Definisi Bising Jenis-jenis Kebisingan

frekuensi lain, sehingga kondisi ini disebut dengan NIHL. Kategori normal pendengaran bila berada pada titik 20 dB. Sedangkan jika ambang dengar seseorang berada di antara 41 sampai dengan 60 dB, maka seseorang tersebut dapat dikatakan mengalami gangguan pendengaran sedang Alberta, 2014. Sumber: United State Department of Labor 2002

2.5 Bising

2.5.1 Definisi Bising

Bising adalah suara atau bunyi yang mengganggu atau tidak dikehendaki. Hal ini menunjukkan bahwa pengertian bising sangat subyektif yang tergantung pada persepsi individu, waktu dan tempat terjadinya bising. Secara audiologi, bising adalah campuran bunyi nada murni dan berbagai frekuensi. Menurut World Health Organization WHO, kebisingan umumnya didefinisikan sebagai suara tanpa kualitas music yang Gambar 2.4.2 Sensorineural Hearing Loss Audiogram menyenangkan atau sebagai suara yang tidak diinginkan. Sementara itu, Kepmenkes 1405 Tahun 2002 menyatakan bahwa kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki sehingga mengganggu atau membahayakan kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2002. Sedangkan Permenaker No. 13 Tahun 2011 mengartikan kebisingan sebagai semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi danatau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran.

2.5.2 Jenis-jenis Kebisingan

Menurut Suma’mur dalam buku Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja HIPERKES, kebisingan berdasarkan sifatnya dikategorikan menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut Suma’mur, 2009. 1. Kebisingan menetap berkelanjutan kontinyu tanpa putus-putus dengan spektrum frekuensi luas steady state, wide band noise, misalnya bising mesin, kipas angin dan dapur pijar. 2. Kebisingan menetap berkelanjutan dengan spektrum frekuensi sempit steady state, narrow band noise, misalnya bising gergaji sirkuler dan katup gas. 3. Kebisingan terputus-putus intermittent noise, misalnya bising lalu lintas suara pesawat di bandara. 4. Kebisingan impulsive impact or impulsive noise, seperti bising pukulan palu, tembakan meriam dan ledakan. 5. Kebisingan impulsif berulang, seperti bising mesin tempa di perusaan atau tempaan tiang pancang bangunan. Dari beberapa jenis kebisingan tersebut, bising yang dianggap lebih sering menyebabkan kerusakan pada pendengaran adalah kebisingan yang bersifat kontinyu, terutama yang memiliki spektrum frekuensi luas dan intensitas yang tinggi.

2.5.3 Pengukuran Kebisingan