Variabel Intervening Metode Analisis Data

24 Dimana: VA= OUT – IN OUT = Total penjualan dan pendapatan lainnya IN = Total beban usaha kecuali gaji dan tunjangan HC = Beban gaji dan tunjangan karyawan SC = VA- HC CE = nilai buku aktiva bersih

c. Variabel Intervening

Variabel intervening yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan perusahaan yang menggunakan rasio profitabilitas yaitu Return On Equity ROE. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung ROE adalah sebagai berikut: ………………………………………………3

3.3 Metode Analisis Data

Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini akan menggunakan program e-views 6 dimana dalam penelitian ini terdapat 2 model penelitian, yaitu

1. Model 1

ROE it = α0 + α1 VAIC TM it + e it Dimana: ROE: Kinerja perusahaan Return on Equity α0: Nilai intercept 25 α1: Koefisien modal intelektual VAIC TM : Modal intelektual Value Added Intellectual Capital e: error Pengujian model 1 dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh positif modal intelektual terhadap kinerja perusahaan yang dapat dilihat dari koesifien α1. Apabila terdapat pengaruh positif modal intelektual terhadap kinerja perusahaan maka koefisien α1 akan memberikan tanda positif +.

2. Model 2

AG it = β0 + β1 ROE it + e it AG: Pertumbuhan perusahaan Asset Growth β0: Nilai intercept β1: Koefisien kinerja perusahaan ROE: Kinerja perusahaan Return on Equity e: error Pengujian model 2 merupakan kelanjutan dari pengujian model 1, pada pengujian model 2 digunakan fitted value dari ROE yang dihasilkan dari pengujian model 1. Pengujian model 2 dilakukan untuk melihat pengaruh positif kinerja perusahaan terhadap pertumbuhan perusahaan, namun kinerja perusahaan yang digunakan adalah kinerja perusahaan yang telah dipengaruhi oleh modal intelektual atau dapat dikatakan bahwa pengujian 26 ini dilakukan untuk mengetahui apakah modal intelektual berpengaruh positif terhadap pertumbuhan perusahaan melalui kinerja perusahaan. Hasil pengujian dapat dilihat melalui nilai β1 yang memberikan nilai positif + apabila hasilnya sesuai dugaan peneliti. Penelitian ini menggunakan model simultan karena menggunakan variabel intervening, persamaan simultan merupakan himpunan persamaaan dimana variabel terikat dalam satu atau lebih persamaan juga merupakan variabel bebas di dalam persamaan lainnya. Sebuah variabel memiliki dua peran, yaitu sebagai variabel terikat variabel dependen dan variabel bebas variabel independen. Dalam penelitian ini, variabel kinerja perusahaan ROE it memiliki dua peran, dalam model 1 ROE it berperan sebagai variabel dependen dan pada model 2 berperan sebagai variabel independen. Penyebutan variabel independen dan dependen tidak tepat lagi jika digunakan pada model persamaan simultan, karena variabel dependen bisa juga menjadi variabel independen. Menurut Gujarati 2012, dalam konteks model persamaan simultan, terdapat 2 jenis variabel yaitu: • Varibel Endogen Variabel-variabel yang nilainya telah ditentukan dalam model, karena nilai-nilai ini diperoleh dengan memasukan nilai variabel lain dalam model sebagai akibat adanya hubungan antarvariabel. Serta variabel endogen dianggap sebagai stokastik. Jumlah variabel endogen sama dengan banyaknya persamaan dalam model. 27 • Varibel Predetermine Variabel-variabel yang nilainya telah ditentukan diluar model. Variabel predetermine dianggap sebagai nonstokastik. Dalam variabel predetermine ada dua jenis kategori yaitu variabel eksogen baik eksogen sekarang maupun waktu lampau lagged exogeneous, dan variabel endogen waktu lampau lagged endogeneous. Dalam model persamaan simultan, identifikasi dilakukan pada awal sebelum melakukan penaksiran untuk menentukan apakah suatu model persamaan simultan dapat dilakukan estimasi atau tidak, dan mengetahui metode teknik estimasi apa yang sebaiknya digunakan pada persamaan simultan. Terdapat 2 teknik estimasi yang dapat digunakan untuk model simultan yaitu Indirect Least Square ILS dan Two Stage Least Square TSLS. Menurut Koutsoyiannis 1977, identifikasi pada dasarnya menentukan pilihan metode apa yang digunakan secara tepat dari model yang akan ditaksir dan ada dua situasi yang mungkin dari pengidentifikasian, yaitu: • Persamaan Underidentified Disebut persamaan underidentified kurang teridentifikasi, jika bentuk statistiknya tidak unik atau kurang. Jika persamaan underidentified, maka seluruh parameter tidak dapat diestimasi dengan teknik ekonometrika manapun, atau dengan kata lain koefisien persamaan struktural tidak diperoleh. • Persamaan Identitified 28 Disebut persamaan Identified dapat teridentifikasi, jika bentuk statistiknya unik tunggal. Jika persamaan identified, maka koefisien dalam persamaan simultan secara umum dapat diestimasi, atau dengan kata lain koefisien persamaan struktural memiliki solusi yang unik. Persamaan Identified dapat menjadi persamaan exactly identified tepat teridentifikasi dan persamaan overidentified terlalu teridentifikasi. - Persamaan exactly identified adalah jika diperoleh suatu nilai koefisien yang unik dari parameter strukturalnya dan metode yang sesuai adalah Indirect Least Square ILS. - Persamaan overidentified adalah jika diperoleh lebih dari satu nilai koefisien untuk parameter-parameter strukturalnya dan metode yang sesuai adalah Two Stage Least Square 2SLS, Three Stage Least Square 3SLS, Limited Informatuon Maximum Likelihood LIML, dan Full Informatuon Maximum Likelihood FIML. Menurut Koutsoyiannis 1977, terdapat dua aturan formal yang digunakan untuk menentukan identifikasi yaitu kondisi orde dan kondisi rank. Namun, dalam penelitian ini akan digunakan kondisi orde, Koutsoyiannis 1977 menyatakan bahwa kondisi orde merupakan suatu kondisi yang diperlukan namun belum menjadi kondisi cukup untuk identifikasi. Untuk mengidentifikasi digunakan kriteria berikut Gujarati, 2012: - Jika K-k m-1, maka persamaan tersebut terlalu teridentifikasi overidentified. 29 - Jika K-k = m-1, maka persamaan tersebut tepat teridentifikasi exactly identified. - Jika K-k ≥ m-1, maka persamaan tersebut kurang teridentifikasi underidentified. - Jika K-k m-1, maka persamaan tersebut tidak teridentifikasi. Dimana: M = Jumlah variabel endogen dalam model persamaan simultan m = Jumlah variabel endogen dalam suatu persamaan tertentu K = Jumlah variabel predetermine dalam model persamaan simultan k = Jumlah variabel predetermine dalam suatu persamaan tertentu. Setelah melakukan identifikasi terhadap model simultan, maka langkah selanjutnya adalah pemilihan model karena data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel: • Uji Hausman Hausman telah mengembangkan suatu uji untuk memilih apakah metode Fixed Effect dan metode Random Effect lebih baik dari metode Common Effect. Secara sederhana hipotesis pengujian hausman adalah sebagai berikut : H0 : random effect H1 : fixed effect 30 • Uji Chow-test pool effect vs fixed effect Untuk mengetahui model mana yang lebih baik dalam pengujian data panel, bisa dilakukan dengan penambahan variabel dummy sehingga dapat diketahui bahwa intersepnya berbeda dapat diuji dengan uji Statistik F. Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah teknik regresi data panel dengan metode Fixed Effect lebih baik dari regresi model data panel tanpa variabel dummy atau metode Common Effect. Secara sederhana hipotesis pengujian Chow adalah sebagai berikut : H0 : pool effect H1 : fixed effect • Uji Lagrange Multiplier Menurut Widarjono 2007: 260, untuk mengetahui apakah model Random Effect lebih baik dari model Common Effect digunakan Lagrange Multiplier LM. Uji Signifikansi Random Effect ini dikembangkan oleh Breusch-Pagan. Pengujian didasarkan pada nilai residual dari metode Common Effect. Secara sederhana hipotesis pengujian LM adalah sebagai berikut : H0 : pool effect H1 : random effect 31 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Identifikasi Model Simultan