Proses Produksi Produk Filling Cabinet ALUR PRODUKSI

5. Paintingpengecatan Pada tahap ini dilakukan proses pengecatan terhadap plat-plat yang sudah berbentuk laci dan badan filling cabinet. Ada tiga pilihan warna untuk filling cabinet, diantaranya warna green machinery, grey dan light grey. Pengecatan menggunakan epoxy polyster powder. 6. Assembling Perakitan Pada tahap ini dilakukan perakitan terhadap bahan-bahan yang sudah jadi. Perakitan dilakukan hingga produk menjadi siap digunakan. Pada tahap ini dipasang juga perlengkapan yang mendukung, seperti roda pada laci, dan juga handle pintu laci. 7. Quality Control Pengecekan terakhir pada produk, sehingga dapat mengontrol kualitas produk yang dihasilkan. Pada tahap ini sekaligus dilakukan penempelan nomor seri untuk tiap-tiap produk. 8. PackingPengepakan Setelah dicek dan diberi nomor seri pada suatu produk, maka dilakukanlah proses pengepakan sehingga barang siap didistribusikan. Pengepakan dilakukan menggunakan kardus untuk satu filling cabinet.

H. Bahan dan Biaya yang Digunakan dalam Pembuatan Filling Cabinet

1. Bahan baku bahan material plat metal. Plat metal yang digunakan terdiri dari banyak ukuran dan ketebalan. Plat metal yang digunakan adalah plat baja. Jenis plat baja yang digunakan dalam pembuatan filling cabinet adalah plat putih atau plat dingin. Plat putih merupakan olahan dari plat hitam, sehingga lebih mudah untuk dilakukan peotongan maupun penekukan. a. Rangka housing plat metal 0,9mm yang dibutuhkan 19kg, harga perkilo Rp12.500,00. Jumlah yang dibutuhkan sebesar Rp237.500,00. b. Drawer Laci plat metal 1,5mm yang dibutuhkan 30kg, harga perkilo Rp17.500,00. Jumlah yang dibutuhkan Rp525.000,00. Pembelian plat metal dilakukan biasanya 1 bulan sekali, kadang 1 bulan 2 kali. Pembelian plat metal disesuaikan dengan jumlah pesanan yang ada. Pembelian dalam bentuk coil atau gulungan. Berat coil berkisar 5-8 ton. Berat tersebut sesusai dengan tebal masing-masing plat metal yang digunakan. 2. Bahan Spare Part a. Handle Drawer. Handle pada laci filling cabinet yang berbahan stainless stell. Hal tersebut dimaksudkan agar tidak akan mudah berkarat dan juga nyaman bagi pembeli ketika memegangnya. Stainless steel yang digunakan berbentuk plat, sehingga bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Tebal stainless stell yang digunakan adalah 0,9mm. Jumlah stainless stell yang dibutuhkan adalah 0,5kg. Harga stainless stell per kilogram adalah Rp25.000,00. Sehingga total yang dibutuhkan untuk 1 buah filling cabinet adalah Rp12.500,00. b. Partition plate Partition plate terbuat dari plat metal sheet dengan tebal 1,1mm. Partition plate merupakan sekat pembatas yang ada pada tiap laci atau drawer. Harga per kg adalah Rp15.000,00 dan membutuhkan 4kg plat metal sheet. Sehingga total yang dibutuhkan adalah Rp60.000,00. Partition plate juga terbuat dari stainless steel pada bagian atasnya. Stainless steel berfungsi untuk melindungi tangan apabila customer ingin mengambil partition plate. Stainless steel yang dibutuhkan adalah 0,5 kg. Harga stainless steel per kilogram adalah Rp25.000,00. Jadi satu filling cabinet membutuhkan Rp12.500,00 untuk partition plate. c. Lock Bar Lock bar terbuat dari besi metal sheet. Lock bar yang dibutuhkan berjumlah satu batang. Hal ini dikarenakan filling cabinet 4 laci yang diteliti memiliki single lock satu kunci. Harga untuk satu lock bar adalah Rp41.000,00 d. Outer rail Outer rail adalah ril yang terdapat pada laci dan berfungsi untuk mempermudah dalam membuka laci. Outer rail terbuat dari plat metal. Karena filling cabinet memiliki 4 laci dan

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE VARIABEL COSTING Study kasus pada perusahaan UD. MITRA

3 15 20

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE VARIABLE COSTING Analisis Harga Pokok Produksi Dengan Metode Variable Costing (Studi Kasus Di Cv. Sumber Mulyo. Klaten).

0 4 17

ANALISIS PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BLANGKON DENGAN METODE FULL COSTING Analisis Penghitungan Harga Pokok Produksi Blangkon Dengan Metode Full Costing (Studi Kasus Pada UKM Kaswanto Kampung Potrojayan, Serengan, Surakarta).

1 2 16

ANALISIS PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BLANGKON DENGAN METODE FULL COSTING Analisis Penghitungan Harga Pokok Produksi Blangkon Dengan Metode Full Costing (Studi Kasus Pada UKM Kaswanto Kampung Potrojayan, Serengan, Surakarta).

0 1 17

Analisis penghitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing sebagai dasar penentuan harga jual (studi kasus di peternakan Seraphine Yogyakarta).

1 15 77

Analisis perhitungan harga pokok produksi dengan metode job order costing sebagai penentuan harga jual produk (studi kasus di CV.X).

0 5 99

Analisis penentuan harga pokok produksi dengan menggunakan metode target costing : studi kasus pada pabrik gula Madukismo.

3 19 100

Analisis penentuan harga pokok produksi dengan menggunakan metode target costing studi kasus pada pabrik gula Madukismo

0 5 98

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI SEPATU DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) (STUDI KASUS DI PT.X).

4 9 101

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING UNTUK MENCAPAI TARGET COSTING : STUDI KASUS DI PERUSAHAAN BUANA INDAH YOGYAKARTA - Unika Repository

0 0 16