BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penulisan
Iman merupakan tanggapan manusia atas wahyu yang diberikan oleh Allah. Allah memberikan wahyu dalam sejarah kehidupan manusia sejak zaman
para Bapa Bangsa hingga zaman sekarang. Dalam sejarah karya keselamatan Allah, manusia mengalami banyak tantangan hidup seperti yang dialami oleh
bangsa Israel di tengah padang pasir yang mengakibatkan iman kepercayaan mereka akan Allah mengalami kegoyahan, bahkan banyak yang meninggalkan
Allah Kel 16:2-9. Di zaman sekarang pun tantangan dalam hidup beriman semakin sulit. Di dalam Ensiklik Lumen Fidei, art. 2, Paus Fransiskus menyatakan
bahwa saat ini iman sedang terancam dalam ‘terang yang tidak nyata’, yaitu
anggapan bahwa iman kurang bermanfaat bagi orang di zaman sekarang ini. Iman bersifat dinamis. Apabila iman dipelihara dengan baik, maka akan
semakin berkembang, tetapi jika dibiarkan begitu saja, maka akan semakin redup dan mati. Di zaman modern sekarang ini ada banyak godaan dalam
mengembangkan iman. Paus Emeritus Benediktus XVI menyadari bahaya dari perkembangan zaman ini yang mengakibatkan krisis iman yang mendalam Porta
Fidei, art. 2. Oleh karena itu, Paus Emeritus Benediktus XVI mencanangkan ‘Tahun Iman’ yang dibuka pada 11 Oktober 2012 dan berakhir pada 24 November
2013. Tahun Iman menjadi sebuah kesempatan bagi Gereja semesta untuk semakin merefleksikan karya keselamatan Allah dan menemukan kembali iman
kepercayaan Porta Fidei, art. 4.
2
Formatio iman berjenjang menjadi salah satu upaya untuk semakin memperkembangkan dan menghayati iman yang dilakukan oleh Keuskupan
Agung Semarang. Secara khusus, formatio iman berjenjang bertujuan agar umat semakin beriman secara cerdas, tangguh, dan misioner di tengah-tengah zaman
modern ini DKP KAS, 2014: 29-31. Situasi konkret masyarakat menjadi pijakan dalam mengembangkan iman, sehingga iman dapat berkembang sesuai dan
relevan dengan tuntutan zaman. Hidup beriman tidak hanya sebatas hal rohani seperti berdoa, tetapi juga dituntut untuk menjadi cerdas, tangguh, dan misioner.
Beriman cerdas, tangguh, dan misioner menjadi jalan bagi umat untuk menghadapi arus globalisasi yang membawa banyak pengaruh bagi kehidupan
masyarakat. ARDAS KAS 2016-2020 bercita-cita untuk mewujudkan Gereja yang inklusif, inovatif, dan transformatif melalui pengembangan iman yang
cerdas, tangguh, dan misioner DKP KAS, 2016: 5. Paroki St. Theresia Lisieux Boro merupakan salah satu paroki di KAS
yang berada di Pegunungan Menoreh. Kelahiran dan perkembangan Paroki St. Theresia Lisieux Boro tidak terlepas dari karya seorang misionaris Jesuit
berkebangsaan Austria, yaitu Rm. Johannes Baptist Prennthaler SJ. Setelah membaca artikel tentang perjalanan misi Jesuit Provinsi Belanda di tanah Jawa,
Rm. Johannes Baptist Prennthaler SJ memutuskan untuk berkarya di tanah Jawa. Perjalanan misi Rm. Johannes Baptist Prennthaler SJ mengalami banyak
tantangan dari
kelompok Zending,
Muhammadiyah, dan
pemerintah Hardawiryana, 2002: 81-84. Akan tetapi, Rm. Johannes Baptist Prennthaler SJ
tetap berjuang untuk berkarya bagi umat dan menunjukkan sikap iman yang
3
tangguh karena Rm. Johannes Baptist Prennthaler SJ menginginkan supaya umat dapat merasakan Kerajaan Allah secara nyata.
Umat Paroki St. Theresia Lisieux Boro menjadikan Rm. Johannes Baptist Prennthaler SJ sebagai teladan dalam hidup beriman. Umat Paroki St. Theresia
Lisieux Boro menyadari bahwa pada zaman ini ada banyak tantangan hidup, sehingga banyak umat yang mengalami krisis iman. Dalam situasi ini, umat
Paroki St. Theresia Lisieux Boro terus belajar dari karya Rm. Johannes Baptist Prennthaler SJ. Rm. Johannes Baptist Prennthaler SJ memberikan teladan sikap
iman yang cerdas, tangguh dan misioner melalui karya-karya misi dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan perekonomian. Meskipun, karya misi Rm. Johannes
Baptist Prennthaler SJ 89 tahun lalu, teladan Rm. Johannes Baptist Prennthaler SJ masih relevan bagi umat Paroki St. Theresia Lisieux Boro dalam mengembangkan
iman yang cerdas, tangguh, dan misioner. Dengan melihat situasi nyata yang terjadi yaitu penggalakan gerakan
formatio iman berjenjang, pelaksanaan ARDAS KAS 2016-2020 dan keteladanan Rm. Johannes Bapstist Prennthaler SJ bagi umat Paroki St. Theresia Lisieux Boro,
maka penulis tergerak untuk memberikan sumbangan pemikiran demi perkembangan iman yang cerdas, tangguh, dan misioner. Oleh karena itu, penulis
menyusun sk ripsi dengan judul “PERANAN KARYA MISI ROMO JOHANNES
BAPTIST PRENNTHALER SJ BAGI UMAT PAROKI SANTA THERESIA LISIEUX BORO, KULONPROGO, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
DALAM RELEVANSINYA MENGEMBANGKAN IMAN YANG CERDAS, TANGGUH, DAN MISIONER DI ZAMAN SEKARANG
”.
4
B. Rumusan Masalah