Latar Belakang Pengaruh Modal Intelektual terhadap Pertumbuhan Perusahaan dengan Kinerja Perusahaan sebagai Variabel Intervening.

5 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Terdapat perubahan yang cukup signifikan dalam abad ini dimana globalisasi, inovasi teknologi, dan persaingan bisnis yang ketat membuat perusahaan-perusahaan mengubah cara menjalankan bisnisnya. Untuk dapat tetap bertahan dalam ketatnya persaingan yang ada maka perusahaan mengubah strategi dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja labor-based business menuju bisnis berdasarkan pengetahuan knowledge-based business, dengan ilmu pengetahuan sebagai karakteristik utama Sawarjuwono dan Kadir, 2003. Intellectual capital, knowledge capital, knowledge organizations, learning organizations, organizational learning, information age, knowledge era, information assets. Intangible assets, intangible management, hidden value, dan human capital merupakan istilah-istilah yang digunakan untuk menunjukkan knowledge asset yang dimiliki manajemen Bontis, 2001. Dengan knowledge-based business, keberhasilan sebuah perusahaan akan bergantung pada penciptaan transformasi dan kapitalisasi dari pengetahuan itu sendiri sehingga modal konvensional seperti sumber daya alam, sumber daya keuangan, dan aktiva fisik lainnya menjadi kurang penting Sawarjuwono dan Kadir, 2003. Saat ini istilah Modal intelektual menjadi salah satu istilah yang paling popular untuk menunjukkan knowledge assets sebuah perusahaan. Modal 8 intelektual menurut Stewart 1997 yaitu sebuah pengetahuan berguna yang dikemas “packaged useful knowledge”. Dijelaskan bahwa didalamnya termasuk proses-proses organisasi, teknologi, hak paten, karyawan, ketrampilan, keahlian dan informasi mengenai pelanggan, pemasok , dan stakeholder. Pulic 1998 melakukan pengukuran tidak langsung terhadap modal intelektual perusahaan dengan mengukur efisiensi koefisien nilai tambah modal intelektual perusahaan yang dikenal dengan nama Value Added Intellectual Coefficient VAIC Komponen utama VAIC terdiri dari sumber daya perusahaan yang meliputi physical capital, human capital, dan structural capital. Akun intangible asset merupakan pos pelaporan bagi modal intelektual yang telah dapat diukur seperti paten, trademark, goodwill dan sebagainya sedangkan modal intelektual yang tidak dapat diukur di ungkapkan pada catatan atas laporan keuangan. Dalam lingkungan bisnis global, implementasi modal intelektual masih merupakan sesuatu yang baru dimana hanya beberapa negara maju seperti Australia, Amerika, dan Skandinavia yang mulai menerapkannya. Hal ini dikarenakan belum adanya jawaban yang tepat mengenai nilai lebih yang diperoleh perusahaan dengan menerapkan konsep ini Sawarjuwono dan Kadir, 2003. Pariwisata merupakan salah satu sektor perekonomian yang penting di Indonesia, terbukti pada tahun 2009 pariwisata menempati urutan ketiga dalam hal penerimaan devisa. Secara kumulatif, selama Januari-Desember 2012, jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia mencapai 8.044.462 9 orang, yang berarti meningkat 5,16 persen dibandingkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada periode yang sama tahun 2011 yang berjumlah 7,65 juta. Hotel sebagai salah satu komponen pariwisata, memiliki peran penting dalam perkembangan pariwisata suatu negara. Pada umumnya, hotel masih mengutamakan kualitas layanan dan produk. Selain hal tersebut, terdapat salah satu cara yang dapat digunakan untuk menarik konsumen adalah dengan pembangunan sarana fisik. Untuk dapat bersaing dengan hotel lainnya, selain orientasi produk diperlukan juga orientasi pasar, modal intelektual, dan orientasi pembelajaran yang akan menciptakan inovasi sehingga kinerja hotel menjadi lebih optimal Anshori, 2011. Penelitian Wicaksana 2011, Ulum 2008, Diez et al 2010, dan Solikhah 2010 memberikan hasil bahwa modal intelektual memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan perusahaan. Modal intelektual mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja keuangan bahkan dapat menjadi indikator untuk kinerja keuangan di masa yang akan datang Chen et al. 2005; Riahi-Belkaoui 2003. Oleh karena itu penelitian ini mencoba menambahkan variabel kinerja perusahaan sebagai variabel intervening yang dapat memediasi hubungan antara modal intelektual dengan pertumbuhan perusahaan.

1.2 Permasalahan Penelitian