menjadi 249 orang. Diabetes melitus tipe 2 di RSUD Kabupaten Temanggung menduduki urutan ketiga, sebagai penyakit yang banyak terjadi Pemerintah
Kabupaten Temanggung, 2012. Hingga tahun 2013 belum terdapat upaya-upaya dari pemerintah setempat untuk mensosialisasikan mengenai pencegahan atau
pengontrolan hidup sehat bagi pasien-pasien diabetes melitus tipe 2 tersebut. Sosialisasi yang telah dilakukan di daerah Temanggung yaitu hanya mengenai
HIVAIDS, flu burung, diare, anthrax, sadar gizi, kematian bayi, imunisasi campak dan folio, keracunan makanan, TBC, KB, dan hydrocypalus Pemerintah
Kabupaten Temanggung, 2012.
H. Landasan Teori
Indonesia merupakan Negara ke 4 terbesar untuk prevalensi diabetes mellitus tipe 2, sedangkan di RSUD Kabupaten Temanggung menduduki urutan
ketiga sebagai penyakit yang sering terjadi. Jumlah penyandang diabetes melitus tipe 2 di RSUD Kabupaten Temanggung selama 5 tahun terakhir selalu
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Temanggung merupakan rumah sakit dengan kategori tipe B
Pendidikan. Pada penyandang diabetes melitus tipe 2 terjadi gangguan metabolisme lipid yang menyebabkan terjadinya peningkatan berat badan sampai
obesitas serta terjadinya sindroma metabolik. Sindroma metabolik merupakan sekelompok kelainan metabolik lipid
maupun non-lipid yang merupakan faktor risiko penyakit jantung koroner yang terdiri dari obesitas sentral, dislipidemia aterogenik, penurunan kadar kolesterol
HDL, hipertensi dan peningkatan kadar glukosa plasma. Dislipidemia pada diabetes ditandainya dengan meningkatnya kadar trigliserida, menurunnya kadar
HDL, dan kadar LDL yang di dominasi oleh bentuk yang lebih kecil dan padat small dense LDL. Adanya dislipidemia diabetik akan meningkatkan risiko
komplikasi makrovaskuler seperti penyakit kardiovaskuler. Peningkatan kadar trigliserida erat kaitannya dengan terjadinya obesitas sentral, dimana kadar
trigliserida dalam tubuh diperoleh dari lemak makanan dan perubahan unsur- unsur energi yang berlebihan. Kelebihan lemak khususnya trigliserida dapat
meningkatkan ukuran sel adiposa yang menyusun jaringan adiposa. Pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul
merupakan salah satu metode antropometri yang dapat dilakukan dengan sederhana untuk memperkirakan proporsi lemak yang tersimpan pada tubuh di
pinggang dan panggul yang dapat menunjukkan obesitas sentral serta terjadinya sindroma metabolik. Obesitas sentral dapat dinyatakan dengan pengukuran
lingkar pinggang bila pada pria ≥90 cm, dan pada wanita ≥80 cm untuk orang
Asia, sedangkan risiko sindroma metabolik meningkat bila rasio lingkar pinggang-panggul RLPP pada pria
≥0,90 dan pada wanita ≥0,85.
I. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat korelasi yang bermakna antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar
trigliserida pada penyandang diabetes melitus tipe 2 di RSUD Kabupaten Temanggung.
41
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan rancangan
penelitian secara
cross-sectionalpotong lintang.
Penelitian observasional analitik merupakan penelitian yang menggali bagaimana dan
mengapa fenomena kesehatan itu terjadi, peneliti mencari hubungan antar variabel
yang ada Sastroasmoro dan Ismael, 2010. Kemudian dalam rancangan penelitian
cross sectionalpotong lintang dilakukan analisis korelasi antara faktor efek dan faktor risiko. Faktor risiko merupakan suatu fenomena yang mengakibatkan
terjadinya suatu efek, sedangkan faktor efek merupakan akibat dari adanya faktor risiko. Data penelitian yang diperoleh diolah secara komputerisasi untuk
mengetahui korelasi dari data-data penelitian. Studi cross-sectional mencakup semua jenis penelitian yang pengukuran variabel-variabelnya dilakukan hanya
satu kali, pada satu saat Notoadmodjo, 2010. Penelitian ini menganalisis adanya korelasi antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul sebagai
faktor risiko terhadap kadar trigliserida sebagai faktor efek. Data penelitian yang diperoleh akan diolah dengan statistika untuk menganalisis adanya korelasi antara
faktor risiko dan faktor efek.
B. Variabel Penelitian 1. Variabel bebas
Ukuran lingkar pinggang cm dan rasio lingkar pinggang-panggul.