96
A. Latar Belakang Pemikiran Pemilihan Katekese Model SCP
Perkembangan iman umat Paroki St. Theresia Lisieux Boro tidak terlepas dari karya misi Rm. Johannes Baptist Prennthaler SJ. Berawal dari semangat
misioner dan semboyan Ad Maiorem Dei Gloriam et pro salute animarum, Rm. Johannes Baptis Prennthaler SJ mengupayakan supaya umat dapat merasakan
nilai-nilai Kerajaan Allah secara nyata dalam kehidupan sehari-hari Budi Purwantoro, 2013: 13. Rm. Johannes Baptist Prennthaler SJ memilih bidang
pengajaran iman, pendidikan, kesehatan dan perekonomian. Karya Rm. Johannes Baptist Prennthaler SJ membuahkan hasil yang melimpah. Perkembangan iman
umat di Paroki St. Theresia Lisieux Boro semakin meningkat dengan disertai jumlah umat yang terus bertambah. Iman yang telah ditanamkan dalam diri umat
perlu untuk dikembangkan supaya iman umat semakin dewasa dan matang. Salah satu cara untuk dapat mengembangkan iman agar semakin dewasa dan matang
adalah sharing pengalaman iman antar umat, sehingga setiap umat dapat saling memperkaya dan meneguhkan satu sama lain [Lampiran 5: 6]. Sharing
pengalaman hidup yang dilakukan oleh umat perlu mendapatkan peneguhan melalui kisah iman dalam Kitab Suci. Hal ini akan terwujud dalam proses
pelaksanaan katekese. Pelaksanaan katekese dimaksudkan supaya dapat membantu umat untuk membagikan pengalaman iman dalam kehidupan sehari-
hari Sumarno Ds, 2015: 6. Umat Paroki St. Theresia Lisieux Boro menjadikan Rm. Johannes Baptist
Prennthaler SJ sebagai teladan dalam hidup beriman secara cerdas, tangguh, dan misioner. Perjuangan karya misi Rm. Johannes Baptist Prennthaler perlu untuk
diingat kembali dan didalami melalui katekese, sehingga umat Paroki St. Theresia
97
Lisieux Boro dapat terbantu dalam mengembangkan iman yang cerdas, tangguh, dan misioner. Katekese yang dipergunakan adalah katekese model Shared
Christian Praxis SCP. Penggunaan SCP karena katekese model SCP bertitik tolak dari pengalaman hidup nyata umat dan pengalaman hidup Rm. Johannes
Baptist Prennthaler SJ. Umat Paroki St. Theresia Lisieux Boro mengalami langsung hasil dari karya misi Rm. Johannes Baptis Prennthaler SJ baik dalam
bidang pengajaran iman, pendidikan, kesehatan, dan perekonomian. Umat Paroki St. Theresia Lisieux Boro juga memiliki pengalaman-pengalaman iman yang
dapat dibagikan kepada umat lain, sehingga umat dapat saling memperkaya dan meneguhkan satu sama lain.
SCP adalah model katekese yang memberikan tekanan kepada proses yang bersifat dialogal dan partisipatif. Dialogal berarti proses katekese memiliki dua
arah, sedangkan partisipatif berarti memberikan kesempatan kepada peserta untuk ikut terlibat di dalam proses dari awal hingga akhir. Tekanan pada proses dialogal
dan partisipatif umat dimaksudkan supaya proses katekese dapat memberikan dorongan kepada seluruh umat baik secara pribadi maupun kelompok untuk
mengambil keputusan dan penegasan demi mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu peranan pendamping dalam proses
katekese sangatlah penting agar proses katekese dapat berjalan dengan baik dan lancar Sumarno Ds, 2015: 14; bdk. Groome, 1991: 135. Katekese model SCP
terdiri dari lima langkah, yaitu mengungkapkan pengalaman hidup peserta, mendalami pengalaman hidup peserta, menggali pengalaman iman kristiani,
menerapkan iman kristiani dalam situasi konkret peserta, dan mengusahakan suatu aksi konkret Sumarno Ds, 2015: 18.
98
B. Alasan Pemilihan Tema