KAJIAN PUSTAKA 7 METODE PENELITIAN 35 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 43

BAB III METODE PENELITIAN 35

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 35 3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 35 3.3. Variabel Penelitian 35 3.3.1.Variabel Bebas 35 3.3.2.Variabel Terikat 35 3.4. Desain Penelitian 35 3.5. Prosedur Penelitian 36 3.6. Instrumen Penelitian 37 3.7. Uji Coba Instrumen 38 3.7.1.Validitas 39 3.8. Observasi 39 3.9. Teknik Analisis Data 39 3.9.1.Menentukan Rata-rata dan Simpangan Baku 39 3.9.2.Melakukan Uji Normalitas 39 3.9.3.Uji Homogenitas 40 3.9.4.Uji Hipotesis 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 43

4.1. Hasil Penelitian 43 4.1.1. Deskripsi Penelitian 43 4.1.1.1. Data Hasil Pretes Kelas Eksperimen 43 4.1.1.2. Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 44 4.1.1.3. Data Hasil Postes Kelas Eksperimen 45 4.1.1.4. Data Hasil Postes Kelas Kontrol 46 4.1.2. Uji Analisis Data 48 4.1.2.1. Uji Normalitas 48 4.1.2.2. Uji Homogenitas 48 4.1.2.3. Uji Hipotesis 49 4.1.2.4. Temuan Penelitian 50 4.2. Pembahasan 50 BAB.V KESIMPULAN DAN SARAN 53 5.1. Kesimpulan 53 5.2. Saran 53 DAFTAR PUSTAKA 54 ix DAFTAR TABEL Hal Tabel 2.1. Langkah – langkah pembelajaran kooperatif 18 Tabel 2.2. Perbandingan empat pendekatan dalam pembelajaran kooperatif 19 Tabel 2.3. Perbedaan model pembelajaran kooperatif dengan konvensional 24 Tabel 3.1. Rancangan penelitian 36 Tabel 3.2. Spesifikasi hasil belajar 38 Tabel 4.1. Nilai pretes kelas eksperimen 43 Tabel 4.2. Nilai pretes kelas kontrol 44 Tabel 4.3. Nilai postes kelas eksperimen 45 Tabel 4.4. Nilai postes kelas kontrol 46 Tabel 4.5. Uji normalitas data 48 DAFTAR LAMPIRAN Hal Lampiran 1. Rencana pelaksanaan pembelajaran 54 Lampiran 2. Lembar kerja siswa 80 Lampiran 3. Instrumen penelitian 89 Lampiran 4. Kisi – kisi tes hasil belajar 92 Lampiran 5. Kunci jawaban 103 Lampiran 6. Data mentah pretes kelas kontrol 104 Lampiran 7. Data mentah pretes kelas eksperimen 105 Lampiran 8. Data mentah postes kelas kontrol 106 Lampiran 9. Data mentah postes kelas eksperimen 107 Lampiran 10. Data hasil belajar kelas eksperimen 108 Lampiran 11. Data hasil belajar kelas kontrol 110 Lampiran 12. Uji normalitas data pretes 112 Lampiran 13. Uji normalitas data postes 114 Lampiran 14. Uji homogenitas 116 Lampiran 15. Uji hipotesis pada pretes 118 Lampiran 16. Uji hipotesis pada postes 120 Lampiran 17. Dokumentasi penelitian 122

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan bagian terpenting yang membawa dan menentukan kualitas suatu bangsa. Dimana kualitas yang akan dicapai suatu bangsa tercermin pada tujuan pendidikan di Indonesia. Untuk itu pemerintah telah berupaya merumuskan tujuan-tujuan pendidikan yang berorientasi pada perbaikan kualitas bangsa. Banyak upaya yang telah dilakukan seperti pemberian Bantuan Operasional Siswa BOS , sertifikasi guru, memperbaiki dan melengkapi sarana dan prasarana pendidikan. Namun fakta di lapangan pendidikan belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal ini terlihat dari hasil ujian nasional UN SMA diumumkan serentak di seluruh wilayah Indonesia. Dari hasil UN tingkat SMA sederajat , ribuan siswa dinyatakan tidak lulus. Dari informasi yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Nasional Diknas provinsi Sumatera Utara Sumut bahwa hasil UN tahun 2007 untuk siswa SMA di Sumut persentase ketidaklulusan mencapai 15. Hasil UN tahun 2008 sumut mengalami peningkatan persentasi kelulusan mencapai 98 tidak lulus sebesar 2. Tetapi pada tahun 2009 hasil UN SMA di Sumut mengalami penurunan mencapai 7,85.. Tingkat kelulusan di Sumut memiliki grafik naik turun dan terbukti dari hasil UN SMA dalam 3 tahun teakhir. Tinjauan lebih spesifik dilakukan untuk Kota Medan, dimana terjadi peringkat kelulusan siswa untuk tingkat SMA sederajat pada tahun 2009 mengalami penurunan jika dibanding tahun sebelumnya. Penurunan ini juga terlihat pada SMA Swasta Josua Medan, dimana pada tahun 2008 siswa lulus 100, namun data tahun 2009 terjadi penurunan menjadi 92,74. Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran, pada pendidikan formal dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini terlihat pada hasil belajar peserta didik yang senantiasa sangat memprihatinkan khususnya pada mata pelajaran fisika. Berdasarkan hasil observasi kegiatan belajar mengajar KBM , data angket dan wawancara dengan guru fisika di SMA Swasta Swasta Josua Medan menunjukkan hasil belajar IPA dari 40 siswa semester genap Tahun Ajaran 20082009, khususnya pada bidang fisika nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 50, sedang nilai rata- ratanya 59,5 dimana kriteria ketuntasan minimalnya adalah 70. Hasil belajar siswa yang rendah tersebut disebabkan beberapa faktor, diantaranya: kurangnya pemahaman siswa dan penguasaan materi pelajaran berdasarkan data angket menyatakan 75 siswa tidak menyukai fisika, kesalahan konsepsi pada materi pokok sehingga siswa sulit memecahkan soal, kurangnya motivasi siswa terhadap pelajaran fisika seperti yang diungkapkan Nur Azizah,S.pd guru mata pelajaran fisika di SMA Swasta Josua Medan, dan pendekatan pembelajaran yang kurang tepat. Dapat dikatakan nilai siswa rendah pada dasarnya kurangnya memahami materi pelajaran. Selain itu pembelajaran fisika sering membosankan karena menggunakan sistem pengajaran yang monoton dan cenderung dengan hitungan matematis yang seharusnya berisi konsep-konsep yang menarik. Sistem pengajaran yang diterapkan sangat monoton yaitu hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas atau lebih dikenal dengan model pembelajaran konvensional. Dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional ini, bahan pelajaran diberikan secara sistematis dengan penjelasan yang monoton sehingga yang cenderung aktif adalah gurunya sedangkan siswanya bersifat menunggu atau pasif. Pembenahan yang dilakukan guru adalah dalam proses belajar mengajar yang dapat dilakukan salah satunya adalah seorang guru harus mampu berhubungan dan berinteraksi secara baik dengan siswa. Seorang guru harus mampu memilih model pembelajaran yang digunakan dengan tepat dalam menyampaikan setiap konsep yang diajarkan. Dengan model pembelajaran yang tepat dapat membuat pelajaran fisika menjadi lebih menyenangkan dan mampu memancing siswa untuk lebih aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Manfaat dari model pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan kemampuan, minat, mempermudah siswa dalam memahami materi fisika dan akhirnya dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa. Salah satu model

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

Perbedaan hasil belajar biologi siswa menggunakan model Rotating Trio Exchange (RTE) dengan Think Pair Share (TPS) pada konsep virus

1 7 181

Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Thinks Pair Share Pada Siswa Kelas V Mi Manba’ul Falah Kabupaten Bogor

0 8 129

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK HUKUM NEWTON KELAS X SMA RK DELI MURNI SIBOLANGIT.

1 10 22

PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DAN MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) PADA MATERI SISTEM SARAF MANUSIA SISWA SMA SWASTA.

0 1 19

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN METODE PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN BEKERJA SAMA DENGAN KOLEGA DAN PELANGGAN DI SMK N 1 SIBOLGA TAHUN AJARAN 2011/2012.

0 2 17

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK- PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM DI KELAS X SMA NEGERI 1 SIBORONGBORONG TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012.

0 1 16

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK-PAIR-SHARE) DAN KONVENSIONAL PADA SUB MATERI EKSOSISTEM DI KELAS X SMA NEGERI 5 PEMATANG SIANTAR TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012.

0 2 19

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) MATERI DAUR BIOGEOKIMIA DI SMA SWASTA GBKP KABANJAHE.

0 1 19