Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia

(1)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

PERENCANAAN TATA LETAK GUDANG PRODUK JADI

DENGAN METODE STORAGE/RETRIEVAL PADA

PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

SARIHATI RAHMA SYAHFITRI SITOMPUL

080423088

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009


(2)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Sarjana ini.

Tugas Sarjana ini merupakan salah satu persyaratan dalam penyelesaian studi pada Program Ekstensi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Dalam hal ini penulis mengangkat judul yaitu “Perencanaan

Tata Letak Gudang Produk Jadi dengan Metode Storage/ Retrieval pada PT.

Charoen Pokphand Indonesia diharapkan mampu memberikan perbaikan kualitas produk dan mengurangi terjadinya kesalahan proses.

Akhir kata dengan segala rendah hati, penulis menyadari Tugas Sarjana ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran yang membangun dari para dosen dan teman-teman mahasiswa. Saya berharap tulisan ini dapat memberi manfaat bagi dunia pendidikan umumnya dan bagi perusahaan khususnya.

Medan, Juni 2009 Penulis,

Sarihati Sitompul 080423088


(3)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penyusunan Tugas Sarjana ini, penulisan berusaha sebaik mungkin sesuai dengan kemampuan, waktu dan fasilitas yang ada. Penulis yang mendapatkan banyak bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Maka dari itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT selaku ketua departemen Teknik Industri, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Ir. Parsaoran Parapat, M.si, sebagai dosen pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis.

3. Ibu Ir. Nurhayati Sembiring, MT sebagai dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis.

4. Bapak Ukurta Tarigan, MT sebagai pembanding I. 5. Bapak Aulia Ishak, ST, MT sebagai pembanding II. 6. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT sebagai pembanding III.

7. Seluruh Staf Pengajar Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri, Universitas Sumatera Utara Medan yang selalu sabar memberikan ilmu-ilmu nya kepada saya selama menjadi mahasiswa.

8. Keluarga Tercinta: Ayah ku Abdul Karim Sitompul, SH (Alm) dan Mama ku Dra. Jongguran Misnawati Siahaan, Spd yang selalu memberikan motivasi dan dukungan moral maupun material serta doa kepada saya selaku anaknya.


(4)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

Dan kepada semua kakak-kakak ku, Kak Ida, Kak Sri, Kak Dani, Kak Icha, Kak dedek dan Ponakan-Ponakan.

9. Kepada Ibu Yani di bagian personalia, Bang Bowo, Bang Tumidjo, Bang Nurmansyah, Bang Udin, Bang Kumis, Kak Dina, Kak Rahma dan Bapak Hanib, Bapak Wahono, Bapak Udin selaku pembimbing saya di PT. Charoen Pokhpand Indonesia di Jln. Pulau Sumbawa No. 5 KIM II Medan.

10. Kepada Bang Rabun Karina Sebayang, SE yang tak pernah lelah selalu mengigatkan saya untuk serius menyelesaikan tugas sarjana ini dan rekan-rekan mahasiswa Nirwana Dwi Surbakti, ST sebagai teman seperjuangan saya, Ozi, Jhoni, Joy, Dina, David, Wandy, Wanjun, Piqih, Elly, Metha, Bang Benny dan teman-teman saya angkatan 2003 di D-4 dulu yang telah membantu saya dalam penyusunan laporan ini.

11. Dan semua pihak yang ikut membantu yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Semoga dengan dibuatnya Tugas Sarjana ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang memerlukan. Saya mengucapkan terima kasih dan mohon maaf yang sebesar besarnya jika ada kesalahan maupun kekurangan dalam penulisan Tugas Sarjana ini. Akhir kata saya mengucapkan terima kasih, semoga Tugas Sarjana ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2009 Penulis


(5)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

ABSTRAK ... xii I. PENDAHULUAN ... I-1

1.1. Latar Belakang Permasalahan ... I-1 1.2. Perumusan Masalah . ... I-2 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... I-3 1.3.1. Tujuan Umum ... I-3 1.3.2. Tujuan Khusus ... I-3 1.3.3. Manfaat Penelitian ... I-4 1.4 Batasan Masalah dan Asumsi yang Digunakan ... I-4 1.4.1. Batasan Masalah ... I-4 1.4.2. Asumsi yang digunakan ... I-5 1.5. Sistematika Penulisan ... I-5

II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan ... II-1


(6)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-3 2.3. Organisasi Dan Manajemen ... II-4

2.3.1. Struktur Organisasi Perusahaan ... II-4 2.3.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab... II-7

2.3.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan ... II-20 2.3.3.1. Jumlah Tenaga Kerja ... II-20 2.3.4. Sistem Pengupahan ... II-23 2.3.5. Insentif dan Fasilitas Perusahaan ... II-25 2.4. Proses Produksi ... II-26 2.4.1. Bahan Baku,Bahan Tambahan dan Bahan Penolong ... II-26 2.4.1.1. Bahan Baku ... II-26 2.4.1.2. Bahan Tambahan ... II-27 2.4.1.3. Bahan Penolong... II-28 2.4.2. Uraian Proses Produksi ... II-29 2.4.3. Mesin dan Peralatan ... II-37 2.4.3.1. Mesin Produksi ... II-37 2.4.3.2. Peralatan... II-44 2.4.3.3. Utilitas... II-45

III. LANDASAN TEORI ... III-1 3.1. Gudang ... III-1 3.1.1. Fungsi Gudang ... III-3


(7)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN 3.1.1.1. Fungsi yang ada dalam Pergudangan ... III-4 3.2. Tipe-tipe Gudang ... III-6 3.3. Penyimpanan/ Storage ... III-7 3.4. Gudang Produk Jadi ... III-8 3.5. Perencanaan Gudang ... III-8 3.6. Pengembangan Kebutuhan Ruang... III-9 3.7. Space Requirement (Kebutuhan Ruang) ... III-9 3.8. Troughput (Aktivitas Penyimpanan) ... III-10 3.9. Penempatan Produk pada Lokasi Storage/Retrieval ... III-10 3.10. Pemindahan Bahan ... III-14 3.10.1. Rectilinier Distance... III-15 3.10.2. Euclidien Distance ... III-15 3.10.3. Squared Euclidien Distance ... III-15 3.11. Defenisi Perencanaan Tata Letak Fasilitas ... III-16 3.12. Tata Letak Sistem Penyimpanan ... III-17

IV. METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... IV-2 4.2. Identifikasi Objek Penelitian . ... IV-2 4.3. Jenis Penelitian ... IV-2 4.4. Variabel Penelitian ... IV-3


(8)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN 4.5. Tahapan Penelitian ... IV-3

4.5.1. Penelitian Pendahuluan ... IV-5 4.5.2. Identifikasi Masalah ... IV-5 4.5.3. Pengumpulan Data ... IV-6 4.5.4. Pengolahan Data ... IV-7 4.5.5. Analisa Pemecahan Masalah ... IV-7 4.5.6. Kesimpulan dan Saran ... IV-8 4.6. Pengumpulan Data... IV-8 4.7. Pengolahan Data ... IV-8 4.7.1. Penyajian data ... IV-8 4.7.2. Perhitungan space requirement untuk tiap produk ... IV-10 4.7.3. Perhitungan Troughput tiap produk ... IV-10 4.7.4. Penempatan Produk ... IV-11 4.8. Analisa Pemecahan Masalah ... IV-13 4.9. Kesimpulan dan Saran ... IV-13

V. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1 5.1. Pengumpulan Data... V-1 5.1.1. Data Jenis Produk ... V-1


(9)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN 5.1.2. Data Penyimpanan, Penerimaan dan Pengiriman

tiap produk ... V-4 5.1.3. Gudang Produk Jadi yang Sekarang ... V-4 5.1.4. Layout Gudang... V-4 5.2. Pengolahan Data ... V-5 5.2.1. Space Requirement ... V-5 5.2.2. Perhitungan Troughput ... V-10 5.2.3. Penempatan Produk (Assignment) ... V-12

VI. ANALISIS PEMECAHAN MASALAH ... VI-1 6.1. Hasil Penempatan Produk pada Blok ... VI-1 6.2. Jarak Perjalanan Total ... VI-5 6.3. Layout Gudang ... VI-5 6.4. Evaluasi Penggunaan Metode S/R ... VI-5

VII. KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1 7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ... VII-1 DAFTAR PUSTAKA


(10)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

2.1. Jumlah Tenaga Kerja Tetap pada PT. Charoen Pokphand Indonesia..II-20 5.1. Data Jenis Produk ... V-1 5.2. Kebutuhan Ruang (Space Requirement) Tiap Poduk ... V-8 5.3. Troughput Tiap Jenis Produk ... V-11 5.4. Perbandingan Troughput dan Storage tiap produk ... V-13 5.5. Jarak Perjalanan antara Tiap Blok dengan I/O point ... V-15 5.6. Penempatan Produk pada Blok ... V-18 6.1. Penempatan Produk ... VI-1


(11)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Struktur Organisasi PT. Charoen Pokphand Indonesia ... II-6 2.2. Block Diagram Proses Produksi ... II-30 4.1. Block Diagram Tahapan Penelitian ... IV-4 4.2. Block Diagram Tahapan Pengolahan Data ... IV-9 5.1. Gambar Layout Awal ... V-6 5.2. Area Template Gudang Produk Jadi ... V-7 5.3. Jarak Perjalanan dengan Metode Rectilinier Distance ... V-17 5.4. Tata Letak Penyimpanan dengan Metode Storage/Retrieval ... V-22 6.1. Tata Letak Penyimpanan dengan Metode Storage/Retrieval ... VI-7 6.2. Layout Usulan ... VI-8


(12)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

DAFTAR LAMPIRAN

1. Tabel Data Penerimaan Produk bulan Januari 2. Tabel Data Penyimpanan Produk bulan Januari 3. Tabel Data Pengiriman Produk bulan Januari 4. Surat Keputusan Tugas Sarjana

5. Surat Permohonan Tugas Sarjana 6. Surat Balasan Tugas Sarjana 7. Form lembar Asistensi


(13)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

ABSTRAK

PT. Charoen Pokphand Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dibidang pakan ternak (animal feed), memproduksi berbagai jenis pakan ternak, yaitu: Pakan ayam, pakan bebek, pakan puyuh dan pakan babi. Jenis pakan yang diproduksi berupa : komplit tepung, butiran (pellet) dan konsentrat tepung. Perusahaan ini juga menyediakan dan melayani permintaan bibit-bibit ternak ayam bagi para peternak.

Permasalahan yang dihadapi PT. Charoen Pokphand Indonesia saat ini adalah ketidaksesuaian pada saat pengangkutan produk digudang, waktu angkut yang lebih lama, jarak angkut total (distance traveled) menjadi lebih panjang dan bagaimana memperpendek jarak perpindahan material digudang dengan menggunakan luas lantai gudang yang ada.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan usulan perbaikan tata letak gudang produk jadi yang lebih fleksibel terhadap pemindahan material digudang, mendapatkan rancangan tata letak gudang produk jadi (gudang penyimpanan) masing-masing item produk jadi yang efektif, meminimalkan jarak transportasi (distance

traveled) pada gudang, menghemat biaya operasional forklift dan memudahkan

pengaturan barang dalam gudang produk jadi.

Metode yang digunakan dalam pengelolaan pergudangan adalah Storage and

Retrieval atau Dedicated storage yang juga disebut sebagai petak penyimpanan yang

tetap (fixed slot storage), menggunakan penempatan lokasi atau alamat simpanan yang spesifik untuk tiap barang yang disimpan. Hal ini dikarenakan satu lokasi simpanan diberikan pada satu produk yang spesifik.

Pada metode ini penempatan produk didasarkan pada perbandingan throughput dan storage (T/S) dengan T/S terbesar ditempatkan pada slot dengan jarak antara tiap slot dan I/O point terkecil, dan seterusnya. Penempatan tiap produk dapat dilihat pada Tabel 6.1.Dari Tabel 6.1 terlihat bahwa slot yang memiliki jarak tempuh ke I/O point terkecil adalah blok nomor 72 dan 54. Blok ini ditempati produk yang memiliki T/S terbesar yaitu produk nomor 512, 550K, 511 dan 514, 520S, 353, 3241S. Susunan blok di atas dapat diubah selama tetap mengikuti aturan T/S terbesar menempati blok dengan I/O point terkecil. Hasil yang diperoleh untuk jarak perjalanan per harinya akan tetap sama. Setelah produk ditempatkan pada blok, maka diperoleh jarak perjalanan total yang diharapkan terjadi per harinya yaitu: f(x) = 75541,1 m. Jarak perjalanan ini menunjukkan total perjalanan yang diperlukan di dalam gudang produk jadi untuk memasukkan dan memindahkan seluruh produk yang ada pada gudang produk jadi. Jika dilihat pada keadaan saat ini jarak perjalanan total per harinya tidak menentu karena tidak adanya penentuan tempat yang tetap untuk tiap produk yang masuk ke gudang.

Dari perhitungan maka luasan yang dibutuhkan untuk lokasi penyimpanan pada

layout usulan ini adalah : 108 x (7 x 1,5) m2 = 1134 m2. Jika dilihat pada layout yang ada sekarang, luasan yang dibutuhkan untuk lokasi penyimpanan adalah 812 x (1,5 x 1)m2 = 1218 m2. Ternyata luasan pada layout usulan lebih menghemat 6,9% kebutuhan ruang pada produk jadi ini. Luasan tersebut dapat digunakan untuk hal lain yang menguntungkan perusahaan.


(14)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Persaingan yang terjadi disektor industri semakin maju pesat, maka hal tersebut memicu para pengusaha untuk memperoleh strategi baru yang lebih efektif agar setiap sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan dan diharapkan memberikan hasil yang optimal. Untuk menghadapi kondisi tersebut, maka perusahaan harus mampu meningkatkan daya saing dan meningkatkan kepuasan konsumen.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen adalah harga produk yang murah, mutu produk yang tinggi dan waktu pengiriman yang tepat. Salah satu cara yang dapat dilakukan agar faktor tersebut dapat terpenuhi adalah melakukan perbaikan tata letak. Salah satu ciri tata letak yang baik adalah memiliki jarak pemindahan bahan yang minimum. Jarak pemidahan bahan minimum akan memperkecil waktu penyelesaian produk dan mengurangi biaya pemindahan bahan yang pada akhirnya akan mengurangi biaya produksi.

PT. Charoen Pokphand Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dibidang pakan ternak (animal feed), memproduksi berbagai jenis pakan ternak, yaitu: Pakan ayam, pakan bebek, pakan puyuh dan pakan babi. Jenis pakan yang diproduksi berupa : komplit tepung, butiran (pellet) dan konsentrat tepung. Perusahaan ini juga menyediakan dan melayani permintaan bibit-bibit ternak ayam bagi para peternak.


(15)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

Yang terjadi saat ini pada PT. Charoen Pokphand Indonesia adalah penempatan produk di gudang yang tidak memiliki pengaturan dalam penyusunan barang. Sehingga terjadinya penumpukan barang di satu tempat di gudang dan juga ada areal tempat penyimpanan yang kosong. Perusahaan tidak memperhitungkan kerugian-kerugian yang ditimbulkan akibat tidak adanya aturan dalam penempatan produk yang masuk kegudang. Kerugian-kerugian yang ditimbulkan adalah :

1. Pemborosan operasional forklift.

2. Memungkinkan terjadinya kerusakan produk. 3. Memperbesar biaya pemindahan barang. 4. Memperbesar total biaya produksi.

5. Pemborosan waktu produksi dan pemindahan barang. 6. Memperbesar waktu penyelesaian produk.

Akibat yang ditimbulkan diatas, maka perusahaan perlu melakukan suatu penelitian ulang untuk mengidentifikasi masalah dalam tata letak digudang produk jadi sehingga memperoleh jarak pemindahan material yang terpendek dan dapat meminimumkan total biaya produksi dan biaya-biaya lain yang merugikan perusahaan. Jika gudang dibuat sesuai dengan kebutuhan maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang lebih baik dan karyawan yang bekerja didalamnya merasa nyaman melaksanakan kegiatannya.


(16)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

1.2. Perumusan Masalah

Masalah yang dihadapi PT. Charoen Pokphand Indonesia saat ini adalah Penempatan barang yang tidak sesuai mengakibatkan waktu angkut pada saat pengangkutan produk digudang menjadi lebih lama dan bervariasi sehingga mengakibatkan jarak angkut total (distance traveled) menjadi lebih panjang.

Salah satu upaya yang harus dilakukan PT. Charoen Pokphand Indonesia adalah menyusun ulang tata letak penempatan produk di gudang produk jadi menjadi lebih teratur dan terencana.

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1.Tujuan Umum

Penelitian yang dilakukan untuk memberikan usulan perbaikan tata letak gudang produk jadi yang lebih fleksibel terhadap pemindahan material digudang.

1.3.2.Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mendapatkan rancangan tata letak gudang produk jadi (gudang penyimpanan) masing-masing item produk jadi yang efektif untuk meminimalkan jarak transportasi (distance traveled) pada gudang.

2. Untuk menghemat biaya operasional forklift.


(17)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

1.3.3. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, yaitu :

1. Bagi Mahasiswa

a. Mendapat pengalaman dalam mengaplikasikan Ilmu-ilmu Teknik Industri. b. Menambah pengalaman dalam memahami dunia kerja khususnya pada

perusahaan manufaktur. 2. Bagi Perusahaan

a. Sebagai masukan bagi perusahaan bilamana akan diadakan perubahan tata letak layout pada areal penyimpanan/ gudangnya.

3. Bagi Lembaga Penelitian

Sebagai salah satu bahan bacaan dalam bidang tata letak fasilitas pabrik.

1.4. Batasan Masalah dan Asumsi yang digunakan 1.4.1. Batasan Masalah

Dalam melakukan penelitian, dilakukan beberapa pembatasan masalah, seperti :

1. Analisis tata letak hanya untuk menata letak penyimpanan pada gudang produk jadi.

2. Penelitian ini mempertimbangkan pergerakan material handling digudang. 3. Mengevaluasi jarak transportasi (distance traveled).

4. Penelitian ini tidak membahas biaya akibat perubahan tata letak seperti yang direncanakan.


(18)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

5. Pengukuran hanya dilakukan pada gudang produk jadi.

6. Pengukuran dilakukan pada penyimpanan produk jadi, jalan forklift dan peralatan pengangkatan produk jadi.

7. Pengukuran jumlah hasil produksi yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

1.4.2. Asumsi yang digunakan

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Tidak terjadi penambahan jenis produk baru.

2. Proses produksi berjalan normal dan tidak ada gangguan.

3. Tidak terjadi perubahan ukuran dan jenis material handling yang digunakan. 4. Produk jadi sesuai dengan jumlah produksi perusahaan dihitung berdasarkan

data masa lalu.

5. Kondisi lingkungan kerja dianggap baik.

6. Produk yang disimpan dalam bentuk bags (karung). 7. Pemindahan produk dengan menggunakan forklift.

1.5. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulisan, pembahasan dan penilaian Tugas sarjana ini, maka dalam pembuatannya akan dibagi menjadi beberapa bab dengan sistematika sebagai berikut:

KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI


(19)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN ABSTRAK

Agar lebih mudah ditelusuri dan dipahami, maka sistematika penulisan Tugas Sarjana ini adalah sebagai berikut :

1. BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini dikemukakan mengenai latar belakang permasalahan, rumusan masalah, pentingnya pemecahan masalah, batasan dan asumsi yang digunakan, metode pendekatan pemecahan masalah dan sistematika penulisan tugas sarjana.

2. BAB II : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini memuat secara ringkas dan padat berbagai atribut dari perusahaan yang menjadi objek studi : struktur organisasi dan manajemen perusahaan, jenis produk dan uraian mengenai bahan baku dan bahan penolong, proses produksi serta mesin dan peralatan yang digunakan dalam menunjang proses produksi. 3. BAB III : LANDASAN TEORI

Bab ini diuraikan mengenai tinjauan-tinjauan kepustakaan yang berisi tentang teori-teori dan pemikiran-pemikiran yang digunakan sebagai landasan dalam pembahasan serta pemecahan permasalahan. Landasan teori yang digunakan adalah bertujuan


(20)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

untuk menguatkan metode yang dipakai untuk memecahkan permasalahan di perusahaan.

4. BAB IV : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi metodologi yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian meliputi tahapan-tahapan penelitian dan penjelasan tiap tahapan secara ringkas disertai diagram alirnya.

5. BAB V : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini menjelaskan tentang jenis-jenis data, baik data primer maupun data sekunder, yang perlu dikumpulkan, lokasi data dan metode pengumpulan data. Data primer pada umumnya dikumpulkan melalui observasi, wawancara, ataupun dengan metode sampling. Data sekunder dikumpulkan dengan mencatat data dari laporan yang ada. Juga dikemukan pengolahan data yang telah dkumpulkan dalam pemecahan masalah.

6. BAB VI : ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

Bab ini menjelaskan analisa terhadap data termasuk pengoperasian konsep ilmiah yang digunakan dalam metode pendekatan serta teori-teori yang dijadikan landasan dalam pemecahan masalah.

7. BAB VII : KESIMPULAN DAN SARAN

Bagian ini kesimpulam berisikan butir-butir penting dari masing-masing bab, mulai dari rumusan masalah hingga hasil-hasil analisa dan diskusi secara ringkas dan padat. Bagian saran


(21)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

berisikan tentang usulan mengenai berbagai hak tentang kemungkinan aplikasi hasil studi ini dalam dunia nyata.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(22)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Pada Tahun 1970 usaha peternakan ayam rasionalisasi mulai berkembang pesat di Indonesia dan walaupun demikian produksi daging dan telur ayam kampung belum dapat memenuhi konsumsi masyarakat. Ditinjau dari segi peternakan ayam ras yang semakin berkembang, usaha ini berkaitan erat dengan perkembangan teknologi. Hal ini dibuktikan dengan penemuan alat yang mampu menetaskan telur ayam dalam waktu yang relatif singkat. Penerapan teknologi ini didukung oleh program pemerintah untuk meningkatkan nilai gizi masyarakat dalam hal kebutuhan protein hewani.

Melihat Indonesia cukup potensial bagi industri makanan ternak, maka salah satu perusahaan asing yaitu PT. Charoen Pokphand yang berpusat di Thailand mewujudkan minatnya untuk menanamkan modalnya dalam jumlah yang besar secara patungan dengan pengusaha Indonesia. Berdasarkan persetujuan Presiden No.B-32/Pres/1971, didirikan perusahaan patungan tersebut dengan nama PT. Charoen Pokphand Indonesia yang berkedudukan di Jakarta. PT. Charoen Pokphand Indonesia yang didirikan tahun 1971 ini merupakan anak perusahaan dari CHAROEN POKPHAND OVERSEAS INVESTMENT CO. LTD. HONGKONG.

Sebagai akibat dari peningkatan konsumsi dan pertambahan jumlah penduduk Indonesia yang demikian pesat, maka kebutuhan pakan ternak pun juga


(23)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

meningkat. Menanggapi perkembangan tersebut, PT. Charoen Pokphand Indonesia memperluas usaha dan juga pasarnya dengan mendirikan pabrik baru, masing-masing di Surabaya pada tahun 1976 dan di Medan pada tahun 1979.

PT. Charoen Pokphand Indonesia Cabang Medan didirikan di atas tanah seluas + 2 Ha, berlokasi di Jln. Medan –Tj. Morawa Km. 8.5 Kelurahan Timbang Deli Kecamatan Medan Johor.

Pada Tahun 1988, didorong oleh semakin meningkatnya pasar ekspor udang, perusahaan menambahkan pakan udang ke dalam rangkaian produksi pakan unggasnya yang sudah semakin berkembang, dengan membuka pabrik baru di Medan dengan kapasitas 40.000 ton pakan udang setiap tahunnya. Sebagai kontribusi atas semakin berkembangnya pasaran ayam ras baik yang pedaging dan petelur, maka PT. Charoen Pokphand Indonesia mengadakan ekspansi usaha lagi di Medan dengan mendirikan cabang perusahaan yang berlokasi di Jln. Pulau Sumbawa No.5 Kawasan Industri Medan (KIM-Mabar) dengan seluas + 4,6 Ha.

Aktivitas-aktivitas yang dilakukan perusahaan ini pada umumnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut ;

1. Memberi bahan baku dalam negeri berupa jagung, dedak, tepung ikan loka, tepung daun turi, tepung sagu, bungkil kacang kedelai, minyak sawit, obat-obatan dan lain-lain.

2. Membeli Supplied berupa karung plastik dan lain-lain.


(24)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

4. Menjual bahan baku lokal yang dibeli sebelumnya seperti jagung, tepung daun turi dan sebagainya kepada perusahaan induk yaitu PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA di Jakarta.

5. Menjual makanan ternak kepada distribusi atau kepada peternak secara langsung, baik dalam daerah maupun luar daerah.

Dewasa ini PT. Charoen Pokphand Indonesia merupakan produsen pakan unggas terkemuka di Indonesia dengan suatu jaringan pabrik produksi, fasilitas penelitian dan pengembangan, serta pusat-pusat pembibitan unggas yang tersebar di Jakarta, Surabaya, dan Medan.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

Sebagai perusahaan yang bergerak dibidang pakan ternak (animal feed), PT. Charoen Pokphand Indonesia KIM Mabar memproduksi berbagai jenis pakan ternak, yaitu:

1. Pakan Ayam 2. Pakan Bebek 3. Pakan Puyuh 4. Pakan Babi

Pakan yang diproduksi terbagi atas tiga jenis, yaitu : 1. Komplit Tepung,

Adalah makanan ternak dalam bentuk tepung dan dapat langsung diberikan kepada ternak tanpa bahan makanan lainnya.


(25)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

2. Butiran (pellet),

Adalah makanan dalam bentukbutiran yang dapat lanngsung diberikan kepada ternak tanpa bahan tambahan lain.

3. Konsentrat Tepung,

Adalah jenis makanan ternak dalam bentuk tepung yang pemakaiannya harus dicampur dengan bahan-bahan yang lain sesuai dengan kebutuhan.

Selain memproduksi diatas, perusahaan juga menyediakan dan melayani permintaan bibit-bibit ternak ayam bagi para peternak.

Seluruh produksi PT. Charoen Pokphand Indonesia KIM Mabar dipasarkan di dalam negeri, dengan daerah pemasaran mencakup Aceh, Sumatera Utara, Riau dan Sumatera Barat.

2.3. Organisasi dan Manajemen

Dalam melaksanakan kegiatan perusahaan diperlukan suatu struktur organisasi yang menggambarkan jaringan hubungan kerja yang sifatnya formal dan tergambar dalam kotak-kotak kedudukan dan jabatan yang menggambarkan secara jelas tugas dan wewenang serta tanggung jawab.

2.3.1. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi memberikan gambaran mengenai keseluruhan kegiatan serta proses yang terjadi dalam suatu organisasi. Hubungan dan kerjasama dalam organisasi dituangkan dalam suatu struktur organisasi. Struktur organisasi adalah


(26)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

merupakan bagan yang memberikan gambaran secara skematis tentang penetapan dan pembagian pekerjaan yang harus dilakukan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan serta menetapkan hubungan antara unsur-unsur organisasi secara jelas dan terperinci. Suatu bentuk kerjasama yang efektif dengan demikian akan dapat diperoleh untuk mencapai tujuan yang diharapkan suatu perusahaan.

Struktur yang digunakan oleh PT. Charoen Pokhpand Indonesia KIM Mabar adalah bentuk struktur organisasi bentuk lini dan fungsional. Pimpinan sebagai penyalur wewenang kepada kepala bagian. Kepala bagian bertanggungjawab atas bidangnya masing-masing dan mempunyai wewenang secara luas untuk mengatur bawahannya sesuai dengan fungsinya.

Dengan adanya seorang pimpinan yang bertanggungjawab atas suatu aktivitas dimana para bawahannya memberikan pertanggungjawaban kepadanya, maka tercapailah prinsip Unity of Command, selanjutnya spesialisasi tidak diabaikan, dengan adanya spesialisasi yang terdiri dari beberapa ahli di bidangnya masing-masing.

Dalam pelaksanaan sehari-hari, prinsip-prinsip organisasi seperti pembagian tugas, pendelegasian wewenang, tingkat-tingkat pengawasan, kesatuan perintah, dan koordinasi dapat berjalan dengan baik dan luwes. Tidak sampai terjadi tumpang tindih pekerjaan.

Bagi PT. Charoen Pokhpand Indonesia, pengoperasian ini juga berfungsi untuk:

- Penempatan personil pada posisi yang tepat, sesuai dengan kondisi dan keahliannya.


(27)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

- Penempatan batasan-batasan wewenang dan tanggungjawab dari setiap personil.

- Penarikan tenaga kerja.

Bagan struktur organisasi PT. Charoen Pokphand Indonesia KIM Mabar dapat dilihat pada Gambar 2.1.

General Manager Deputy Quality Control Deputy Purchasing General Administrasi Manager Finance Accounting Manager Production Manager Marketing Manager Kepala Bagian Legal Permit Kepala Bagian Personalia Kepala Bagian Keuangan Kepala Bagian Akuntansi Kepala Bagian Pabrik Kepala Bagian Engineering Kepala Bagian Feed DOC Sales Administrasi Penjualan Sales DOC Sales Food Staff Legal Permit Staff Personalia Staff Akuntansi Staff Engineering

Kasir Credit Control Supervisor Administration Supervisor Mixer Supervisor Processing Supervisor Bahan Baku

Sumber : PT. Charoen Pokhpand Indonesia KIM Medan

Keterangan = --- Fugsional Lini

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Charoen Pokphand Indonesia KIM Mabar


(28)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

2.3.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Untuk menggerakkan suatu organisasi dibutuhkan personil yang memegang jabatan tertentu dalam organisasi, masing-masing personil diberi tanggung jawab sesuai dengan jabatannya, dengan demikian akan mempermudah pengarahan serta mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan dari suatu pekerjaan.

Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab dari tiap-tiap unit dalam struktur organisasi PT. Charoen Pokphand Indonesia KIM Mabar adalah sebagai berikut :

1. General Manager

General manager adalah merupakan pimpinan puncak dari PT. Charoen

Pokphand Indonesia KIM Mabar yang bertugas untuk :

a. Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan tugas para manager bagian. b. Mengarahkan dan meneliti kegiatan perusahaan.

c. Menyebarkan dan menerapkan kebijakan yang berhubungan dengan kegiatan produksi serta mengawasi pelaksanaannya.

d. Merencanakan dan mengatur anggaran modal kerja dan modal investasi perusahaan.

e. Melaksanakan kontrak-kontrak perusahaan dengan pihak luar.

f. Bertanggungjawab kepada presiden direktur (pimpinan perusahaan induk) atas jalannya perusahaan.

Dalam melaksanakan tugasnya, general manger dibantu oleh dua deputy yaitu deputy quality control dan deputy purchassing serta membawahi empat


(29)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

manager yaitu general administration manager, finance dan accounting manager,

production manager dan marketing manager.

2. Deputy Quality Control

Deputy quality control bertanggung jawab kepada general manager.

Bagian ini adalah staff dari general manager yang bukan merupakan bagian dari operasional.

Deputy manager mempunyai tugas sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab atas penelitian mutu bahan baku dari produk jadi.

b. Mengkoordinir kegiatan laboratorium dan bertanggungjawab atas pengembangan serta kelangsungan kegiatan laboratorium.

c. Mengkontrol pemakaian formula.

d. Mengkontrol first in first out (FIFO) pengeluaran feed dan mengkontrol kualitas feed di gudang.

e. Melakukan inspeksi area timbang dan intake hand add.

f. Mengkontrol particle size feed dan RM (sesuai SOP dan standart FT) dan

check pelleting process.

g. Mengkontrol pengambilan sample oleh packing operator. h. Mengechek ketepatan dan kalibrasi scale # 1, 2, 3 dan 4.

i. Transfer posting feed di SAP sistem (user SAP).

j. Mengetest PDI, analisa sodium dan NIR. k. Mengecek batching report.


(30)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

m. Inspeksi kebersihan intake dan underground gudang/feed mill. n. Menginput data daily, weekly dan monthly QCP report.

3. Deputy Purchassing

Deputy purchassing bertanggung jawab kepada general manager, bagian

ini bertugas membantu general manager dalam bidang kegiatan pembelian. Rincian tugas dari deputy purchassing adalah sebagai berikut :

a. Membantu general manager dalam melaksanakan serta mengkoordinir seluruh pengolahan yang berhubungan dengan pembelian, penyimpanan dan pendistribusian bahan-bahan yang digunakan perusahaan.

b. Menentukan standart harga bahan.

c. Mempersiapkan permintaan kebutuhan akan barang.

4. General Adminiatration Manager

General administration manager bertanggung jawab langsung kepada general manager. Dalam melaksanakan tugasnya general administration manager

membawahi dua kepala bagian yaitu kepala bagian legal permit dan kepala bagian personalia. General administration manager mempunyai tugas sebagai berikut : a. Merencanakan dan mengkoordinir kegiatan perencanaan pegawai.

b. Merencanakan dan mengawasi pelaksanaan program peningkatan mutu pegawai.


(31)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

5. Finance and Accounting Manager

Finance and accounting manager bertanggung jawab langsung kepada general manager dalam melaksanakan tugasnya finance and accounting manager

membawahi kapala bagian keuangan dan kepala bagian akuntansi. Finance and

accounting manager mempunyai tugas sebagai berikut :

a. merencanakan dan mengawasi perencanaan kegiatan akuntansi dari keuangan perusahaan.

b. Membantu general manager dalam melaksanakan anggaran perusahaan. c. Memastikan bahwa semua transaksi keuangan dilakukan dengan benar.

d. Memeriksa dan menganalisa data dan laporan aliran dana dan biaya perusahaan.

e. Bertanggung jawab atas dana dokumen-dokumen penting yang disimpan dalam perusahaan.

6. Production Manager

Production manager bertanggung jawab langsung kepada bagian general manager. Dalam melaksanakan tugasnya production manager membawahi dua

kepala bagian yaitu kepada bagian publik dan kepala bagian enggineering. Tugas-tugas dari production manager adalah sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan dalam bagian produksi.

b. Merencanakan dan mengatur produksi perusahan agar sesuai dengan spesifikasi dan standart mutu yang telah ditentukan.


(32)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

c. Membuat laporan produksi secara periodik mengenai pemakaian bahan dan jumlah produksi.

d. Merencanakan dan meneliti metode kerja dalam usaha meningkatkan produktifitas kerja.

e. Mengawasi dan mengevaluasi kgiatan produksi untuk mengetahui kekurangan dan penyimpanan, sehingga dapat dilakukan perbaikan.

7. Marketing Manager

Marketing manager bertanggung jawab kepada general manager. Marketing manager bertugas untuk hal-hal berikut :

a. Merencanakan, mengkordinir dan mengawasi kegiatan dibidang pemasaran. b. Merencanakan kegiatan penelitian pasar guna mendapatkan data tentang

tingkat kebutuhan konsumen dan tingkat persaingan, sehingga dapat ditentukan rencana volume penjualan kepada target market.

c. Menentukan kebijaksanaan serta strategi pemasaran perusahaan yang mencakup jenis produk yang akan dipasarkan, harga, pendistribusian dan promosi.

d. Menentukan rencana anggaran biaya pemasaran.

e. Mengkordinir tenaga ahli yang memberikan pelayanan teknis kepada masyarakat.


(33)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

8. Kepala bagian Legal Permit

Kepala bagian legal permit bertanggung jawab kepada general

administration manager. Dalam melaksanakan fungsinya, legal permit bertugas

untuk hal - hal berikut :

a. Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan pengamanan perusahaan.

b. Merencanakan dan mengkoordinir pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat.

c. Bekerja sama dengan bagian personalia dalam mengatur masalah yang berhubungan dengan karyawan.

9. Kepala bagian Personalia

Kepala bagian personalia bertanggung jawab langsung kepada general

administration manager. Bagian ini mempunyai tugas-tugas sebagai berikut :

a. Merencanakan dan menerapkan sistem penerimaan pegawai yang dibutuhkan oleh perusahaan.

b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan training pegawai.

c. Mengadakan penlitian kepegawaian seperti masalah pengembangan organisasi perusahaan, evaluasi kerja, gaji dan upah karyawan.

d. Menetapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan dan prosedur mengenai persediaan dan pemanfaatan fasilitas seperti komunikasi, perumahan dan transportasi perusahaan.


(34)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

10.Kepala bagian Keuangan

Kepala bagian keuangan bertanggung jawab kepada finance and

accounting manager dalam melaksanakan tugasnya kepala bagian keuangan

membidangi credit control dan kasir. Kepala bagian keuangan mempunyai tugas-tugas sebagai berikut :

a. Mengelola penerimaan dan pengeluaran kas.

b. Mengkoordinir pemberian potongan penjualan kepada langganan melalui kerja sama dengan kepala bagian feed dan DOC (daily old chicken) sales.

c. Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan kegiatan dibagikan keuangan.

11.Kepala bagian Akuntansi

Kepala bagian akuntansi bertanggung jawab kepada finance and

accounting manager. Kepala bagian akuntansi bertugas untuk hal-hal berikut :

a. Mengawasi pelaksanaan kegiatan pembukuan perusahaan. b. Menyusun laporan keuangan bulanan dan tahunan.

c. Memperhitungkan besarnya jumlah pajak yang harus dibayar oleh perusahaan.

12.Kepala bagian Pabrik

Kepala bagian pabrik bertanggung jawab langsung kepada production

manager. Kepala bagian pabrik membawahi supervisor yaitu supervisor administraion, supervisor mixer, supervisor processing dan supervisor bahan


(35)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

a. Mengkoordinir dan mengawasi bagian mixer, bahan baku dan pengolahan agar pelaksanaan kegiatannya sesuai dengan rencana.

b. Bekerjasama dengan bagian engineering untuk memeriksa bagian yang mengalami kerusakan sehingga dapat diatur perbaikannya.

c. Memberikan laporan kegiatan produksi secara rutin kepada manager produksi.

13.Kepala bagian Engineering

Kepala bagian engineering bertanggung jawab langsung kepada

production manager. Kepala bagian ini bertugas sebagai berikut :

d. Merencanakan jadwal kerja mesin, kegiatan, service, kebutuhan akan suku cadang, mesin dan peralatan.

e. Bekerjasama dengan manager produksi untuk menyusun prosedur keselamatan dan keamanan kerja.

f. Memberikan pegarahan tentang penggunaan peralatan pabrik sebaik-baiknya g. Merencanakan sistem pengawasan mesin dan peralatan pabrik.

h. Bertanggungjawab atas perbaikan peraatan, mesin dan fasilitas prusahaan.

14.Kepala bagian Feed and DOC Sales

Kepala bagian feed and DOC (daily old chicken) bertanggung jawab kepada marketing manager. Bagian feed and DOC sales terdiri atas tiga sub bagian yaitu : Administrasi penjualan, sales DOC dan sales feed. Kepala bagian


(36)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

a. Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan kegiatan penjualan sesuai dengan program pemasaran yang telah ditentukan.

b. Mengawasi kegiatan administrasi penjualan, sales dan sales DOC.

15.Staff Legal Permit

Staff Legal Permit bertanggung jawab kepada kepala bagian Legal Permit.

Dalam melaksanakan fungsinya, Staff Legal Permit bertugas untuk hal –hal berikut :

a. Bertangung jawab atas pelaksanaan kegiatan pengamanan perusahaan. b. Melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat.

c. Bekerja sama dengan bagian lain personalia dalam mengatur masalah yang berhubungan dengan karyawan.

16.Staff Personalia

Staff Personalia bertanggung jawab langsung kepada kepala bagian personalia. Bagian ini mempunyai tugas-tugas sebagai berikut :

a. Melaksanakan sistem penerimaan pegawai yang dibutuhkan oleh perusahaan. b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan training pegawai.

c. Mengawasi kepegawaian seperti masalah pengembangan organisasi perusahaan, mengevaluasi kerja, gaji dan upah karyawan.

d. Menerapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan dan prosedur mengenai persediaan dan pemanfaatan fasilitas seperti komunikasi, perumahan dan transportasi perusahaan.


(37)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

17.Staff Akuntansi

Staff Akuntansi bertanggung jawab kepada kepala bagian akuntansi. Staff

Akuntansi bertugas untuk hal-hal berikut :

a. Melaksanakan kegiatan pembukuan perusahaan. b. Menyusun laporan keuangan bulanan dan tahunan.

c. Memperhitungkan besarnya jumlah pajak yang harus dibayar oleh perusahaan.

18.Staff Engineering

Staff Engineering bertanggung jawab kepada kepala bagian Engineering. Staff Engineering bertugas sebagai berikut :

a. Melaksanakan jadwal kerja mesin, kegiatan, service, kebutuhan akan suku cadang, mesin dan peralatan.

b. Bekerja sama dengan manajer produksi dan kepala bagian Engineering untuk menyusun prosedur keselamatan dan keamanan kerja.

c. setiap Staff Engineering harus mengetahui tentang penggunaan peralatan pabrik sebaik-baiknya.

d. Melaksanakan sistem pengawasan mesin dan peralatan pabrik.

e. Bertanggung jawab atas perbaikan peralatan, mesin dan fasilitas perusahaan.

19.Administrasi Penjualan

Administrasi penjualan bertanggung jawab kepada kepala bagian Feed DOC Sales. Administrasi Penjualan ini bertugas sebagai berikut :


(38)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

b. Menyusun laporan anggaran biaya pemasaran.

c. Menentukan strategi pemasaran perusahaan menyangkut produk yang akan dipasarkan, harga, pendistribusian dan promosi.

20.Sales DOC

Sales DOC bertanggung jawab kepada administrasi penjualan. Sales DOC ini

bertugas seperti :

a. Mengatur penjualan produk ke konsumen, jumlah dan harga produk. b. Menentukan jumlah produk yang dapat diterima di pasaran.

21.Sales Feed

Sales Feed bertanggung jawab kepada administrasi penjualan. Sales Feed

ini bertugas seperti :

a. Mengatur penjualan produk ke konsumen, jumlah dan harga produk. b. Menentukan jumlah produk yang dapat diterima di pasaran.

22.Sales DOC

Sales DOC bertanggung jawab kepada administrasi penjualan. Sales DOC

ini bertugas seperti :

a. Mengatur penjualan produk ke konsumen, jumlah dan harga produk. b. Menentukan jumlah produk yang dapat diterima di pasaran.


(39)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

23.Kasir

Kasir bertanggung jawab kepada kepala bagian keuangan. Kasir ini bertugas sebagai berikut :

a. Mencatat biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk keperluan perusahaan dengan mencatat di bon tiap pembelian/pengeluaran.

b. Menyusun laporan pengeluaran harian, bulanan maupun tahunan untuk dipertanggung jawabkan ke manajer keuangan.

c. Memastikan bahwa semua transaksi keuangan dilakukan dengan benar.

d. Bertanggung jawab atas dokumen-dokumen pengeluaran dana yang disimpan dalam perusahaan.

24.Credit Control

Credit Control bertanggung jawab kepada kepala bagian keuangan. Credit Control ini bertugas sebagai berikut :

a. Mencatat biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk keperluan perusahaan dengan mencatat di bon tiap pembelian/pengeluaran.

b. Menyusun laporan pengeluaran harian, bulanan maupun tahunan untuk dipertanggung jawabkan ke manajer keuangan.

25.Supervisor Administration

Supervisor Administration bertanggung jawab kepada kepala bagian

pabrik. Supervisor Administration ini bertugas sebagai berikut :


(40)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

b. Mengawasi penyusunan laporan anggaran biaya pemasaran.

c. Menentukan strategi pemasaran perusahaan menyangkut produk yang akan dipasarkan, harga, pendistribusian dan promosi.

26.Supervisor Mixer

Supervisor Mixer betanggung jawab kepada kepala bagian pabrik. Supervisor Mixer ini bertugas sebagai berikut :

a. Mengawasi mesin mixer yang dipergunakan di lantai produksi.

b. Dapat mengetahui kerusakan-kerusakan mesin dan cara penanggulangannya.

27.Supervisor Processing

Supervisor Processing bertanggung jawab kepada kepala bagian pabrik. Supervisor Processing tersebut bertugas sebagai berikut :

a. Mengetahui tentang proses produksi secara detail, agar jika proses mengalami kendala dapat ditanggulangi dengan cepat dan tepat.

b. Mengawasi proses produksi secara langsung.

c. Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan dalam bagian produksi.

d. Merencanakan dan mengatur produksi perusahaan agar sesuai dengan spesifikasi dan standart mutu yang telah ditentukan.

e. Membuat laporan produksi secara periodic mengenai pemakaian bahan dan jumlah produksi.


(41)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

28.Supervisor Bahan Baku

Supervisor bahan baku bertanggung jawab kepada kepala bagian pabrik. Supervisor bahan baku tersebut bertugas sebagai berikut :

a. Mengawasi gudang bahan baku..

b. Dapat mengetahui jumlah bahan baku yang dipergunakan perhari, bulanan dan pertahun untuk semua bahan baku.

c. Dapat memilah bahan baku yang akan diambil sebagai sample untuk diteliti di

quality control.

2.3.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan 2.3.3.1. Jumlah Tenaga Kerja

Tenaga Kerja yang bekerja pada perusahaan ini mayoritas didominasi oleh para pekerja pria dibandingkan dengan pekerja wanita. Dalam melaksanakan aktifitas perusahaan terdapat tenaga kerja sekitar 167 orang. Jumlah tenaga kerja untuk tiap jabatan dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja Tetap pada PT. Charoen Pokphand Indonesia

No. Jabatan

Jumlah (orang)

1 General Manager 1

2 Deputy Quality control 1

3 Deputy Purchasing 1

4 General Administrasi Manager 1


(42)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja Tetap...(Lanjutan)

No. Jabatan

Jumlah (orang)

5 Finance Accounting manager 1

6 Production Manager 2

7 Marketing Manager 2

8 Kepala Bagian Legal Permit 1

9 Kepala bagian Personalia 1

10 Kepala bagian keuangan 2

11 Kepala bagian Akuntansi 2

12 Kepala bagian Pabrik 2

13 Kepala bagian Engineering 2

14 Kepala Bagian Feed DOC Sales 2

15 Staff Legal Permit 25

16 Staff Personalia 15

17 Staff Akuntansi 10

18 Staff Engeenering 25

19 Kasir 4

20 Credit Control 3

21 Supervisor Processing 4

22 Supervisor Administration 3

23 Supervisor Mixer 3

Sumber : PT. Charoen Pokphand Indonesia


(43)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja Tetap...(Lanjutan)

No. Jabatan

Jumlah (orang)

24 Supervisor Bahan Baku 4

25 Administrasi Penjualan 10

26 Sales DOC 20

27 Sales Food 20

Jumlah Total 167

Sumber : PT. Charoen Pokphand Indonesia

Dalam memelihara ketertiban dan kedisiplinan kerja setiap perusahaan mengeluarkan tata tertib/ peraturan kerja yang harus dipatuhi oleh setiap karyawan perusahaan, termasuk dalam penetapan jam kerja.

PT. Charoen Pokphand Indonesia KIM Medan mengatur waktu kerja sesuai dengan perundang-undangan tenaga kerja (dari Depnaker), yaitu: 49 jam seminggu (7 hari seminggu). Setiap harinya rata-rata karyawan yang bekerja 7 jam. Apabila keadaan mendesak dan memerlukan jam kerja yang melebihi jam kerja normal, maka perusahaan memberikan upah lembur.

Ketentuan jam kerja di PT. Charoen Pokhpand Indonesia diatur menurut aturan shift yang diuraikan dibawah ini.

a. Jam Kerja pada bagian Administrasi dan Kantor

Sistem Pembagian Jam Kerja pada bagian administrasi dan kantor mulai dari hari Senin sampai dengan Jum’at, dan jam kerja yang di gunakan mulai dari 08.00 – 17.00, dengan waktu istirahat mulai dari jam 12.00 – 13.00.


(44)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

Sistem pembagian jam kerja pada bagian produksi mulai dari hari Senin sampai dengan hari Jum’at dan pada bagian produksi ini terbagi atas 3 shift yaitu

Shift I jam kerjanya mulai dari jam 08.00 – 17.00 dengan waktu istirahat mulai

dari jam 12.00 – 13.00, Shift II jam kerjanya mulai dari jam 17.00 – 24.00 dengan waktu istirahat mulai dari jam 20.00 – 21.00, Shift III jam kerjanya mulai dari jam 24.00 – 07.00, dengan waktu istirahat mulai dari jam 04.00 – 05.00.

c. Jam Kerja pada bagian Keamanan

Untuk bagian keamanan, dibagi menjadi 2 kelompok yang terdiri dari 5 orang dan melakukan penjagaan bergantian setiap 12 jam sekali dimulai dari :

- Pukul 08.00 – 20.00 WIB - Pukul 20.00 – 07.00 WIB

2.3.4. Sistem Pengupahan

Upah adalah suatu penerimaan sebagai sebuah imbalan dari pemberian kerja kepada penerima kerja untuk pekerjaan atas jasa yang telah dan akan dilakukan. Gaji adalah upah dasar yang diberikan dari pemberi kerja kepada penerima kerja dalam ukuran waktu tertentu misalnya ukuran 1 (satu) hari dan 1 (satu) bulan, dan kadang disebut dengan gaji pokok, yang jumlahnya tetap dan akan mengalami kenaikan pada periode tertentu sesuai dengan jabatan dan prestasi pihak penerima.


(45)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

Sistem pengupahan pada PT. Charoen Pokhpand Indonesia KIM Mabar adalah sebagai berikut:

1. Upah diberikan sesuai dengan UMR yang berlaku.

2. Pemberian upah ditetapkan setelah melihat jam kerja, hari kerja, kerja lembur, dan berdasarkan golongan.

3. Sistem pengupahan karyawan perusahaan di bagi atas : a. Gaji tetap untuk karyawan tetap.

b. Gaji harian untuk karyawan harian. c. Gaji borongan untuk karyawan borongan. 4. Upah Pokok

Pengupahan pada perusahaan ini adalah berdasarkan upah bulanan. Besarnya upah disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing karyawan, serta latar belakang pendidikan dan pengalaman. Upah tersebut diberikan untuk masa 30 hari kerja rata-rata dalam sebulan dengan waktu kerja rata-rata 7 jam dalam sehari.

5. Untuk pekerja lembur, dibagi dalam 2 golongan yaitu :

a. Golongan pekerja yang levelnya dibawah level supervisor, akan mendapat kompensasi kerja lembur sesuai dengan peraturan yang berlaku.

b. Golongan pekerja yang levelnya setaraf atau diatas supervisor, tidak akan memperoleh pembayaran uang lembur lagi, karena sudah termasuk di dalam gaji pokok.

- Apabila kerja lembur dilakukan pada hari biasa maka untuk jam lembur, peraturannya adalah sebesar 1 ½ x upah sejam.


(46)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

- Untuk jam kerja lembur yang dilakukan pada hari bukan hari biasa, untuk jam lembur peraturannya adalah sebesar 2 x upah sejam.

Disamping pemberian gaji pokok dan upah lembur, juga diberikan uang makan, uang pengobatan, dan asuransi tenaga kerja.

2.3.5. Insentif dan Fasilitas Perusahaan

Selain pemberian kompensasi/upah, perusahaan juga memberikan berbagai insentif bagi karyawan, seperti:

1. Memberikan THR (Tunjangan Hari Raya) untuk pekerja yang mempunyai masa kerja 1 tahun penuh secara terus menerus biasanya dalam 1 bulan upah. 2. Memberikan THR (Tunjangan Hari Raya) untuk pekerja yang mempunyai

masa kerja belum mencapai satu tahun, maka biasanya tunjangan ditetapkan menurut perhitungan banyaknya bulan selama yang bersangkutan bekerja dibagi 12 dan dikalikan upah perbulan.

3. Bonus tahunan akan diberikan berdasarkan kemampuan perusahaan dan sepenuhnya ditetapkan oleh perusahaan dengan memperhatikan prestasi kerja masing-masing karyawan.

4. Tunjangan makan diberikan kepada pekerja perbulan, sesuai dengan kemampuan perusahaan, dan dibayar bersama-sama dengan pembayaran upah pekerja.

5. Memperhatikan kebutuhan rohani karyawan.

6. Perusahaan menyediakan tempat ibadah dan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk melaksanakan ibadah.


(47)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

7. Adanya jaminan kesehatan dan kesejahteraan karyawan. Jaminan kesehatan antara lain :

1. Cuti sakit.

2. Cuti khusus, karena perkawinan atau musibah.

3. Mewajibkan karyawan masuk ASTEK (Asuransi Tenaga Kerja). 4. Tunjangan Proyek.

5. Tunjangan Kemalangan.

Perusahaan memberikan fasilitas kerja kepada karyawan, seperti:

1. Memberikan pakaian kerja kepada setiap tenaga kerja dalam setahun. 2. Memberikan fasilitas pengobatan cuma-cuma kepada setiap tenaga kerja. 3. Menyediakan perlengkapan kesehatan dan keselamatan kerja yang

diperlukan para karyawan, seperti sarung tangan, masker dan penyumbat telinga.

2.4. Proses Produksi

2.4.1. Bahan Baku, Bahan Tambahan dan Bahan Penolong 2.4.1.1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dengan persentase komposisi terbesar yang membentuk bagian integral dari suatu produk jadi. Bahan baku untuk pembuatan pakan ternak ini antara lain :

1. Jagung kuning ; merupakan bahan baku utama dalam proses pengolahan pakan ternak, karena banyak mengandung karbohidrat yang merupakan sumber energi untuk metabolisme terbesar. Disamping itu juga mengandung


(48)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

pro vitamin A dan serat kasarnya rendah sehingga mudah dicerna oleh ternak. Agar memenuhi standard mutu yang ditetapkan, maka kadar air dari jagung harus <16 %, dan kadar toksin yang juga rendah. Jagung yang digunakan alam proses produksi ini sebanyak 60 % dari semua bahan yang digunakan.

2. Bungkil kacang kedelai (BKK) ; merupakan bahan baku utama kedua dalam proses pengolahan pakan ternak. Bungkil kacang kedelai (BKK) yang umumnya digunakan adalah impor dari luar negeri yang berkualitas baik serta banyak mengandung protein. Bungkil kacang kedelai yang digunakan dalam proses produksi ini sebanyak 30 % dari semua bahan yang digunakan.

3. Palm kernel mill.

4. Tepung ikan.

5. Tepung batu (L. S. Fine) dan biji batu (L. S. Rough) ; sebagai alat bantu bagi pencernaan ayam dan sumber kalsium utama bagi hewan ternak.

6. Dedak padi ; merupakan sumber protein dan karbohidrat. Dedak padi yang baik adalah yang sedikit mengandung serat.

2.4.1.2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan secara tidak langsung dalam produk dan bukan merupakan komposisi produk, tetapi digunakan sebagai pelengkap produk dan membantu kelancaran proses produksi. Adapun bahan tambahan yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Liquid


(49)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

b. Fish Oil

c. CC – Clorit 2. Aditif

a. Premix + vitamin

b. Garam

c. Monocalsium

d. L – lysine

e. Calsium sulfat

f. Sodium bicarbonat

3. Karung/bags

Produk jadi dikemas dalam karung yang bermuatan 50 kg. 4. Benang jahit

Besarnya kebutuhan masing-masing bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong dalam kondisi proses produksi yang berjalan normal disesuaikan dengan jenis dan banyaknya pesanan.

2.4.1.3. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang digunakan dalam memperlancar proses pembuatan suatu produk dan meningkatkan kualitas suatu produk, dan bahan ini bukan bagian dari produk. Adapun yang menjadi bahan penolong antara lain :

1. Air 2. Oil mesh


(50)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

Produksi rata-rata yang dapat dikerjakan oleh PT. Charoen Pokphand Indonesia yaitu 1800 ton/ hari dengan waktu kerja tiap bulannya rata-rata 30 hari, yang terdiri dari beberapa jenis pakan ternak. Produk pakan ternak ayam dengan kode 324-2 yang paling banyak diproduksi setiap harinya. Maksimal dalam satu kali pengambilan pada pencampuran (mixing) menghasilkan 5 ton, yang terdiri dari 100 bags/ karung, dan tiap bags/ karung terdiri dari 50 kg. Dalam hal mutu/ kualitas produk, perusahaan sangat mengutamakannya, seperti seluruh jenis bahan baku dan hasil produksi yang sangat dijaga ukuran serta takarannya, dimana setiap waktu petugas bagian Quality Control selalu mengadakan pemeriksaan.

2.4.2. Uraian Proses Produksi

Proses adalah cara, metode dan teknik bagaimana mengubah sumber daya (material, tenaga kerja, mesin, dana dan metode) yang ada untuk memperoleh hasil. Sedangkan produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa. Dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa proses produksi adalah metode atau teknik untuk membuat suatu barang atau jasa bertambah nilainya dengan menggunakan sumber tenaga kerja, mesin, bahan baku, bahan penolong dan dana yang ada.


(51)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010. Sumber : PT. Charoen Pokphand Indonesia

Gambar 2.2. Blok Diagram Proses Produksi Penimbangan

Penimbunan

Penuangan

Pengeringan

Penyaringan

Penggilingan

Penimbangan dan penuangan obat

Pengadukan/Mixing

Pelletizing

Crumbeling

Pengayakan

Packing


(52)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

Dari tahapan-tahapan proses produksi pada pakan ternak diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Penimbangan

Pengangkutan bahan baku seperti jagung, dedak padi, tepung batu, dll dari lokasi pengambilan ke pabrik dilakukan dengan truk. Setiap truk yang sampai ke pabrik harus ditimbang dengan jembatan Toledo sewaktu berisi (bruto) dan setelah dibongkar (tarra). Selisih timbangan berisi dengan timbangan kosong adalah berat bersih bahan baku.

2. Penimbunan

Material yang telah selesai ditimbang dibongkar ke tempat penumpukan material (warehouse), yang dilakukan dengan forklift. Dimana tumpukan bahan baku disusun berdasarkan jenis materialnya.

3. Penuangan

Yang pertama kali dilakukan untuk proses produksi adalah menghidupkan mesin-mesin yang ada dipabrik melalui ruang control power. Secara otomatis tombol-tombol yang ada di mesin difungsikan. Bahan baku yang akan dituang diangkut oleh forklift dari bagian penumpukan ke atas intake.

4. Pengeringan

Jagung merupakan bahan baku yang cepat mengalami penurunan kualitas, oleh karena itu jagung harus dikeringkan agar terhindar dari mikroorganisme sehingga jagung ini dapat disimpan untuk jangka waktu yang lama. Sebelum masuk ke drayer, jagung dimasukkan melalui intake kemudian diangkat ke wet


(53)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

Untuk jagung yang kadar airnya >16 %, dilakukan proses pengeringan. Proses pengeringan ini dilakukan dengan drayer yang dapat bekerja secara otomatis, suhu maksimum di dalam drayer 265 0C, dan suhu minimumnya 70 0C. Dalam keadaan normal, dimana kadar air dari jagung berkisar antara 20 – 25 %, maka suhu pengeringan yang digunakan adalah 70 – 100 0C dan jumlah kadar air berkurang 5 % setiap kali pengeringan. Setelah proses pengeringan, maka jagung dengan kadar air yang lebih kecil dari 15 % dibawa ke silo melalui penimbangan dengan conveyor, elevator dan pipa. Sedangkan jagung yang kadar airnya masih >16 % akan dikirim kembali ke penumpukan wet corn untuk dikeringkan kembali. Didalam silo, jagung yang telah dikeringkan dijaga kondisinya dengan mengalirkan uap yang bertujuan untuk menjaga kelembaban dari jagung tersebut. 5. Penyaringan

Semua bahan baku yang digunakan akan masuk ke bin bahan baku. Bahan baku yang akan masuk ke bin akan dituang melalui intake yang akan dibawa dengan chain conveyor dan bucket elevator serta pipa gravitasi. Sebelum masuk ke bin, bahan baku akan melalui drum pengayak untuk membersihkan bahan dari kotoran seperti plastik, kayu dan benda keras lainnya. Lalu masuk ke dalam sistem magnet untuk memisahkan kotoran besi dan logam-logam dari bahan baku. Kemudian masuk ke rotary distributor yaitu sistem penyaringan dengan menghisap kotoran debu yang cara kerjanya sama dengan vacum cleaner. Lalu bahan baku diangkut dengan chain conveyor dan bucket elevator ke bin bahan baku. Dari bin bahan baku, bahan akan ditimbang 1 batch (3 ton) lalu dibawa


(54)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

dengan screw conveyor dan bucket elevator ke bin roller mill untuk menunggu proses penggilingan.

6. Penggilingan

Sebelum masuk ke proses penggilingan, bahan baku dari bin akan melalui

sifter yang memisahkan bahan baku kasar dan halus dengan ukuran 8 – 10 mash. Sifter ini terdiri dari tiga lapisan yaitu :

- Saringan pertama berukuran 17,75 mm x 6,25 mm - Saringan kedua berukuran 12,25 mm x 3 mm - Saringan ketiga berukuran 6,75 mm x 2 mm

Dalam proses produksi, seluruh bahan baku dihaluskan terlebih dahulu, karena hasil produksi yang diinginkan berupa tepung dan butiran (crumble). Bahan baku kasar seperti jagung, bungkil kacang kedelai, dll yang masuk melalui intake mengalami proses penggilingan. Begitu operator mixer (Hammer mill, kapasitas 15 – 20 ton/jam) menekan tombol untuk melakukan penggilingan, maka secara otomatis pintu tong setiap material kasar yang berada di bagian bawah terbuka dan masuk ke mesin penggiling (hammer mill) diangkat melalui elevator

hammer mill untuk dimasukkan ke tong-tong bahan baku yang telah ditentukan

dengan menggunakan rotary distributor dan telah disesuaikan berdasarkan jenisnya. Untuk hasil produksi yang membutuhkan jagung berupa butiran (crumble) akan diolah atau di crumb menggunakan roller mill.


(55)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

7. Penimbangan dan Penuangan Obat (Hand Add).

Bahan tambahan yang berupa zat aditif terlebih dahulu ditimbang sesuai dengan formula feed/pakan yang akan di proses, kemudian zat-zat aditif tersebut dituang ke dalam bin bahan tambahan.

8. Pengadukan/Mixing

Bahan baku hasil dari bin mixer masuk ke proses pencampuran untuk dicampur hingga merata. Dan pada proses ini bahan tambahan aditif yang sudah ditimbang dengan dosing wager-3 yang berasal dari bin bahan tambahan beserta zat liquid yang berasal dari main tank (CPO, Alimet, Fish Oil, CC-Cloride) dicampur dengan semua bahan. Hasil pencampuran mesin mixer horizontal berupa tepung langsung dibawa ke bin produk jadi. Bila yang diinginkan adalah produk jenis tepung. Sedangkan untuk menghasilkan produk berupa butiran pellet dan crumble, hasil pencampuran akan dibawa ke bin sementara (bin press) untuk menunggu proses selanjutnya. Untuk produk berbentuk pellet, bahan campuran tadi akan melalui proses pelletizing dan untuk produk crumble akan melalui proses pelletizing dan crumbeling.

9. Pelletizing

Dari bin sementara, campuran tadi akan dibawa ke mesin pelletizing. Tetapi sebelumnya akan terjadi pemanasan mixer conditioner dengan tujuan untuk memudahkan pemelletan. Pada proses pemanasan ini akan terjadi proses gelatinisasi (proses yang berfungsi untuk meningkatkan daya ikat antara bahan). Bahan dipanaskan dengan steam yang berasal dari boiler steam yang dimasukkan ke dalam conditioner bersuhu 70 – 90 0C. Steam yang masuk digunakan sampai


(56)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

bahan memenuhi kekerasan (hardness) yang dibutuhkan yang diatur melalui alat pengontrol. Untuk mengetahui kekerasan dilakukan pemeriksaan oleh operator. Setelah pemanasan dilakukan proses pemelletan.

Setelah proses pemelletan dalam ring die press selesai, butiran dibawa ke

cooler untuk didinginkan. Setelah didinginkan hasil pellet dibawa ke bin produk

jadi dengan alat pengangkutan chain conveyor dan bucket elevator, bila yang diinginkan produk pellet. Sedangkan untuk produk crumble, hasil pemelletan dibawa dengan chain conveyor dan pipa gravitasi sementara untuk menunggu proses crumbeling.

10. Crumbeling

Dalam bin sementara, bahan masuk ke mesin crumble. Pada mesin

crumble ini terjadi proses pemotongan pellet menjadi lebih kecil/pendek yang

ukurannya sesuai dengan yang diinginkan. Setelah proses crumble selesai, bahan dibawa dengan alat angkut chain conveyor dan bucket elevator ke pengayakan (shifter separator).

11. Pengayakan

Butiran-butiran yang telah dihasilkan oleh mesin crumble diayak dengan menggunakan ayakan 8 dan 12 mesh. Hasil dari pengayakan dibawa ke bin produk jadi dengan pipa gravitasi, sedangkan untuk butiran yang lebih kecil dari 12 mesh dibawa kembali ke bin press untuk dilakukan proses pembutiran/ pemelletan kembali.


(57)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

12. Packing

Produk jadi berupa tepung, pellet dan crumble dari bin produk jadi untuk masing-masing produk akan dibawa ke proses pengarungan dengan pipa gravitasi.

Bags/karung penjepit dengan alat khusus pada pintu yang berada dibagian

bawah tong bahan jadi dan berfungsi sebagai timbangan. Timbangan distel terlebih dahulu sesuai dengan kapasitas per bags yaitu 50 kg/bags dengan batas toleransi 0,2 kg/bags. Begitu handel yang berada di samping pintu tong ditarik kebawah, maka pintu tong akan terbuka dan bahan jadi tertuang ke dalam bags. Setelah memenuhi kapasitas per bags, bags dilepas dari penjepit dan jauh diatas conveyor yang berada dibawahnya. Secara bersamaan handel naik dan pintu tong tertutup. Setelah pengarungan kemudian dijahit dengan sewing machine. Kemudian diletakkan di atas pallet, yang dapat diisi 40 bags, untuk kemudian diangkut ke bagian gudang produk jadi (finish good) dengan forklift.

13. Repro

Produk jadi yang tidak sesuai dengan standard mutu produk yang diijinkan akan di repro/reject. Dalam melakukan repro atau reject terlebih dahulu menganalisa feed atau pakan apakah dapat dituang langsung ke dalam pengadukan/ mixer atau apakah disimpan terlebih dahulu kedalam bin penampungan melalui intake.


(58)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

2.4.3. Mesin dan Peralatan

Dalam menjalankan kegiatan-kegiatan proses produksinya maka PT. Charoen Pokhpand Indonesia KIM Mabar menggunakan sarana produksi yang berupa mesin dan peralatan untuk mengolah bahan baku menjadi pakan ternak.

2.4.3.1. Mesin Produksi

Beberapa jenis mesin yang digunakan dalam proses produksi dimana prinsip kerja dari setiap mesin masing-masing berbeda dalam sistem kerja dan hasil dari mesin produksi yang digunakan. Adapun mesin dan peralatan yang digunakan PT. Charoen Pokhpand Indonesia KIM Mabar dalam kegiatan produksi pengolahan makanan sebagai berikut :

1. Nama alat : Mesin Penuangan (Intake)

Intake yang digunakan terbagi atas 2 macam, yaitu :

a. Intake I, untuk bahan yang halus

b. Intake II, untuk bahan yang kasar

Merk : TECO AWV – BEV

Daya : 7.5 Hp

Putaran : 1460 rpm Tegangan : 380 Volt Kuat arus : 12 A


(59)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

Fungsi : Sebagai tempat penuangan bahan baku ke bin penampungan bahan baku, yang terlebih dahulu mengalami pembersihan dari kotoran-kotoran yang ikut didalamnya.

Jumlah : 2 unit

2. Nama alat : Chain Conveyor

Merk/Type : Van Aarsen 280.330.70

Daya : 5.5 Hp Putaran : 27 rpm Kapasitas : 80 m3/jam

Fungsi : Membawa bahan baku ke elevator dan produk jadi ke gudang

3. Nama alat : Bucket Elevator

Merk/Type : Van Aarsen 260 x 260 Daya : 5.5 Hp

Putaran : 92 rpm Kapasitas : 70 m3/jam

Fungsi : Membawa material yang diangkut oleh chain ke setiap mesin maupun tong dalam proses produksi


(60)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

Merk/Type : Van Aarsen Daya : 4.5 Hp

Putaran : 25 rpm Kapasitas : 50 m3/jam

5. Nama alat : Mesin pengering (Driyer Machine)

Merk/Type : Berico/1570 Ceo Kapasitas (ton/jam) : 73

Daya : 25 Hp

Tegangan : 380 Volt Putaran : 1445 rpm

Kuat arus : 16.2 A

Fungsi : Menurunkan kadar air jagung dengan menggunakan

steam atau uap Jumlah : 1 unit

6. Nama alat : Mesin penggiling (Hammer Mill Machine)

Merk/Type : Van Aarsen 1400-2D

Daya : 270 Hp

Putaran : 3000 rpm Tegangan : 380 Volt


(61)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

Kuat arus : 209.8 A Kapasitas (ton/jam) : 15

Fungsi : Menghancurkan atau menggiling bahan baku yang masih kasar

Jumlah : 1 unit

7. Nama alat : Mesin pencampur (Mixer Machine)

Merk/Type : Van Aarsen Horizontal

Daya : 40 Hp

Putaran : 1500 rpm Tegangan : 380 Volt

Kuat arus : 23.6 A Kapasitas (ton/jam) : 5

Fungsi : Mencampur bahan-bahan menjadi homogen Jumlah : 2 unit

8. Nama alat : Mesin pembutiran (Pellet Mill Machine)

Merk/Type : Van Aarsen Compact 900

Daya : 340 Hp

Putaran : 1450 rpm Kuat arus : 168.6 A


(62)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

Kapasitas (ton/jam) : 18 – 20

Fungsi : Membentuk pellet dari adonan campuran bahan.

Jumlah : 1 unit

9. Nama alat : Mesin pendingin (Cooler Mill Machine)

Merk/Type : Van Aarsen

Kapasitas (ton/jam) : 20 Jumlah : 1 unit

Daya : 75 Hp

Putaran : 1450 rpm Tegangan : 380 Volt

Kuat arus : 168.6 A

Fungsi : Mendinginkan bahan hasil mesin pellet 10. Nama alat : Mesin penghancur (Crumbler Machine)

Merk/Type : Van Aarsen KR 16.2

Putaran : Vertical Roll Speed (1000 rpm) dan Horizontal Roll

Speed (1500 rpm)

Daya : 75 Hp

Tegangan : 380 Volt Kuat arus : 168.6 A


(63)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

Kapasitas (ton/jam) : 15

Fungsi : Memecahkan bahan output mesin pendingin menjadi

bentuk butiran yang lebih kecil dari pellet Jumlah : 2 unit

11. Nama alat : Automatic Dusting Cleaner

Merk/Type : CAE 215

Fungsi : Menyaring debu bahan baku

Jumlah : 1 unit Filter area : 30 m3

12. Nama alat : Ayakan (Sieve)

Merk/Type : Mogensen Invica/ E 1534

Daya : 5 Hp

Putaran : 1490 rpm Tegangan : 380 Volt Kuat arus : 2.9 A

Kapasitas (ton/jam) : 20

Fungsi : Memisahkan kotoran

Jumlah : 15 unit

13. Nama alat : Mesin pengemasan (bagging scale)


(1)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

Tabel 6.1. Penempatan … (Lanjutan)

NO Space

Requirement T/S No Blok

Distance (m)

Kode Produk

15 26,05

104 26,08

31 1 34 14 26,08 521

32 1 33 103 26,11 H11

20 4 32,75

13 26,11

322

102 26,14

12 26,14

101 26,17

33 2 32 11 26,17 V511

100 26,2

34 2 32 10 26,2 B511

99 26,23

35 1 32 9 26,23 N524

21 2 31,5 98 26,26 OB11

8 26,26

22 2 30,5 97 26,29 H12L

7 26,29

23 2 27,5 96 26,32 324-2L

6 26,32

24 2 23,5 95 26,35 OB12

5 26,35

36 2 23 94 26,38 152

4 26,38

Jumlah 102

Dari Tabel 6.1 terlihat bahwa slot yang memiliki jarak tempuh ke I/O point terkecil adalah blok nomor 72 dan 54. Blok ini ditempati produk yang memiliki T/S terbesar yaitu produk nomor 512, 550K, 511 dan 514, 520S, 353, 3241S. Susunan blok di atas dapat diubah selama tetap mengikuti aturan T/S


(2)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

terbesar menempati blok dengan I/O point terkecil. Hasil yang diperoleh untuk jarak perjalanan per harinya akan tetap sama.

6.2. Jarak Perjalanan Total

Setelah produk ditempatkan pada blok, maka diperoleh jarak perjalanan total yang diharapkan terjadi per harinya yaitu: f(x) = 75541,1 m. Jarak perjalanan ini menunjukkan total perjalanan yang diperlukan di dalam gudang produk jadi untuk memasukkan dan memindahkan seluruh produk yang ada pada gudang produk jadi. Jika dilihat pada keadaan saat ini jarak perjalanan total per harinya tidak menentu karena tidak adanya penentuan tempat yang tetap untuk tiap produk yang masuk ke gudang.

6.3. Layout Gudang

Hasil rancangan layout yang diperoleh pada Tabel 6.1, selanjutnya digambarkan dalam bentuk Template pada Gambar 6.1.

Kemudian template pada Gambar 6.1 dimasukkan ke dalam gudang yang dilengkapi dengan gang dan batas bangunan gudang serta pintu masuk/keluar gudang. Layout usulan gudang dapat dilihat pada Gambar 6.2.

6.4. Evaluasi Penggunaan Metode S/R

Dengan Penerapan metode S/R pada gudang dapat mempermudah operator dalam mengangkut material yang akan disimpan dan dikirim karena letak


(3)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

material pada lantai produksi sudah tertentu pada blok-blok yang ada. Selain itu jarak yang akan ditempuh sudah tertentu bukan lagi tidak menentu.

Pada Gambar 6.1 terlihat ada terdapat 108 blok dengan 102 blok yang sudah mempunyai produk yang akan menempatinya, dan ada 6 blok yang masih kosong dan dapat ditempati jika ada ledakan permintaan atau situasi lainnya.

Tata letak dengan metode S/R ini akan lebih maksimal jika diterapkan pada gudang produk jadi yang dihasilkan oleh perusahaan itu sendiri, dan dengan memiliki sistem automated storage retrieval. Dari penelitian ini terdapat beberapa kelemahan. Berdasarkan analisa diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam perancangan tata letak fasilitas tidak hanya melibatkan perhitungan secara matematis, tetapi juga harus melibatkan logika dalam hal pengaturannya.


(4)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Setelah dilakukan pengumpulan data dan pengolahan data dengan metode

Storage/Retrieval (S/R) di PT. Charoen Pokhpand Indonesia pada gudang produk

jadi, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain:

1. Jumlah blok pada gudang produk jadi pada PT. Charoen Pokhpand Indonesia adalah 108 blok dengan 102 blok yang telah ditempati produk dan 6 blok yang masih kosong.

2. Jarak perjalanan minimum yang diperoleh pada penelitian ini adalah 75541,1 m per harinya.

3. Hasil metode S/R ini akan lebih maksimal jika digunakan pada gudang produk jadi yang dihasilkan PT. Charoen Pokhpand Indonesia dan juga yang memiliki sistem automated storage-retrieval.

7.2. Saran

1. Untuk memudahkan pengaturan barang dalam gudang perusahaan dapat memisahkan gudang produk jadi dengan gudang distribusi dengan membagi dua gudang yang ada.

2. Perusahaan dapat mengaplikasikan layout usulan ini pada gudang produk jadinya atau gudang lain yang ada di perusahaan ini jika ingin melakukan pengaturan ulang.


(5)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

3. Perusahaan dapat mempertimbangkan penggunaan pallet beroda untuk menghemat biaya operasional forklift.

4. perusahaan dapat menentukan jumlah peralatan material handling pada gudang produk jadi dengan mempertimbangkan total jarak perjalanan pemasukan dan pemindahan produk pada gudang produk jadi.

5. Perusahaan dapat memaksimal penggunaan luas lantai gudang dengan penggunaan rak fleksibel yang dapat bergerak untuk produk yang sangat sedikit disimpan di gudang; produk yang pemindahannya tidak memerlukan forklift.


(6)

Sarihati Rahma Syahfitri Sitompul : Perencanaan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode

Storage/Retrieval Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, 2010.

DAFTAR PUSTAKA

Apple, James, Tata Letak dan Pemindahan Bahan, Edisi Ketiga, Terjemahan Nurhayati M. T. Mardiono, Institut Teknologi Bandung, Bandung, 1990.

Francis, Richard L, Leon F. McGinnis, Jr. John A, Facility Layout and Location

An Analytical Approach, Prentice Hall Incoporation, New Jersey,

1992.

Tompkins, J. A., Facilities Planning, Second Edition, John Willey and Sons, Inc., New York, 1996.

Pornomo Hari, Perencanaan dan Perancangan Fasilitas, Edisi Pertama, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta, 2004.