2. Paparan Pendapat Guru
Dalam mendeskripsikan pendapat ini guru praktikan adalah salah satu partner penulis yang dijadikan sumber dalam wawancara, yang mengemukakan
beberapa pendapatnya sebagai berikut : a
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan instruksional desain ATI merupakan suatu alternatif yang layak dicoba keampuhannya oleh guru-guru
yang lain karena dengan pengelompokkan yang sesuai dengan kemampuan nya kebutuhan siswa menjadi terpenuhi.
b Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan instruksional desain ATI
merupakan suatu pembaharuan dalam pembelajaran sehingga siswa belajar dengan menyenangkan dan tidak membosankan.
c Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang dapat mengatasi kesulitan
yang dihadapi oleh siswa dan memberikan penanganannya sesuai dengan jenis kemampuan yang siswa miliki.
4. Gambaran Hasil Analisis Data
Berdasarkan dua siklus penelitian yang telah dilakukan, analisis data yang terkumpul adalah sebagaimana tergambar pada penjelasan berikut :
Pertama, pemilihan alatmedia pembelajaran yang digunakan pada siklus I hanya terbatas pada gambar yang ada pada satu atlas kecil, dan hanya terpaku
pada salah satu buku sumber yang terdapat di sekolah, sehingga pengetahuan siswa tidak berpikir kreatif untuk mencari dari sumber lainnya. Maka pada siklus
II guru menambah alatmedia pembelajaran dengan menggunakan peta yang agak besar dan beberapa macam atlas dan juga dari buku penunjang lain yang relevan,
sehingga pengetahuan siswa menjadi bertambah dan menjadi mudah dalam membaca peta karena atlas tidak berebutan.
Kedua, pada siklus I pembelajaran hanya terbatas pada pengaturan ruang belajar yang diatur secara berkelompok saja, sehingga siswa hanya mengenal
pembelajaran yang dilaksanakan dengan beralih duduk berkelompok saja.Pada siklus II siswa diberi pengarahan yang jelas tentang maksud dari mereka duduk
berkelompok tidak sekedar beralih duduk namun ada sejumlah tugas yang harus dikerjakan kelompok dan merupakan tanggung jawab bersama.
Ketiga, pada siklus I perlakuan yang diberikan bagi siswa berkemampuan tinggi belum berjalan efektif, karena masih terlihat siswa sering berkelakar dan
bercanda dengan teman sekelompoknya setelah dia selesai mengerjakan tugas, hal ini diduga waktu 2 jam pelajaran terlalu lama jika hanya untuk mempelajari buku
sumber, membaca peta dan mengerjakan tugas. Dari hasil wawancara dengan siswa diperoleh keterangan pula bahwa belajar dengan hanya mengerjakan LKM
dan buku paket dirasakan kurang cukup memadai tanpa didukung sumber lain. Pada siklus II siswa yang berkemampuan tinggi setelah mengerjakan LKM diberi
tugas tambahan untuk melaksanakan diskusi dan tanya jawab serta mencari sumber lain di perpustakaan untuk dibawa ke dalam kelas untuk dipelajari
bersama. Keempat, pada siklus I perlakuan yang diterapkan pada siswa yang
berkemampuan sedang kurang menarik minat siswa. Hasil observasi menunjukkan belum konsistennya guru dalam menarik minat siswa terutama saat memulai
proses pembelajaran, selain itu tampak pula bahwa alat peraga yang digunakan kurang menarik minat siswa untuk belajar, demikian pula dalam kegiatan belajar
mengajar yang cenderung didominir oleh guru sehingga kurang melibatkan keaktifan siswa, terlihat pada perumusan kesimpulan pelajaran yang dilakukan
sendiri oleh guru tanpa melibatkan keaktifan siswa. Pada siklus II siswa dieksplorasi pengetahuannya tentang peta yang mereka temui di lapangan serta
diakhir pelajaran mereka dilibatkan untuk menyimpulkan pelajaran bersama guru. Kelima, Perlakuan yang dikembangkan untuk siswa yang berkemampuan
rendah dari segi substansi dan konsep sebenarnya sudah cukup baik, tapi dalam implementasinya masih perlu ditingkatkan, terutama dalam pemberian penjelasan
ulang masih kurang menguasai ide dasar materi pelajaran, selain itu pula alatmedia dan sumber pembelajaran yang ada masih belum optimal, sehingga
guru tidak mengulangi penjelasan dengan baik dan tepat. Kemudian dalam pemberian motivasi kelihatannya masih kurang sering diberikan oleh guru.Pada
siklus II pembelajaran dibuat serinci mungkin mulai dari pengulangan materi, penggunaan alatmedia, pemberian motivasi dan pujian yang lebih sering,
sehingga siswa yang rendah merasa benar-benar dihargai kemampuannya dan menimbulkan percaya diri.
E. Pembahasan