6
2.3 Patogenesis
Neoplasma atau tumor adalah transformasi sejumlah gen yang menyebabkan gen tersebut mengalami mutasi pada sel DNA. Karsinogenesis
akibat mutasi materi genetik ini menyebabkan pembelahan sel yang tidak terkontrol dan pembentukan tumor atau neoplasma. Gen yang mengalami mutasi
disebut proto-onkogen dan gen supresor tumor, yang dapat menimbulkan abnormalitas pada sel somatik. Usia sel normal ada batasnya, sementara sel tumor
tidak mengalami kematian sehingga multiplikasi dan pertumbuhan sel berlangsung tanpa kendali. Sel neoplasma mengalami perubahan morfologi,
fungsi, dan siklus pertumbuhan. Untuk terjadinya karsinogenesis diperlukan lebih dari satu mutasi untuk mengubah suatu sel normal menjadi sel-sel kanker.
Hampir semua sel neoplasma berasal dari satu sel yang mengalami mutasi karsinogenik. Sel tersebut mengalami proses evolusi klonal yang akan menambah
risiko terjadinya mutasi ekstra pada sel desendens mutan. Sel-sel yang hanya memerlukan sedikit mutasi untuk menjadi ganas diperkirakan bersumber dari
tumor jinak. Ketika mutasi berakumulasi, maka sel tumor jinak itu akan menjadi tumor ganas Tjarta, 1973.
Pertumbuhan neoplasma atau kanker pada dasarnya dibagi menjadi beberapa fase antara lain 1. fase inisiasi adalah fase dimana berubahnya sel
normal tubuh menjadi sel yang pekaterinisiasi; 2. fase induksi adalah fase sel tubuh yang sudah peka oleh karsinogen akan merubah menjadi sel kanker. Fase
inisiasi dan fase induksi tidak bisa diketahui, diperkirakan dapat berlangsung puluhan tahun; 3. fase insitu yaitu fase dimana sel kanker itu bertumbuh terus
tetapi masih pada tempatnya, belum menembus membrana basalis intra epitelial, intra lobuler. Fase ini lamanya sangat bervariasi bisa selamanya tetap dalam fase
ini, biasanya berlangsung sampai lima tahun; 4. fase invasif yaitu dimana sel kanker telah keluar dari membrana basalis dan menginfiltrasi jaringan sekitarnya.
Fase ini lebih cepat berlangsung kira-kira kurang dari lima tahun; 5. fase disseminasi yaitu fase dimana sel kanker itu sudah tumbuh jauh diluar organnya.
Bila telah mencapai fase ini dikatakan kanker sudah tidak dapat diobati dan biasanya berlangsung sangat cepat 1
– 5 tahun Tjarta, 1973.
7 Menurut Sudiono 2008 terdapat beberapa teori patogenesis terbentuknya
tumor diantaranya :
2.3.1 Teori perubahan genetik
Menurut teori ini, terjadinya perubahan genetik yang menetap pada sel sehingga sintesis protein yang lebih aktif dan ini digunakan lebih banyak untuk
reproduksi daripada bekerja. Ketika sel sudah mulai aktif, kemudian terjadi mutasi sel lebih lanjut. Jadi mula-mula terjadi perubahan epigenetik yaitu
perubahan metabolime sel yang menyebabkan gen pengendali pembelahan sel menjadi tidak aktif perubahan kariotip. Pada permulaan kanker, kerusakan ini
tidak terlihat. Kemudian perubahan yang tidak terlihat ini secara langsung atau melalui bahan karsinogen lain akan menjadi perubahan yang terlihat yang secara
klinis tampak sebagai tumor.
2.3.2 Teori feedback deletion
Semua sel mempunyai potensi genetik untuk berubah menjadi kanker tetapi dalam keadaan normal potensi ini terhambat. Karsinogen akan merusak sel
pengatur efek genetik atau merusak enzim efek epigenetik sehingga merusak mekanisme yang stabil. Pada sel tumor, gen pengatur pertumbuhan menghilang
sehingga kemampuan enzim feedback menyebabkan sel mendekati perubahan menjadi kanker. Konsep kehilangan kontrol ini disebut feedback deletion.
2.3.3 Teori multifakor
Satu tumor dapat disebabkan oleh beberapa penyebab yang bekerja sinergistik atau aditif. Seperti halnya, faktor genetik, hormon, virus, dan
penyinaran. Faktor hormon mempengaruhi jaringan sedemikian rupa sehingga jaringan mudah dipengaruhi oleh karsinogen lain.
2.3.4 Teori stadium ganda
Tumor ganas tidak hanya timbul akibat faktor-faktor penyebab yang banyak multifaktor tetapi juga melalui stadium yang progresif multistage.
Evolusi ini memerlukan waktu beberapa bulan atau tahun. Menurut teori ini,