Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap kadar trigliserida pada mahasiswa dan mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(1)

xix

INTISARI

Antropometri adalah metode pengukuran yang dapat menggambarkan distribusi lemak tubuh dan sebagai prediktor terkait obesitas. Obesitas berhubungan dengan peningkatan kadar trigliserida dalam darah. Pengukuran antropometri seperti lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul digunakan sebagai prediktor peningkatan trigliserida. Peningkatan kadar trigliserida dalam darah dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antar lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar trigliserida dalam darah.

Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan potong-lintang. Subyek penelitian adalah mahasiswa dan mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang dipilih menggunakan teknik

purposive sampling. Pengukuran yang dilakukan meliputi pengukuran lingkar pinggang, lingkar panggul dan kadar trigliserida dalam darah. Data dianalisis secara statistik dengan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov kemudian dilakukan uji hipotesis komparatif Mann-Whitney dan analisis korelasi Spearman dengan taraf kepercayaan 95%.

Hasil penelitian menunjukkan korelasi positif dengan kekuatan sedang antara lingkar pinggang terhadap kadar trigliserida (r = 0,442; p =0,000) dan korelasi yang tidak bermakna antara rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar trigliserida (r = 0,183; p = 0,133) pada wanita. Hasil korelasi positif dengan kekuatan lemah antara lingkar pinggang terhadap kadar trigliserida (r = 0,307; p =0,017) dan korelasi yang bermakna antara rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar trigliserida (r = 0,343; p = 0,007) pada pria.


(2)

xx

ABSTRACT

Anthropometry is the measurement method that can describe body fat distribution and as predictor of obesity-related disease. Obesity is associated with increased levels of triglycerides in the blood. Anthropometric measurements such as waist circumference and waist hip ratio is used as a predictor of elevated triglycerides. Elevated levels of triglycerides in the blood can increase the risk of cardiovascular disease. The objective of this study is to determine the correlation of waist circumference and waist-hip ratio with triglyceride levels in the blood.

This study used cross-sectional design as part of analytical observational study. Subjects were male and female students at the Campus III Sanata Dharma University Yogyakarta were included purposively. Subjects were measured for waist circumference, hip circumference, and blood sample was taken for triglyceride levels. Data were analyzed statistically by Kolmogorov-Smirnov normality test followed by Mann-Whitney and Spearman analysis with 95% confidence intervals.

Waist circumference has significant moderate correlation with triglyceride levels (r = 0.442, p = 0.000) whereas waist-hip ratio is not significantly correlated with triglyceride levels (r = 0.183, p = 0.133) in female. Waist circumference has significant weak correlation with triglyceride levels (r = 0,307; p =0,017) whereas waist-hip ratio is significantly correlated with triglyceride levels (r = 0,343; p = 0,007) in male.


(3)

i

KORELASI LINGKAR PINGGANG DAN RASIO LINGKAR PINGGANG PANGGUL TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA

PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI

DI KAMPUS III UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh: Diah Intan Sari NIM: 098114049

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

(5)

(6)

iv

Kupersembahkan buat: Tuhan Yesus atas segala berkatNya Ibu,Bapak,adikku atas segala dukungan Teman-temanku dan Almamaterku


(7)

(8)

vi

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus atas segala berkat dan penyertaan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul Terhadap Kadar Trigliserida Pada Mahasiswa dan Mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta” dengan baik. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis banyak memperoleh bantuan dan dorongan semangat dari berbagai pihak. Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak atas bantuan yang telah diberikan, baik waktu maupun tenaga, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK. selaku dosen pembimbing utama skripsi, atas segala bimbingan, arahan, dukungan dan masukan selama penyusunan skripsi ini. 2. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. selaku dosen penguji, atas dukungan dan

masukan yang berharga.

3. Ipang Djunarko M.Si., Apt. selaku dosen penguji, atas dukungan dan masukan dalam skripsi ini.

4. Ketua Komite Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.


(9)

vii

5. Seluruh staf Universitas Sanata Dharma yang terlibat dalam penelitian, yang telah membantu berlangsungnya penelitian baik langsung maupun tidak langsung.

6. Laboratorium Parahita Yogyakarta yang telah membantu dalam pengukuran profil lipid.

7. Seluruh dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah mendampingi dan membagikan ilmu kepada penulis.

8. Bapak, Ibu, dan Gilang yang selalu memberikan doa, kasih sayang dan dukungan baik moril maupun materiil. Doa dan motivasi kalian selalu menjadi sumber semangat penulis.

9. Novi Kiswanto, Hayu Ajeng Anggana Raras, Amelia Felicia Cornelius Putri, Danny Trias Prisnanda, Arnoldus Yansen Nama Hada, Silvia Dwita Ristiana dan Fransiska Anggita Kusumasari, teman seperjuangan yang telah bekerja keras untuk menjalankan penelitian dan mengolah data mentah di sela kesibukkan perkuliahan yang padat. Canda, tawa dan kebersamaan memberikan semangat dan motivasi dalam menjalankan penelitian dan mengerjakan skripsi.

10. Eky Suprabawati, Katherine Jessica, Yessy Jessica, Agustina Erni, Marsela Lotjita dan Bernadhea Wikan atas dukungan dan canda-tawa yang diberikan selama masa perkuliahan.

11. Teman-teman Fakultas Farmasi angkatan 2009 yang telah berjuang bersama dalam suka dan duka masa perkuliahan dan praktikum, khususnya teman-teman kelas FKK B yang senantiasa memberikan dukungan.


(10)

viii

12. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat penulis sebutkan satu per satu dan yang telah banyak membantu penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan dan belum sempurna, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Kritik dan saran yang membangun menjadi pembelajaran bagi penulis untuk menjadi lebih baik. Penulis juga berharap bahwa skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat menjadi sumbangan ilmu pengetahuan untuk meningkatkan perhatian masyarakat terhadap kesehatan.

Yogyakarta, 22 Desember 2012


(11)

(12)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... v

PRAKATA... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ix

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

INTISARI... xix

ABSTRACT... xx

BAB I PENGANTAR ... 1

A. Latar Belakang... 1

1. Perumusan masalah... 5

2. Keaslian penelitian... 5

3. Manfaat penelitian... 11

B. Tujuan Penelitian... 12

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA... 13

A. Antropometri... 13


(13)

xi

1. Mekanisme penyimpanan lipid pada jaringan adipose... 16

2. Central adipositydan peningkatan trigliserida... 17

C. Landasan Teori... 18

D. Hipotesis... 19

BAB III METODE PENELITIAN... 20

A. Jenis dan Rancangan Penelitian... 20

B. Variabel Penelitian... 20

C. Definisi Operasional... 21

D. Responden Penelitian... 22

E. Lokasi dan Waktu Penelitian... 22

F. Ruang Lingkup Penelitian... 23

G. Teknik Pengambilan Sampel... 24

H. Instrumen Penelitian... 24

I. Tata Cara Penelitian... 25

1. Observasi awal... 25

2. Permohonan izin dan kerja sama... 25

3. Pencarian responden... 26

4. Validasi dan reliabilitas instrumen penelitian... 27

5. Pengukuran parameter... 28

6. Pembagian hasil pemeriksaan darah dan pengukuran antropometrik... 29

J. Teknik Analisis Data... 29

K. Kesulitan Penelitian... 30


(14)

xii

A. Profil KarakteristiK Responden... 31

1. Usia... 32

2. Lingkar pinggang... 33

3. Rasio lingkar pinggang panggul... 35

4. Kadar trigliserida dalam darah... 36

B. Perbandingan Rerata Kadar Trigliserida pada Responden Wanita dengan LP < 80 cm dan LP≥ 80 cm... 38

C. Perbandingan Rerata Kadar Trigliserida pada Responden Pria dengan LP < 90 cm dan LP≥ 90 cm... 40

D. Perbandingan Rerata Kadar Trigliserida pada Responden Wanita dengan RLPP<0,85 dan RLPP≥0,85... 41

E. Perbandingan Rerata Kadar Trigliserida pada Responden Pria dengan RLPP<0,90 dan RLPP≥0,90... 42

F. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul terhadap Kadar Trigliserida dalam Darah... 43

1. Korelasi LP dan RLPP terhadap kadar trigliserida dalam darah pada responden wanita... 43

2. Korelasi LP dan RLPP terhadap kadar trigliserida dalam darah pada responden pria... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 50

B. Saran... 50

DAFTAR PUSTAKA... 51

LAMPIRAN... 57


(15)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I. Nilai Lingkar Pinggang Berdasar Etnis WHO ... 14

Tabel II. Klasifikasi Serum Trigliserida Menurut NCEP ATP III (2002) ... 16

Tabel III. Intepretasi Hasil Uji Hipotesis ... 30

Tabel IV. Profil Karakteristik Responden Wanita ... 31

Tabel V. Profil Karakteristik Responden Pria ... 32

Tabel VI. Uji Hipotesis Komparatif Kadar Trigliserida pada Responden Wanita Kelompok LP < 80 cm dan LP≥ 80 cm... 38

Tabel VII. Uji Hipotesis Komparatif Kadar Trigliserida pada Responden Pria Kelompok LP < 90 cm dan LP≥ 90 cm... 40

Tabel VIII. Uji Hipotesis Komparatif Kadar Trigliserida pada Responden Wanita Kelompok RLPP < 0,85 dan RLPP≥ 0,85... 41

Tabel IX. Uji Hipotesis Komparatif Kadar Trigliserida pada Responden Pria Kelompok RLPP < 0,90 dan RLPP≥ 0,90... 42 Tabel X. Korelasi LP (cm) dan RLPP terhadap Kadar Trigliserida (mg/dL)

pada Responden Wanita 43

Tabel XI. Korelasi LP (cm) dan RLPP terhadap Kadar Trigliserida (mg/dL)


(16)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Skema Responden Penelitian ... 29 Gambar 2. Grafik Distribusi Usia Responden Wanita ... 32 Gambar 3. Grafik Distribusi Usia Responden Pria ... 33 Gambar 4. Grafik Distribusi Lingkar Pinggang Responden

Wanita (cm)... 34 Gambar 5. Grafik Distribusi Lingkar Pinggang Responden

Pria (cm)... 34 Gambar 6. Grafik Distribusi Rasio Lingkar Pinggang Panggul Responden

Wanita ... 35 Gambar 7. Grafik Distribusi Rasio Lingkar Pinggang Panggul Responden

Pria ... 36 Gambar 8. Grafik Distribusi Kadar Trigliserida Responden Wanita

(mg/dL) ... 37 Gambar 9. Grafik Distribusi Kadar Trigliserida Responden Pria

(mg/dL) ... 38 Gambar 10. Diagram Sebaran Korelasi Lingkar Pinggang (cm) terhadap

Kadar Trigliserida (mg/dL) pada Responden Wanita ... 44 Gambar 11. Diagram Sebaran Korelasi Rasio Lingkar Pinggang Panggul

terhadap Kadar Trigliserida (mg/dL) pada

Responden Wanita... 45 Gambar 12. Diagram Sebaran Korelasi Lingkar Pinggang (cm) terhadap


(17)

xv

Kadar Trigliserida (mg/dL) pada Responden Pria ... 47 Gambar 13. Diagram Sebaran Korelasi Rasio Lingkar Pinggang Panggul

terhadap Kadar Trigliserida (mg/dL) pada


(18)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian... 57

Lampiran 2.Ethical Clearance... 58

Lampiran 3. Surat Peminjaman Ruang ... 59

Lampiran 4.Informed Consent... 60

Lampiran 5.Leaflet... 61

Lampiran 6. Kartu Pemeriksaan Responden ... 63

Lampiran 7. Hasil Tes Laboratorium... 64

Lampiran 8. Validasi Instrumen Pengukuran... 65

Lampiran 9. Deskriptif dan Uji Normalitas Usia pada Responden Wanita ... 66

Lampiran 10. Deskriptif dan Uji Normalitas Usia pada Responden Pria ... 67

Lampiran 11. Deskriptif dan Uji Normalitas Lingkar Pinggang pada Responden Wanita ... 68

Lampiran 12. Deskriptif dan Uji Normalitas Lingkar Pinggang pada Responden Pria ... 69

Lampiran 13. Deskriptif dan Uji Normalitas Rasio Lingkar Pinggang pada Responden Wanita ... 70

Lampiran 14. Deskriptif dan Uji Normalitas Rasio Lingkar Pinggang pada Responden Pria ... 71 Lampiran 15. Deskriptif dan Uji Normalitas Kadar Trigliserida pada


(19)

xvii

Responden Wanita ... 72

Lampiran 16. Deskriptif dan Uji Normalitas Kadar Trigliserida pada

Responden Pria ... 73 Lampiran 17. Deskriptif dan Uji Normalitas Kadar Trigliserida Responden

Wanita pada LP<80cm dan LP≥80cm... 74 Lampiran 18. Deskriptif dan Uji Normalitas Kadar Trigliserida Responden

Pria pada LP<90cm dan LP≥90cm... 76 Lampiran 19. Deskriptif dan Uji Normalitas Kadar Trigliserida Responden

Wanita pada RLPP<0,85 dan RLPP≥0,85... 78 Lampiran 20. Deskriptif dan Uji Normalitas Kadar Trigliserida Responden

Pria pada RLPP<0,90 dan RLPP≥0,90... 80 Lampiran 21. Uji Perbandingan Rerata Kadar Trigliserida Responden

Wanita pada LP<80cm dan LP≥80cm... 82 Lampiran 22. Uji Perbandingan Rerata Kadar Trigliserida Responden

Pria pada LP<90cm dan LP≥90cm... 82 Lampiran 23. Uji Perbandingan Rerata Kadar Trigliserida Responden

Wanita pada RLPP<0,85 dan RLPP≥0,85... 83 Lampiran 24. Uji Perbandingan Rerata Kadar Trigliserida Responden

Pria pada RLPP<0,90 dan RLPP≥0,90... 83 Lampiran 25. Uji KorelasiSpearmanLingkar Pinggang dan Rasio Lingkar

Pinggang Panggul terhadap Kadar Trigliserida pada


(20)

xviii

Lampiran 26. Uji KorelasiSpearmanLingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul terhadap Kadar Trigliserida pada


(21)

xix

INTISARI

Antropometri adalah metode pengukuran yang dapat menggambarkan distribusi lemak tubuh dan sebagai prediktor terkait obesitas. Obesitas berhubungan dengan peningkatan kadar trigliserida dalam darah. Pengukuran antropometri seperti lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul digunakan sebagai prediktor peningkatan trigliserida. Peningkatan kadar trigliserida dalam darah dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antar lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar trigliserida dalam darah.

Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan potong-lintang. Subyek penelitian adalah mahasiswa dan mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang dipilih menggunakan teknik

purposive sampling. Pengukuran yang dilakukan meliputi pengukuran lingkar pinggang, lingkar panggul dan kadar trigliserida dalam darah. Data dianalisis secara statistik dengan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov kemudian dilakukan uji hipotesis komparatif Mann-Whitney dan analisis korelasi Spearman dengan taraf kepercayaan 95%.

Hasil penelitian menunjukkan korelasi positif dengan kekuatan sedang antara lingkar pinggang terhadap kadar trigliserida (r = 0,442; p =0,000) dan korelasi yang tidak bermakna antara rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar trigliserida (r = 0,183; p = 0,133) pada wanita. Hasil korelasi positif dengan kekuatan lemah antara lingkar pinggang terhadap kadar trigliserida (r = 0,307; p =0,017) dan korelasi yang bermakna antara rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar trigliserida (r = 0,343; p = 0,007) pada pria.


(22)

xx

ABSTRACT

Anthropometry is the measurement method that can describe body fat distribution and as predictor of obesity-related disease. Obesity is associated with increased levels of triglycerides in the blood. Anthropometric measurements such as waist circumference and waist hip ratio is used as a predictor of elevated triglycerides. Elevated levels of triglycerides in the blood can increase the risk of cardiovascular disease. The objective of this study is to determine the correlation of waist circumference and waist-hip ratio with triglyceride levels in the blood.

This study used cross-sectional design as part of analytical observational study. Subjects were male and female students at the Campus III Sanata Dharma University Yogyakarta were included purposively. Subjects were measured for waist circumference, hip circumference, and blood sample was taken for triglyceride levels. Data were analyzed statistically by Kolmogorov-Smirnov normality test followed by Mann-Whitney and Spearman analysis with 95% confidence intervals.

Waist circumference has significant moderate correlation with triglyceride levels (r = 0.442, p = 0.000) whereas waist-hip ratio is not significantly correlated with triglyceride levels (r = 0.183, p = 0.133) in female. Waist circumference has significant weak correlation with triglyceride levels (r = 0,307; p =0,017) whereas waist-hip ratio is significantly correlated with triglyceride levels (r = 0,343; p = 0,007) in male.


(23)

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Antropometri adalah teknik pengukuran parameter-parameter tubuh untuk mengetahui status gizi pada suatu individu atau populasi (Balai Pelatihan dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, 2007). National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) (2007) mendefinisikan antropometri merupakan kajian pengukuran tubuh manusia yang meliputi bagian tulang, otot, dan jaringan adiposa. Parameter pengukuran antropometri meliputi pengukuran berat (weight), tinggi (height) dan ukuran tubuh (size), termasuk

skinflod thickness, lingkar (circumference), panjang (length) dan luas (breadth) (McDowell, Fryar, Ogden, dan Flegal, 2008). Melalui pengukuran tersebut dapat diperoleh rasio ataupun indeks pengukuran yang sesuai dengan indikator antopometri yang diinginkan (NHANES, 2007), seperti indeks masssa tubuh (IMT), abdominal skinfold thickness, lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul. Pengukuran antopometri banyak digunakan karena bersifat non-invasif dan tidak memerlukan banyak biaya (Cogill, 2003). Penilaian obesitas abdominal yang sederhana dan murah dengan menggunakan pengukuran antropometri (Gruson, dkk., 2010).

Indeks massa tubuh menggambarkan overall obesity, sedangkan lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul menggambarkan central obesity


(24)

berhubungan dengan faktor risiko penyakit kardiovaskuler (Jalal, Liputo, Susanti, dan Oenzil, 2008). Lingkar pinggang berkorelasi kuat dengan risiko kardiovaskular (Jalal, dkk., 2008). Menurut penelitian Ito dkk. (2004), lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul merupakan indikator antropometri terbaik untuk mengetahui risiko displidemia. Displidemia merupakan kelompok dari sindrom metabolik. Displidemia ditandai dengan peningkatan kadar trigliserida, peningkatan kadar LDL dan penurunan kadar kolesterol high density lipoprotein(HDL) (Jalal, dkk., 2008).

Pada kondisi peningkatan kadar trigliserida dalam darah, partikel VLDL dan IDL dapat mengalami katabolisme menjadi LDL. Partikel LDL dalam darah menjadi meningkat, tidak diimbangi dengan jumlah HDL sehingga menyebabkan partikel LDL kekurangan inti enzim kolesteril ester. Partikel LDL yang kekurangan inti kolesteril ester tersebut akan dihidrolisis oleh enzim lipase hepatik sehingga terbentuksmall denseLDL.

Displidemia dan penyakit kardiovaskuler merupakan faktor risiko dari obesitas. Trigliserida yang terakumulasi di adiposit menyebabkan sel lemak bertambah besar dan mengalami proliferasi, yang mengarah pada obesitas karena sel lemak semakin banyak dan terakumulasi pada jaringan tubuh (Dale dan Federman, 2003). Jumlah trigliserida yang berlebihan dan disimpan dalam jaringan adiposa berkontribusi dalam timbulnya penyakit jantung koroner (Chrzanowska, Sobiecki, Kowal, Kosciuk, dan Matusik, 2006).

Obesitas merupakan akumulasi lemak yang berlebihan yang disebabkan oleh makanan yang berlebihan yang kaya akan lemak, hal ini dikombinasikan


(25)

dengan penurunan aktifitas fisik sehingga terjadi ketidakseimbangan antara asupan dan pengeluaran kalori. Mahasiswa dan mahasiswi memiliki gaya hidup yang tidak baik karena mereka memiliki kesadaran yang kurang untuk menjaga kesehatan dan pola hidup yang sehat. Kebanyakan dari mereka sering mengonsumsi makanan siap saji. Umumnya makanan siap saji mengandung banyak lemak jenuh dan rendah serat karena sedikit sekali sayuran dan buah-buahan segar (Cahyono, 2008). Balai Pelatihan dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan (2008) menyatakan prevalensi obesitas umum pada penduduk berusia lebih dari 15 tahun melalui Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 di Indonesia adalah 10,3%, pada laki-laki 13,9% dan wanita 23,8%. Prevelansi nasional obesitas sentral pada penduduk umur ≥ 15 tahun adalah 18,8%.

Jika terjadi obesitas maka lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggal panggul meningkat karena lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul berkorelasi dengan lemak intra-abdominal (Odenigbo, Odennigbo, Oguejiofor, dan Adogu, 2011). Menurut Knowles dkk. (2011), lingkar pinggang merupakan prediktor terbaik terhadap peningkatan kadar trigliserida pada pria, sedangkan prediktor terbaik bagi wanita adalah Rasio Lingkar Pinggang Panggul (RLPP). Jalal dkk. (2008) menyatakan bahwa lingkar pinggang memiliki korelasi dengan kadar trigliserida (r=0,292; p=0,005). Chehrei dkk. (2007) menyatakan bahwa trigliserida memiliki korelasi dengan lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul pada responden pria dan wanita. Pemeriksaan kadar trigliserida dalam darah dapat dilakukan di laboratorium, namun terdapat metode pemeriksaan yang


(26)

lebih praktis dan ekonomis merupakan alternatif yang lebih disukai, seperti pengukuran antopometri lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul.

Penelitian yang dilakukan oleh Seidell, Perusse, Despres dan Bouchard (2001) dengan subyek penelitian 313 pria dan 382 wanita berusia ≥ 18 tahun, menunjukkan korelasi positif yang bPermakna antara lingkar pinggang dan RLPP terhadap kadar trigliserida pada wanita dan pria. Penelitian Welborn, Dhaliwal dan Bennett (2003) dengan subyek penelitian 4.508 pria dan 4.698 wanita di Australia yang berusia 20-69 tahun, juga menunjukkan korelasi positif yang bermakna antara lingkar pinggang dan RLPP terhadap kadar trigliserida pada pria dan wanita. Kemampuan prediksi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap faktor risiko penyakit jantung seperti hipertrigliserida bergantung pada populasi dan berbeda-beda pada tiap ras (Esmaillzadeh, Mirmiran, dan Azizi, 2004). Penelitian Yulianti (2010) dengan subyek penelitian 70 pria berusia 30-50, menunjukkan korelasi positif yang bermakna antara lingkar pinggang terhadap kadar trigliserida (r=0,395; p=0,001) dan korelasi yang tidak bermakna antara RLPP terhadap kadar trigliserida (p=0,535). Penelitian Marcella (2012) dengan subyek penelitian wanita berusia 30-50 tahun, menunjukkan korelasi positif antara lingkar pinggang terhadap kadar trigliserida (r=0,504; p<0,001) dan korelasi yang tidak bermakna antara rasio lingkar pinggang panggul terhadap kadar trigliserida (r=0,243; p=0,068).

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan pada pria dan wanita berusia lebih dari 30 tahun di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, maka penulis tertarik untuk mengetahui adanya korelasi hasil yang sama atau


(27)

tidak dengan subyek penelitian mahasiwa dan mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Melalui penelitian ini diharapkan pengukuran lingkar pinggang dan RLPP dapat digunakan sebagai salah satu metode yang praktis dan ekonomis bagi masyarakat Yogyakarta. Lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul diharapkan dapat menjadi indikator awal peningkatan kadar trigliserida sehingga masyarakat Yogyakarta, khususnya mahasiswa dan mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dapat memperbaiki pola hidup untuk meningkatkan profil kesehatan.

1. Perumusan masalah

Apakah terdapat korelasi antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap kadar trigliserida?

2. Keaslian penelitian

Berdasarkan hasil pencarian informasi terkait pada penelitian mengenai korelasi antara lingkar pinggang dan lingkar pinggang panggul terhadap kadar trigliserida, dapat dinyatakan bahwa belum pernah ditemukan penelitian seperti ini sebelumnya. Penelitian sejenis yang pernah dilakukan :

a. “Waist and hip circumreferences have independent and opposite effects on

cardiovascular disease risk factors : the Quebec Family Study” (Seidell, dkk., 2001). Penelitian ini dilakukan di Quebec dengan subyek penelitian 313 pria dan 382 wanita berusia≥ 18 tahun dan menggunakan rancangan studi potong-lintang. Hasil penelitian menunjukkan korelasi positif yang bermakna antara lingkar pinggang dan RLPP terhadap kadar trigliserida


(28)

pada wanita (r=0,47 dan 0,40 secara berurutan; p<0,0001), sedangkan pada pria (r=0,56 dan 0,52 berurutan; p<0,0001).

b. “Correlation of dysplidemia with waist to high ratio, waist circumreference, and body mass index in Iranian adults”(Chehrei, dkk., 2005). Penelitian ini melibatkan 750 subyek (580 wanita yeng berusia rata-rata 40 tahun dan 170 laki-laki yeng berusia rata-rata 43 tahun) dan dilakukan pada tahun 2005. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi antara lingkar pinggang terhadap kadar trigliserida (r=0,308; p<0,001), korelasi antara rasio lingkar pinggang panggul terhadap kadar trigliserida (r=0,309; p=<0,001).

c. Penelitian Dalton dkk. (2003) dilakukan di Australia dengan subyek penelitian sebanyak 11.247 orang berusia ≥ 25 tahun dan menggunakan rancangan studi potong lintang. Hasil penelitian menunjukkan korelasi positif yang bermakna antara lingkar pinggang (r=0,414) dan RLPP (r= 0,406) terhadap kadar trigliserida pada wanita (p<0,001), sedangkan pada pria korelasi positif antara lingkar pinggang (r=0,324) dan RLPP (r=0,353) dengan p<0,001.

d. Penelitian Welborn dkk. (2003) menggunakan rancangan studi potong lintang dan dilakukan di Australia dengan subyek penelitian 4.508 pria dan 4.698 wanita berusia 20-69 tahun. Hasil analisis korelasi parsial pada penelitian menunjukkan korelasi positif yang bermakna antara lingkar pinggang dan RLPP terhadap kadar trigliserida pada wanita (p<0,0001) dengan kekuatan korelasi lemah (r=0,38 dan 0,36 secara berurutan),


(29)

sedangkan pada pria terdapat korelasi positif yang bermakna yang sama antara lingkar pinggang dan RLPP terhadap kadar trigliserida (r=0,35; p<0,0001).

e. “Waist to hip ratio is a better screening measure for cardiovascular risk

factor than other anthropometric indicators in Tehranian Adult Men”.

Penelitian Esmaillzadeh dkk. (2004) dengan subyek penelitian 4449 pria berusia 18-74 tahun di Tehranian dan menggunakan rancangan penelitian potong lintang. Hasil penelitian menunjukkan korelasi positif antara lingkar pinggang (r=0,33) dan RLPP (r=0,50) dengan kadar trigliserida (p<0,05). f. “ Waist Circumrefrence, Body Mass Index, Hip Circumreference and Waist

-To-Hip Ratio as Predictors of Cardiovascular Disease in Aboriginal

People”. Penelitian Wang dan Hoy (2004) menggunakan rancangan studi

cohort dan dilakukan di Australia dengan subyek penelitian populasi Aborigin yang terdiri dari 422 pria dan 414 wanita berusia 20-74 tahun. Hasil penelitian menunjukkan korelasi positif lingkar pinggang (r=0,269; p<0,05) terhadap kadar trigliserida dan RLPP (r=0,181; p<0,05) dengan kadar trigliserida pada wanita dan pria.

g. “Excess accumulation of body fat is related to dyslipidemia in normal-weight subject”(Ito, dkk., 2004). Penelitian ini dilakukan di Jepang dengan subyek penelitian 265 pria dan 741 wanita yang berusia 21 sampai 69 tahun. Penelitian ini menggunakan data rekam medis pasien. Hasil penelitian korelasi parsial menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara lingkar


(30)

pinggang (r=0,18; p<0,01) dan RLPP (r=0,23; p<0,001) dengan kadar trigliserida.

h. “Is the a relationship between body build and serum level of cholesterol and trigliserides in women?”. Penelitian Chrzanowska dkk. (2006) melibatkan 119 responden wanita usia 30 sampai 60 tahun. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan korelasi lingkar pinggang terhadap kadar trigliserida (r=0,289; p=0,05) sedangkan korelasi rasio lingkar pinggang panggul terhadap kadar trigliserida (r=0,223; p=0,05).

i. “Hubungan Lingkar Pinggang dengan Kadar Gula Darah, Trigliserida dan Tekanan Darah pada Etnis Minang di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat” (Jalal,dkk., 2008). Penelitian ini melibatkan 92 responden berusia 30-60 tahun dan dilakukan pada tahun 2008. Desain penelitian yang digunakan adalahcross sectional. Hasil penelitian korelasi lingkar pinggang terhadap kadar trigliserida (r=0,292, p=0,005), dan berpola positif, artinya semakin besar lingkar pinggang semakin tinggi kadar trigliserida.

j. “Correlation of antropometric indices with common cardiovascular risk factors in an urban adult population of Iran : data from Zanjan Healthy

Heart Study” Mellati, Mousavinasab, Sokhanavar, Kazemi, Esmailli, dan Dinmohadi (2009). Penelitian ini dilakukan di Iran menggunakan rancangan penelitian potong lintang dengan subyek penelitian 1310 pria dan 1458 wanita berusia 21-75 tahun. Hasil analisis korelasi parsial menunjukkan korelasi positif yang bermakna antara lingkar pinggang (r=0,24) dan RLPP


(31)

(r=0,19) terhadap kadar trigliserida pada wanita (p<0,0001), sedangkan pada pria juga menunjukkan korelasi positif yang bermakna antara lingkar pinggang (r=0,30) dan RLPP (r=0,23) terhadap kadar trigliserida (p<0,0001).

k. “Relationship of Body Mass Index, Waist Circumreference and

Cardiovascular Risk Factors in Chinese Adult”. Penelitian Du dkk. (2010) ini menggunakan metode potong lintang dan analisis regresi multivariate. Subyek penelitian adalah populasi Cina 19.567 pria dan 21.520 wanita berusia 18 tahun. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan BMI dan lingkar pinggang diikuti dengan peningkatan kadar trigliserida (p<0,05). l. “Frequency of Dysplidemia in Obese Versus Non-Obese in Relation to Body

Mass Index (BMI), Waist Hip Rati0 (WHR) and Waist Circumreference

(WC)”. Penelitian Shah, Devrajani, Devrajani, dan Bibi (2010) menggunakan metode potong lintang dengan subyek penelitian data medis 200 pasien yang terbagi menjadi dua grup yaitu 100 pria dan 100 wanita berusia ≥ 20 tahun. Hasil penelitian menujukkan adanya perbedaan bermakna antara kadar trigliserida dengan lingkar pinggang (LP) >102cm (obese) dan LP <102 cm (non-obese) pada pria (p<0,05), sedangkan pada wanita juga terdapat perbedaan bermakna antara kadar trigliserida dengan LP >88 cm (obese) dan LP <88 cm (non-obese) (p<0,05). Kriteria LP tersebut berdasarkan National Cholesterol Education Programme (NCEP) Adult Treatment Panel III (ATP III).


(32)

m.Waist Circumreference, Body Mass Index, and Other Measures of Adiposity in Predicting Cardiovascular Disease Risk Factors among Peruvian Adult

(Knowles, dkk., 2011). Penelitian ini menggunakan metode potong lintang dengan subyek penelitian 952 wanita dan 566 pria. Hasil penelitian menunjukkan korelasi positif yang bermakna antara lingkar pinggang (r=0,455) dan RLPP (r=0,226) terhadap kadar trigliserida pada wanita (p≤0,001), sedangkan pada pria juga menunjukkan korelasi positif yang bermakna antara LP (r=0,461) dan RLPP (r=0,335) terhadap kadar trigliserida pada wanita (p≤0,001).

n. Comparison of Measure of Adiposity in Identifying Cardio vascular Disease Risk Among Ethiopian Adults oleh Wai dkk. (2011). Penelitian ini menggunakan metode potong lintang dengan subyek penelitian 1125 pria dan 728 wanita berusia 15-24 tahun di Ethiopia. Hasil penelitian menunjukkan korelasi positif antara lingkar pinggang (r=0,510) dan RLPP (r=0,435) dengan kadar trigliserida (p=0,01) pada pria, sedangkan pada wanita menunjukkan korelasi positif antara lingkar pinggang (r=0,460) dan RLPP (r=0,381) dengan kadar trigliserida (p=0,01).

o. “Hubungan faktor resiko obesitas dengan rasio lingkar pinggang pinggul mahasiswa FKM UI” (Hidayatulloh, dkk., 2011). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain metode cross sectional dan melibatkan 54 responden (23 laki-laki dan 31 perempuan) dari mahasiswa FKM UI angkatan 2011 dan program pasca sarjana. Hasil penelitian ini menunjukkan hubungan RLPP beresiko (RLPP laki-laki=0,9 dan perempuan=0,8) dengan


(33)

5 jenis faktor resiko obesitas yaitu jenis kelamin, pengetahuan, pendapatan, usia dan Indeks Massa Tubuh (IMT). Pengetahuan dan RLPP tidak memiliki hubungan dengan p value 0,695 (p>0,05). Usia memiliki hubungan paling berpengaruh dengan RLPP beresiko dengan pvalue0,001(p<0,05) pada usia lebih dari 39 tahun dan dengan pvalue 0,012(p<0,05) pada usia 20 hingga 39 tahun.

p. Penelitian Feng dkk. (2012) dilakukan di Cina bagian utara dengan subyek penelitian 3960 pria dan 4980 wanita yang berusia 20 sampai 74 tahun. Penelitian ini menggunakan analisis ROC dan regresi multivarate. Hasil penelitian analisis ROC menunjukkan lingkar pinggang berhubungan dengan risiko diabetes tipe 2 dan displidemia, sedangkan BMI berhubungan dengan risiko hipertensi. Hasil penelitian dari analisis regresi menunjukkan bahwa peningkatan lingkar pinggang diikuti dengan peningkatan kadar trigliserida dan kolesterol total.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis. Penelitian ini dapat memberi informasi mengenai korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap kadar trigliserida pada mahasiswa dan mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

b. Manfaat praktis. Hasil yang diperoleh diharapkan dapat digunakan oleh pihak-pihak terkait untuk mendapat informasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul yang berhubungan dengan profil lemak berupa


(34)

kadar trigliserida sehingga dapat digunakan untuk deteksi dini adanya risiko sindrom metabolik dengan metode yang sederhana dan murah.

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap kadar trigliserida dalam darah pada mahasiswa dan mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.


(35)

13

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Antropometri

Antropometri merupakan kajian pengukuran tubuh manusia yang meliputi bagian tulang, otot, dan jaringan adiposa. Hasil pengukuran antopometri dapat menggambarkan dan mengevaluasi status gizi dan status kesehatan seseorang atau suatu populasi, sesuai dengan indikator antopometri yang diinginkan (NHANES, 2007). Antropometri banyak digunakan untuk penilaian abdominal karena murah dan sederhana (Gruson, dkk., 2010). Pengukuran antropometri seperti lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang panggul, dan BMI digunakan untuk menilai adiposit regional. BMI digunakan sebagai standar untuk mengetahui overweight atau underweight. Lingkar pinggang dan RLPP merupakan metode pengukuran antropometri yang digunakan untuk mengetahui

abdominal fat(Odenigbo, dkk., 2011).

Pengukuran antropometri BMI berhubungan dengan obesitas general, sedangkan pengukuran lingkar pinggang dan RLPP berhubungan dengan obesitas sentral (Ng and Lai, 2004). Peningkatan lingkar pinggang menunjukkan peningkatan massa lemak tubuh total dan lemak visceral, sedangkan peningkatan lingkar panggul berhubungan dengan pengurangan lemak visceral dan peningkatan lemak subkutan di area panggul (Seidell, dkk., 2001). Sebagian besar peneltian menyimpulkan bahwa dibandingkan dengan lemak subkutan atau


(36)

obesitas general, lemakvisceral(obesitas sentral) lebih kuat hubungannya dengan kelainan sindrom metabolik (Jalal, dkk., 2008).

Lingkar pinggang dikatakan sebagai indeks yang berguna untuk menentukan obesitas sentral dan komplikasi metabolik yang terkait. Lingkar pinggang berkorelasi kuat dengan obesitas sentral dan risiko kardiovaskular (Jalal, dkk., 2008). Pengukuran lingkar pinggang dilakukan dipertengahan antara tulang rusuk paling bawah dan bagian atas tulang illiac crest (WHO, 2008). Menurut WHO (2008) guidline lingkar pinggang dibagi berdasarkan spesifikasi jenis kelamin dan kelompok etnis.

Tabel I. Nilai Lingkar Pinggang Berdasar Etnis WHO (2008)

Etnis Pria Wanita

Europid >94cm >80cm

Asia Selatan, Chinese, Japanese >90cm >80cm

Rasio lingkar pinggal panggul adalah perbandingan antara lingkar pinggang dan lingkar panggul. Rasio lingkar pinggang panggul memperkirakan jumlah lemak abdominal pada individu, apabila perbandingan antara lingkar pinggang dan panggul semakin besar maka semakin besar pula lemak abdominal individu tersebut (International Chair on Cardiometabolic Risk, 2011). Pengukuran lingkar panggul dilakukan dengan melingkarkan pita meter pada diameter terluas di atas greather trochanter setelah ekspirasi normal (Kamath, Nandini, Kedilaya, dan D’Souza, 2005). Menurut kriteria diagnosis sindrom metabolik World Health Organization (WHO) 2008, nilai rasio lingkar pinggang panggul adalah >0,90 untuk pria dan >0,85 untuk wanita termasuk dalam obesitas sentral. Cara pengukuran lingkar pinggang-panggul dapat dilihat pada gambar 1.


(37)

Penelitian Lear dkk. (2007) menunjukkan bahwa populasi Asia memiliki jaringan adiposavisceralyang lebih banyak dibandingkan dengan populasi Eropa, sehingga batas nilai lingkar pinggang dan RLPP perlu disesuaikan untuk tiap populasi. Ho dkk. (2001) menyatakan bahwa IMT dan lingkar pinggang merupakan prediktor penyakit kardiovaskular yang efektif untuk pria, sedangkan lingkar pinggang dan RLPP efektif untuk wanita. Pada penelitian Odenigbo dkk. (2011) menyatakan bahwa lingkar pinggang lebih kuat dalam memprediksi obesitas pada wanita dibandingkan pada pria.

B. Trigliserida

Lipid tersusun dari lipoprotein yang teresterifikasi dan unesterified

kolesterol, trigliserida dan fosfolipid. Trigliserida adalah lipid nonpolar yang tersusun dari satu rantai gliserol dan tiga asam lemak dengan panjang yang bervariasi, yang tersimpan di jaringan adiposa dan digunakan sebagai sumber energi. Trigliserida ditemukan di sel hati dan sel adiposa. Trigliserida yang terakumulasi di adiposit menyebabkan sel lemak bertambah besar dan saat mencapai ukuran maksimal akan membelah. Sel lemak mengalami proliferasi dan menjadi semakin banyak kemudian terakumulasi di berbagai jaringan tubuh (Dale dan Federman, 2003). Kadar trigliserida yang berlebihan tidak di proses di hati tetapi terdeposit di tubuh sebagai jaringan adiposa subkutan dan visceral yang berkontribusi terhadap penyakit jantung koroner (Chrzanowska, dkk., 2006). Peningkatan kadar trigliserida dalam darah disebut hipertrigliseridemia dan kadar trigliserida yang berada pada batas tinggi (150-199 mg/dL), tinggi (200-499


(38)

mg/dL) atau sangat tinggi (≥500 mg/dL) meningkatkan risiko aterosklerosis dan penyakit kardiovaskuler (Williams dan Wilkins, 2004).

Tabel II. Klasifikasi Serum Trigliserida Menurut NCEP ATP III (2002) Kategori Kadar Trigliserida (mg/dL)

Normal Batas tinggi Tinggi Sangat tinggi < 150 150-199 200-499 ≥ 500

1. Mekanisme transport trigliserida di dalam tubuh

Sistem transport lipid dari trigliserida di bagi menjadi dua jalur, yaitu jalur eksogen dan jalur endogen. Pada jalur endogen, sumber trigliserida berasal dari hasil sekresi hepar dalam wujud partikel VLDL (very-low-density lipoprotein). Sumber trigliserida pada jalur eksogen berasal dari makanan yang kemudian asam lemak dan kolesterol dari makanan diserap oleh sel intestinal dan mengalami esterifikasi menjadi trigliserida dan kolesterol ester yang kemudian dibentuk menjadi kilomikron. Di dalam pembuluh kapiler, kilomikron yang mengandung trigliserida dan kolesterol ester sebagai inti dihidrolisis oleh Apolipoprotein C-II yang teraktivasi oleh lipoprotein lipase endothelia. Metabolisme kilomikron menghasilkan asam lemak bebas yang diambil oleh otot sebagai energi dan oleh jaringan adiposa untuk disimpan (Dale dan Federman, 2003).

Pada jalur endogen, VLDL trigliserida terbuat dari gliserol dan asam lemak yang telah dilepaskan pada jaringan adiposa dan disintesis di hepar. VLDL berinteraksi dengan enzim lipoprotein lipase di dalam pembuluh kapiler. Trigliserida sebagai inti partikel VLDL mengalami hidrolisis oleh lipoprotein lipase, menghasilkan asam lemak yang diambil oleh jaringan otot sebagai energi


(39)

dan oleh adiposa sebagai cadangan energi. Sebagian hasil dari katabolisme partikel VLDL berinteraksi dengan reseptor LDL pada hepar (apo E) dan sebagian lagi terakumulasi pada plasma kemudian mengalami katabolisme menjadi IDL (intermediate-density lipoprotein). Setelah beberapa menit hingga beberapa jam berada di dalam plasma, IDL dikatabolisme oleh lipase hepatik menjadi LDL (Dale dan Federman, 2003).

2. Central adiposity, trigliserida dan risiko aterogenesis

Obesitas sentral berkorelasi dengan peningkatan kadar kolesterol total, LDL dan trigliserida, dan penurunan kadar HDL (Chrzanowska, dkk., 2006). Obesitas sentral ini membentuk adiposit jaringan lemak yang berukuran besar, kurang peka terhadap kerja antilipolisis sehingga lebih mudah dilipolisis dan menyebabkan peningkatan kadar asam lemak bebas. Peningkatan asam lemak bebas meningkatkan pula distribusi asam lemak di hati. Akumulasi trigliserida di hati dan di otot akan mengakibatkan resistensi insulin sehingga aktifitas produksi partikel VLDL oleh hepar meningkat. Peningkatan produksi partikel VLDL akan meningkatkan kecepatan uptake hepatik asam lemak bebas, kemudian menstimulasi sekresi apo B-100, menyebabkan jumlah partikel apo B-100 meningkat dan terjadi hipertrigliseridemia. Apo B adalah partikel penyusun lipoprotein aterogenik, seperti VLDL, IDL dan LDL(Carr dan Brunzell, 2004).

Pada kondisi kadar trigliserida yang meningkat, partikel VLDL dan IDL dapat mengalami katabolisme menjadi LDL. Partikel LDL yang mengandung banyak trigliserida menjadi kekurangan inti enzim kolesteril ester, di mana protein transfer kolesteril ester (cholesteryl ester transfer protein/CETP) diperlukan untuk


(40)

pertukaran kolesterol ester pada partikel LDL dan HDL dengan trigliserida pada partikel VLDL sehingga dapat dimetabolisme oleh enzim lipase hepatik dengan lebih mudah (Carr dan Brunzell, 2004).

Partikel LDL yang mengandung banyak trigliserida dan kekurangan inti kolesteril ester akan dihidrolisis oleh enzim lipase hepatik sehingga terbentuk partikel small dense LDL. Partikel small dense LDL lebih mudah memasuki dinding pembuluh arteri dan lebih mudah berikatan dengan proteoglikan pada dinding arteri. Ketika berikatan dengan proteoglikan, partikel LDL mudah mengalami oksidasi yang dapat memicu sekresi makrofag dan aterogenesis. Partikel LDL tersebut merupakan faktor risiko kejadian penyakit jantung koroner (Carr dan Brunzell, 2004).

C. Mahasiswa Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Kampus III Universitas Sanata Dharma terletak di Paingan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarrta. Mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta terdiri dari empat fakultas yaitu Fakultas Farmasi, Fakultas Teknik, Fakultas Psikologi dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dengan jumlah keselur5uhan sebanyak 3.628 orang.

D. Landasan Teori

Antropometri adalah metode pengukuran yang sederhana dan tidak memerlukan banyak biaya yang dapat digunakan untuk mengetahui proporsi tubuh manusia. Pengukuran antropometri lingkar pinggang dan rasio lingkar


(41)

pinggang panggul dapat digunakan untuk mengetahui distribusi lemak intra abdominal. Kriteria lingkar pinggang berdasarkan WHO (2008) untuk etnis Asia Selatan, Chinese dan Japanese adalah 80 cm untuk wanita dan 90 cm untuk pria, sedangkan kriteria RLPP adalah 0,85 untuk wanita dan 0,90 untuk pria.

Trigliserida adalah asam lemak yang diproduksi di hati dan digunakan sebagai sumber energi. Kelebihan energi dalam jumlah yang besar akan dikonversi menjadi trigliserida dan di simpan di dalam jaringan adiposa subkutan dan visceral. Akumulasi yang berlebihan di jaringan adiposa menyebabkan obesitas sentral. Obesitas sentral merupakan penyebab peningkatan kadar trigliserida. Peningkatan kadar trigliserida dalam darah meningkatkan risiko aterosklerosis dan penyakit kardiovaskular.

Kadar trigliserida dalam darah perlu dilakukan pengontrolan, salah satu cara yang sederhana untuk mengontrol kadar trigliserida yaitu dengan pengukuran antropometri. Pengukuran antropometri lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul dapat digunakan sebagai indikator awal untuk memprediksi peningkatan kadar trigliserida dalam tubuh.

E. Hipotesis

Terdapat korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap kadar trigliserida pada mahasiswa dan mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.


(42)

20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian observasional analitik digunakan pada penelitian ini dengan pendekatan rancangan secara cross-sectional (potong lintang). Penelitian observasional analitik berarti penelitian yang menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan terjadi. Analisis korelasi kemudian dilakukan antara fenomena yang terjadi, baik antara faktor risiko dan faktor efek. Faktor efek adalah suatu akibat dari adanya faktor risiko, sedangkan faktor risiko adalah suatu fenomena yang mengakibatkan terjadinya efek. Cross-sectional adalah suatu penelitian di mana variabel yang termasuk faktor risiko dan variabel-variabel yang termasuk efek diobservasi sekaligus pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010).

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas: ukuran lingkar pinggang (cm) dan rasio lingkar pinggang panggul (RLPP)

2. Variabel tergantung: kadar trigliserida dalam darah (mg/dL) 3. Variabel pengacau

a. Variabel pengacau terkendali: jenis kelamin, kondisi patologis b. Variabel pengacau tak terkendali: gaya hidup subyek penelitian


(43)

C. Definisi Operasional

1. Subyek pada penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi yang masih aktif di Kampus III Universitas Sanata Yogyakarta yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian ini. Subyek penelitian selanjutnya disebut responden.

2. Karakteristik penelitian meliputi demografi, pengukuran antroprometri dan hasil pemeriksaan laboratorium. Pengukuran antropometri meliputi pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul. Hasil pemeriksaan laboratorium yang diteliti adalah kadar trigliserida dalam darah.

3. Pengukuran lingkar pinggang adalah mengukur diameter (cm) pinggang dengan menggunakan pita ukur (meteran) pada pertengahan antara tulang rusuk terbawah denganiliac crestmenggunakan pita ukur (meteran).

4. Pengukuran lingkar panggul adalah melingkarkan pita meter pada diameter terluas di atasgreather trochanter.

5. Pengukuran rasio lingkar pinggang panggul adalah perbandingan antara ukuran lingkar pinggang (cm) dan ukuran lingkar panggul (cm) menggunakan pita ukur (meteran).

6. Ketika pengukuran, responden berdiri dengan kaki rapat, lengan pada kedua sisi tubuh, dan dalam kondisi akhir ekspirasi normal. Pita pengukur pada posisi horizontal dan tidak menekan kulit.

7. Kadar trigliserida dalam darah diukur di laboratorium Parahita®dengan kondisi responden puasa 8-10 jam sebelum pengambilan darah.


(44)

8. Kriteria lingkar pinggang menggunakan standar WHO tahun 2008 bagi populasi wanita dan pria Asia Selatan.

9. Kriteria rasio lingkar pinggang panggul (RLPP) untuk wanita dan pria menggunakan standar WHO tahun 2008 bagi populasi Asia.

10. Standar kadar trigliserida menggunakan standar NCEP ATP III tahun 2002.

D. Responden Penelitian

Responden penelitian adalah mahasiswa dan mahasiswi yang masih aktif di Kampus III Universitas Sanata Yogyakarta yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi serta bersedia untuk diajak bekerja sama dalam penelitian ini. Kriteria inklusi dalam penelitian adalah mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma dan bersedia ikut dalam penelitian ini dengan menandatangani informed consent, bersedia puasa 8-10 jam dan diambil darahnya. Kriteria eksklusi meliputi subyek dengan penyakit hati, penyakit jantung koroner, hipertensi, hamil, diabetes, mengkonsumsi obat penurun kadar lemak darah dan obat kontrasepsi.

E. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kampus III Unversitas Sanata Dharma Yogyakarta terletak di Paingan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta. Penelitian dilakukan pada tanggal 8 September 2012 dan tanggal 15 September 2012.


(45)

F. Ruang Lingkup

Penelitian ini bertujuan mengkaji korelasi antara pengukuran antropometri meliputi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap profil lipid dalam darah yaitu kadar trigliserida dalam darah. Penelitian ini termasuk dalam penelitian payung yang berjudul “Korelasi Pengukuran Antropometri terhadap Profil Lipid, Kadar Glukosa Darah, dan Tekanan Darah pada mahasiswa dan mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma” dan telah memperoleh izin dari Komisi Etik Kedokteran. Penelitian payung ini dilakukan secara berkelompok dengan jumlah anggota 13 orang dengan kajian yang berbeda. Kajian dari penelitian ini meliputi :

1. Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) terhadap Kadar Trigliserida dalam Darah.

2. Korelasi Pengukuran%Body Fatterhadap Kadar Trigliserida dalam Darah. 3. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Pangul

terhadap Kadar Trigliserida dalam Darah.

4. Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) terhadap Rasio Kolesterol total/HDL.

5. Korelasi Pengukuran %Body Fat terhadap Rasio Kolesterol total/HDL dalam Darah.

6. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Pangul terhadap Rasio Kadar Kolesterol total/HDL dalam Darah.

7. Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) terhadap Rasio LDL/HDL dalam Darah.


(46)

8. Korelasi Pengukuran%Body Fatterhadap Rasio LDL/HDL dalam Darah. 9. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Pangul

terhadap Rasio LDL/HDL dalam Darah.

10. Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) dan %Body Fat terhadap Tekanan Darah.

11. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Pangul terhadap Tekanan Darah.

12. Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) dan %Body Fat terhadap Glukosa Dalam Darah.

13. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Pangul terhadap Glukosa Dalam Darah.

G. Teknik Sampling

Pada penelitian ini pengambilan sampel dilakukan secara non-random sampling dengan jenis purposive sampling. Teknik non-random sampling adalah proses pemilihan sampel dimana tidak semua anggota dari populasi memiliki kesempatan untuk dipilih. Pengambilan sampel secara purposivedidasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti, berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Ronny, 2003).

H. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitan ini berupa meteran Butterfly®, leaflet, dan Informed consent. Pemeriksaan kadar trigliserida dalam darah


(47)

dilakukan oleh laboratorium Parahita® menggunakan Architect c System™ dan

Aeroset System.

I. Tata Cara Penelitian

1. Observasi awal

Observasi awal dilakukan dengan mencari informasi tentang jumlah mahasiswa dan mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma. Jumlah mahasiswa dan mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma yang diperoleh yaitu 3.628 orang. Menurut Spiegel dan Stephens (2007), penelitian korelasi diperlukan minimal 30 subyek. Pengambilan sampel sebanyak 129 orang, terdiri dari 60 laki-laki dan 69 perempuan yang memenuhi kriteria inklusi penelitian. Pemberian leaflet dan briefing merupakan komunikasi langsung yang digunakan untuk meminta kesediaan subyek untuk berpartisipasi dalam penelitian.

2. Permohonan izin dan kerja sama

Permohonan izin yang pertama diajukan ke Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada untuk memenuhi etika penelitian menggunakan sampel biologis manusia yaitu darah. Permohonan izin yang kedua diajukan kepada Rektorat Universitas Sanata Dharma Yogyakarta untuk memperoleh izin melaksanakan penelitian. Permohonan kerjasama diajukan kepada laboratorium Parahita® dan calon responden berupa surat persetujuan (informed consent).


(48)

3. Pencarian responden

Sesudah mendapatkan surat ijin penelitian dari Wakil Rektor III Universitas Sanata Dharma kemudian dilakukan pencarian responden. Pencarian responden yang menjadi sampel dari populasi dilaksanakan dengan komunikasi langsung. Peneliti bertemu responden dan menjelaskan tujuan penelitian dan pentingnya penelitian yang dilakukan kepada calon responden. Kemudian responden diikutsertakan peneliti untuk mengikuti briefing pada tanggal 11 Agustus 2012. Pada briefing tersebut akan diberikan leaflet dan pemberian edukasi tentang pengukuran antropometri, standar beberapa nilai antropometri (BMI, skinfold thickness, lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang panggul) dan perannya sebagai prediktor faktor risiko abnormalitas metabolik.

Calon responden yang bersedia terlibat dalam penelitian akan mencantumkan nama, usia, nomor telepon, alamat rumah pada informed consent

dan menandatangani informed consent pada saat briefing sebagai pernyataan kesediaan untuk ikut dalam penelitian ini secara sukarela. Surat persetujuan (informed consent) merupakan bukti tertulis pernyataan kesediaan responden untuk ikut serta dalam penelitian. Informed consent pada penelitian ini sesuai standar dari Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada.

Kemudian responden dihubungi kembali untuk menanyakan kepastian tanggal pelaksanaan penelitian yang dipilih. Satu hari sebelum penelitian responden dihubungi kembali untuk memberikan konfirmasi ulang tentang tempat


(49)

pelaksanaan pengukuran parameter dan mengingatkan persyaratan yang harus dipenuhi sebelum pengukuran parameter yaitu berpuasa selama 8-10 jam.

Penyebaran informasi dan konfirmasi kepada responden tentang pelaksanaan penelitian dilakukan menggunakan short message system (sms) dan menggunakan telepon apabila responden tidak memberi konfirmasi melalui sms dan tidak hadir ketika pengukuran parameter.

4. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian

Dua hal penting dalam kaitannya dengan pengukuran, yaitu validitas dan realibilitas. Kedua hal ini penting karena pengukuran terhadap obyek penelitian menggunakan instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Reliabilitas berhubungan dengan konsistensi. Suatu penelitian disebut reliabel apabila instrumen tersebut konsisten dalam memberikan penilaian atas apa yang di ukur. Jika hasil penilaian tersebut konsisten memberikan jaminan bahwa instrumen tersebut dapat dipercaya. Presisi merupakan parameter yang harus dipenuhi dalam validitas dan realibilitas (Ronny, 2003).

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2011) alat kesehatan dikatakan baik bila Koefisien Variasi CV≤5%. Pengujian reliabilitas instrumen meteran dilakukan dengan menghitung hasil pengukuran dari masing-masing instrumen sebanyak 5 kali. Koefisien variasi yang dihasilkan pada validasi meteran pengukur lingkar pinggang pada wanita dan pria sebesar (0,25% dan 0,21% secara berurutan) dan meteran pengukur lingkar panggul sebesar (0% dan


(50)

0% secara berurutan). Berdasarkan nilai koefisien variasi yang dihasilkan dikatakan penelitian ini memiliki nilai presisi yang baik.

5. Pengukuran parameter

Parameter yang diukur adalah lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul. Pengambilan darah responden untuk memeriksa kadar trigliserida dilakukan oleh tenaga ahli dari laboratorium Parahita®. Pengukuran antropometri dilakukan oleh peneliti. Pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul dilakukan dengan meminta responden untuk membuka celana dan menaikkan baju. Kemudian pengukuran dilakukan pada posisi responden berdiri tegak, telapak kaki rapat, lengan berada di samping, dan saat responden ekspirasi normal. Pengukuran lingkar pinggang dilakukan dengan melingkarkan meteran di pertengahan antara iliac crest dengan tulang rusuk terbawah pada saat ekspirasi normal, sedangkan lingkar panggul diukur dengan melingkarkan meteran di atasgreater trochanter.

Pengukuran parameter dilakukan di Kampus III Universitas Sanata Dharma Paingan dalam 2 tahap, yaitu tahap pertama pada tanggal 8 September 2012 dan tahap kedua tanggal 15 September 2012. Pada pengambilan data pertama jumlah responden yang hadir adalah 33 responden wanita dari 48 responden yang bersedia bekerjasama dan 20 responden pria dari 26 responden yang bersedia bekerjasama. Pengambilan data kedua dengan jumlah responden yang hadir adalah 36 responden wanita dari 41 responden wanita yang bersedia bekerjasama dan 40 responden pria dari 56 responden pria yang bersedia bekerjasama. Dua data responden wanita dan satu data responden pria dieksklusi


(51)

karena responden tidak berpuasa, sehingga digunakan 129 data responden dalam penelitian. Skema responden dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 1. Skema Responden Penelitian

6. Pembagian hasil pemeriksaan darah dan pengukuran antropometri

Hasil pemeriksaan darah dan pengukuran antropometri diberikan secara personal kepada masing-masing responden. Responden diberikan pemahaman untuk membaca hasil pemeriksaan darah dan pengukuran antopometri.

J. Teknik Analisa Data

Data yang diperoleh diolah secara statistik. Uji normalitas digunakan untuk melihat distribusi data (Kolmogorov-Smirnov atau Shapiro Wilk). Suatu data dikatakan normal bila nilai Asymp. Sig lebih besar dari 0,05. Setelah mengetahui distribusi data, dilakukan uji hipotesis komparatif antara dua kelompok data dan uji korelasi.


(52)

Data juga diuji hipotesis komparatif antara rerata kadar trigliserida pada kelompok LP<80 dengan kelompok LP≥80 dan RLPP<0,85 dengan RLPP≥0,85 pada wanita. Pada pria antara kelompok LP<90 dengan kelompok LP≥90 dan RLPP<0,90 dengan RLPP≥0,90. Normalitas data kadar trigliserida antara kedua kelompok lebih dahulu diuji menggunakan uji Shapiro-Wilkkarena jumlah data < 50. Bila data terdistribusi normal maka digunakan uji t tidak berpasangan sedangkan bila data terdistribusi tidak normal digunakan uji Mann-Whitney. Hasil uji statistik dikatakan terdapat perbedaan yang bermakna antara dua kelompok data apabila nilai p<0,05 (Dahlan, 2011).

Data kemudian diuji korelasinya menggunakan analisis Pearson apabila data terdistribusi normal atau analisis Spearman apabila data tidak terdistribusi normal. Taraf kepercayaan yang digunakan sebesar 95%. Data dikatakan memiliki korelasi yang bermakna bila nilai p˂0,05 dan kekuatan korelasi dinyatakan melalui koefisien korelasi (Dahlan, 2011).

Tabel III. Intrepretasi Hasil Uji Hipotesis (Dahlan, 2011)

Nilai Kekuatan Korelasi

0,00-0,199 Sangat lemah

0,20-0,399 Lemah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat Kuat

K. Kesulitan Penelitian

Kesulitan penelitian ini adalah pada saat permohonan ijin dan kerja sama kepada responden. Kesulitan kedua terletak pada terbatasnya kemampuan peneliti untuk mengontrol kejujuran responden untuk berpuasa selama 8-10 jam sebelum pengukuran profil lipid.


(53)

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Karakteristik Responden

Penelitian ini dilakukan di Kampus III Universitas Sanata Dharma dengan responden 69 mahasiswi berusia 18-22 tahun dan 60 mahasiswa berusia 17-24 tahun. Teknik pengambilan sampel yaitu secara purposive dimana sampel yang diambil adalah mahasiswa-mahasiswi di Kampus III Sanata Dharma yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Analisis karakteristik subyek penelitian terdiri dari umur, lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang panggul, dan kadar trigliserida dalam darah diolah menggunakan uji normalitasKolmogorov-Smirnov.

Uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilakukan untuk subyek penelitian lebih dari 50 orang dengan nilai kriteria normal signifikansi (p)>0,05. Jumlah sampel ≤50 menggunakan uji statistik Shapiro-Wilk (Dahlan, 2009). Hasil pengolahan data secara statistik berupa mean, median, SD, nilai minimum, maksimum, dan signifikansi (p) dari karakteristik subyek penelitian. Hasil analisis karakteristik subyek penelitian ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel IV. Profil Karakteristik Responden Wanita

No Karakteristik Wanita(n=69) p

1. Usia (tahun) 20(17-22)** 0,000

2. LP (cm) 72(55,9-102,1)** 0,050

3. RLPP 0,8 ± 0,1* 0,200

4. Trigliserida (mg/dL) 83(49,0-378)** 0,000

Keterangan : * = Mean±SD


(54)

Tabel V. Profil Karakteristik Responden Pria

No. Karakteristik Pria (n=60) p

1. Usia (tahun) 21(17-24)** 0,000

2. LP (cm) 82,6(59,6-140,2)** 0,009

3. RLPP 0,9±(0,8-1,1) 0,026

4. Trigliserida (mg/dL) 81,5(22-236)** 0,010

Keterangan : * = Mean±SD

**= Median(minimum-maksimum)

1. Usia

Responden wanita yang ikut dalam penelitian ini dengan rentang usia 18-22 tahun. Hasil analisis statistik data menunjukkan nilai median usia responden yaitu 20 tahun, dengan usia minimum 17 tahun dan usia maksimum 22 tahun. Menurut Dahlan (2011), suatu data terdistribusi normal apabila nilai signifikansi (p)>0,05 dan didukung dengan histogram yang simetris, menunjukkan distribusi data yang merata, tidak miring ke kiri maupun kanan, tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah. Uji normalitas responden menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov

dengan taraf kepercayaan 95%. Nilai signifikansi usia responden yang diperoleh adalah 0,0 dan grafik menunjukkan histogram yang tidak simetris dan data tidak tersebar merata, hal ini menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi normal. Distribusi usia responden wanita dapat dilihat pada gambar 3.

Usia (tahun)


(55)

Menurut Jalal dkk. (2008), usia memegang peranan penting dalam kejadian sindrom metabolik karena semakin meningkatnya usia, maka prevalensi sindrom metabolik semakin meningkat. Jumlah lemak akan meningkat sesuai peningkatan umur. Penelitian Hidayatulloh dkk. (2011), menyatakan bahwa usia memiliki hubungan dengan RLPP beresiko dengan p=0,012 (p<0,05) pada usia 20 hingga 39 tahun.

Responden pria yang ikut dalam penelitian ini dengan rentang usia 17-24 tahun. Hasil analisis statistik data menunjukkan nilai median usia responden yaitu 21 tahun, dengan usia minimum 17 tahun dan usia maksimum 24 tahun. Data usia responden diuji menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil distribusi data diperoleh nilai p=0,000, grafik menunjukkan histogram tidak simetris dan data tidak tersebar merata, hal ini menunjukkan bahwa usia responden yang terlibat dalam penelitian ini tidak terdistribusi normal.

Usia (tahun)

Gambar 3. Grafik Distribusi Usia Responden Pria

2. Lingkar pinggang

Hasil analisis statistik data menunjukkan nilai median lingkar pinggang responden wanita yaitu 72 cm, dengan nilai minimum 55,9 cm dan nilai


(56)

maksimum 102,1 cm. Uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan taraf kepercayaan 95% diperoleh nilai p=0,050 menunjukkan data tidak terdistribusi normal. Data yang tidak terdistribusi normal dapat terlihat juga dari grafik histogram yang tidak simetris, data tidak tersebar merata, dan cenderung condong ke kiri. Histogram profil sebaran lingkar pinggang dapat dilihat pada gambar 5.

Lingkar Pinggang (cm)

Gambar 4. Grafik Distribusi Lingkar Pinggang Responden Wanita (cm)

Hasil analisis statistik data menunjukkan nilai median lingkar pinggang responden pria yaitu 82,6 cm, dengan nilai minimum 59,6 cm dan nilai maksimum 140,2 cm. Uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan taraf kepercayaan 95% menghasilkan nilai signifikansi p=0,009 dan gambar histogram tidak simetris dan data tidak tersebar merata, menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi normal. Profil distribusi lingkar pinggang responden pria dapat dilihat pada gambar 6.


(57)

Gambar 5. Grafik Distribusi Lingkar Pinggang Responden Pria (cm)

3. Rasio lingkar pinggang panggul (RLPP)

Pengukuran rasio lingkar pinggang panggul dilakukan dengan perbandingan antara pengukuran lingkar pinggang dengan pengukuran lingkar panggul. Nilai rata-rata RLPP responden wanita yaitu 0,8 dengan SD±0,1. Uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov dengan taraf kepercayaan 95% menunjukkan bahwa rasio lingkar pinggang panggul responden wanita memiliki distribusi yang normal, ditunjukkan dengan nilai signifikansi 0,200. Gambar histogram rasio lingkar pinggang panggul wanita di bawah ini juga terlihat simetris, menunjukkan bahwa data terdistribusi normal.

Gambar 6. Grafik Distribusi Rasio Lingkar Pinggang Panggul Responden Wanita

Berdasarkan kriteria diagnosis sindrom metabolik World Health Organization (WHO) 2008 nilai rasio lingkar pinggang panggul untuk pria yang >0,90 termasuk dalam obesitas sentral. Hasil analisis statistik data menunjukkan nilai median rasio lingkar pinggang panggul responden pria adalah 0,8 dengan nilai minimum 0,8 dan nilai maksimum 1,1. Uji normalitas menggunakan

Kolmogorov-Smirnov dengan taraf kepercayaan 95% menunjukkan bahwa rasio lingkar pinggang panggul responden pria terdistribusi tidak normal, ditunjukkan dengan nilai signifikansi 0,026 dan grafik histogram yang tidak simetris.


(58)

Gambar 7. Grafik Distribusi Rasio Lingkar Pinggang Panggul Responde Pria

Semakin gemuk seseorang maka ukuran lingkar pinggang dan lingkar panggul akan semakin besar sehingga rasio lingkar pinggang panggul meningkat. Seseorang yang memiliki rasio lingkar pinggang panggul yang tinggi, memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke, hal ini terjadi karena penumpukan lemak di perut mempunyai pengaruh pada peningkatan kadar kolesterol (Hidayatulloh dkk., 2011).

4. Kadar trigliserida dalam darah

Responden perlu berpuasa 8-10 jam untuk melakukan pemeriksaan profil lipid dalam darah (NHLBI, 2010). Kondisi puasa sangat mempengaruhi nilai kadar trigliserida dalam dalam darah yang akan diukur dalam penelitian ini. Trigliserida adalah hasil konversi kalori berlebih yang disimpan di dalam adiposit. Karbohidrat, protein dan lemak yang terdapat dalam makanan merupakan sumber kalori (Park Nicollet Institute, 2004). Pengaruh gula yang dikonsumsi terhadap kenaikan kadar trigliserida lebih kuat daripada karbohidrat kompleks yang dikonsumsi (Crowley, 2001). Kenaikan kadar trigliserida dalam darah dapat disebabkan oleh kondisi yang tidak puasa sehingga hasil pemeriksaan yang diperoleh tidak menggambarkan kadar trigliserida responden yang sesungguhnya.


(59)

National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III

(2002) mengklasifikasikan kadar serum trigliserida menjadi normal (<150 mg/dL), batas tinggi (150-199 mg/dL), tinggi (200-499 mg/dL), dan sangat tinggi (> 500 mg/dL). Jumlah trigliserida dalam darah yang berlebihan, tidak diproses oleh hati, tetapi tersimpan dalam tubuh di subkutan dan jaringan adiposa yang berkontribusi menimbulkan beberapa penyakit (Chrzanowska, dkk., 2006). Nilai median kadar trigliserida responden wanita pada penelitian ini adalah 83(49-378) mg/dL.Nilai signifikansi yang diperoleh yaitu p=0,000 yang menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi normal. Grafik histogram sebaran trigliserida pada responden wanita tidak simetris dan cenderung di sebelah kiri, menunjukkan bahwa distribusi data tidak normal.

Trigliserida

Gambar 8. Grafik Distribusi Kadar Trigliserida Responden Wanita (mg/dL)

Berdasarkan hasil uji normalitas kadar trigliserida diperoleh data ditribusi tidak normal dengan nilai signifikansi 0,010 (p<0,050). Nilai median kadar trigliserida pada pria adalah 81,5(22-236) mg/dL. Histogram profil sebaran trigliserida responden pria terlihat condong di sebelah kiri dan tidak simetris. Gambar 10 histogram seperti ini menunjukkan distribusi data tidak normal.


(60)

Trigliserida

Gambar 9. Grafik Distribusi Kadar Trigliserida Responden Pria (mg/dL)

B. Perbandingan Rerata Kadar Trigliserida pada Responden Wanita

dengan LP<80 cm dan LP≥80cm

Pada penelitian ini responden wanita dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu kelompok dengan LP<80cm dan LP≥80cm, kemudian dilakukan uji normalitas menggunakan Shapiro Wilk. Perbandingan nilai data tersebut diuji menggunakan uji Mann-Whitney pada data yang tidak terdistribusi normal, sedangkan ujitdilakukan jika data terdistribusi normal.

Data responden wanita yang telah dibedakan menjadi 2 kelompok dilakukan uji normalitasShapiro Wilkdiperoleh nilai signifikansi (p=0,000) untuk LP<80cm dan (p=0,000) untuk LP≥80cm. Hasil dari kedua kelompok tersebut menunjukkan bahwa distribusi data tidak normal sehingga dapat dilanjutkan uji

Mann-Whitneyuntuk mengetahui perbandingan kadar trigliserida. Nilai rerata dan signifikansi disajikan pada table VI.

Tabel VI. Uji Hipotesis Komparatif Kadar Trigliserida pada Responden Wanita Kelompok LP < 80 cm dan LP≥ 80 cm

Profil Lemak LP<80cm (n=50)

LP≥80 cm (n=19)

p


(61)

Hasil analisis statistik diperoleh nilai p=0,000 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar trigliserida yang bermakna antara kelompok responden LP<80 cm dan kelompok dengan LP≥80 cm. Penelitian ini mendukung hasil penelitian Jalal dkk. (2008) yang melibatkan 92 responden (76 wanita dan 16 pria) dengan rentang usia 30-60 tahun menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna antara lingkar pinggang dengan kadar trigliserida (p=0,005). Hal yang sama dibuktikan oleh Wai dkk. (2011) dengan subyek penelitian orang Ethiopia berusia 15-24 tahun. Penelitian tersebut menunjukkan terjadinya peningkatan kadar trigliserida seiring dengan peningkatan lingkar pinggang yang dibagi menjadi tiga tertile dan terdapat perbedaan kadar trigliserida yang bermakna antara ketiga kuartil LP pada responden wanita (p<0,0001).

Hal yang sama dibuktikan oleh penelitian Shah dkk. (2010) menyatakan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara kadar trigliserida kelompok LP obese

dan LP non-obese pada wanita berusia≥20 tahun (p<0,05). Penelitian Wang dan Hoy (2004) yang dilakukan pada populasi Aborigin menggunakan rancangan

cohort pada responden berusia 20-74 tahun menemukan bahwa terjadi peningkatan kadar trigliserida seiring dengan peningkatan lingkar pinggang yang dibagi menjadi empat kuartil dan terdapat perbedaan kadar trigliserida yang bermakna antara keempat kuartil LP tersebut (p<0,0001).

Penelitian Ng dan Lai (2004) yang dilakukan di Taiwan pada responden berusia 19-87 tahun juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara kadar trigliserida pada kelompok LP<80 cm dan kelompok dengan LP≥80 cm (p<0,01). Penelitian Marschela (2012) juga menyatakan terdapat perbedaan


(62)

bermakna antara kadar trigliserida pada kelompok LP<80 cm dengan kelompok LP≥80 cm pada wanita berusia 30-50 tahun (p=0,014), hal ini menunjukkan bahwa perbedaan usia responden tidak mempengaruhi hasil perbedaan yang bermakna antara kadar trigliserida pada kelompok LP<80 cm dengan kelompok LP≥80 cm.

C. Perbandingan Rerata Kadar Trigliserida pada Responden Pria

dengan LP<90 cm dan LP≥90 cm

Responden pria dikelompokkan menjadi kelompok lingkar pinggang <90cm dan kelompok lingkar pinggang≥90cm kemudian dilakukan uji normalitas menggunakan Shapiro Wilk. Uji normalitas Shapiro Wilk diperoleh nilai signifikansi 0,000 pada LP<90 dan nilai signifikansi 0,126 untuk LP≥90cm, yang menunjukkan bahwa distribusi data tidak normal sehingga dilanjutkan uji Mann-Whitney.

Tabel VII. Uji Hipotesis Komparatif Kadar Trigliserida pada Responden Pria Kelompok LP < 90 cm dan LP≥ 90 cm

Profil Lemak LP<90cm (n=43)

LP≥90cm (n=17)

p

Trigliserida 89,8±46,3 105,5±38 0,069

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna antara antara kelompok LP<90cm dan LP≥90cm (p=0,069). Penelitian ini melibatkan 414 pria berusia 19-87 tahun di Taiwan. Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Esmaillzadeh dkk. (2004) melibatkan 4449 pria berusia 18-74 tahun menyatakan terdapat perbedaan bermaknaantara kadar trigliserida dengan LP pada pria (p<0,05). Penelitian ini juga tidak sesuai dengan penelitian Wai dkk.


(63)

(2011) yang melibatkan 1125 pria berusia 15-24 tahun,menyatakan bahwa terjadi peningkatan kadar trigliserida seiring dengan peningkatan lingkar pinggang yang dibagi menjadi tiga tertile dan terdapat perbedaan kadar trigliserida yang bermakna antara ketiga kuartil LP pada responden pria (p<0,0001). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang disebutkan di atas adalah pada penelitian ini jumlah responden pria yang terlibat yaitu 60 orang, sedangkan penelitian-penelitian yang disebutkan di atas berjumlah lebih dari 60 pria. Menurut Odengibo dkk. (2011) menyatakan bahwa lingkar pinggang lebih kuat dalam memprediksi obesitas pada wanita dibandingkan pada pria.

D. Perbandingan Rerata Kadar Trigliserida pada Responden Wanita

dengan RLPP<0,85 dan RLPP≥0,85

Data trigliserida responden wanita pada kelompok RLPP<0,85 dan RLPP≥0,85 diuji normalitasnya menggunakan uji Shapiro Wilk dan dihasilkan distribusi data yang tidak normal (p=0,000) pada RLPP<0,85 dan distribusi normal pada data RLPP≥0,85 (p=0,329). Hasil uji normalitas dari kedua kelompok tersebut menunjukkan bahwa satu data tidak terdistribusi normal sehingga uji perbandingan adalah ujiMann-Whitney. UjiMann-Whitneydiperoleh p=0,558.

Tabel VIII. Uji Hipotesis Komparatif Kadar Trigliserida pada Responden Wanita Kelompok RLPP < 0,85 dan RLPP≥ 0,85

Profil Lemak RLPP<0,85cm (n=57)

RLPP≥0,85m (n=12)

p


(64)

Hasil analisis statistik diperoleh p=0,558, menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok RLPP<0,85 dan kelompok RLPP≥0,85. Penelitian ini mendukung penelitian Kamath dkk. (2005) yang dilakukan pada subyek wanita di India yang berusia 18-26 tahun, menunjukkan terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara RLPP pada kelompok obese dan RLPP kelompok non-obese (p>0,05). Analisis meta-regresi oleh de Koning dkk. (2007) menunjukkan perbedaan risiko kejadian penyakit kardiovaskuler yang tidak bermakna antara kuartil RLPP rendah dan RLPP tinggi. Penelitian yang dilakukan Liu dkk. (2011) pada subyek Cina juga menunjukkan terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara RLPP pada kelompok dengan kadar trigliserida < 1,695 mmol/L dan≥ 1,695 mmol/L (p = 0,090).

E. Perbandingan Rerata Kadar Trigliserida pada Responden Pria

dengan RLPP<0,90 dan RLPP≥0,90

Uji normalitas Shapiro Wilk dilakukan pada kedua kelompok responden pria yaitu RLPP<0,90 dan RLPP≥0,90. Hasil uji normalitas kelompok RLPP<0,90 dan RLPP≥0,90 diperoleh nilai signifikansi (p=0,000 dan p=0,083 secara berurutan), menyatakan bahwa data pada kedua kelompok tersebut terdistribusi tidak normal, sehingga dilanjutkan ujiMann-Whitney.

Tabel IX. Uji Hipotesis Komparatif Kadar Trigliserida pada Responden Pria Kelompok RLPP < 0,90 dan RLPP≥0,90

Profil Lemak RLPP<0,90 (n=40)

RLPP≥0,90 (n=20)

p


(65)

Hasil ujiMann-Whitney diperoleh p=0,006 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara antara kelompok RLPP<0,90 dan kelompok RLPP≥0,90. Penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Esmaillzadeh dkk.(2004), yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara kadar trigliserida dengan RLPP pada pria (p<0,05). Penelitian yang dilakukan oleh Wai dkk. (2011)juga menyatakan bahwa terjadi peningkatan kadar trigliserida seiring dengan peningkatan RLPP yang dibagi menjadi tiga tertile dan terdapat perbedaan kadar trigliserida yang bermakna antara ketiga kuartil RLPP pada responden pria (p<0,0001). Hal yang sama dilakukan oleh Mellatia dkk. (2009) pada subyek Iran berusia 21-75 tahun, membuktikan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara kadar trigliserida dengan RLPP pada pria (p<0,0001).

F. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul

terhadap Kadar Trigliserida dalam Darah

Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui korelasi antara LP dan RLPP. Dalam penelitian ini digunakan analisis korelasi Spearman karena data terdistribusi tidak normal. Menurut Dahlan (2011), apabila terdapat data dengan distribusi tidak normal maka menggunakan analisisSpearmandalam uji korelasi.

1. Korelasi LP dan RLPP terhadap kadar trigliserida dalam darah

pada responden wanita

Tabel X. Korelasi LP (cm) dan RLPP terhadap Kadar Trigliserida (mg/dL) pada Responden Wanita

Variabel r p

Lingkar pinggang (cm) RLPP

0,442 0,183

0,000 0,133 Keterangan : kekuatan korelasi = r


(66)

signifikansi = p

Penelitian korelasi LP terhadap trigliserida pada responden wanita diperoleh kekuatan korelasi (r) yaitu 0,442 dengan signifikansi (p)= 0,000 yang menunjukkan bahwa diperoleh korelasi positif sedang dan terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji. Hasil korelasi positif ditunjukkan pada diagram sebaran di bawah ini, yang berarti semakin besar lingkar pinggang maka kadar trigliserida semakin tinggi. Hal ini ditunjukkan juga pada penelitian Feng dkk. (2012), peningkatan lingkar pinggang diikuti dengan peningkatan kadar trigliserida.

Gambar 10. Diagram Sebaran Korelasi Lingkar Pinggang (cm) terhadap Kadar Trigliserida (mg/dL) pada Responden Wanita

Hasil penelitian ini mendukung penelitian Seidell dkk. (2001) di Quebec, menunjukkan korelasi positif yang bermakna antara lingkar pinggang terhadap kadar trigliserida pada wanita dengan kekuatan korelasi sedang (r=0,47; p<0,0001). Penelitian Chehrei dkk. (2005) di Iran, menunjukkan terdapat korelasi antara lingkar pinggang terhadap kadar trigliserida (r=0,308;p<0,001). Penelitian Dalton dkk. (2003) menunjukkan terdapat korelasi positif yang bermakna antara lingkar pinggang dan kadar trigliserida dengan kekuatan korelasi sedang (r=0,414


(1)

Tests of Normality

Rasio Lingkar Pinggang Panggul

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic Df Sig. Kadar

Trigliserida

RLPP<0.90 .166 40 .007 .868 40 .000 RLPP>=0.90 .136 20 .200* .916 20 .083 a. Lilliefors Significance Correction


(2)

Lampiran 21. Uji Perbandingan Rerata Kadar Trigliserida Responden Wanita

pada LP<80cm dan LP≥80

cm

Test Statisticsa

Kadar Trigliserida Mann-Whitney U 190.000 Wilcoxon W 1465.000

Z -3.830

Asymp. Sig. (2-tailed) .000 a. Grouping Variable: Lingkar Pinggang

Lampiran 22. Uji Perbandingan Rerata Trigliserida Responden Pria pada

LP<90cm dan LP≥90cm

Test Statisticsa

Kadar Trigliserida Mann-Whitney U 254.500 Wilcoxon W 1200.500

Z -1.821

Asymp. Sig. (2-tailed) .069 a. Grouping Variable: Lingkar Pinggang


(3)

Lampiran 23. Uji Perbandingan Rerata Trigliserida Responden Wanita pada

RLPP<0,85 dan RLPP≥0,85

Test Statisticsa

Kadar Trigliserida Mann-Whitney U 305.000 Wilcoxon W 1958.000

Z -.586

Asymp. Sig. (2-tailed) .558 a. Grouping Variable: Rasio Lingkar Pinggang Panggul

Lampiran 24. Uji Perbandingan Rerata Trigliserida Responden Pria pada

RLPP<0,90 dan RLPP≥0,90

Test Statisticsa

Kadar Trigliserida Mann-Whitney U 225.500 Wilcoxon W 1045.500

Z -2.737

Asymp. Sig. (2-tailed) .006 a. Grouping Variable: Rasio Lingkar Pinggang Panggul


(4)

Lampiran 25. Uji Korelasi

Spearman

Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar

Pinggang Panggul terhadap Kadar Trigliserida pada Responden

Wanita

Correlations

LP

Kadar Trigliserida Spearman's rho Lingkar Pinggang Correlation Coefficient 1.000 .442**

Sig. (2-tailed) . .000

N 69 69

Kadar Trigliserida Correlation Coefficient .442** 1.000 Sig. (2-tailed) .000 .

N 69 69

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

Rasio Lingkar Pinggang

Panggul

Kadar Trigliserida Spearman's rho Rasio Lingkar Pinggang

Panggul

Correlation Coefficient 1.000 .183 Sig. (2-tailed) . .133

N 69 69

Kadar Trigliserida Correlation Coefficient .183 1.000 Sig. (2-tailed) .133 .


(5)

Lampiran 26. Uji Korelasi

Spearman

Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar

Pinggang Panggul terhadap Kadar Trigliserida pada Responden

Pria

Correlations

Lingkar Pinggang

Kadar Trigliserida Spearman's rho Lingkar Pinggang Correlation Coefficient 1.000 .307*

Sig. (2-tailed) . .017

N 60 60

Kadar Trigliserida Correlation Coefficient .307* 1.000 Sig. (2-tailed) .017 .

N 60 60

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations

Rasio Lingkar Pinggang Panggul

Kadar Trigliserida Spearman's rho Rasio Lingkar

Pinggang Panggul

Correlation Coefficient 1.000 .343** Sig. (2-tailed) . .007

N 60 60

Kadar Trigliserida Correlation Coefficient .343** 1.000 Sig. (2-tailed) .007 .

N 60 60


(6)

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi bernama lengkap Diah Intan Sari, lahir di

Klaten tanggal 11 September 1991, dan merupakan anak

pertama dari dua bersaudara pasangan Trijino dan Sri Budi

Handayani. Pendidikan awal penulis dimulai di TK Aisyah

Wedi Klaten (1995-1997), SD Negeri Karang Wedi Klaten

(1997-2003), SMP 2 Negeri Klaten (2003-2006), kemudian melanjutkan

pendidikan di SMA N Jogonalan Klaten (2006-2009). Pada tahun 2009 penulis

melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi di Fakultas Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta. Selama menempuh kuliah, penulis aktif dalam

organisasi dalam dan luar universitas. Penulis menjabat sebagai pendamping

kelompok dalam TITRASI (Inisiasi Fakultas Farmasi) tahun 2010 dan INSADHA

(Inisiasi Sanata Dharma) tahun 2011, serta pengawas

Pharmacy Competition

2010. Penulis juga aktif di organisasi keagamaan di luar universitas yaitu sebagai

sekretaris KOMPA (Komisi Pemuda Remaja) GKJ Wedi periode 2010/2012.

Penulis juga menjadi asisten dosen pada praktikum Farmakognosi Fitokimia tahun

2011 dan praktikum patologi Klinik pada tahun 2012.


Dokumen yang terkait

Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap tekanan darah pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

1 5 174

Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap rasio kadar LDL/HDL pada mahasiswa dan mahasiswi kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 0 143

Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar glukosa darah puasa pada mahasiswa dan mahasiswi di kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 1 124

Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap rasio kadar kolesterol total/HDL pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 0 160

Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap tekanan darah pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

1 2 172

Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar trigliserida dalam darah pada staf wanita Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 88

Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap rasio kadar kolesterol total/HDL pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 158

Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap kadar trigliserida pada mahasiswa dan mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 106

Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar glukosa darah puasa pada mahasiswa dan mahasiswi di kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 1 122

Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap rasio kadar LDL/HDL pada mahasiswa dan mahasiswi kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 141