. Saran ... 50 Daftar Pustaka


(6)

Tabel 1.1. Current Ratio, Cash Ratio dan Return on Investment pada PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa tahun 2004-2007 3 Tabel 1.2. Pedoman untuk memberikan interprestasi koefisien korelasi ... 12 Tabel 4.1. Rasio Likuiditas ( Current Ratio dan Cash Ratio) dengan

Profitabilitas (Return on Investment) PT. Jamsostek (Persero)

Cabang Tanjung Morawa ... 41 Tabel 4.2. Spearman’s Rank Correlation ... 45


(7)

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ... 6 Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Jamsostek (Persero)

Cabang Tanjung Morawa ... 33 Gambar 4.1 Current Ratio (dalam persen) PT. Jamsostek (Persero)

Cabang Tanjung Morawa untuk periode 2004-2007 ... 42 Gambar 4.2 Cash Ratio (dalam persen) PT. Jamsostek (Persero)

Cabang Tanjung Morawa untuk periode 2004-2007 ... 43 Gambar 4.3 Return on Investment (dalam persen) PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa untuk periode 2004-2007 ... 44 Gambar 4.4 Hubungan Current Ratio dengan Return on Investment (dalam persen) PT. Jamsostek Cabang Tanjung Morawa

untuk periode 2004-2007 ... 46 Gambar 4.5 Hubungan Casht Ratio dengan Return on Investment (dalam persen) PT. Jamsostek Cabang Tanjung Morawa

untuk periode 2004-2007 ... 48


(8)

Pembimbing, Dra. Lisa Marlina, Msi. Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si selaku Ketua Departemen Manajemen. Penguji 1, Drs. Syahyunan, Msi dan Penguji 2, Dr. Khaira Amalia F, SE, MBA, AK.

Tujuan penelitian ini adalah untuk hubungan rasio-rasio likuiditas yang terdiri dari: Current Ratio dan Cash Ratio dengan profitabilitas selama periode tahun 2004 sampai 2007.

Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode analisis korelasi Spearman.

Hasil penelitian yang diperoleh adalah Variabel Current Ratio mengalami perubahan selama kurun waktu empat tahun. Pada tahun 2004 Current Ratio PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa sebesar 900,10%, tahun 2005 mengalami peningkatan. Variabel Cash Ratio mengalami perubahan selama kurun waktu empat tahun. Pada tahun 2004 Cash Ratio PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa sebesar 14,34%, tahun 2005 mengalami peningkatan dan tahun 2006 meningkat serta penurunan pada tahun. Variabel Return on Investment mengalami perubahan selama kurun waktu empat tahun. Pada tahun 2004 Return

on Investment PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa sebesar 0,64%,

tahun 2005 mengalami peningkatan dan tahun 2006 mengalami penurunan serta tahun 2007 mengalami penurunan.Variabel Current Ratio mempunyai hubungan yang positif dengan Return on Investment pada PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa dan memiliki hubungan yang tidak signifikan serta memiliki tingkat hubungan yang sangat rendah. Variabel Cash Ratio mempunyai hubungan yang negatif dengan Return on Investment pada PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa dan memiliki hubungan yang tidak signifikan serta tingkat hubungan yang dimiliki sangat rendah

Kata Kunci: Hubungan Rasio Likuiditas, Current Ratio, Cash Ratio, Profitabilitas Profitabilitas dan Return on Investment.


(9)

Pembimbing, Dra. Lisa Marlina, Msi. Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si selaku Ketua Departemen Manajemen. Penguji 1, Drs. Syahyunan, Msi dan Penguji 2, Dr. Khaira Amalia F, SE, MBA, AK.

Tujuan penelitian ini adalah untuk hubungan rasio-rasio likuiditas yang terdiri dari: Current Ratio dan Cash Ratio dengan profitabilitas selama periode tahun 2004 sampai 2007.

Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode analisis korelasi Spearman.

Hasil penelitian yang diperoleh adalah Variabel Current Ratio mengalami perubahan selama kurun waktu empat tahun. Pada tahun 2004 Current Ratio PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa sebesar 900,10%, tahun 2005 mengalami peningkatan. Variabel Cash Ratio mengalami perubahan selama kurun waktu empat tahun. Pada tahun 2004 Cash Ratio PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa sebesar 14,34%, tahun 2005 mengalami peningkatan dan tahun 2006 meningkat serta penurunan pada tahun. Variabel Return on Investment mengalami perubahan selama kurun waktu empat tahun. Pada tahun 2004 Return

on Investment PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa sebesar 0,64%,

tahun 2005 mengalami peningkatan dan tahun 2006 mengalami penurunan serta tahun 2007 mengalami penurunan.Variabel Current Ratio mempunyai hubungan yang positif dengan Return on Investment pada PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa dan memiliki hubungan yang tidak signifikan serta memiliki tingkat hubungan yang sangat rendah. Variabel Cash Ratio mempunyai hubungan yang negatif dengan Return on Investment pada PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa dan memiliki hubungan yang tidak signifikan serta tingkat hubungan yang dimiliki sangat rendah

Kata Kunci: Hubungan Rasio Likuiditas, Current Ratio, Cash Ratio, Profitabilitas Profitabilitas dan Return on Investment.


(10)

Deposito Berjangka Sertifikat Deposito Total Investasi Aktiva Lancar Kas Bank Piutang Iuran

Akumulasi Penyusutan Piutang Iuran Pendapatan yang masih harus diterima Beban usaha yang dibayar dimuka Perlengkapan dan alat tulis Kantor Total Aktiva Lancar

Aktiva Tetap Tanah Kendaraan Peralatan Kantor Komputer Peralatan Lain

Akumulasi Penyusutan aktiva tetap Total Aktiva Tetap

Aktiva Lain-lain

Aktiva tetap yang sudah digunakan Beban yang dibayar dimuka Piutang lain Pos Perantara 1.580.000.000,00 - 1.580.000.000,00 397.117,27 4.674.077,69 399.596.346,62 (185.653.218,18) 2.361.629,59 92.070.000,01 4.773.400,00 318.219.353,00 - 409.000.000,00 58.265.000,00 457.557.097,11 140.771.900,00 (824.528.656,00) 241.065.340,56 - 92.070.000,00 - 195.679.027.480,41 2.080.000.000,00 - 2.080.000.000,00 537.455,27 127.467.730,55 964.485.380,64 (228.232.365,20) 4.571.960,53 28.252.088,33 4.277.050,00 901.359.300,14 - 584.657.750,00 69.044.000,00 501.090.319,33 213.183.150,00 (987.087.807,00) 380.887.412,33 - - - 229.715.964.802,61 2.705.000.000,00 - 2.705.000.000,00 138.100,27 143.618.247,32 1.829.791.025,56 (622.265.910,84) 8.579.693,15 801.020,88 5.330.700,00 1.365.992.876,34 - 584.657.750,00 114.404.712,00 603.692.819,33 231.683.400,00 (1.163.473.955,43) 370.964.725,90 - 84.771.762,16 - 270.340.032.299,99 3.300.000.000,00 - 3.300.000.000,00 708.296,27 380.149.951,24 9.081.930.622,49 (8.061.037.185,29) 6.764.246,58 47.712.568,65 6.518.750,00 1.462.747.249,94 1.585.495.100,00 544.607.750,00 108.872.962,00 532.436.569,33 398.889.600,00 (1.145.559.404,62) 2.024.742.576,71 37,00 416.497,32 - 316.194.339.338,27


(11)

Selisih rekonsiliasi iuran Hutang JHT jatuh tempo Hutang jaminan JHT terinci Hutang Jaminan Hari Tua

Total Kewajiban Kepada Peserta Kewajiban Lancar

Hutang Pajak

Beban yang masih harus Dibayar Hutang lancar lainnya

Total Kewajiban Lancar Kewajiban Lainnya Kewajiban lainnya Total kewajiban lainnya EKUITAS

Modal Disetor Cadangan Umum Laba tahun lalu Laba tahun berjalan Total Ekuitas TOTAL PASSIVA 49.581.541,50 - - 196.552.592.058,75 196.612.502.270,25 5.914.492,92 29.440.000,00 - 35.354.492,92 - - - - - 1.262.525.410,80 1.262.525.410,80 197.910.382.173,97 - 2.174.461.782,84 204.721.051.149,78 24.326.755.236,99 231.260.586.089,61 7.013.985,36 61.780.000,00 - 68.793.985,36 - - - - - 1.748.831.440,11 1.748.831.440,11 233.078.211.515,08 - 2.741.651.198,90 238.288.308.560,00 32.613.267.840,22 274.046.827.112,12 7.676.196,39 22.367.104,15 - 30.043.300,54 12.148.800,00 12.148.800,00 - - - 777.742.451,73 777.742.451.73 274.866.761.664,39 7.896.000,00 3.395.411.867,66 235.657.969.695,10 83.107.887.246,26 322.196.581.879,02 46.100.250,44 44.920.439,15 75.495.100,00 166.515.789,59 - - - - - 619.148.030,63 619.148.030,63 322.982.245.699,24


(12)

PENDAPATAN IURAN

Pendapatan Iuran jaminan kecelakaan kerja Pendapatan Iuran Jaminan Kematian

Pendapatan Iuran Jaminan Pemeliharaan kesehatan Pendapatan Iuran Jaminan Jasa Konstruksi Total Pendapatan Iuran

BEBAN JAMINAN

Beban Jaminan Kecelakaan Kerja Beban Jaminan Kematian

Beban Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Beban Jaminan Jasa Konstruksi Beban Jaminan TK Mandiri Total Beban Jaminan

PENDAPATAN BERSIH IURAN PENGHASILAN INVESTASI Pendapatan Bunga

Pendapatan investasi Lainnya Total Penghasilan Investasi BEBAN INVESTASI

Beban Pajak Atas Kegiatan Investasi Beban Administrasi Atas Transaksi Investasi Total Beban Investasi

TOTAL PENGHASILAN BERSIH INVESTASI

2.328.958.207,27 844.524.138,27 5.915.242.464,27 225.627.078,00 9.314.351.887,81 (1.999.292.069,62) (498.000.000,00) (4.293.927.743,01) (16.056.760,00) - (6.807.276.572,63) 2.507.075.315,18 109.232.320,68 1.201.329,69 110.433.650,37 (15.532.054,03) - (15.532.054,03) 94.901.596,34 3.431.830.158,27 1.387.097.689,35 6.998.236.416,48 550.647.010,44 12.367.811.274,54 (2.025.530.325,49) (1.968.000.000,00) (3.330.631.886,00) (81.573.069,32) - (7.405.735.280.81) 4.962.075.993,73 145.941.464,61 1.045.355,00 146.986.819,61 (28.688.914,07) - (28.688.914,07) 118.297.905,54 3.972.696.465,20 1.600.307.019,92 9.323.067.539,63 422.996.281,57 15.319.067.306,32 (2.349.549.799,40) (1.577.000.000,00) (6.855.964.891,32) (7.156.000,00) - (10.789.670.690,72) 4.529.396.615,60 256.293.841,81 - 256.293.841,81 (50.424.255,01) - (50.424.255,01) 205.869.586,80 7.336.620.749,73 3.189.305.611,66 9.329.668.424,38 662.057.892,71 20.517.652.678,48 (2.962.570.540,30) (2.326.700.000,00) (7.595.459.444,88) (45.105.800,00) (395.224.581,00) (13.325.060.366,18) 7.192.592.312,30 269.702.181,28 - 269.702.181,28 (52.418.950,42) - (52.418.950,42) 217.283.230,86


(13)

Beban Penyusutan dan Amortisasi

Beban Penyisihan Kerugian dan Penghapusan piutang iuran

Total Beban Usaha LABA USAHA

PENDAPATAN LAIN-LAIN BEBAN LAIN-LAIN

PENDAPATAN BERSIH LAIN-LAIN LABA KOTOR

BAGIAN PESERTA ATAS HASIL INV. JHT LABA SEBELUM PAJAK

PAJAK PENGHASILAN LABA SETELAH PAJAK HAK MINORITAS

LABA SETELAH HAK MINORITAS

(151.256.613,75) 1.023.266.444,87 (1.358.780.469,01) 1.243.196.442,51 19.361.903,92 (32.935,63) 19.328.968,29 1.262.525.410,80 - 1.262.525.410,80 - 1.262.525.410,80 - 1.262.525.410,80 (162.892.547,25) (228.232.365,20) (3.084.945.403,93) 1.995.428.495,34 246.629.397,84 (32.342,61) 246.597.055,23 1.748.831.440.11 - 1.748.831.440.11 - 1.748.831.440.11 - 1.748.831.440.11 (186.751.517,76) (664.496.587,45) (3.982.831.426,89) 752.434.775,51 25.344.240,41 (36.564,19) 25.307.676,22 777.742.451,73 - 777.742.451,73 - 777.742.451,73 - 777.742.451,73 (187.294.579,92) (2.910.532.480,48) (6.830.612.305,52) 579.263.237,64 4.568.160.334,54 (4.528.275.541,55) 39.884.792,99 619.148.030,63 - 619.148.030,63 - 619.148.030,63 - 619.148.030,63


(14)

A. Latar Belakang Masalah

Pemenuhan dana sebuah perusahaan dapat berasal dari sumber dana internal ataupun dari sumber dana eksternal perusahaan. Sumber dana internal perusahaan merupakan sumber dana yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri seperti laba ditahan dan akumulasi penyusutan sedangkan sumber dana eksternal perusahaan merupakan sumber dana yang berasal dari luar perusahaan yaitu diperoleh dari pinjaman kreditur dan investor. Sumber dana eksternal akan digunakan perusahaan sebagai pelengkap apabila dana internal kurang mencukupi. Penggunaan dana eksternal ini berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang. Masalah yang dihadapi perusahaan untuk memenuhi kewajiban financial jangka pendek atau yang segera harus dipenuhi dikenal dengan istilah “likuiditas”.

Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban financial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia (Syamsuddin, 2002: 41). Dengan demikian perusahaan harus memberikan perhatian lebih terhadap likuiditas dan perusahaan harus membuat strategi yang bermanfaat untuk mengoptimalkan dan mengelola aktiva lancar yang dimiliki perusahaan agar


(15)

seluruh kewajiban lancarnya yang segera jatuh tempo dapat dilunasi dengan baik. Selain likuiditas, masalah profitabilitas perusahaan juga penting karena untuk melangsungkan hidupnya suatu perusahaan harus selalu berada dalam keadaan yang menguntungkan. Tanpa adanya keuntungan akan sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar atau pihak eksternal maka pihak manajemen perusahaan akan berusaha meningkatkan keuntungan bagi masa depan perusahaan.

Rasio profitabilitas berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Profitabilitas dapat dihitung dengan Gross Profit Margin, Operating Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Investment (ROI) dan Return on Equity. Namun dalam penelitian ini penulis lebih memfokuskan pada perhitungan ROI karena ROI merupakan rasio profitabilitas yang berhubungan dengan investasi ataupun tingkat pengembalian atas aktiva.

Perusahaan ketika ingin meningkatkan keuntungan, maka keuntungan itu diikuti pula dengan resiko yang semakin besar. Demikian sebaliknya, jika perusahaan ingin menurunkan resiko maka penurunan tingkat resiko ini akan diikuti oleh menurunnya tingkat profitabilitas (Syamsuddin, 2002: 208).


(16)

Menurut Horne dan Wachowicz, Jr (2005: 313) dua prinsip dasar keuangan yaitu:

1. Kemampuan memperoleh laba berbanding terbalik dengan likuiditas.

Likuiditas yang meningkat merupakan biaya dari kemampuan memperoleh laba yang menurun.

2. Kemampuan memperoleh laba bergerak searah dengan resiko.

Dalam mencapai laba yang lebih tinggi harus disadari bahwa resiko yang dihadapi akan lebih besar yaitu resiko dimana perusahaan tidak mampu untuk mengembalikan hutang ataupun pinjaman baik jangka pendek maupun jangka panjang kepada pihak ketiga.

PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa merupakan salah satu perusahaan BUMN yang bergerak di bidang jasa yaitu penyedia jasa asuransi tenaga kerja yang pemasukan perusahaan terbesar adalah dari pembayaran iuran oleh nasabah dan pengeluaran yang berupa klaim oleh nasabah kepada perusahaan atas asuransi jaminan sosial tenaga kerja yang dipercayakan kepada perusahaan dan dalam hal ini hubungan likuiditas perusahaan terhadap profitabilitas perusahaan tentu memiliki peranan penting karena ini berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan terutama untuk jangka panjang.

Berikut ini adalah informasi dan gambaran tingkat likuiditas dan profitabilitas Pada PT. Jamsostek ( Persero ) Cabang Tanjung Morawa berdasarkan laporan keuangan tahunan selama periode 2004 – 2007 yaitu:


(17)

Tabel 1.1

Current ratio, Cash ratio dan Return On Investment pada PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa

Selama Periode 2004-2007

No Uraian 2004 2005 2006 2007

1 Current Ratio 900,10 % 1310,23 % 4546,75 % 878,44 %

2 Cash Ratio 14,34 % 186,10 % 478,50 % 228,72 %

3 Return on investment 0,64 % 0,75 % 0,28 % 0,19 %

Sumber: Bagian keuangan (data diolah, Juni 2008)

Tabel 1.1 menunjukkan Current Ratio mengalami kenaikan dari 900,10 % di tahun 2004 menjadi 1310,23 % di tahun 2005 dan 4546,75 % di tahun 2006 sebaliknya mengalami penurunan menjadi 878,44 % di tahun 2007. Untuk Cash Ratio sebesar 14,34 % di tahun 2004 mengalami kenaikan menjadi 186,10 % di tahun 2005 dan 478,50 % di tahun 2006 dan sebaliknya penurunan menjadi 228, 72 % di tahun 2007. Sementara untuk Return On Investment sebesar 0,64 % di tahun 2004 mengalami kenaikan menjadi 0,75 % di tahun 2005 dan sebaliknya mengalami penurunan menjadi 0,28 % di tahun 2006 dan 0,19 % di tahun 2007. Tabel 1.1 juga menunjukkan bahwa untuk Rasio Likuiditas yaitu Current Ratio dan Cash Ratio mengalami perkembangan searah dengan Rasio Profitabilitas yaitu Return On Investment (ROI) dimana untuk dari tahun 2004 ke tahun 2005 sama-sama mengalami kenaikan dan dari tahun 2006 ke tahun 2007 sama-sama mengalami penurunan.

Memahami hubungan Rasio Likuiditas yang terdiri dari: Current Ratio dan Cash Ratio dengan Rasio Profitabilitas yaitu dalam hal ini ROI yang


(18)

ditunjukkan oleh Tabel 1.1 maka ini berbanding terbalik dengan pendapat yang dikemukakan oleh James Van Horne dan John M Wachowicz, Jr (2005: 313) dimana seharusnya likuiditas berbanding terbalik dengan profitabilitas sehingga dengan ini penulis ingin membahas dan melakukan penelitian melalui penulisan skripsi dengan judul: “Hubungan Rasio Likuiditas Dengan Profitabilitas pada PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa.”

B. Perumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan penulis, maka penulis mengambil pokok masalah yang dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana hubungan Rasio-Rasio Likuiditas yang terdiri dari: Current Ratio

dan Cash Ratio dengan Profitabilitas selama periode tahun 2004 sampai 2007?”

C. Kerangka Konseptual

Menurut Syamsuddin (2002: 209) menyatakan bahwa apabila rasio aktiva lancar atas total aktiva akan meningkat maka baik profitabilitas maupun resiko yang dihadapi akan menurun. Menurunnya profitabilitas disebabkan karena aktiva lancar menghasilkan lebih sedikit dibandingkan aktiva tetap. Resiko menurun karena peningkatan jumlah aktiva lancar akan semakin memperbesar net working capital. Sebaliknya, penurunan rasio aktiva lancar atas total aktiva akan mengakibatkan meningkatnya profitabilitas maupun resiko yang dihadapi oleh perusahaan. Peningkatan profitabilitas ini disebabkan karena lebih banyak modal


(19)

yang diinvestasikan dalam aktiva tetap yang dapat memberikan profit yang lebih besar dibandingkan dengan aktiva lancar.

Djarwanto (2001: 130) berpendapat bahwa Current ratio yang tinggi mungkin menunjukkan adanya uang kas yang berlebihan dibandingkan dengan tingkat kebutuhan atau adanya unsur aktiva lancar yang rendah likuiditasnya (seperti persediaan) yang berlebihan. Current ratio yang tinggi tersebut memang baik dari sudut pandang kreditur, tetapi dari sudut pandang pemegang saham kurang menguntungkan karena aktiva lancar tidak didayagunakan dengan efektif. Sebaliknya Current Ratio yang rendah relatif lebih riskan, tetapi menunjukkan bahwa manjemen telah mengoperasikan aktiva lancar secara efektif.

Horne (2005: 313) menggambarkan dua prinsip dasar keuangan, yaitu : 1. Kemampuan memperoleh laba berbanding terbalik dengan likuiditas.

Likuiditas yang meningkat merupakan biaya dari kemampuan memperoleh laba yang menurun.

2. Kemampuan memperoleh laba (profitabilitas) bergerak searah dengan resiko. Berdasarkan beberapa teori tersebut maka dapat dibuat secara skematis kerangka konseptual sebagai berikut:

Sumber: Syamsuddin (2002: 209), Djarwanto (2001: 130), Horne (2005: 313) (data diolah, Mei 2008)

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

Likuiditas 1.Current Ratio

2.Cash Ratio

Profitabilitas

Return On Investment


(20)

D. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditetapkan, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: Likuiditas yang terdiri dari Current Ratio

dan Cash Ratio mempunyai hubungan dan tidak signifikan terhadap Profitabilitas pada PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa selama periode tahun 2004 sampai 2007.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian. 1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui hubungan rasio-rasio likuiditas yang terdiri dari:

Current Ratio dan Cash Ratio dengan profitabilitas selama periode tahun 2004 sampai 2007.

2. Manfaat Penelitian.

a. Bagi Penulis

Menambah dan memperluas wawasan berfikir khususnya dalam bidang keuangan terutama dalam memahami hubungan likuiditas terhadap profitabilitas perusahaan.

b. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan dan bahan perbandingan atas kinerja yang selama ini diterapkan dan sebagai bahan pertimbangan perencanaan pengelolaan keuangan yang efektif dan efisien di masa mendatang.


(21)

c. Bagi Pihak Lain

Sebagai bahan informasi dan referensi yang nantinya bermanfaat untuk memberikan perbandingan dalam kegiatan penelitian selanjutnya di masa mendatang khususnya mengenai likuiditas dan hubungannya terhadap profitabilitas.

F. Metode Penelitian 1. Batasan operasional

Batasan operasional penelitian yang penulis gunakan dalam melakukan penelitian dan menganalisa permasalahan adalah sebagai berikut:

a. Ruang lingkup dari permasalahan yang diteliti adalah hanya sebatas

hubungan likuiditas (Current Ratio dan Cash Ratio) terhadap Profitabilitas.

b. Laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan tahunan PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa selama periode tahun

2004 sampai 2007.

c. Hubungan likuiditas dengan profitabilitas menggunakan analisis korelasi

Spearman dan dilakukan dengan menggunakan data tahunan periode tahun 2004 sampai dengan 2007.


(22)

2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel.

Definisi operasional dan pengukuran variabel yang dimaksud dalam penelitian ini adalah:

a. Rasio profitabilitas sebagai variabel terikat

Diukur dengan menggunakan ROI. ROI menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan laba bersih sebelum paja dimana dalam penelitian ini laba digunakan untuk menghitung ROI adalah laba setelah pajak dibagi dengan total asset sehingga rumus yang digunakan yaitu:

Return on Investment (ROI) = Laba bersih setelah pajak x 100 % Total Aktiva

b. Rasio likuiditas sebagai variabel bebas, diukur dengan menggunakan beberapa variabel yaitu:

1) Current Ratio, untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban yang segera harus dipenuhi dari aktiva lancarnya. Rumus yang digunakan yaitu:

Current Ratio = Aktiva Lancar x 100%

Kewajiban Lancar

2) Cash Ratio, untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban yang segera dipenuhi dari kas dan setara kas yang dimilikinya. Rumus yang digunakan yaitu:

Cash Ratio = Kas dan Setara Kas x 100%


(23)

3. Tempat dan Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian pada PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa beralamat di Jl. Raya Medan Tanjung Morawa Km. 16,5 Komplek Morawa Ruko No. 3-4 Tanjung Morawa dan waktu penelitian dimulai bulan Mei 2008 sampai dengan bulan Agustus 2008.

4. Jenis Data

Penulis dalam penelitian mempergunakan data sekunder. Data sekunder merupakan data diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi dan tidak perlu diolah lagi data tersebut berupa:

a. Sejarah perusahaan PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa b. Struktur organisasi dan uraian tugas PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa.

c. Neraca PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa Per 31 Desember 2004 - 2007

d. Laporan Laba-Rugi PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2004-2007

e. Buku-buku ilmiah dan literatur lainnya yang berkaitan dengan masalah yang teliti.

5. Teknik Pengumpulan Data

Penulis memakai dua teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu: a. Studi dokumentasi, dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari


(24)

Cabang Tanjung Morawa berupa sejarah perusahaan, struktur organisasi dan uraian tugas, neraca 2004-2007, laporan laba- rugi 2004-2007 dan bahan tulisan dari perusahaan serta sumber- sumber lain yang berhubungan.

b. Interview (wawancara), yaitu melakukan wawancara langsung dengan pihak perusahaan yang berwenang dalam memberikan keterangan yang dibutuhkan yaitu bagian Akuntansi.

6. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan yaitu: a. Metode Analisis Deskriptif

Metode menganalisa data dengan cara menyusun data, mengelompokkannya serta menginterpretasikan sehingga diperoleh gambaran yang sebenarnya mengenai keadaan tingkat likuiditas dan profitabilitas PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa.

b. Metode Analisis Korelasi Spearman.

Metode Korelasi Spearman digunakan untuk mencari hubungan atau untuk menguji signifikansi hipotesis assosiatif bila masing-masing variabel yang digunakan berbentuk ordinal dan sumber data antar variabel tidak harus sama, maka untuk menganalisisnya digunakan metode Korelasi Spearman yang rumusnya adalah dalam buku (Sugiyono, 2005: 282-284).


(25)

6

bi² rs = 1-

n(n²-1) keterangan:

rs : Koefisien Korelasi Spearman bi : Selisih peringkat untuk setiap data n : Jumlah sampel atau data

Koefisien Korelasi Spearman berkisar dari -1 sampai 1 sehingga dapat ditulis -1 rs  1. Tanda positif (+) menunjukkan arah hubungan dua

variabel yang searah dan tanda negatif (-) menunjukkan arah hubungan dua variabel yang tidak searah.

Tabel 1.2

Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0.00 – 0.199

0.20 – 0.399 0.40 – 0.599 0.60 – 0.799 0.80 – 1.000

Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat Sumber : Sugiono (2005: 183)

Pengujian hipotesis 1) Uji Statistik

Menguji signifikansi dari koefisien korelasi spearman yang diperoleh maka digunakanlah rumus uji t. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai daripada thitung (Sugiyono, 2005: 183-184) adalah


(26)

n – 2 t = r 1 – r²

Dimana:

t = nilai t hitung r = Koefisien Korelasi n = Jumlah sampel atau data

Dalam uji ini ada beberapa langkah yang diperlukan yaitu: a) Bentuk pengujian:

Ho : t = 0: artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara

variabel - variabel Xi (Current Ratio dan Cash Ratio) dengan Y

(Return on Investment).

Ha : t 0: artinya terdapat hubungan yang signifikan antara

variabel – variabel Xi (Current Ratio dan Cash Ratio) dengan variabel Y (Return on Investment). .

b) Kriteria Pengambilan Keputusan:

Nilai statistik t dapat dilihat dari hasil perhitungan melalui aplikasi komputer program SPSS for Windows versi 12.0 ditentukan tingkat signifikansi () = 5 %. Jika – rs hitung  rs tabel dengan menggunakan =5% artinya H0 diterima dan korelasinya tidak

signifikan dan jika –rs hitung ≥ rs tabel dengan menggunakan  = 5%. artinya H0 ditolak dan korelasinya signifikan.


(27)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian yang dilakukan oleh Manalu (2006) dengan judul ”Pengaruh Likuiditas terhadap Profitabilitas pada PT Perkebunan Nusantara IV

(Persero) Medan ”Metode penelitian yang digunakan adalah Metode Analisis Korelasi Spearman dengan menggunakan data primer dan data sekunder yang berupa laporan keuangan selama tahun 2001 – 2005 yang menunjukkan bahwa ketiga variabel likuiditas Current Ratio, Cash ratio, dan Acid Test Ratio secara individual berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (Return on Investment). Sementara dari ketiga variabel tersebut, variabel Acid Test Ratio mempunyai pengaruh paling dominan terhadap Profitabilitas (Return on Investment).

2. Hanum, (2007) melakukan penelitian dengan judul “ Analisis Hubungan Rasio Likuiditas terhadap Return on Investment (ROI) pada PT. PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan ”Metode penelitian yang digunakan adalah Metode Analisis Korelasi Spearman dengan menggunakan data primer dan data sekunder yang berupa laporan keuangan selama tahun 2001 – 2006. Hasil penelitiannya menunjukkan


(28)

cash ratio memiliki hubungan yang negatif terhadap Return on Investment PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran Medan.

B. Pengertian Laporan Keuangan

Untuk mengetahui sejauh mana perusahaan mengelola sumber daya keuangannya maka perlu diketahui keadaan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Keadaan keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan yang disajikan perusahaan.

Riyanto (2001: 327) memberikan defenisi mengenai laporan keuangan yaitu Laporan Keuangan memberikan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan, dimana neraca (balance sheet) mencerminkan nilai aktiva, utang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu, dan laporan laba-rugi (income statement) mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama waktu periode tertentu biasanya meliputi periode satu tahun.

Djarwanto (2001:2) menambahkan bahwa Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan tersebut adalah manajemen, pemilik, kreditur, investor, penyalur, karyawan, lembaga pemerintah, dan masyarakat umum.

Harahap (2004:105) menyatakan bahwa Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka


(29)

waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah Neraca atau laporan Laba/Rugi, atau hasil usaha, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan posisi Keuangan.

C. Pengertian Rasio Keuangan

Analisis keuangan yang dilakukan terhadap kesehatan keuangan perusahaan bertujuan untuk mengetahui kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Alat yang digunakan dalam pemeriksaan laporan keuangan adalah rasio keuangan, yang menghubungkan dua data keuangan dengan jalan membagi satu data dengan data lainnya.(Van Horne dan Wachowicz, 2005: 133)

Harahap (2004: 297) menyatakan bahwa rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan.

Syahyunan (2004: 81) Analisis rasio keuangan merupakan analisis yang paling populer untuk mengidentifikasi kondisi keuangan dan kinerja keuangan perusahaan. Pada dasarnya untuk menghitung rasio keuangan diperlukan angka-angka yang ada dalam neraca saja, dalam laporan laba rugi saja, atau kombinasi antara keduanya. Disebut rasio karena yang dilakukan pada dasarnya adalah membandingkan (membagi) antara satu item tertentu dalam laporan keuangan dengan item lainnya.


(30)

D. Manfaat Rasio Keuangan.

Data pokok sebagai input data analisa rasio adalah laporan laba rugi dan neraca perusahaan. Dengan kedua laporan ini akan dapat ditentukan sejumlah rasio dan selanjutnya rasio-rasio tersebut dapat digunakan untuk menilai beberapa aspek tertentu dari operasi perusahaan.

Syamsudin (2002: 39-40) mengungkapkan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan rasio keuangan yaitu:

1. Sebuah rasio saja tidak dapat digunakan untuk menilai keseluruhan operasi yang telah dilaksanakan. Untuk menilai keadaan perusahaan secara keseluruhan sejumlah rasio haruslah dinilai secara bersama-sama. Kalau satu aspek saja yang ingin dinilai, maka satu atau dua rasio sudah cukup digunakan.

2. Sebaiknya perhitungan rasio potensial didasarkan pada data laporan keuangan yang sudah diaudit (diperiksa). Laporan keuangan yang belum diaudit masih diragukan kebenarannya, sehingga rasio-rasio yang dihitung juga kurang akurat.

3. Adalah sangat penting diperhatikan bahwa pelaporan satu akuntansi yang digunakan haruslah sama.


(31)

Secara garis besar ada 4 jenis rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan yaitu:

1. Rasio likuiditas (liquidity ratio), yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi.

2. Rasio aktivitas (activity ratio), yaitu rasio yang mengukur efisiensi dalam menggunakan aset-asetnya.

3. Rasio leverage (leverage ratio), yaitu rasio yang mengukur seberapa banyak perusahaan menggunakan dana dari hutang (pinjaman).

4. Rasio profitabilitas (profitability ratio) atau disebut juga rasio rentabilitas, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba dari penggunaan modalnya.

Sehubungan dengan masalah yang diteliti yang menghubungkan antara likuiditas dengan rentabilitas, maka peneliti hanya menggunakan rasio likuiditas dan rasio rentabilitas.

E. Keterbatasan Rasio Keuangan

Menurut Syahyunan (2004: 82-83), Rasio keuangan memiliki kelemahan atau keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya. Adapun kelemahan atau keterbatasan analisis rasio keuangan antara lain adalah:

1. Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha.


(32)

2. Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya: perbedaan metode penyusutan atau metode penelitian persediaan.

3. Rasio keuangan disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda dan bahkan bisa merupakan hasil manipulasi.

4. Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan perkiraan.

Menurut Purba (2002: 124), walau analisis rasio mempunyai kekuatan sebagai alat analisis, tetapi tidak pula dapat disangkal bahwa analisis ini mempunyai beberapa kelemahan antara lain sebagai berikut:

1. Operasi dan akuntansi yang diterapkan pada perusahaan tidak sama. Metode penyusutan yang berbeda, metode penelitian persediaan (inventory Valuation Method) yang berbeda, membuat perbedaan rasio menjadi tidak berarti.

2. Rata-rata industri yang diterbitkan yang biasa dijadikan sebagai acuan atau standar pada dasarnya merupakan hal yang sangat umum.

3. Laporan keuangan didasarkan pada data historis. inflasi(inflation) tidak pernah diperhitungkan.

4. Banyak perusahaan besar terikat pada jaringan bisnis yang luas, sehingga sulit mengidentifikasi kelompok industri kemana jaringan bisnis termasuk, dalam hal ini perbandingan menjadi tidak berarti.


(33)

F. Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Martono (2001: 53) mengatakan ada 4 jenis rasio yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan yaitu Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Leverage, dan Rasio Profitabilitas.

Keempat rasio tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Rasio likuiditas (liquidity Ratio), yaitu rasio yang menunjukkan hubungan antara kas perusahaan dan aktiva lancar lainnya dengan hutang lancar. Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi atau kewajiban jangka pendek.

2. Rasio aktivitas (Activity Rasio), yaitu rasio yang mengukur efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset-asetnya.

3. Rasio Leverage (Leverage Ratio), rasio yang mengukur seberapa banyak perusahaan menggunakan dana dari hutang (pinjaman).

4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio), yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya.

Sehubungan dengan masalah yang diteliti yang menghubungkan antara likuiditas dengan Return on Investment, maka peneliti hanya menggunakan rasio likuiditas dan rasio profitabilitas.

Hasil analisis rasio keuangan dinyatakan dalam bentuk rasio yang merupakan perbandingan antara satu rekening tertentu dalam laporan keuangan


(34)

dalam rekening lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk menentukan apakah posisi keuangan suatu perusahaan sehat atau tidak. Rasio keuangan diklasifikasikan menjadi lima macam rasio keuangan, yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage/hutang, rasio Profitabilitas dan rasio nilai pasar (Warsono,2003: 35-38).

Kelima rasio tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Rasio likuiditas (liquidity Ratio), yaitu suatu rasio keuangan yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya yang harus dipenuhi. Pada prinsipnya, semakin tinggi rasio likuiditas, maka semakin baik kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

2. Rasio Aktivitas (Activity Ratio), yaitu rasio keuangan yang mengukur bagaimana perusahaan secara efektif mengelola aktiva-aktivanya. Rasio ini digunakan untuk melihat seberapa besar aktiva tertentu yang dimiliki perusahaan, apakah sesuai dan beralasan, sangat tinggi, atau sangat rendah jika dipandang dari tingkat penjualan ini dan diproyeksikan

3. Rasio hutang (Leverage Ratio), yaitu rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya.

4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio), yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atau hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan perusahaan.


(35)

5. Rasio nilai pasar (Market Value Ratio), yaitu rasio keuangan yang mengindikasikan tentang apa yang dipikirkan oleh para investor ekuitas tentang kinerja masa lalu perusahaan dan prospeknya di masa yang akan datang.

Menurut Syahyunan (2004: 83), jenis rasio keuangan yang akan dianalisis dapat dikelompokkan menjadi :

1. Rasio Likuiditas (liquidity Ratio), merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Rasio yang biasa digunakan untuk mengukur yaitu: Current Ratio, Quick Ratio, Cash Ratio, dan Net Working Capital.

2. Rasio Leverage (Leverage ratio), rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunas seluruh hutang-hutangnya atau dengan kata lain rasio ini dapat pula digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mendanai kegiatan usahanya apakah lebih banyak menggunakan hutang atau ekuitas. Rasio ini umunya dipakai antara lain adalah Debt Ratio, Debt to Equity Ratio, Time Interest Earned Ratio, Fixed Charged Coverage Ratio dan Debt Service Coverage.

3. Rasio Aktivitas (Activity Ratio), rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa efektif manajemen perusahaan menggunakan aktiva yang dimilikinya dalam melaksanakan kegiatan perusahaan. Rasio aktivitas


(36)

yang umumnya digunakan yaitu: Average Collection Period, Inventory Turn Over, Fixed Asset Turn Over dan Total Asset Turn Over.

4. Rasio Profitabilitas (Prifitability Ratio), rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen. Rasio profitabilitas yang sering digunakan yaitu Gross Profit Margin, Operating Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Investment(ROI), Return on Equity (ROE).

5. Rasio Saham Biasa (Common Stock Ratio), rasio ini menunjukkan bagian dari laba perusahaan deviden dan modal yang dibagikan pada setiap saham. Rasio saham biasa yang sering digunakan yaitu Price Earning Ratio, Earning per Share, dividend per share, dividend Yield, Pay out Ratio, Book Vzlue per share, dan Price to Book Value.

G. Hubungan Likuiditas Dengan Return on Investment (ROI)

Horne dan Wachowicz (2005: 313) menyatakan bahwa ada dua prinsip dasar keuangan:

1. Profitabilitas berbanding terbalik dengan likuiditas.

Yaitu semakin besar likuiditas maka semakin kecil profitabilitas dan sebaliknya semakin kecil likuiditas maka semakin besar profitabilitas 2. Profitabilitas bergerak dalam garis lurus dengan resiko (yaitu, terdapat keuntungan dengan kerugian antara resiko dengan pengembalian).


(37)

Dalam mencari profitabilitas yang lebih tinggi, harus disadari bahwa resiko yang dihadapi akan lebih besar.

Martono (2001: 55) menambahkan Current Ratio yang tinggi Memberikan indikasi jaminan yang baik bagi kreditor jangka pendek dalam arti setiap perusahaan memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban- kewajiban financial jangka pendek akan tetapi Current Ratio yang tinggi akan berpengaruh negatif terhadap kemampuan memperoleh laba (Profitabilitas), karena sebagian modal kerja tidak berputar atau mengalami pengangguran.

H. Profitabilitas

Kegiatan operasional perusahaan, profit atau keuntungan merupakan elemen terpenting agar kelanjutan perusahaan dapat terjamin. Setiap usaha selalu mengutamakan keuntungan dalam tujuan pendirian perusahaan, setelah itu tujuan perusahaan yang lain seperti: kemampuan perusahaan untuk dapat bersaing dengan perusahaan saingan di pasar (survive), kemampuan perusahaan mengadakan ekspansi usaha (develop).

Perusahaan yang tidak mempunyai kemampuan untuk memperoleh laba dengan menggunakan semua sumber daya yang ada maka semua tujuan tersebut tidak akan tercapai. Untuk mewujudkan itu diperlukan pelaksanaan proses manajemen yang efektif dan efisien dalam pengelolaan sebuah perusahaan. Namun tingkat keefisienan sebuah perusahaan tidak dapat hanya dilihat dari laba


(38)

yang diperoleh saja tetapi juga harus mempertimbangkan laba tersebut dengan kekayaan atau modal yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Dengan demikian perusahaan hendaknya tidak hanya memperhatikan bagaimana usaha untuk memperbesar profit tetapi yang lebih penting adlah usaha untuk mempertinggi profitabilitasnya karena profitabilitas yang tinggi merupakan pencerminkan efisiensi yang tinggi pula.

Menurut Harahap (2002: 304) menyatakan “Rasio rentabilitas atau juga profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. Rasio menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga sebagai Operating Ratio”.

Rasio profitabilitas dalam hubungannya antara laba dengan penjualan dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Gross Profit Margin merupakan perbandingan antara penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan bersih atau rasio antara laba kotor dengan penjualan bersih.

2. Net Profit Margin merupakan ukuran keuntungan penjualan perusahaan setelah menghitung seluruh biaya dan pajak penghasilan. Margin ini menunjukkan perbandingan laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih.


(39)

Salah satu ukuran rasio profitabilitas dalam hubungannya antara laba dengan investasi dan merupakan rasio yang dipergunakan penulis sehubungan dengan masalah dalam penelitian ini adalah Return on Investment (ROI). Return on Investment dihitung dengan:

ROI = Laba bersih setelah pajak x 100 % Total Aktiva

Return on Investment atau yang sering disebut dengan Return on Total Assets adalah merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan (Syamsuddin, 2002: 63). Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik keadaan suatu perusahaan.


(40)

A. Sejarah berdiri PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa

Pada awal berdirinya setelah melalui kajian dan pembahasan yang panjang, pemerintah dengan mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 1977 memutuskan menyelenggarakan Program Asuransi Sosial Tenaga Kerja (ASTEK) yang mencakup program Asuransi Kecelakaan Kerja (AKK), Tabungan Hari Tua (THT) yang dikaitkan dengan Asuransi Kematian (AK) sebagai program yang bersifat wajib. Pada tanggal 5 Desember 1977, pemerintah dengan mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 1977 tentang pendirian status Perusahaan Umum Asuransi Sosial Tenaga Kerja (Perum ASTEK).

Tuntutan kearah yang berkembang seiring dengan kemajuan yang dialami oleh Perum ASTEK maka mendorong pihak manajemen untuk menjadikan Perum ASTEK lebih elastis dalam menjawab tantangan yang dihadapi. Dalam periode ini tercatat peningkatan asset perusahaan yang berjalan cepat seiring dengan jumlah peserta yang semakin meningkat.

Pemerintah dengan mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1990 mengubah bentuk usaha dari Perum ASTEK menjadi Perseroan dengan nama PT. Astek. Selanjutnya PT. Astek berubah namanya menjadi PT. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Persero) dengan singkatan PT. Jamsostek (Persero) yang diamanatkan oleh TAP MPR yang diatur dalam Undang-Undang


(41)

No.3 Tahun 1992 yang pelaksanaannya telah dituangkan dalam Peraturan Pemerintah No.14 Tahun 1993, Keputusan Presiden No.22 Tahun 1993 dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER-05/MEN/1993.

Dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), pelaksanaan perlindungan jaminan sosial memasuki babak baru. Perkembangan yang lebih fundamental tercatat dalam bentuk peningkatan landasan hukum dari semula berdasarkan peraturan pemerintah menjadi undang-undang sehingga mempunyai kekuatan hukum yang lebih tinggi. Penetapan PT. JAMSOSTEK (Persero) sebagai badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja tertuang didalam Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1995.

B. Visi dan Misi PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa

Visi dan misi dalam suatu perusahaan sangatlah penting karena mengingat fungsinya sebagai pedoman arah, serta acuan dalam pencapaian tujuan yang diinginkan oleh perusahaan tersebut. Didalam visi dan misi tersebut juga tercantum program kerja termasuk penetapan struktur organisasi sehingga terciptanya kejelasan dalam penjabaran tujuan serta sasaran perusahaan.

1. Visi PT. Jamsostek (Persero)

Visi PT. Jamsostek (Persero) adalah memberikan pelayanan dan manfaat prima bagi seluruh tenaga kerja melalui jaringan pelayanan yang luas dan terpadu di Indonesia.


(42)

2. Misi PT. Jamsostek (Persero)

Misi PT. Jamsostek (Persero) adalah sebagai wadah yang menyelenggarakan program Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang memberikan perlindungan dasar bagi tenaga kerja dan keluarganya dalam menghadapi resiko ekonomi pada saat berkurang atau hilangnya penghasilan karena kecelakaan kerja, berhenti bekerja atau meninggal dunia dan memenuhi kebutuhan medis tenaga kerja dan keluarganya.

C. PT. Jamsostek (Persero) Kantor Cabang Tanjung Morawa

Kantor Cabang Tanjung Morawa yang berkedudukan di ibukota Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara yang merupakan salah satu Kantor Cabang PT. Jamsostek (Persero) yang tersebar luas di seluruh Indonesia. Secara operasional Kantor Cabang Tanjung Morawa mulai efektif tanggal 1 Agustus 1999 dengan status kantor cabang kelas III dan saat ini statusnya telah meningkat menjadi kelas II, dengan meliputi wilayah operasional yaitu: sebahagian kecil kota Medan, sebahagian besar Kabupaten Deli Serdang dan seluruh Kotamadya Tebing Tinggi. Ketiga wilayah tersebut adalah merupakan rangkaian wilayah kerja yang terkoordinasi dengan berpusatkan di kota Tanjung Morawa. Kantor Cabang Tanjung Morawa merupakan pengembangan dari Kantor Cabang Medan, yang sudah melebihi kapasitas beban kerja yang cukup tinggi, dimana tingkat pertumbuhan perusahaan semakin banyak sehingga dipandang perlu untuk pembagian wilayah operasional kerja.


(43)

Kantor Cabang Tanjung Morawa dipimpin oleh seorang kepala kantor dengan dibantu oleh lima orang kepala bidang dalam pelaksanaan tugasnya. Bidang – bidang tersebut adalah:

a. Bidang Pemasaran. b. Bidang Keuangan.

c. Bidang Teknologi Informasi. d. Bidang Pelayanan.

e. Bidang Personalia & Umum.

Seluruh karyawannya berjumlah dua puluh orang dan dibantu oleh sepuluh tenaga out sourcing yang bertugas sebagai empat orang tenaga administrasi, dua orang cleaning service dan 1 orang supir serta tiga orang petugas keamanan atau satpam.

D. Struktur Organisasi PT Jamsostek (Persero)

Struktur Organisasi merupakan suatu tata penyusunan dari pada pembagian tugas atau wewenang, sistem komunikasi dan jenjang pengawasan dalam mewujudkan tercapainya organisasi. Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi PT. Jamsostek (Persero) Nomor: KEP/97/082001 tanggal 20 Agustus 2001 tentang organisasi dan tata kerja PT. Jamsostek (Persero).

Kantor cabang merupakan unit kerja di bawah kantor wilayah. Kantor cabang berada di tingkat daerah, dimana Kantor Cabang Tanjung Morawa bertanggung jawab kepada Kantor Wilayah I PT. Jamsostek (Persero) yang


(44)

membawahi wilayah operasional Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Kantor cabang mempunyai tugas merencanakan, mengarahkan, mengordinasikan dan mengendalikan kegiatan operasional kantor cabang. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut maka kantor cabang mempunyai fungsi, yaitu:

a. Menetapkan kebijakan operasional kantor cabang

b. Mengarahkan dan mengendalikan pencapaian target dan peningkatan pelayanan kepada peserta

c. Mengarahkan dan mendukung terselenggaranya sistem teknologi informasi

d. Mengarahkan dan mengendalikan fungsi keuangan

e. Memastikan pelaksanaan sistem kepersonaliaan dan umum

f. Merencanakan pembinaan hubungan kemitraan dengan instansi terkait. Kantor cabang dipimpin oleh seorang kepala kantor cabang yang dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh lima orang kepala bidang, masing- masing :

a. Kepala Bidang Pemasaran, bertugas merencanakan, melaksanakan, mengordinasikan dan mengendalikan fungsi pemasaran guna pencapaian target kepesertaan dan iuran.

b. Kepala Bidang Keuangan, bertugas merencanakan, melaksanakan, mengordinasikan dan mengendalikan fungsi-fungsi keuangan di kantor cabang.


(45)

c. Kepala Bidang Pelayanan, mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, mengordinasikan dan mengendalikan fungsi pelayanan guna memastikan kelancaran dan keakuratan pelayanan jaminan.

d. Kepala Bidang Teknologi Informasi, mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, mengordinasikan dan mengendalikan pengelolaan dan pengamanan database guna menyajikan informasi yang benar dan akurat. e. Kepala Bidang Umum dan Personalia, mempunyai tugas merencanakan,

melaksanakan, mengordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan, pemeliharaan sarana dan prasarana, kerumahtanggaan, kearsipan serta administrasi dan pembinaan personil.

Setiap kepala bidang dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya dibantu oleh staf–stafnya pada bidang masing–masing.


(46)

Sumber: PT. Jamsostek (Persero) Kantor Cabang Tanjung Morawa.


(47)

E. Laporan Keuangan PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa

Laporan keuangan disusun setiap akhir periode untuk memberikan informasi keuangan baik untuk pihak internal perusahaan maupun pihak eksternal perusahaan.

Riyanto (2001: 327), menyatakan laporan keuangan merupakan laporan yang memberikan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan, dimana neraca (balance sheet) mencerminkan nilai aktiva, utang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu dan laporan laba rugi (income statement) mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama waktu periode tertentu biasanya meliputi periode satu tahun.

Djarwanto (2001: 2) menambahkan bahwa laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunkasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan. Pihak- pihak yang berkepentingan tersebut adalah manajemen pemilik, kreditur, investor, penyalur, karyawan, lembaga pemerintah dan masyarakat umum.

Penulis menyajikan data mengenai Laporan Keuangan PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa berupa neraca dari tahun 2004-2007 dan laporan laba-rugi dari tahun 2004-2007.


(48)

1. Neraca

Menggambarkan posisi keuangan yang berupa aktiva, kewajiban, dan ekuitas suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Dalam hal ini neraca PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa juga memuat bagian-bagian pokok yaitu:

a. Aktiva pada PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa diklasifikasikan menjadi 4 bagian yaitu:

1) Investasi adalah dana yang disisihkan oleh perusahaan untuk menambah profit. Komponen investasi yang aktif pada PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa adalah deposito berjangka yaitu investasi yang bersifat jangka pendek dan bisa dicairkan apabila sudah jatuh tempo.

2) Aktiva lancar adalah uang kas atau aktiva lainnya yang dapat dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai. Komponen aktiva lancar meliputi:

a) Kas dan bank b) Piutang iuran

c) Pendapatan yang masih harus diterima d) Beban usaha yang dibayar di muka e) Perlengkapan dan alat tulis kantor


(49)

3) Aktiva Tetap. Komponen aktiva tetap meliputi: a) Kendaraan

b) Peralatan kantor c) Komputer d) Peralatan lain

4) Aktiva lain-lain. Komponen aktiva lain-lain meliputi: a) Beban yang dibayar di muka

b) Pos perantara

b. Hutang adalah kewajiban yang harus dipenuhi oleh perusahaan untuk menyerahkan kas, barang atau jasa dalam jumlah yang relatif pasti pada masa mendatang dengan periode yang relatif pasti sebagai ganti atas manfaat atau jasa yang diterima oleh perusahaan pada masa yang lalu. Hutang pada PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa diklasifikasikan menjadi dua bagian utama, yaitu:

1) Kewajiban kepada peserta adalah kewajiban yang harus segera dibayarkan oleh perusahaan kepada peserta ketika jatuh tempo. Komponen kewajiban kepada peserta PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa meliputi:

a) Hutang jaminan

b) Jaminan belum dicairkan c) Hutang jaminan diestimasi d) Selisih rekonsiliasi iuran


(50)

e) Hutang JHT jatuh tempo f) Hutang jaminan JHT terinci g) Hutang Jaminan Hari Tua

2) Kewajiban lancar adalah kewajiban yang harus dipenuhi dalam jangka waktu kurang dari satu tahun dan dinyatakan dalam jumlah uang yang harus dibayarkan pada saat jatuh tempo. Komponen Kewajiban lancar PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa meliputi:

a) Hutang pajak

b) Beban yang masih harus dibayar

3) Ekuitas adalah bentuk kepemilikan suatu usaha. Ekuitas perusahaan mencerminkan pihak yang menanggung resiko pokok perusahaan dan ketidakpastian yang diakibatkan oleh kegiatan perusahaan dan memperoleh imbalan sebagai konsekuensinya. Komponen ekuitas PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa meliputi laba tahun lalu dan laba tahun berjalan.


(51)

2. Laporan laba rugi

Laporan laba rugi adalah ringkasan mengenai pendapatan dan beban (biaya) serta laba atau rugi yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu (Syahyunan, 2004:26). Laporan laba rugi PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa dibagi atas:

a. Pendapatan iuran yang meliputi pendapatan iuran jaminan kecelakaan kerja, pendapatan iuran jaminan kematian, pendapatan iuran jaminan pemeliharaan kesehatan dan pendapatan iuran jaminan jasa konstruksi. b. Beban jaminan yang meliputi beban jaminan kecelakaan kerja, beban

jaminan kematian, beban jaminan pemeliharaan kesehatan dan beban jaminan jasa konstruksi.

c. Penghasilan investasi yang meliputi pendapatan bunga dan pendapatan investasi lainnya.

d. Beban investasi yang meliputi beban pajak atas kegiatan investasi.

e. Beban usaha yang meliputi beban operasional, beban personil, beban umum dan administrasi, beban penyusutan dan amortisasi serta beban penyisihan kerugian dan penghapusan piutang iuran.

f. Pendapatan dan beban lain-lain


(52)

F. Rasio Likuiditas dan Profitabilitas Perusahaan

Variabel rasio likuiditas terdiri dari current ratio dan cash ratio sedangkan ukuran kinerja profitabilitas yang digunakan adalah return on investment (ROI). Perhitungan current ratio dan cash ratio serta return on investment (ROI) dari tahun 2004-2007 dapat dihitung sebagai berikut:

1. Current Ratio

Current Ratio = Aktiva Lancar___ x 100%

Kewajiban Lancar 2004 = 318.219.353.00 x 100% 35.354.492.92

= 900,10%

2005 = 901.359.300,14 x 100% 68.793.985,36

= 1310,23%

2006 = 1.365.992.876,34 x 100% 30.043.300,54

= 4546,75%

2007 = 1.462.747.249,94 x 100% 166.515.789,59


(53)

2. Cash Ratio

Cash Ratio = Kas dan Setara Kas x 100% Kewajiban lancar

2004 = 397.117,27 + 4.674.077,69 x 100% 35.354.492,92

= 14,34%

2005 = 537.455,27 + 127.467.730,55 x 100% 68.793.985,36

= 186,10%

2006 = 138.100,27 + 143.618.247,32 x 100% 30.043.300,54

= 478,50%

2007 = 708.296,27 + 380.149.951,24 x 100% 166.515.789,59

= 228,72%

3. Rasio Profitabilitas

Return on Investment (ROI) = Laba bersih setelah pajak x 100 %

Total Aktiva 2004 = _1.262.525.410,80 x 100% 197.910.382.173,97

= 0,64%

2005 = __1.748.831.440,11 x 100% 233.078.211.515,08

= 0,75%

2006 = ___777.742.451,73 x 100% 274.866.761.664,39

= 0,28%

2007 = 619.148.030,63 x 100% 322.982.245.699,24


(54)

A. Analisis Deskriptif

Nilai dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan analisis rasio. Berdasarkan pengolahan data tersebut maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.1

Rasio Likuiditas ( Current Ratio dan Cash Ratio) dengan Profitabilitas (Return on Investment) PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa

selama Periode 2004-2007

(Dalam Persen)

Variabel 2004 2005 2006 2007

Current Ratio 900,10 1310,23 4546,75 878,44

Cash Ratio 14,34 186,10 478,50 228,72

Return on Investment 0,64 0,75 0,28 0,19

Sumber: Bagian Keuangan ( data diolah, Juni 2008)

1. Rasio Lancar ( Current Ratio)

Current Ratio digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan dalam jangka pendek Current Ratio menunjukkan sampai sejauh mana tuntutan kewajiban jangka pendek dapat dikontroversikan kedalam uang tunai dalam jangka waktu tertentu. Nilai Current Ratio PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa diperoleh dari aktiva lancar per kewajiban lancar.

Current Ratio mengalami perubahan selama kurun waktu empat tahun. Berdasarkan Laporan Keuangan PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa pada tahun 2006 Current Ratio tertinggi sebesar 4546,75% dan nilai terendah tahun 2007 sebesar 878,44%. Berikut ini digambarkan Current Ratio PT.


(55)

900.1 1310.23

4546.75

878.44 0

1000 2000 3000 4000 5000

2004 2005 2006 2007

Current Ratio Sumber: Tabel 4.1

Gambar 4.1 Current Ratio (dalam Persen) PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa untuk periode 2004-2007.

Berdasarkan Gambar 4.1 menunjukkan bahwa selama periode penelitian grafik menunjukkan peningkatan Current Ratio ditunjukkan pada tahun 2005 dan 2006 serta mengalami penurunan pada tahun 2007. Pada tahun 2004 Current Ratio PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa sebesar 900,10% artinya setiap Rp.1,00 kewajiban lancar dijamin dengan Rp.90.010 aktiva lancar. Pada tahun 2005 Current Ratio mengalami peningkatan sebesar 1310,23% dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan aktiva lancar dan kewajiban lancar sebesar 183,25% dan 94,58% dan tahun 2006 Current Ratio

mengalami peningkatan sebesar 4546,75% dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan aktiva lancar sebesar 51,54% dan penurunan kewajiban lancar sebesar 56,32%.


(56)

kewajiban lancar yang dipakai untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban yang segera harus dipenuhi dari kas dan setara kas yang dimilikinya. Nilai Cash Ratio PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa diperoleh dari kas dan setara kas per kewajiban lancar. Berikut ini gambar Cash Ratio PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa selama periode 2004-2007.

Cash Ratio

14.34

186.1

478.5

228.72

0 100 200 300 400 500 600

2004 2005 2006 2007

Cash Ratio Sumber: Tabel 4.1

Gambar 4.2 Cash Ratio (dalam Persen) PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa untuk periode 2004-2007.

Cash Ratio PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa mengalami perubahan nilai selama kurun waktu 4 tahun. Berdasarkan Laporan Keuangan PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa nilai tertinggi terjadi pada tahun 2006 sebesar 478,50%. Hal ini disebabkan adanya peningkatan kas dan bank sebesar 12,30% sedangkan kewajiban lancar mengalami penurunan sebesar


(57)

produktivitas aktiva dalam memberikan pengembalian atas investasi. Nilai Return on Investment diperoleh dari laba bersih setelah pajak dibagi dengan total aktiva. Berikut gambar Return on Investment PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa selama periode 2004-2007.

Return on Investment

0.64

0.75

0.28

0.19 0

0.2 0.4 0.6 0.8

2004 2005 2006 2007

Return on Investment Sumber: Tabel 4.1

Gambar 4.3 Return on Investment (dalam Persen) PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa untuk periode 2004-2007.

Berdasarkan Gambar 4.4 diatas dapat dilihat bahwa pergerakan Return on Investment (ROI) pada PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa memiliki arah pertumbuhan yang kurang baik. Terjadi fluktuasi peningkatan dan penurunan yang kurang stabil. Berdasarkan Laporan Keuangan PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa pada tahun 2005 nilai tertinggi Return on Investment sebesar 0,75%. Hal ini disebabkan adanya peningkatan laba bersih setelah pajak dan total aktiva sebesar 38,51% dan 17,76% sedangkan nilai terendah pada tahun 2007 sebesar 0,19%. Hal ini disebabkan adanya penurunan


(58)

Analisis statistik yang menunjukkan hubungan likuiditas terhadap profitabilitas (ROI) PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS (Statistic Product and Service Solution) versi 12.00. Dari pengolahan data yang dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.2

Spearman’s Rank Correlations

Return On Investment Current Ratio Cash Ratio Spearman's rho Return On Investment

Correlation Coefficient 1.000 .400 -.600 Sig. (2-tailed) . .600 .400

N 4 4 4

Current Ratio Correlation Coefficient .400 1.000 .400

Sig. (2-tailed) .600 . .600

N 4 4 4

Cash Ratio Correlation Coefficient -.600 .400 1.000

Sig. (2-tailed) .400 .600 .

N 4 4 4

Sumber: Pengolahan data dengan SPSS 12.00 (Juli, 2008)

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa hubungan antara Current Ratio dengan

Return on Investment memiliki nilai koefisien korelasi sebesar 0.400 artinya memiliki hubungan yang positif dan tingkat interval koefisien korelasinya sedang dan searah sedangkan hubungan antara Cash Ratio dengan Return on Investment

memiliki nilai koefisien korelasi sebesar -0.600 artinya memiliki hubungan yang negatif dan tingkat interval koefisien korelasinya kuat tetapi tidak searah.


(59)

sebagai berikut:

n – 2

t = r 1 – r²

t = 0,400 4 - 2 1- (0.400)²

t = 0,400 ( 1,543) t = 0,617

Pada α = 5% dengan derajat kebebasan (df) = n-2 = 4-2, maka diperoleh t

tabel sebesar 4,303 dengan demikian karena -ttabel (-4,303) ≤ thitung (0.617) ≤ ttab

(4,303) maka hubungannya positif dan hubungan tersebut tidak signifikan.

Koefisien korelasi yang bernilai 0.400 menunjukkan bahwa Current Ratio

memiliki hubungan yang positif dan searah terhadap Return on Investment pada PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa. Artinya jika Return on Investment mengalami peningkatan, Current Ratio juga mengalami peningkatan dan jika Return on Investment mengalami penurunan maka Current Ratio juga akan mengalami penurunan.


(60)

Hubungan Current Ratio dengan Return on Investment

900.1 1310.23

4546.75

878.44

0.64 0.75 0.28 0.19

0 1000 2000 3000 4000 5000

2004 2005 2006 2007

Current Ratio Return on Investment Sumber: Tabel 4.1

Gambar 4.4 Hubungan Current Ratio dengan Return on Investment (dalam Persen) PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa untuk periode 2004-2007.

Berdasarkan Gambar 4.4 menunjukkan bahwa Current Ratio yang mengalami penurunan pada tahun 2007 disebabkan oleh naiknya aktiva lancar dan kewajiban lancar sedangkan Return on Investment mengalami kenaikan pada tahun 2005 disebabkan oleh naiknya laba bersih dan jumlah aktiva. Pergerakan

Current Ratio yang berbanding terbalik dengan Return on Investment

menunjukkan bahwa hal tersebut sesuai dengan teori Horne (2005: 313) yang menyatakan bahwa kemampuan memperoleh laba berbanding terbalik dengan likuiditas.

2. Hubungan Cash Ratio dengan Return on Investment

Pengujian Cash Ratio dengan Return on Investment signifikan atau tidak dengan menggunakan uji-t. Berdasarkan Tabel 4.2 diperoleh rsyx2 = -0,600. dengan


(61)

4-2

t = -0,600

1 – (-0, 600)² t = -0,600 ( 1,767)

t = - 1,060

Pada α = 5% dengan derajat kebebasan (df) = n-2 = 4-2, maka diperoleh t

tabel sebesar 4,303 dengan demikian karena - ttabel (-4,303) ≤ thitung (-1,060) ≤ ttabel

(4,303) maka Ho diterima. Artinya bahwa hubungan Cash Ratio dengan Return on Investment mempunyai hubungan yang negatif (-) dan hubungannya tersebut tidak signifikan.

Koefisien korelasi yang bernilai -0.600 menunjukkan bahwa Cash Ratio

memiliki hubungan yang negatif dan tidak searah terhadap Return on Investment

pada PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa. Artinya jika Return on Investment mengalami penurunan maka Cash Ratio mengalami peningkatan dan sebaliknya jika Return on Investment mengalami peningkatan maka Cash Ratio

mengalami penurunan. Secara deskriptif hubungan antara Cash Ratio dengan


(62)

14.34

186.1

478.5

228.72

0.64 0.75 0.28 0.19

0 100 200 300 400 500 600

2004 2005 2006 2007

Cash Ratio Return on Investment

Sumber: Tabel 4.1

Gambar 4.5 Hubungan Cash Ratio dengan Return on Investment (dalam Persen) PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa untuk periode 2004-2007

Berdasarkan Gambar 4.5 dapat dilihat pergerakan Cash Ratio yang mengalami penurunan pada tahun 2007 menunjukkan bahwa Cash Ratio

mengalami pertumbuhan yang negatif (-). Begitu juga Return on Investment PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa mengalami pertumbuhan negatif (-) selama periode 2006 dan 2007.


(63)

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil hubungan likuiditas (Current Ratio dan Cash Ratio) dengan profitabilitas (Return on Investment) PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa yaitu:

1. Variabel Current Ratio mengalami perubahan selama kurun waktu empat tahun. Pada tahun 2004 Current Ratio PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa sebesar 900,10%, tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 1310,23% dan tahun 2006 meningkat sebesar 4546,75% serta penurunan pada tahun 2007 sebesar 878,44%.

2. Variabel Cash Ratio mengalami perubahan selama kurun waktu empat tahun. Pada tahun 2004 Cash Ratio PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa sebesar 14,34%, tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 186,10% dan tahun 2006 meningkat sebesar 478,50% serta penurunan pada tahun 2007 sebesar 228,72%.

3. Variabel Return on Investment mengalami perubahan selama kurun waktu empat tahun. Pada tahun 2004 Return on Investment PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa sebesar 0,64%, tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 0,75% dan tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 0,28% serta tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 0,19%.


(64)

memiliki hubungan yang tidak signifikan serta memiliki tingkat hubungan yang sangat rendah. Koefisien korelasi bertanda positif (+) menunjukkan

Current Ratio berbanding lurus dengan Return on Investment yang berarti bahwa jika Current Ratio mengalami peningkatan maka Return on Investment juga akan mengalami peningkatan sebaliknya jika Current Ratio mengalami penurunan maka Return on Investment juga akan mengalami penurunan.

5. Variabel Cash Ratio mempunyai hubungan yang negatif (-) dengan Return on Investment pada PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa dan memiliki hubungan yang tidak signifikan serta tingkat hubungan yang dimiliki sangat rendah. Hal ini sesuai dengan hasil analisis yang menyatakan bahwa Cash Ratio mempunyai hubungan yang negatif terhadap Return on Investment. Koefisien korelasi bertanda negatif menunjukkan Cash Ratio berbanding terbalik dengan Return on Investment yang berarti bahwa jika Cash Ratio mengalami peningkatan maka Return on Investment akan mengalami penurunan sebaliknya jika

Cash Ratio mengalami penurunan maka Return on Investment akan mengalami peningkatan.


(65)

Return on Investment sebaiknya PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa meningkatkan laba bersih dengan meningkatkan usaha dan mengurangi aktiva lancar dalam jumlah yang besar. Pengurangan aktiva lancar akan menyebabkan total aktiva mengalami penurunan sehingga laba akan meningkat.

2. Semakin tinggi perusahaan menahan kas berarti semakin tinggi likuiditas perusahaan yang berarti semakin siap perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek. Namun ini berarti perusahaan harus menahan jumlah kas yang berlebihan karena akan membiarkan sejumlah kas yang menganggur (tidak produktif). Akibatnya akan menekan pencapaian profitabilitas. Jadi manajemen PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa sebaiknya memperhatikan anggaran kas yang ada.


(66)

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil hubungan likuiditas (Current Ratio dan Cash Ratio) dengan profitabilitas (Return on Investment) PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa yaitu:

1. Variabel Current Ratio mengalami perubahan selama kurun waktu empat tahun. Pada tahun 2004 Current Ratio PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa sebesar 900,10%, tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 1310,23% dan tahun 2006 meningkat sebesar 4546,75% serta penurunan pada tahun 2007 sebesar 878,44%.

2. Variabel Cash Ratio mengalami perubahan selama kurun waktu empat tahun. Pada tahun 2004 Cash Ratio PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa sebesar 14,34%, tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 186,10% dan tahun 2006 meningkat sebesar 478,50% serta penurunan pada tahun 2007 sebesar 228,72%.

3. Variabel Return on Investment mengalami perubahan selama kurun waktu empat tahun. Pada tahun 2004 Return on Investment PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa sebesar 0,64%, tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 0,75% dan tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 0,28% serta tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 0,19%.


(1)

Hubungan Cash Ratio dengan Return on Investment

14.34

186.1

478.5

228.72

0.64 0.75 0.28 0.19

0 100 200 300 400 500 600

2004 2005 2006 2007 Cash Ratio Return on Investment

Sumber: Tabel 4.1

Gambar 4.5 Hubungan Cash Ratio dengan Return on Investment (dalam Persen) PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa untuk periode 2004-2007

Berdasarkan Gambar 4.5 dapat dilihat pergerakan Cash Ratio yang mengalami penurunan pada tahun 2007 menunjukkan bahwa Cash Ratio mengalami pertumbuhan yang negatif (-). Begitu juga Return on Investment PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa mengalami pertumbuhan negatif (-) selama periode 2006 dan 2007.


(2)

50 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil hubungan likuiditas (Current Ratio dan Cash Ratio) dengan profitabilitas (Return on Investment) PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa yaitu:

1. Variabel Current Ratio mengalami perubahan selama kurun waktu empat tahun. Pada tahun 2004 Current Ratio PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa sebesar 900,10%, tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 1310,23% dan tahun 2006 meningkat sebesar 4546,75% serta penurunan pada tahun 2007 sebesar 878,44%.

2. Variabel Cash Ratio mengalami perubahan selama kurun waktu empat tahun. Pada tahun 2004 Cash Ratio PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa sebesar 14,34%, tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 186,10% dan tahun 2006 meningkat sebesar 478,50% serta penurunan pada tahun 2007 sebesar 228,72%.

3. Variabel Return on Investment mengalami perubahan selama kurun waktu empat tahun. Pada tahun 2004 Return on Investment PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa sebesar 0,64%, tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 0,75% dan tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 0,28% serta tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 0,19%.


(3)

4. Variabel Current Ratio mempunyai hubungan yang positif dengan Return on Investment pada PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa dan memiliki hubungan yang tidak signifikan serta memiliki tingkat hubungan yang sangat rendah. Koefisien korelasi bertanda positif (+) menunjukkan Current Ratio berbanding lurus dengan Return on Investment yang berarti bahwa jika Current Ratio mengalami peningkatan maka Return on Investment juga akan mengalami peningkatan sebaliknya jika Current Ratio mengalami penurunan maka Return on Investment juga akan mengalami penurunan.

5. Variabel Cash Ratio mempunyai hubungan yang negatif (-) dengan Return on Investment pada PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa dan memiliki hubungan yang tidak signifikan serta tingkat hubungan yang dimiliki sangat rendah. Hal ini sesuai dengan hasil analisis yang menyatakan bahwa Cash Ratio mempunyai hubungan yang negatif terhadap Return on Investment. Koefisien korelasi bertanda negatif menunjukkan Cash Ratio berbanding terbalik dengan Return on Investment yang berarti bahwa jika Cash Ratio mengalami peningkatan maka Return on Investment akan mengalami penurunan sebaliknya jika Cash Ratio mengalami penurunan maka Return on Investment akan mengalami peningkatan.


(4)

52 B. Saran

1. Berdasarkan hasil penelitian rasio likuiditas maka untuk meningkatkan Return on Investment sebaiknya PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa meningkatkan laba bersih dengan meningkatkan usaha dan mengurangi aktiva lancar dalam jumlah yang besar. Pengurangan aktiva lancar akan menyebabkan total aktiva mengalami penurunan sehingga laba akan meningkat.

2. Semakin tinggi perusahaan menahan kas berarti semakin tinggi likuiditas perusahaan yang berarti semakin siap perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek. Namun ini berarti perusahaan harus menahan jumlah kas yang berlebihan karena akan membiarkan sejumlah kas yang menganggur (tidak produktif). Akibatnya akan menekan pencapaian profitabilitas. Jadi manajemen PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa sebaiknya memperhatikan anggaran kas yang ada.


(5)

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil hubungan likuiditas (Current Ratio dan Cash Ratio) dengan profitabilitas (Return on Investment) PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa yaitu:

1. Variabel Current Ratio mengalami perubahan selama kurun waktu empat

tahun. Pada tahun 2004 Current Ratio PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa sebesar 900,10%, tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 1310,23% dan tahun 2006 meningkat sebesar 4546,75% serta penurunan pada tahun 2007 sebesar 878,44%.

2. Variabel Cash Ratio mengalami perubahan selama kurun waktu empat

tahun. Pada tahun 2004 Cash Ratio PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa sebesar 14,34%, tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 186,10% dan tahun 2006 meningkat sebesar 478,50% serta penurunan pada tahun 2007 sebesar 228,72%.

3. Variabel Return on Investment mengalami perubahan selama kurun waktu

empat tahun. Pada tahun 2004 Return on Investment PT. Jamsostek (Persero) Cabang Tanjung Morawa sebesar 0,64%, tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 0,75% dan tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 0,28% serta tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 0,19%.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Djawanto, 2001, Pokok-pokok Analisis Laporan Keuangan, BPFE, Yogyakarta Harahap, Sofyan Syafri, 2004, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi

Pertama, Cetakan Keempat, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Manalu, Robert, 2006, Pengaruh Likuiditas terhadap Profitabilitas pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan, Skripsi Fakultas Ekonomi, USU, Medan (tidak dipublikasikan).

Hanum, Karina Ulya, 2007, Analisis Hubungan Rasio Likuiditas Terhadap Return On Investment (ROI) Pada PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan, Skripsi Fakultas Ekonomi, USU, Medan (tidak dipublikasikan).

Horne, James C Van dan John Wachwica, Jr, 2005, Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan, Alih Bahasa: Heru Sutojo, Buku Satu, Edisi Keduabelas, PT. Salemba Empat, Jakarta

Martono dan Agus D Harjito, 2001, Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Ekonisia, Yogyakarta.

Purba, Parentahen, 2002, Analisis dan Perencanaan Keuangan, Fakultas Ekonomi, USU, Medan

Riyanto, Bambang, 2001, Dasar - dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, Cetakan Ketujuh, BPFE Yogyakarta

Syahyunan, 2004, Manajemen Keuangan I. Cetakan I, USU Press, Medan Sugiono, 2003, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kelima, Alfabeta, Bandung Suharyadi dan Purwanto, 2004, Statistika: Untuk Ekonomi dan Keuangan

Modern, Buku dua, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta

Syamsuddin, Lukman, 2002, Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi dalam Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan, Edisi Baru, Cetakan Ketujuh, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Warsono, 2003, Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi Ketiga, Cetakan Pertama, Bayumedia Publising, Malang.