Space Requirement Kebutuhan Ruang Penempatan Produk Assignment

4.2.2. Space Requirement Kebutuhan Ruang

Metode ini merupakan bagian dari dedicated storage dimana produk yang disimpan diletakkan pada lokasi yang spesifik dan juga hanya satu jenis produk yang ditempatkan pada lokasi penyimpanan tersebut. Kebutuhan lokasi untuk tiap produk yang akan disimpan dapat dihitung dari kebutuhan penyimpanan maksimum tiap produk yang telah dilampirkan pada lampiran F. Dari perhitungan kebutuhan ruangan akan didapat kesimpulan jumlah slot dan luas lantai yang dibutuhkan untuk masing-masing produk. Rumus yang dipakai dalam perhitngan kebutuhan ruang adalah : Kebutuhan penyimpanan maksimum tiap produk per hari Kapasitas penyimpanan produk per slot Kebutuhan Luas lantai = kebutuhan ruang x dimensi produk Kebutuhan Ruang = Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Sebagai contoh, untuk perhitungan kebutuhan slot untuk tiap produk DM- A1. Dari penjelasan sebelumnya diketahui bahwa 1 slot dapat menyimpan 16 palet dan dari lampiran F diketahui bahwa penyimpanan maksimum untuk produk DM-A1 sebesar 48 palet. Maka space requirement kebutuhan ruang untuk produk DM-A1 adalah : Space Requirement kebutuhan ruang = 4816 =3 slot. Kebutuhan luas lantai = 3 x 4 x 1,1 m 2 = 13.2 m 2 Space requirement kebutuhan ruang tiap jenis produk dapat dilihat pada Lampiran G. Dari perhitungan Lampiran G didapat total kebutuhan ruang untuk semua produk sebanyak 1996 slot dan total kebutuhan luas lantai sebesar 8782,4 m 2 .

4.2.3. Perhitungan Throughput

Istilah throughput digunakan sebagai ukuran jumlah aktivitas penyimpananpenarikan yang terjadi per periode waktu.Perhitungan dilakukan berdasarkan pada aktivitas penerimaanpengirimanan pada gudang produk jadi rata-rata per harinya. Aktivitas penerimaanpengiriman pada gudang produk jadi diusulkan menggunakan fork lift sebagaimaterial handling. Dalam sekali pengangkutan fork lift dapat memindahkan 2 pallet. Maka rata-rata aktivitas penerimaanpengiriman produk jadi dikonveksikan ke dalam satuan pallet seperti yang dijelaskan pada sub bab sebelumnya. Throughput yang terjadi dihitung dari jumlah aktivitas penerimaanpengiriman tersebut. Rumus yang digunakan adalah : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Aktivitas penerimaan rata-ratahari Aktivitas pengiriman rata-ratahari Jumlah pemindahan sekali angkut Jumlah pemindahan sekali angkut

4.2.4.1. Perhitungan Throughput

Sebagai contoh, perhitungan throughput untuk produk DM-A1. Dari Lampiran Ddan Lampiran E diketahui penerimaanpengiriman harian rata-rata untuk produk DM-A1 adalah 37 dan 9 pallet, Sedangkan dalam sekali pemindahan dengan menggunkan fork lift dapat memindahkan 2 pallet. Maka besarnya throughput untuk produk DM-A1 adalah : T = 372 + 92 = 23 aktivitas Perhitungan throughput untuk tiap jenis produk dapat dilihat pada Lampiran H.

4.2.4. Penempatan Produk Assignment

Langkah – langkah dalam penempatan produk : 1. Perankingan produk berdasarkan perbandingan throughput Tj dan storage Sj. Pada Lampiran G., dan perhitungan pada sub bab telah diketahui kebutuhan ruang dalam satuan slot Sj dan kebutuhan luas lantai dalam satuan m 2 . Dari Lampiran H, telah diketahui jumlah aktivitas penyimpananpenarikan rata-rata per hari Tj untuk tiap produk. Maka perbandingan antara throughput Tj dan space requitment Sj untuk tiap produk dapat dihitung. Sebagai contoh, perhitungan untuk produk jenis DM-A1 adalah : = = 7.667 T = + Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Perbandingan throughput Tj dan storage Sj untuk tiap produk yang telah dirangking dapat dilihat pada Lampiran I. 2. Perhitungan jarak perjalanan distance traveled antara tiap slot penyimpanan dengan titik IO. Jarak perjalanan distance traveled merupakan jarak yang harus ditempuh material handling menuju slot yang ada dengan titik IO sebagai titik awal perjalanannya. Jarak perjalanan antara tiap slot dengan titik IO diukur dengan menggunakan metode rectilinear distance, dimana jarak diukur sepanjang lintasan dengan menggunkan garis tegak lurus orthogonal satu dengan yang lainnya. Jumlah slot yang dibutuhkan adalah1996 slot. Tiap slot akan dihitung jaraknya dari titik IO dengan menggunkan tegak lurus. Salah satu pertimbangan dalam menghitung jarak adalah lebarnya gang pada gudang. Lebarnya gang dapat dihitung dengan menghitung panjang diagonal dari material handling yang akan dipakai. Ada 2 jenis material handling yang akan dipakai dalam penyimpananmengambil produk. Keduanya dibedakan dari jumlah pengambilan produk dalam sekali pengangkutan. Pembagiannya adalah : 1. Pengambilan per slot Pengambilan produk dilakukan per slot, material handling yang akan dipakai adalah forklift dengan ukuran 2,5 m x 1 m. Perhitungan daerah jalur fork lift dihitung dengan memperkirakan panjang diagonal fork lift agar memudahkan fork lift yang dipakai untuk membelok pada saat mengangkat produk. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Panjang diagonal = = = =3,94 m Sebagai contoh untuk slot 1, jarak perjalanan adalah : d 1 = + = + = 96,30 m Jarak perjalanan tiap slot terhadap titik IO dapat dilihat pada Lampiran J. 3. Penempatan produk Penempatan produk dilakukan dengan cara menempatkan produk dengan nilai TS tertinggi pada slot dengan jarak terkecil, lalu prodk tertinggi kedua pada slot terkecil kedua, dan seterusnya. Sebagai contoh DM-D67 yang memiliki perbandingan TS yang paling tinggi akan menempati slot dengan jarak yang terkecil sesuai dengan kebutuhan slotnya 5 slot pada slot 1, slot 2. Hasil penempatan produk pada tiap slot dapat pada Lampiran K.

4.2.2. Jarak Perjalanan Total