20
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Data dan Sampel
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diambil dari data stream. Metode penelitian yang digunakan adalah data panel dimana data yang digunakan
terdiri data time series yaitu data-data keuangan periode 2010-2015 dan data cross- section yaitu data dari beberapa perusahaan yang bergerak di bidang hotel,
restoran, dan pariwisata. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan- perusahaan jasa sub sektor hotel, restoran, dan pariwisata yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2010-2015. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling dimana perusahaan yang menjadi sampel harus
memiliki beberapa kriteria.
3.2 Operasionalisasi Variabel
a. Variabel Dependen
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertumbuhan perusahaan yang menggunakan Asset Growth AG sebagai proksi.
AG adalah selisih total asset yang dimiliki perusahaan pada periode sekarang dengan periode sebelumnya terhadap total asset periode sebelumnya. Adapun
rumus perhitungan untuk AG dijelaskan sebagai berikut:
……………………………………1
21
b. Variabel Independen
Variabel Independen dalam penelitian ini adalah modal intelektual yang diukur berdasarkan metode value added intellectual coefficient VAIC™ yang
dikembangkan oleh Pulic pada tahun 1997. VAIC™ yang didesain untuk menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari aset berwujud
tangible asset dan aset tidak berwujud intangible assets yang dimiliki perusahaan. VAIC™ merupakan instrumen untuk mengukur kinerja intellectual
capital perusahaan. Pendekatan ini relatif mudah dan sangat mungkin untuk dilakukan, karena dikonstruksi dari akun-akun dalam laporan keuangan
perusahaan neraca, laba rugi.
Model ini dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk menciptakan value added VA. Value added adalah indikator paling objektif untuk menilai
keberhasilan bisnis dan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam penciptaan
nilai value creation. VA dihitung sebagai selisih antara output dan input. Output
OUT merepresentasikan revenue dan mencakup seluruh produk dan jasa yang dijual di pasar, sedangkan input IN mencakup seluruh beban yang digunakan
dalam memperoleh revenue. Hal penting dalam model ini adalah bahwa beban karyawan labour expenses tidak termasuk dalam IN. Karena peran aktifnya
dalam proses value creation, intellectual potential yang direpresentasikan dengan labour expenses tidak dihitung sebagai biaya cost dan tidak masuk dalam
komponen IN. Karena itu, aspek kunci dalam model Pulic adalah memperlakukan tenaga kerja sebagai entitas penciptaan nilai value creating entity.
22
VA dipengaruhi oleh efisiensi dari Human Capital HC dan Structural Capital SC. Hubungan lainnya dari VA adalah capital employed CE, yang dalam hal
ini dilabeli dengan VACA. - VACA adalah indikator untuk VA yang diciptakan oleh satu unit dari
physical capital. Pulic 1998 mengasumsikan bahwa jika 1 unit dari CE menghasilkan return yang lebih besar daripada perusahaan yang lain,
maka berarti perusahaan tersebut lebih baik dalam memanfaatkan CE-nya. Dengan demikian, pemanfaatan CE yang lebih baik merupakan bagian dari
IC perusahaan. - Hubungan selanjutnya adalah VA dan HC. ‘Value Added Human Capital’
VAHU menunjukkan berapa banyak VA dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Hubungan antara VA dan HC
mengindikasikan kemampuan dari HC untuk menciptakan nilai di dalam perusahaan. Konsisten dengan pandangan para penulis IC lainnya, Pulic
berargumen bahwa total salary and wage costs adalah indikator dari HC perusahaan.
- Hubungan ketiga adalah “structural capital coefficient” STVA, yang menunjukkan kontribusi structural capital SC dalam penciptaan nilai.
STVA mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari VA dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam
penciptaan nilai. SC bukanlah ukuran yang independen sebagaimana HC, ia dependen terhadap value creation Pulic, 1999. Artinya, semakin besar
kontribusi HC dalam value creation, maka akan semakin kecil kontribusi
23
SC dalam hal tersebut. Lebih lanjut Pulic menyatakan bahwa SC adalah VA dikurangi HC, yang hal ini telah diverifikasi melalui penelitian
empiris pada sektor industri tradisional Pulic, 2000.
Formulasi dari perhitungan VAICTM adalah sebagai berikut, yaitu:
VAIC
TM
= HCE
+ SCE
+ CEE
…………….…………………………….…2
Keterangan: • Human Capital Effieciency HCE merupakan
rasio dari VA terhadap HC. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah yang
diinvestasikan dalam HC terhadap value added organisasi:
HCE = VA HC
• Structural Capital Efficiency SCE merupakan
rasio dari SC terhadap VA. Rasio ini mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah
dari VA dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai
. SCE = SC VA
• Capital Employed Efficiency CEE merupakan
rasio dari VA terhadap CE. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap unit dari CE
terhadap value added organisasi:
CEE = VA CE
24
Dimana: VA= OUT – IN
OUT = Total penjualan dan pendapatan lainnya IN = Total beban usaha kecuali gaji dan tunjangan
HC = Beban gaji dan tunjangan karyawan SC = VA- HC
CE = nilai buku aktiva bersih
c. Variabel Intervening