Riko ArRasyid, 2014 potensi pengembangan budidaya karet hevea brasiliensis di kabupaten bandung barat
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Arikunto 1998:102
mengemukakan bahwa
“Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian sedang sampel merupakan bagian atau wakil
populasi yang akan diteliti ”. Sedang menurut Sumaatmadja 1988: 112
menyatakan “Populasi adalah keseluruhan gejala fisis, sosial, ekonomi, individu
manusia baik perorangan maupun kelompok, kasus masalah, peristiwa tertentu yang akan kita teliti, yang ada di daerah penelitian menjadi objek penelitian
geografi ”. Sugiyono 2009 : 61 menambahkan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas : obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Berdasarkan dari pengertian di atas maka populasi dalam penelitian ini
terdiri dari dua yaitu, populasi manusia dan populasi wilayah. a.
Populasi manusia dalam peneletian ini adalah seluruh pertanian yang menerapkan budidaya karet di Kabupaten Bandung Barat. Untuk populasi
pertanian yang menerapkan budidaya karet, dalam penelitian ini terbagi kedalam tiga bagian berdasarkan kepemilikan hak guna usaha perkebunan
karet di Kabupaten Bandung Barat yang terdiri dari Perkebunan Rakyat PR, Perkebunan Besar Swasta PBS, dan Perkebunan Besar Negara
PBN. Berdasarkan populasi manusia untuk pertanian yang menerapkan budidaya karet dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut
Tabel 3.1 Kelembagaan dan Tenaga Kerja Perkebunan Karet di Kabupaten Bandung Barat
Komoditi Jumlah Kelembagaan
Penyerapan Tenaga Kerja Kelomp
ok Tani klp
Asosiasi Petani buah
Koperasi Perkebunan
unit Mitra Usaha
Kepala Keluarga
KK Laki-
laki orang
Perempu an
orang
Jumlah Bidang
Usaha
Karet 12 -
- -
- 1700
2400 5
Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Bandung Barat Tahun 2013
Riko ArRasyid, 2014 potensi pengembangan budidaya karet hevea brasiliensis di kabupaten bandung barat
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Berdasarkan Tabel 3.1 mengenai kelembagaan dan tenaga kerja perkebunan karet di Kabupaten Bandung Barat, untuk komoditi karet memiliki
kelembagaan 12 kelompok petani dan penyerapan tenaga kerjanya terdiri dari 1700 Kepala Keluarga KK yang didalamnya ada 2400 laki-laki dan lima orang
perempuan.
Tabel 3.2 Luas Areal dan Produksi Perkebunan Rakyat PR Tanaman Tahunan Karet di
Kabupaten Bandung Barat Tahun 2013
Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Bandung Barat Tahun 2013 dan PLP Kabupaten Bandung Barat 2009
Keterangan : TBM Tanaman Belum Menghasilkan TM Tanaman Menghaislkan
TRTTM Tanaman RusakTanaman Tidak Menghasilkan Berdasarkan Tabel 3.2 mengenai luas areal dan produksi Perkebunan
Rakyat PR tanaman tahunan karet di Kabupaten Bandung Barat, terdapat di daerah Kecamatan Cikalongwetan, Cipatat, dan Cipeundeuy. Perkebunan Rakyat
PR di Kecamatan Cipeundeuy merupakan yang aling luas yaitu 292 Ha dan Kecamatan Cipatat memiliki luaa 7 Ha, dan memiliki jumlah tenaga kerja lepas
atau non staf sekitar 333 orang yang berdasarkan data dari PLP Kabupaten Bandung Barat keseluruhan berada di Kecamatan Cipeundeuy.
No Daerah
Perkebuan Karet
Luas Areal Ha Jumlah
Tenaga
Kerja LepasNon
Staf org Areal
Sesuai Hak
HGU TBM
TM TRTTM
Luas Total
Tanam Akhir
1 Cikalongwetan
- 14,2
40 - 54,2
-
2 Cipatat -
2 2,7
2,3 7
-
3 Cipeundeuy -
115,5 171,5 5
292 333
Total -
131,7 214,2 7,3
353,2 333