commit to user
25
Dalam penelitian ini, kegiatan studi pustaka dilaksanakan dengan langkah- langkah sebagai berikut:
1. Mencari dan mengumpulkan sumber primer maupun sekunder dari perpustakaan, koleksi pribadi maupun perseorangan.
2. Membaca, mencatat, meminjam dan menfotokopi sumber-sumber yang penting dan relevan dengan tema penelitian, terutama untuk sumber-sumber
yang diperoleh dari perpustakaan.
E. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data sejarah. Teknik analisis data sejarah adalah analisis data yang mengutamakan ketajaman dalam melakukan
interpretasi data sejarah. Interpretasi dilakukan karena fakta sejarah tidak bisa berbicara sendiri. Kategori dari fakta-fakta sejarah bersifat sangat kompleks,
sehingga suatu fakta tidak dapat dimengerti atau dilukiskan oleh fakta itu sendiri. Fakta merupakan bahan utama yang digunakan sejarawan dalam menyusun
historiografi, dan fakta itu sendiri merupakan hasil pemikiran dari para sejarawan, sehingga fakta terkumpul mengandung kadar subyektifitas.
Sartono Kartodirjo 1992 berpendapat bahwa untuk menganalisis suatu karya sejarah diperlukan adanya kritik eksternal dan internal. Dalam penelitian ini
analisis data dilaksanakan setelah kegiatan pengumpulan data. Dari data yang terkumpul kemudian dibandingkan antara sumber data yang satu dengan sumber
data yang lain. Dari hasil perbandingan sumber data yang satu dengan sumber data yang lain akan menghasilkan fakta sejarah. Fakta-fakta tersebut kemudian
diseleksi, diklasifikasi, kemudian ditafsirkan sehingga fakta tersebut dapat dijadikan bahan dalam penulisan ini. Salah satunya melakukan analisis terhadap
Babad Pakepung hasil terjemahan Endang Saparinah. Tulisannya membahas
mengenai peristiwa pakepung, yakni pengepungan terhadap keraton Surakarta pada masa Paku Buwana IV oleh tentara kompeni, Kasultanan Yogyakarta dan
Mangkunegaran karena idealisme Paku Buwana IV dalam mengatur pemerintahannya. Selain itu masih ada sumber pustaka lain yang melengkapi data
commit to user
26
dari penelitian sejarah tentang Islamisasi di Keraton Surakarta tahun 1788-1820, pemikiran Paku Buwana IV tentang politik Islam.
F. Prosedur Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, perlu dibuat prosedur penelitian karena dapat mempermudah cara kerja dan memperlancar jalannya proses penelitian.
Prosedur penelitian adalah langkah-langkah secara rinci dalam penelitian dari awal sampai akhir. Langkah pertama dalam prosedur penelitian ini adalah
membuat proposal untuk mengurus perijinan penelitian. Setelah judul penelitian ditentukan dan disetujui, dilanjutkan dengan penulisan proposal yang berisi
rumusan masalah yang akan diteliti. Langkah selanjutnya yaitu mengadakan penelitian dengan menggunakan metode penelitian sejarah. Secara lebih jelas
metode penelitian sejarah tersebut dapat disajikan dalam bagan berikut:
Tabel 2. Bagan Prosedur Penelitian
Keterangan:
Penelitian ini adalah penelitian sejarah, maka prosedur penelitian ini pun menggunakan 4 tahapan dalam metode sejarah Sartono, 1993: 60-62 yaitu:
heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi dengan penjelasan sebagai berikut:
Heuristik
Intern Kritik
Fakta Sejarah Ekstern
Historiografi Interpretasi
commit to user
27
1. Heuristik Heuristik adalah suatu proses mencari dan menemukan sumber-sumber
atau data-data baik dokumen hasil wawancara maupun buku-buku. Sumber- sumber tertulis dalam penelitian ini diperoleh dari: perpustakaan Program Studi
Sejarah FKIP UNS, perpustakaan pusat Universitas Sebelas Maret Surakarta, perpustakaan
Monumen Pers
Surakarta, perpustakaan
Reksa Pustaka
Mangkunegaran, perpustakaan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gajah Mada
Yogyakarta. Pada tahapan ini ditemukan sumber-sumber yang sesuai dengan
permasalahan yang akan diteliti dengan studi kepustakaan. Sumber primer berupa serat Wulang Reh yang diperoleh dari hasil penelusuran ke berbagai
perpustakaan. Sedangkan sumber sekunder seperti ”Masyarakat Istana Jawa dan Politik Dalam Akhir Abad ke-18
” karangan Aan Kumar, ”Yogyakarta di Bawah Sultan Mangkubumi 1749-1792: Sejarah Pembagian Jawa”
dan ”Sejarah Indonesia Modern 1200-2004
” karangan M.C Ricklefs, ”Kehidupan Dunia Keraton Surakarta 1830-1939”
Darsiti Soeratman, ”Kyai dan Priyayi di Masa Transisi
” karangan Supariadi, ”Babad Pakepung” terjemahan Endang Saparinah.
2. Kritik
Kritik sumber yaitu memilih dan memilah sumber yang akurat dan menyeleksi sumber-sumber yang ada untuk memperoleh informasi yang valid.
Tujuan akhir yang hendak dicapai adalah untuk menyeleksi data menjadi sebuah fakta. Kritik terhadap sumber ini terdiri dari dua jenis yaitu kritik intern dan kritik
ekstern. a. Kritik Intern
Kritik intern dilakukan untuk mencari kesahihan. Kritik ini digunakan untuk membuktikan apakah kesaksian yang diberikan oleh suatu sumber dapat
dipercaya atau tidak. Dalam penelitian ini kritik intern dilakukan dengan cara mengidentifikasikan watak dan sifatnya, membandingkan isi dari sumber yang
commit to user
28
satu dengan sumber lain sehingga didapatkan fakta sejarah yang relevan dengan tema penelitian.
Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap buku yang satu dengan yang lain, terdapat perbedaan penjelasan yakni gambaran kepribadian Paku Buwana
IV. Dalam babad Tutur banyak memuat sikap dan kepribadian dari Sunan Paku Buwana IV yang positif, meskipun Paku Buwana IV dalam
menghadapai persoalan-persoalan mudah emosional, namun raja ini mempunyai sikap yang teguh, watak yang tegas dan keras, serta taat
menjalankan ibadah agama Islam, sedang dalam buku The Sepoy Conspiracy of 1815 in Java
karangan Peter carey, menurut Raffles menjelaskan tentang sikap dan kepribadian Sunan Paku Buwana IV sebagai laki-laki yang berjiwa
lemah, tidak punya pendirian, berakal licik dan kejam. Sehingga untuk menghindari kesalahan dan keterangan yang kurang akurat, maka diperlukan
kehati-hatian supaya tidak mengandalkan data dari satu sumber saja melainkan perlu sumber yang lain sebagai pelengkap dan pembanding. Supaya
hasil dari penelitian bersifat obyektif. b. Kritik Ekstern
Adalah kritik terhadap keaslian sumber yang berkenaan dengan keberadaan sumber, apakah sumber tersebut dikehendaki atau tidak, masih asli
atau sudah jiplakan. Kritik ekstern juga memberikan penilaian terhadap kredibilitas sumber dengan melihat sumber itu utuh atau sudah diubah. Uji
keaslian sumber minimal dilakukan dengan pertanyaan berupa: kapan, dimana, siapa, bahan apa, serta bentuknya bagaimana sumber dibuat. Dudung
Abdurrahman, 1999: 38. Dalam penelitian ini kritik ekstern terhadap sumber primer yakni
Serah wulang Reh karangan paku Buwana IV 1788-1820. Keaslian sumber
dilihat dari tahun pembuatan yakni abad ke-18, dibuat di Keraton Surakarta, bahan terbuat dari kertas yang bertekstur kasar dengan huruf Jawa yang terdiri
dari tembang-tembang Macapat. Melihat dari jenis tulisan yang dipakai, sehingga terlihat keaslihan sumber.
commit to user
29
Keaslihan dan kesahihan sumber dilakukan guna menghasilnya penulisan sejarah yang valid, dengan melalui kritik terhadap sumber data yang didapat.
3. Interpretasi Interpretasi yaitu menafsirkan keterangan yang saling berhubungan
dengan fakta-fakta yang diperoleh setelah melakukan kritik baik itu kritik intren maupun kritik ekstern. Maka penulis berusaha menjelaskan apa yang telah
diperolehnya dari data-data dokumen dengan pemikiran dan analisis. Karena fakta itu terletak pada pikiran seseorang maka itu menjadi bagian dari waktu sekarang.
Sehingga interpretasi
masing-masing sejarawan
berbeda-beda Dudung
Abdurrahman, 1999: 22. Tahapan ini terbagi menjadi dua bagian yaitu analisis dan sintesis. Analisis
adalah menguraikan data dengan memperhatikan aspek kualitas, sedangkan sintesis adalah penyatuan keduanya. Teknis Analisis data merupakan proses
pencarian dan perancangan sistematis semua data yang telah diperoleh terkumpul, sehingga peneliti mengetahui makna yang telah ditemukan dan
disajikan kepada orang lain secara jelas dan utuh. Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisis historis, yaitu penyusunan cerita sejarah
berdasarkan fakta sejarah yang berhasil dikumpulkan dengan menulis sekumpulan data yang akurat dengan obyek penelitian, kemudian dianalisis dan disusun yang
akhirnya didiskripsikan kedalam bentuk cerita sejarah. Menurut Nugroho Notosusanto analisis historis adalah analisis sejarah dengan menggunakan kritik
sumber sebagai metode untuk menilai sumber-sumber yang dibutuhkan untuk mengadakan penulisan sejarah Louis Gottchalk, 1983: 36
4. Historiografi
Historigrafi adalah penyusunan atau penulisan sejarah atau historiografi, yaitu menyusun fakta-fakta dalam suatu sintesis sebagai suatu kesatuan yang utuh.
Pada tahap ini merupakan langkah terakhir dalam prosedur penelitian sejarah yaitu berupa penulisan, pemaparan, atau penyusunan fakta sejarah menjadi suatu
kisah sejarah yang menarik dan dapat dipercaya kebenarannya. Pada saat
commit to user
30
sejarawan memasuki tahap menulis, maka sejarawan mengerahkan seluruh daya pikirannya, bukan saja keterampilan teknis penggunaan kutipan-kutipan dan
catatan-catatan, tetapi yang terutama penggunaan pikiran-pikiran kritis dan analisisnya karena pada akhirnya sejarawan harus menghasilkan suatu sintesis
dari seluruh hasil penelitian dan penemuannya secara utuh yang disebut historiografi Helius Sjamsuddin, 1996. Dalam hal ini historiografi diwujudkan
dalam bentuk karya ilmiah berupa skripsi dengan judul “Analisis Islamisasi di Keraton Surakarta Tahun 1788-1820 Pemikiran Paku Buwana IV Tentang Politik
Islam”. Penulisan dimulai dari permulaan dengan batasan-batasan tempat dan waktu secara kronologis.
commit to user
31
BAB IV HASIL PENELITIAN