Meinarly Gultom : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Ibu-Ibu Rumah Tangga Terhadap Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Anak Balitanya, Di Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara Tahun 2009, 2010.
Maka : d = Z 0,05 = 1,95 x
√ 0,89 x 0,11 x √1837 – n n 1836
n = 137 Berdasarkan perhitungan, diperoleh jumlah sampel minimum adalah 137
orang. Dalam penelitian ini besar sampel yang diambil peneliti adalah 150 orang ibu- ibu rumah tangga dan balitanya. Teknik pengambilan sampel kelurahan dengan
metode purposive sampling. Sampel berasal dari tiga kelurahan, yaitu kelurahan Napitupulu, kelurahan Haumabange, kelurahan Pardede Onan. Pengambilan sampel
responden secara quota sampling.
3.3 Variabel Penelitian
1. Pengetahuan ibu-ibu rumah tangga terhadap pemeliharaan kesehatan gigi
dan mulut anak balita 2.
Sikap ibu-ibu rumah tangga terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada anak balita
3. Tindakan ibu-ibu rumah tangga dalam memelihara kesehatan gigi dan
mulut anak balitanya 4.
Kesehatan gigi dan mulut anak balita
3.4 Definisi Operasional
1. Pengetahuan ibu, yaitu pemahaman ibu tentang :
a. Pemeliharaan kesehatan gigi anak balita, yaitu menyikat gigi, kontrol ke
dokter gigi, menghindari makanan dan minuman manis.
Meinarly Gultom : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Ibu-Ibu Rumah Tangga Terhadap Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Anak Balitanya, Di Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara Tahun 2009, 2010.
b. Kesehatan gigi susu sangat mempengaruhi pertumbuhan gigi permanen
anak, yaitu dapat menyebabkan gigi permanen tidak teratur. c.
Penyakit gigi dan mulut, yaitu kariesgigi berlubang dan peradangan gusi gusi berdarah, gusi bengkak.
d. Penyebab gigi berlubang, yaitu malas sikat gigi, rongga mulut yang kotor
dan makanan dan minuman manis. e.
Pembersihan gigi pada anak balita, yaitu ibu memberikan contoh pada anak dan mengajarinya menyikat gigi.
f. Frekuensi menyikat gigi, yaitu dua kali sehari pagi setelah sarapan dan
malam sebelum tidur. g.
Sikat gigi yang baik bagi anak balita, yaitu sikat gigi ukuran kecil dan bulunya halus.
h. Pemberian pasta gigi pada anak balita, yaitu mulai usia 2 tahun dengan
ukuran sebesar biji kacang polong. i.
Peran dokter gigi dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut anak balita, yaitu sebagai tempat konsultasidiskusi mengenai pemeliharaan kesehatan gigi anak
dan mengobati kalau gigi anak sakit. Kunjungan ke dokter gigi yang baik 3-6 bulan sekali.
2. Sikap: pendapat ibu mengenai menjaga kebersihan gigi anak balita,
menyikat gigi anak balita sebelum tidur, pemberian pasta gigi mulai anak usia dua tahun, tidak memberikan makanan dan minuman manis di luar jam makan atau untuk
menidurkan anak.
Meinarly Gultom : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Ibu-Ibu Rumah Tangga Terhadap Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Anak Balitanya, Di Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara Tahun 2009, 2010.
3. Tindakan: perilaku ibu di dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut anak
balita, yaitu: a.
Memeriksakan gigi anak balita ke dokter gigi. b.
Menyikat gigi anak dua kali sehari pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur.
c. Pemilihan sikat gigi. Sikat yang dipilih yaitu yang ukurannya kecil dan
bulu halus khusus untuk anak balita, ukuran anak-anak, yang bentuknya lucu dan digemari anak atau sikat gigi orang dewasa.
d. Tindakan pemberian pasta yang mengandung fluor dengan ukuran sebesar
biji kacang polong atau sepanjang bulu sikat pada saat menyikat gigi. e.
Membersihkan gigi atau memberikan air putih untuk berkumur setelah anak makan atau minum yang manis.
f. Tindakan jika menjumpai adanya gigi berlubang atau gusi berdarahgusi
bengkak pada anak, yaitu tidak melakukan apa-apa, membawa ke dokter gigi, mengobati sendiri.
4. Kesehatan gigi dan mulut anak, dilihat dari kondisi gigi dan mulut anak
balita yaitu ada atau tidaknya karies, karies botol, gigi hilang, gigi ditambal dan ada atau tidaknya gusi berdarah dan gusi bengkak.
3.5 Cara Pengumpulan Data