9
orang, yang berarti meningkat 5,16 persen dibandingkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada periode yang sama tahun 2011 yang berjumlah 7,65
juta. Hotel sebagai salah satu komponen pariwisata, memiliki peran penting dalam perkembangan pariwisata suatu negara. Pada umumnya, hotel masih
mengutamakan kualitas layanan dan produk. Selain hal tersebut, terdapat salah satu cara yang dapat digunakan untuk menarik konsumen adalah dengan
pembangunan sarana fisik. Untuk dapat bersaing dengan hotel lainnya, selain orientasi produk diperlukan juga orientasi pasar, modal intelektual, dan orientasi
pembelajaran yang akan menciptakan inovasi sehingga kinerja hotel menjadi lebih optimal Anshori, 2011.
Penelitian Wicaksana 2011, Ulum 2008, Diez et al 2010, dan Solikhah 2010 memberikan hasil bahwa modal intelektual memiliki pengaruh
positif terhadap pertumbuhan perusahaan. Modal intelektual mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja keuangan bahkan dapat menjadi indikator untuk kinerja
keuangan di masa yang akan datang Chen et al. 2005; Riahi-Belkaoui 2003. Oleh karena itu penelitian ini mencoba menambahkan variabel kinerja perusahaan
sebagai variabel intervening yang dapat memediasi hubungan antara modal intelektual dengan pertumbuhan perusahaan.
1.2 Permasalahan Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
10
1. Apakah modal intelektual memiliki pengaruh positif terhadap kinerja
perusahaan? 2.
Apakah modal
intelektual memiliki
pengaruh positif
terhadap pertumbuhan perusahaan dengan kinerja perusahaan sebagai variabel
intervening?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisa pengaruh modal intelektual terhadap
kinerja perusahaan.
2. Untuk menganalisa pengaruh modal intelektual terhadap pertumbuhan
perusahaan dengan kinerja perusahaan sebagai variabel intervening.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi pihak-pihak berikut ini:
a Bagi Stakeholders
Penelitian ini diharapkan dapat membantu para stakeholder untuk lebih memahami pentingnya modal intelektual dalam menunjang kelangsungan
dan keberhasilan sebuah perusahaan agar dapat member nilai tambah yang akan menciptakan keunggulan kompetitif.
11
b Bagi perkembangan ilmu pengetahuan
Penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai modal intelektual dan menambah referensi penelitian-penelitian
yang melihat pengaruh modal intelektual terhadap pertumbuhan perusahaan dengan kinerja perusahaan sebagai variabel intervening.
c Bagi perkembangan pariwisata
Penelitian ini diharapkan memberikan masukan kepada sektor pariwisata yang merupakan salah satu sektor perekonomian penting di Indonesia
untuk lebih memperhatikan modal intelektual sebagai salah satu asset penting yang dimiliki perusahaan, modal intelektual yang dimiliki
perusahaan dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan perusahaan di sektor pariwisata.
12
BAB II TELAAH LITERATUR
2.1 Telaah Teori
2.1.1 Stakeholder Theory
Dalam Stakeholder Theory dikatakan bahwa tanggung jawab perusahaan bukan hanya kepada investor tetapi juga kepada stakeholder. Yang dimaksud
stakeholder adalah pemegang saham, karyawan, kreditur, pelanggan, pemasok, pemerintah, dan masayarakat Riahi-Belkaoui, 2003. Berdasarkan teori
stakeholder, manajemen organisasi diharapkan untuk melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh stakeholder dan melaporkan kembali aktivitas-aktivitas
tersebut kepada stakeholder. Teori stakeholder mengatakan bahwa laporan akuntansi dianggap menjelaskan sebuah strategi untuk mempengaruhi hubungan
perusahaan dengan pihak-pihak lain yang berinteraksi dengannya dan tujuan utama dari teori stakeholder adalah untuk membantu manajemen perusahaan
memahami lingkungan stakeholder mereka dan melakukan pengelolaan dengan lebih efektif di antara keberadaan hubungan-hubungan di lingkungan perusahaan
mereka. Inti seluruh teori ini adalah tentang apa yang akan terjadi ketika perusahaan dan stakeholder menjalankan hubungan mereka Fontaine et al,
2006.
13
2.1.2 Resource-Based Theory Resource-Based View
Resource-based theory adalah suatu teori yang dikembangkan untuk menganalisis keunggulan bersaing suatu perusahaan yang menekankan pada
keunggulan pengetahuan knowledgelearning economy atau perekonomian yang mengandalkan aset-aset tak berwujud intangible assets. Terdapat empat kriteria
yang harus dipenuhi agar suatu sumber daya perusahaan mencapai keunggulan bersaing yang berkesinambungan Barney, 1991, yaitu berharga valuable,
langka rare, tidak dapat ditiru in-imitable, dan tidak dapat digantikan oleh yang lain non-substitutable. Modal intelektual merupakan salah satu asset tidak
berwujud yang dimiliki perusahaan dan sumber daya unik perusahaan yang sulit untuk ditiru sehingga akan dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan
daya saing yang berkesinambungan.
2.1.3 Modal Intelektual
Stewart 1997 mendefinisikan modal intelektual sebagai segala pengetahuan yang bersifat intelek, semua informasi, dan pengalaman yang
digunakan perusahaan untuk menciptakan kesejahteraan. Menurut Pulic 2000, modal intelektual sebagai kumpulan karyawan, organisasi, dan kemampuannya
untuk menciptakan nilai tambah. Modal intelektual dianggap sebagai asset tidak berwujud yang dimiliki dan digunakan perusahaan untuk menghasilkan manfaat
dan meningkatkan kesejahteraan. Bontis et al. 2000 menyatakan bahwa secara umum, para peneliti mengidentifikasi tiga konstruk utama dari modal intelektual,
yaitu: human capital HC, structural capital SC, dan customer capital CC.
14
Human capital merepresentasikan individual knowledge stock suatu organisasi yang dicerminkan oleh para karyawannya Bontis,et al 2001. Human capital
merupakan kombinasi dari genetic inheritance, education, experience, and attitude tentang kehidupan dan bisnis Hudson, 1993. Structural capital meliputi
seluruh non human storehouses of knowledge dalam organisasi, termasuk database, organizational charts, process manuals, strategies routines dan segala
hal yang membuat nilai perusahaan lebih besar daripada nilai buku. Customer capital adalah pengetahuan yang melekat dalam marketing channels dan customer
relationship yang dikembangkan organisasi melalui kegiatan usahanya Bontis,et al 2001. Metode VAIC
TM
dikembangkan oleh Pulic 1998, didesain untuk menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari aset berwujud
tangible assets dan aset tidak berwujud intangible assets yang dimiliki perusahaan. Model ini dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk
menciptakan value added. Value added VA merupakan efisiensi dari human capital HC, structural capital SC dan capital employed CE.
2.1.4 Pertumbuhan Perusahaan Firm’s Growth
Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk menentukkan ukuran perusahaan Kaliapur dan Trombley, 1999. Tingkat
pertumbuhan perusahaan dapat diukur dengan beberapa indikator, diantaranya Price Earning Ratio Price per Share Earning per Share, Price Cash Flow
Ratio Price per Share Cash Flow per Share, Market to Book Ratio Market Price per Share Book Value per Share, Tobins’q R D Expense Total Sales,
15
dan Perubahan Total Aktiva selisih total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan pada periode sekarang dan periode sebelumnya terhadap total aktiva periode
sebelumnya. Pertumbuhan dinyatakan sebagai pertumbuhan total aset dimana
pertumbuhan aset masa lalu akan menggambarkan profitabilitas yang akan datang dan pertumbuhan yang datang Taswan, 2003. Growth adalah perubahan
penurunan atau peningkatan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Pertumbuhan aset dihitung sebagai presentase perubahan aset pada saat tertentu
terhadap tahun sebelumnya Saidi, 2004. Berdasarkan penjelasan di atas, pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan total aset baik berupa
peningkatan maupun penurunan yang dialami oleh perusahaan selama satu periode satu tahun.
2.1.5 Kinerja Perusahaan
Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran perusahaan dalam periode waktu tertentu. Penilaian kinerja perusahaan merupakan penentuan secara
periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagan organisasi, karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya
Mulyadi, 1977. Pengukuran kinerja perusahaan yang umum digunakan adalah pengukuran terhadap tingkat likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan aktivitas
Gitman dan Joehnk, 1996. Sesuai dengan kepentingan para investor terhadap pertumbuhan nilai investasinya, maka pengukuran kinerja perusahaan yang
16
relevan adalah pengukuran profitabilitas financial performance, dengan indikator antara lain: ROA, ROE, Residual Income, EVA dan MVA.
2.2 Penelitian terdahulu
Penelitian Baroroh 2013 melakukan analisis pengaruh modal intelektual terhadap kinerja keuangan perusahaan manufaktur di Indonesia. Penelitian ini
menguji 2 hal yaitu pengaruh modal intelektual terhadap kinerja keuangan perusahaan saat ini dan masa yang akan datang serta menguji pengaruh
pertumbuhan modal intelektual terhadap kinerja keuangan di masa yang akan datang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara berturut-turut selama 4 tahun yaitu dari tahun 2005-2008 yang berjumlah 130 kemudian dilkakuan pengambilan sampel
dengan metode purposive sampling yang menghasilkan sampel 57 perusahaan. Perusahaan manufaktir dipilih berdasarkan asumsi bahwa perusahaan manufaktur
selama ini dikaitkan dengan teknologi tinggi dan hanya menggunakan sedikit sumber
daya manusia padahal manajerial dan operasional perusahaan
membutuhkan skill dari sumber daya manusia. Analisis data menggunakan Partial Least Square PLS dimana kinerja perusahaan menggunakan proksi ROA, ROE,
dan PER, modal intelektual dikukur menggunakan VAIC
TM
. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal intelektual berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan perusahaan saat ini dan masa yang akan datang, sedangkan pertumbuhan modal intelektual tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan di
masa yang akan datang.
17
Penelitian Sunarsih dan Mendra 2012 meneliti pengaruh intellectual capital terhadap nilai perusahaan dengan kinerja perusahaan sebagai variabel
intervening pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2005 sampai 2010. Kinerja perusahaan yang diukur adalah profitabilitas
perusahaan menggunakan ROE sebagai indikator, nilai perusahaan dilihat dari harga yang dibayar investor atas sahamnya di pasar yang diukur dengan Price to
Book Value dan intellectual capital menggunakan proksi VAIC
TM
. Penelitian ini menggunakan path analysis dan ditemukan bahwa intellectual capital pengaruh
positif terhadap kinerja perusahaan serta terdapat pengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kinerja perusahaan.
Penelitian Wicaksana 2011 juga menganalisis pengaruh intellectual capital terhadap pertumbuhan perusahaan dan nilai pasar perusahaan dengan
sampel 25 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menggunakan Partial Least Square PLS sebagai alat analisisnya. Intellectual
capital diukur dengan menggunakan VAIC
TM
, pertumbuhan perusahaan diukur menggunakan pertumbuhan laba dan pertumbuhan aktiva sedangkan nilai
perusahaan menggunakan price to book value ratio PBV dan price to earning ratio PER sebagai proksi. Hasil dari penelitian ini mengindikasikan bahwa
secara agregat, intellectual capital VAIC™ memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap pertumbuhan perusahaan GrowthGR dan intellectual
capital VAIC™ memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap konstruk nilai pasar perusahaan Market ValueMVal.
18
2.3 Pengembangan Hipotesis