Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Anak

Meinarly Gultom : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Ibu-Ibu Rumah Tangga Terhadap Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Anak Balitanya, Di Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara Tahun 2009, 2010. mengatur perilaku tersebut. Menurut Bandura, pengaturan diri dalam hal berperilaku secara efektif tidak akan dicapai hanya dengan kehendak atau sikap saja akan tetapi dituntut juga untuk memiliki keterampilan untuk memotivasi diri dan bimbingan diri, dengan kata lain memiliki pengetahuan yang baik. 10 Kesehatan gigi susu sangat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan gigi tetap. Oleh karena itu, peran serta orangtua sangat diperlukan di dalam membimbing, memberikan pengertian, mengingatkan dan menyediakan fasilitas kepada anak agar anak kelak dapat memelihara kebersihan gigi dan mulutnya. 1 Pengetahuan orangtua terutama seorang ibu terhadap bagaimana menjaga kesehatan gigi dan mulut sangat penting dalam mendasari terbentuknya perilaku yang mendukung kebersihan gigi dan mulut anak sehingga kesehatan gigi dan mulut anak dapat baik. Pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi akan sangat menentukan status kesehatan gigi anaknya kelak. Seorang ibu memegang peranan penting dalam suatu keluarga, baik sebagai seorang isteri maupun sebagai seorang ibu dari anak-anaknya. Figur pertama yang dikenal anak begitu ia lahir adalah ibunya. Oleh karena itu perilaku dan kebiasaan ibu dapat dicontoh oleh si anak. Namun, pengetahuan saja tidak cukup, perlu diikuti dengan sikap dan tindakan yang tepat. 1

2.2 Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Anak

Pertumbuhan gigi pada manusia dimulai pada saat bayi berusia 6-9 bulan dengan tumbuhnya dua gigi seri rahang bawah disusul dengan gigi seri rahang atas. Pada usia 7-10 bulan tumbuh dua gigi seri depan kedua di samping gigi seri pertama rahang atas maupun bawah. Kadang-kadang gigi seri kedua di rahang bawah tumbuh Meinarly Gultom : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Ibu-Ibu Rumah Tangga Terhadap Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Anak Balitanya, Di Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara Tahun 2009, 2010. lebih dulu sebelum gigi seri kedua rahang atas. Lalu, satu gigi geraham depan tumbuh pada usia 16-20 bulan. Gigi taring juga mulai muncul pada usia yang sama. Gigi geraham kedua tumbuh pada usia 23-30 bulan. Biasanya, anak akan punya gigi susu lengkap 20 pada usia 3 tahun. 6 Pada masa balita 2-5 tahun, perkembangan anak berubah dari otonomi ke inisiatif, timbul keinginan-keinginan yang baru dalam diri anak. Pada masa akhir anak, ia sudah mulai mempertanggungjawabkan perbuatannya sendiri. Perkembangan motorik dan keterampilan anak diperoleh melalui proses kematangan dan latihan. Masa balita dikaitkan dengan masa “kemandirian” atau disebut sikap “kepala batu”. Anak akan mulai membantah apa yang tidak sesuai dengan keinginannya. Sikap “kepala batu” ini dapat diubah bila orangtua atau pendidik konsisten memperlihatkan kewibawaan dan peraturan yang telah ditetapkan. Pada anak akan terlihat kemiripan dengan orangtua, ini disebut proses identifikasi. Proses identifikasi adalah proses mengadopsi sifat, sikap, pandangan orang lain dan dijadikan sifat, sikap dan pandangannya sendiri. Oleh karena itu, pada masa ini perlu ketegasan dari orangtua untuk membiasakan anak dengan kegiatan-kegiatan yang positif. Pada usia ini adalah saat yang paling baik untuk mulai menggunakan sikat gigi. 14 Perilaku anak akan menentukan status kesehatan gigi mereka termasuk pola makan dan kebiasaan membersihkan gigi. Anak yang mengkonsumsi makanan yang manis di luar jam makan akan meningkatkan risiko karies. Keadaan ini diperburuk dengan anak yang malas untuk menyikat gigi. Hasil penelitian Eka Chemiawan, dkk 2004 yang melakukan penelitian pada anak usia 15-60 bulan di Bandung menunjukkan bahwa 180 dari 317 anak 56,78 mengalami Nursing Mouth Caries. Meinarly Gultom : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Ibu-Ibu Rumah Tangga Terhadap Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Anak Balitanya, Di Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara Tahun 2009, 2010. Anak yang menyikat gigi satu kali sehari sebanyak 31,55, dua kali sehari 23,03, tiga kali sehari 2,2. Penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi Nursing Mouth Caries menunjukkan angka yang sangat tinggi. Pada anak yang melakukan penyikatan gigi satu kali lebih tinggi dibandingkan yang menyikat gigi dua atau tiga kali. Peranan orangtua hendaknya ditingkatkan dalam membiasakan anak menyikat gigi secara teratur sejak dini dalam mencegah Nursing Mouth Caries. 13 Beberapa teknik pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang dapat dilaksanakan dan merupakan peran dari orangtua terutama ibu pada usia ini adalah: 1 a. Membersihkan gigi Membersihkan gigi anak dapat dilakukan dengan penyikatan gigi. Penyikatan gigi bertujuan untuk menghindari plak. Plak dapat menyebabkan kerusakan gigi, misalnya gigi berlubang. Anak di atas dua tahun sudah dapat mulai diajarkan cara menyikat gigi. Pertama sekali orangtua memberikan contoh pada anak cara menyikat gigi setelah itu anak diminta untuk mengikutinya. 1 Mulai dari usia 2 tahun, anak sudah dapat diajarkan menyikat gigi dengan metode Schrob. Metode ini adalah suatu metode menyikat gigi yang mudah dan sederhana untuk diajarkan pada anak. Caranya, menyikat gigi bagian atas dan bawah dengan arah ke samping kanan dan kiri, kemudian seluruh gigi bagian samping dan seluruh gigi bagian belakang disikat, lalu anak berkumur dengan air bersih beberapa kali. 15 Pemilihan sikat gigi pada anak balita sebaiknya dipilih sikat gigi yang ukurannya kecil dengan tangkai yang mudah digenggam. Bulu sikatnya halus soft. Bagian kepala sikat menyempit agar mudah menjangkau bagian dalam rongga mulut Meinarly Gultom : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Ibu-Ibu Rumah Tangga Terhadap Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Anak Balitanya, Di Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara Tahun 2009, 2010. anak. Anak usia 1-5 tahun bisa memakai sikat dengan 3 deret bulu. American Dental Association menganjurkan ukuran maksimal kepala sikat gigi balita adalah 18x7 mm. Gantilah sikat gigi kalau bulunya sudah tidak beraturan lagi atau mekar, karena dapat melukai gusi. 2 Gambar 1. Sikat gigi anak balita menurut American Dental Association 16 Waktu menyikat gigi sebaiknya dilakukan teratur, minimal 2 kali sehari yaitu pagi hari setelah sarapan dan sebelum tidur malam. 2 Untuk menyikat gigi secara benar sebaiknya dilakukan lebih dari 2 menit. Walau demikian, yang terpenting bukan lamanya waktu dalam menyikat gigi, tetapi pembersihan gigi itu sendiri dari plak. Untuk membantu dalam kontrol plak dapat digunakan bahan pewarna plak. Bahan pewarna plak berguna untuk mengamati plak . Bahan pewarna plak berguna untuk mengamati plak masih ada atau tidak. Sebaiknya, bahan pewarna plak ini digunakan tiap 2 atau 3 hari sampai ditemukan bahwa plak tidak ada lagi pada bagian belakang dan depan gigi, di bagian dalam, di bagian leher gigi, setelah penyikatan gigi. Setelah itu, dapat digunakan sebulan sekali. 1,17 Meinarly Gultom : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Ibu-Ibu Rumah Tangga Terhadap Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Anak Balitanya, Di Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara Tahun 2009, 2010. b. Pemakaian pasta gigi Menurut Standar Nasional Indonesia kadar fluor dalam pasta gigi yang baik untuk anak adalah 500-1000 ppm SNI 16-4767-1998. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.445MenkesPerV1998 Lampiran 134 disebutkan bahwa batas maksimum garam fluorida dan turunannya dalam sediaan higiene mulut adalah 0,15 setara dengan 1500 ppm, jumlah ini sesuai dengan aturan Asean Cosmetic Directive 76768EEC Annex III Bagian 1, aturan FDA Amerika Serikat, serta ISO 11609. 6 Pemakaian pasta sudah dapat dimulai pada usia dua tahun. 1 Pada anak terutama usia dibawah 2 tahun refleks menelan tinggi sehingga sering menelan pasta gigi juga karena pasta gigi anak memiliki rasa. Untuk menghindari fluorosis, banyaknya pasta yang diberikan pada anak-anak dianjurkan sebesar biji kacang polong. 2 Gambar 2. Banyaknya pasta gigi yang dioleskan sebesar biji kacang polong 16 Pasta akan memberi kesegaran pada mulut dan kebersihan gigi dan mulut yang lebih optimal. Pasta gigi sekarang ini memiliki variasi rasa dan warna yang Meinarly Gultom : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Ibu-Ibu Rumah Tangga Terhadap Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Anak Balitanya, Di Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara Tahun 2009, 2010. beredar di pasaran, dan ini akan mengundang perhatian anak dan diharapkan anak lebih tertarik dan rajin untuk menyikat gigi. 1 c. Diet sehat pada anak Makanan dan minuman manis dapat memperburuk kesehatan gigi, seperti biskuit, coklat, permen, kue, susu dan cemilan-cemilan yang mengandung gula. Makanan yang bersifat lengket dan mengandung gula yang sering dikonsumsi di luar jam makan berbahaya bagi kesehatan gigi anak. Frekuensi pemberian makanan manis yang sering atau di luar jam makan ini akan meningkatkan risiko terjadinya karies pada anak. Cara untuk mengatasi hal ini, orangtua atau ibu dapat melakukan: 18 1. Tidak membiasakan memberikan makanan atau minuman yang mengandung gula sebagai hadiah kepada anak. 2. Cemilan manis dapat diganti dengan memberi cemilan dari buah atau sayuran. 3. Sehabis makan makanan yang manis, anak dibiasakan berkumur dengan air putih. 4. Tidak memberikan makanan atau minuman manis di luar jam makan, sebaiknya dibiasakan untuk memberi air putih matang yang telah didinginkan terutama saat anak mau tidur. d. Melakukan pemeriksaan ke dokter gigi American Academy of Pediatric Dentistry menyarankan agar kunjungan pertama ke dokter gigi dimulai pada erupsi gigi pertama atau dimulai saat anak usia 12 bulan. Walaupun demikian, anak-anak yang mempunyai kelainan sistemik dan Meinarly Gultom : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Ibu-Ibu Rumah Tangga Terhadap Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Anak Balitanya, Di Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara Tahun 2009, 2010. menderita trauma pada gigi sebaiknya melakukan kunjungan ke dokter gigi lebih awal agar perawatan dapat segera dilakukan. 1 Dokter gigi pada kunjungan pertama akan melakukan beberapa tindakan, seperti pemeriksaan gigi geligi dan jaringan periodontal anak, memberikan sediaan fluor misalnya tablet fluor, memberikan penyuluhan mengenai cara pemberian makanan dan minuman yang baik yang dapat menghindari terjadinya kerusakan gigi, memberikan beberapa penjelasan mengenai pemeliharaan kesehatan secara umum dan kesehatan gigi khususnya. Dengan mendapatkan pendidikan kesehatan gigi dari dokter gigi, pengetahuan orangtua atau biasanya seorang ibu terhadap pemeliharaan kesehatan gigi semakin baik. Kunjungan ke dokter gigi yang dimulai sejak usia dini juga akan mengurangi kecemasan dan ketakutan anak kelak karena sudah diperkenalkan sejak awal. Pada kunjungan pertama dokter gigi akan mengupayakan cara untuk memperkenalkan anak lingkungan dokter gigi dengan upaya yang tidak menimbulkan rasa takut dan cemas pada anak. 1 Pemeriksaan rutin 3-6 bulan sekali sangat berguna terutama dalam memonitor pertumbuhan dan perkembangan gigi anak serta mendeteksi kelainan gigi anak sejak dini. 16 Memeriksakan gigi mulai dari usia dini sangatlah penting, akan tetapi banyak orangtua mengangap hal ini tidak perlu karena gigi susu akan diganti dengan gigi permanen sehingga sering membiarkan gigi susu anaknya berlubang. Gigi susu yang berlubang dapat menimbulkan beberapa masalah. Gigi susu yang berlubang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman atau sakit, akibatnya anak menjadi rewel dan susah makan. Hal ini disebabkan gigi yang berlubang mengganggu fungsi pengunyahan dan apabila terganggu dapat mempengaruhi nutrisi anak. Gigi susu yang berlubang juga Meinarly Gultom : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Ibu-Ibu Rumah Tangga Terhadap Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Anak Balitanya, Di Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara Tahun 2009, 2010. dapat menyebabkan gigi tersebut goyang dan tanggal prematur atau terpaksa dicabut sebelum waktunya. Gigi susu berfungsi sebagai penuntun bagi pertumbuhan gigi permanen. Bila gigi susu tanggal prematur, pertumbuhan gigi permanen menjadi tidak teratur. 6

2.3 Penyakit Gigi dan Mulut Balita

Dokumen yang terkait

Determinan Pemanfaatan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) pada Ibu Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Balige Kabupaten Toba Samosir Tahun 2013

6 74 84

Gambaran Perilaku Ibu Terhadap Pemeliharaan Kesehatan Gigi Pada Anak di SD Negeri 064023 Kemenangan Tani Medan Tahun 2015

3 91 96

Pengetahuan dan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Ibu Hamil di Rumah Sakit Ibu Anak Stella Maris Medan

13 188 57

Pengembangan Model Ceramah Pada Penyuluhan Kesehatan Gigi Dan Mulut Oleh Kader Kepada Ibu-Ibu Pengunjung Posyandu Agar Menjaga Kesehatan Gigi Anak Balitanya Di Kecamatan Medan Amplas Medan Tahun 2012

4 54 72

Hubungan Karakteristik dan Tindakan Ibu dalam Pemeliharaan Kesehatan Gigi dengan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Anak di SD Kecamatan Medan Tuntungan”

14 137 83

Hubungan Persepsi Ibu Hamil Tentang Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Dengan Minat Memanfaatkan Pelayanan di Puskesmas Pembantu Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan Tahun 2006

2 48 76

Gambaran Perilaku Pemilik Rumah Kos Terhadap Kesehatan Reproduksi Remaja Di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Medan Tahun 2005

4 49 90

Hubungan Perilaku Ibu Mengenai Kesehatan Gigi Anak Dengan Lactobacillus sp. Anak Usia 2-5 Tahun di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Ar Raudhatul Hasanah, Medan

0 32 56

Determinan Pemanfaatan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) pada Ibu Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Balige Kabupaten Toba Samosir Tahun 2013

0 1 16

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan - Pengetahuan dan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Ibu Hamil di Rumah Sakit Ibu Anak Stella Maris Medan

0 0 13