Analisis penentuan harga pokok produksi filling cabinet dengan metode target costing (studi kasus di ATMI Surakarta).

(1)

xiv ABSTRAK

Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Filling Cabinet dengan Metode Target Costing, Studi Kasus di ATMI Surakarta

Rosiana Yusna Dwiana Igir 112114048

Universitas Sanata Dharma 2015

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui harga pokok produksi filling cabinet di ATMI Surakarta menggunakan metode target costing. Latar belakang penelitian ini adalah mengurangi biaya produksi filling cabinet di ATMI Surakarta karena harga produk filling cabinet di ATMI Surakarta lebih tinggi dibanding dengan produk dari pesaing.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data diperoleh dengan cara wawancara, dokumentasi dan observasi langsung. Teknik analisis data adalah menganalisis harga pasar dengan harga jual perusahaan, menganalisis harga jual perusahaan, menghitung target costing, dan menganalis hasil dengan menggunakan alat target costng.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa menggunakan target costing pada produk filling cabinet ATMI Surakarta akan memperkecil biaya produksi yang ada. Dengan menggunakan target costing diperoleh biaya target yang harus dicapai sebesar Rp2.125.000,00. Untuk mencapai target, disarankan untuk memilih satu dari tiga alternatif. Alternatif yang disarankan 1) penggabungan pengurangan kualitas bahan baku dan bahan penolong (Rp2.102.996,00), 2) penggabungan pengurangan jangka waktu pembayaran bahan baku dan penggantian bahan baku untuk laci (Rp2.141.222,00), dan 3) potensi memperpendek pelunasan pembayaran bahan baku untuk rangka dan laci (Rp2.196.662,00).


(2)

xv ABSTRACT

Analysis Cost of Production of Filling Cabinet with Target Costing Method, Studi Kasus at ATMI Surakarta

Rosiana Yusna Dwiana Igir 112114048

Universitas Sanata Dharma 2015

The purpose of this research is to determine the production costs of filing cabinet at ATMI Surakarta using target costing method. The research will contribute in reducing production costs of filing cabinet at ATMI Surakarta because the price of products in ATMI Surakarta filing cabinet is higher than the products of competitors.

This research is a case study. Data were obtained by interview, documentation and observation. Data analysis technique was descriptive by analyzing the market price and the selling price of the company, analyzing the company's selling price, calculating target costing, and comparing the result by target costing tools.

The results showed that the use of target costing at ATMI Surakarta for filing cabinet products will reduce the costs of existing production. By using target costing tools, it determined that the target costing was Rp2.125.000,00. To achieve this target, it was suggested to choose one of these three alternative. There were 1) combining a lower quality of raw materials (Rp2.102.996,00), 2) a shorter term of credit and replacement of raw materials for the drawers (Rp2.141.222,00), and 3) a shorter term of credit materials for housing and drawer. (Rp2.196.662,00).


(3)

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI FILLING CABINET DENGAN METODE TARGET COSTING

(Studi kasus di ATMI Surakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Rosiana Yusna Dwiana Igir 112114048

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(4)

i

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI FILLING CABINET DENGAN METODE TARGET COSTING

(Studi kasus di ATMI Surakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Rosiana Yusna Dwiana Igir 112114048

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(5)

(6)

(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk :

Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu ada untuk saya hingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini.

Kedua orang tua saya, Yulius Igir dan Sophia Retnani yang tanpa mereka, Saya tidak mungkin bisa sampai sejauh ini.

Adik Saya, Florentina Nia, yang mendengarkan curhat saya,dan kakak saya, Antonius Yerry.

Orang terdekat saya selama skripsi yang banyak berbagi dan memberi support dalam berbagai hal Yohanes Gala dan juga teman-teman saya, Tarra, Dita, Putra, Dedi dan teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu-satu.

Dosen Pembimbing Ibu Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc, QIA. yang membimbung selama penulisan skripsi ini.

Pihak ATMI, khususnya Romo T.Agus Sriyono, SJ. Yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian di ATMI.


(8)

v MOTTO

“When You want something, all the universe will conspire to achieve it” (Anonim)

“No Pain, No Gain!” (Anonim)

“Cold Never Bothered Me Anyway” (Let It Go-Frozen)

“Sok Cantik Boleh, Sok Pintar Jangan!” (Dedi)


(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI FILLING

CABINET DENGAN METODE TARGET COSTING

(Studi Kasus pada PT. ATMI Surakarta)

dan diajukan untuk diuji pada tanggal 23 Juni 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak , dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh Universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 04 Juni 2015 Yang membuat pernyataan,


(10)

vii

LEMBAR PERNAYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang Bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Rosiana Yusna Dwiana Igir

Nomor Mahasiswa : 112114048

Demi ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Filling Cabinet dengan Metode Target Costing, Studi Kasus di ATMI Surakarta. beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 23 Juni 2015


(11)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si, QIA selaku Kaprodi Akunansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

4. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M. Acc., QIA selaku Pembimbing I yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Kepada kedua orang tua, adik dan kakak saya yang tak pernah lelah memberi dukungan, semangat dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 6. Kepada pihak ATMI Surakarta yang bersedia dan mengijinkan saya untuk

melakukan penelitian disana, khususnya Romo Agus.

7. Untuk Yohanes Gala telah menemani, memberi dan mendukung saya selama skripsi ketika saya sedang jatuh

8. Sahabat-sahabat yang tak terlupakan Tarra, Dita, Wulan, Putra, dan semua sahabat yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.


(12)

ix

Penulis menyadari akan segala kekurangan yang ada dalam skripsi ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran guna menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 04 Juni 2015 Penulis


(13)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii

HALAMAN PENGESAHAN...iii

HALAMAN PERSEMBAHAN...iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...vi

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...vii

HALAMAN KATA PENGANTAR...viii

HALAMAN DAFTAR ISI...x

HALAMAN DAFTAR TABEL...xi

ABSTRAK………xiv

ABSTRACT………...xv

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Masalah...1

B. Rumusan Masalah...3

C. Tujuan Penelitian...3

D. Manfaat Penelitian...3

E. Sistematika Penulisan...4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...5

A. Harga Jual...5

B. Harga Pokok Produksi...7

B. Biaya...8

C. Target Costing...12


(14)

xi

BAB III METODE PENELITIAN...19

A. Jenis Penelitian...19

B. Lokasi dan Waktu Penelitian...19

C. Subjek dan Objek Penelitian...19

D. Teknik Pengumpulan Data...20

E. Teknik Analisis Data...21

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN...27

A. Sejarah Berdirinya ATMI Surakarta...27

B. Struktur Organisasi Perusahaan...28

C. Lokasi Perusahaan...29

D. Filling Cabinet...30

E. Pemasaran Filiing Cabinet...31

F. Pesaing Utama Filling Cabinet...31

G. Proses Produksi Filling Cabinet...33

H. Bahan dan Biaya dalam Pembuatan Filling Cabinet...35

I. Jumlah Produksi Produk Filling Cabinet...39

J. Harga Jual Produk...40

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN...41

A. Penentuan Harga Pokok Produksi dengan Metode Target Costing....42

1. Harga Jual di Pasar...40

2. Menganalisis Harga Jual Perusahaan...42

3. Menghitung dan Menganalisis Target Costing...42

4. Menganalisis dengan Alat Target Costing...43

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...73


(15)

xii

B. Saran...73

C. Keterbatasan Penelitian...74

DAFTAR PUSTAKA...75


(16)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel. 1, Perbandingan Harga Jual ATMI dan Harga Jual Filling Cabinet dari

Pesaing...42

Tabel. 2, Tabel Biaya Bahan Baku...45

Tabel. 3, Tabel Biaya Bahan Penolong...46

Tabel. 4, Perhitungan Plat yang Dibutuhkan pada Rangka...52

Tabel. 5, Perhitungan Plat yang Dibutuhkan pada Laci...53

Tabel. 6, Perhitungan Biaya Alternatif 1...53

Tabel. 7, Perhitungan Partition Plate Alternatif 2...56

Tabel. 8, Perhitungan Handle Drawer Alternatif 2...57

Tabel. 9, Perhitungan Biaya Alternatif 2...57

Tabel. 10, Peritungan Handle Drawer Desain Baru...60

Tabel. 11, Penggabungan Potensi Pengurangan Bahan Baku dan Bahan Penolong...65

Tabel. 12, Penggabungan Pembayaran Jangka Waktu 1 Bulan dan Penggantian Bahan Baku Drawer...66

Tabel. 13, Penggabungan Potensi Pengurangan Biaya Overhead dan Plat Dibayar dalam Jangka Waktu 1 Bulan ...67


(17)

xiv ABSTRAK

Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Filling Cabinet dengan Metode Target Costing, Studi Kasus di ATMI Surakarta

Rosiana Yusna Dwiana Igir 112114048

Universitas Sanata Dharma 2015

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui harga pokok produksi filling cabinet di ATMI Surakarta menggunakan metode target costing. Latar belakang penelitian ini adalah mengurangi biaya produksi filling cabinet di ATMI Surakarta karena harga produk filling cabinet di ATMI Surakarta lebih tinggi dibanding dengan produk dari pesaing.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data diperoleh dengan cara wawancara, dokumentasi dan observasi langsung. Teknik analisis data adalah menganalisis harga pasar dengan harga jual perusahaan, menganalisis harga jual perusahaan, menghitung target costing, dan menganalis hasil dengan menggunakan alat target costng.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa menggunakan target costing pada produk filling cabinet ATMI Surakarta akan memperkecil biaya produksi yang ada. Dengan menggunakan target costing diperoleh biaya target yang harus dicapai sebesar Rp2.125.000,00. Untuk mencapai target, disarankan untuk memilih satu dari tiga alternatif. Alternatif yang disarankan 1) penggabungan pengurangan kualitas bahan baku dan bahan penolong (Rp2.102.996,00), 2) penggabungan pengurangan jangka waktu pembayaran bahan baku dan penggantian bahan baku untuk laci (Rp2.141.222,00), dan 3) potensi memperpendek pelunasan pembayaran bahan baku untuk rangka dan laci (Rp2.196.662,00).


(18)

xv ABSTRACT

Analysis Cost of Production of Filling Cabinet with Target Costing Method, Studi Kasus at ATMI Surakarta

Rosiana Yusna Dwiana Igir 112114048

Universitas Sanata Dharma 2015

The purpose of this research is to determine the production costs of filing cabinet at ATMI Surakarta using target costing method. The research will contribute in reducing production costs of filing cabinet at ATMI Surakarta because the price of products in ATMI Surakarta filing cabinet is higher than the products of competitors.

This research is a case study. Data were obtained by interview, documentation and observation. Data analysis technique was descriptive by analyzing the market price and the selling price of the company, analyzing the company's selling price, calculating target costing, and comparing the result by target costing tools.

The results showed that the use of target costing at ATMI Surakarta for filing cabinet products will reduce the costs of existing production. By using target costing tools, it determined that the target costing was Rp2.125.000,00. To achieve this target, it was suggested to choose one of these three alternative. There were 1) combining a lower quality of raw materials (Rp2.102.996,00), 2) a shorter term of credit and replacement of raw materials for the drawers (Rp2.141.222,00), and 3) a shorter term of credit materials for housing and drawer. (Rp2.196.662,00).


(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Persaingan dalam dunia bisnis semakin meningkat. Perusahaan dituntut untuk memberikan produk dengan kualitas yang tinggi namun dengan harga terjangkau. Tuntutan tersebut didapat perusahaan dari keinginan konsumen. Konsumen menginginkan produk dengan kualitas yang baik namun dengan harga yang terjangkau pula. Konsumen akan membandingkan kualitas produk perusahaan satu dengan kualitas produk perusahaan lain. Konsumen juga akan membandingkan harga produk di perusahaan satu dengan perusahaan lain. Hal ini membuat perusahaan harus lebih cermat dalam penetapan harga.

Penetapan harga yang terlampau mahal akan berpengaruh bagi kelangsungan produk perusahaan tersebut. Cara yang paling ampuh untuk menjaga eksistensi perusahaan adalah dengan menjaga standar harga dan juga efisiensi biaya produksi dari produk tersebut. Standar harga yang dimaksudkan disini adalah harga yang ada di pasaran dan sesuai dengan harga yang konsumen inginkan. Sedangkan efisiensi biaya yang dimaksudkan adalah tindakan mengurangi jumlah biaya yang tidak diperlukan, baik pada saat proses produksi, desain, pemasaran ataupun distribusi produk. Dengan adanya efisiensi biaya, maka akan tercipta standar harga yang sesuai dengan keinginan konsumen namun tetap menghasilkan laba bagi perusahaan.


(20)

Agar tercapai keselarasan antara efisiensi biaya produksi dan juga standar harga, maka harus dicari metode yang tepat. Metode tradisional tidak bisa menjawab persoalan tersebut, karena perhitungan penentuan laba didapat dari biaya produksi ditambah besarnya laba yang diinginkan. Oleh sebab itu akan lebih baik jika menggunakan metode target costing.

Target costing adalah metode perhitungan biaya produksi yang perhitungannya dimulai dari menentukan harga jual dan digunakan untuk menentukan biaya suatu produk tertentu. Menurut Kaplan dan Arkinson (1998)

target costing adalah alat perencanaan manajemen biaya yang digunakan selama proses dan desain produk untuk mendorong upaya perbaikan yang bertujuan mengurangi biaya produksi di masa depan. Salah satu jenis perusahaan yang cocok menggunakan target costing adalah perusahaan manufaktur.

ATMI merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang berada di Indonesia. ATMI merupakan perusahaan yang tergabung dalam serikat Jesuit. ATMI perusahaan yang cukup besar dan memiliki cabang di Cikarang. Namun, ATMI bukanlah perusahaan manufaktur yang go public. Salah satu produk andalan ATMI adalah filling cabinet.

Filling cabinet adalah laci kantor yang dibuat oleh ATMI Surakarta.

Filling cabinnet yang akan dibahas adalah seri 4D SL. Seri tersebut memiliki 4 laci dalam 1 filling cabinet. Penulis memilih produk tersebut, dikarenakan banyaknya minat terhadap produk tersebut.


(21)

Berdasarkan uraian yang sudah penulis sampaikan, maka penulis mengambil judul “Analisis Penentuan Biaya Produksi Filling Cabinet dengan Metode Target Costing (Studi kasus pada ATMI Surakarta)”

B. Rumusan Masalah

Bagaimana penentuan harga pokok produksi filling cabinet jika menggunakan metode target costing?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penentuan harga pokok produksi filling cabinet jika menggunakan metode target costing.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi Penulis

Untuk menambah pengetahuan mengenai target costing dan juga mengaplikasikan ilmu yang sudah diperoleh selama masa perkuliahan, 2. Bagi Perusahaan

Untuk memberikan masukan dan bahan pertimbangan bagi ATMI Surakarta mengenai penetapan harga jual dan efisiensi biaya apabila menggunakan metode target costing.


(22)

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini bisa dijadikan sebagai referensi dan kepustakaan untuk peneletian berikutnya yang memiliki topik yang sama.

4. Bagi pembaca

Untuk memberikan informasi mengenai metode target costing dan juga mengenal lebih dekat tentang produk filling cabinet.

E. Sistematika Penelitian BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan BAB II Tinjauan Pustaka

Dalam bab ini berisi teori-teori yang digunakan dan juga

mendukung dalam proses memecahkan permasalahan yang ada di penelitian ini.

BAB III Metode Penelitian

Dalam bab ini berisi tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB IV Gambaran Umum

Bab ini berisi mengenai gambaran umum perusahaan yang diteliti dan juga produk yang akan diteliti. Perusahaan yang dimaksudkan disini adalah ATMI Surakarta dan produk yang dimaksud adalah typist chair.


(23)

BAB V Analisis dan Pembahasan

Dalam bab ini berisi analisis yang telah dilakukan dari datayang sudah didapatkan. Bab ini juga berisi pembahasan mengenai analisis yang sudah dituliskan sebelumnya di teknik analisis data.

BAB VI Penutup

Bab ini berisi tentang kesimpulan atas penelitian yang telah dilakukan dan saran untuk penelitian selanjutnya ataupun saran yang berguna bagi perusahaaan.


(24)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Harga Jual 1. Pengertian harga jual

Harga adalah nilai dalam satuan uang yang dibutuhkan untuk mengganti atau mendapatkan suatu barang. Menurut Hansen and Mowen (2006) harga jual adalah moneter yang dibebankan pada suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan. Jadi harga jual adalah biaya yang dibutuhkan perusahaan untuk memproduksi barang ataupun jasa dimana ditambah dengan jumlah laba yang diinginkan oleh perusahaan 2. Metode Penentuan harga Jual

Penentuan harga jual merupakan kebijakan perusahaan dalam menentukan harga. Penentuan harga jual perlu disesuaikan dengan pasar yang akan dituju dan kualitas dari barang tersebut. Menurut Rudianto (2006) ada beberapa metode penentuan harga yang didasarkan besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan:

a. Metode maksimalisasi laba

Secara umum tujuan didirikan sebuah perusahaan adalah untuk menghasilkan laba dalam jangka panjang. Laba yang maksimal dalam jangka waktu pendek bukanlah hal yang baik. Laba usaha unit per produk besar, namun tidak diimbangi dengan volume penjualan produk yang optimal, jelas hanya akan menghasilkan laba usaha yang tidak


(25)

optimal. Sedangkan laba usaha yang kecil dan volume penjualan yang besar juga dirasa kurang menghasilkan laba sesuai yang diharapkan. Sehingga diperlukan kombinasi yang menguntungkan antara harga jual dan juga volume penjualan.

b. Metode tingkat pengembalian atas modal

Perusahaan terkadang menentukan terlebih dahulu besarnya tingkat pengembalian atas modal yang ditanamkan sebagai dasar untuk menentukan harga jual produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut.

c. Metode biaya konversi

Jika perusahaan memproduksi lebih dari satu produk yang memiliki laba per unit yang sama, maka perusahaan diharapkan menganalisis komposisi biaya masing-masing produk tersebut, perusahaan dapat memilih untuk memproduksi salah satu produk tersebut saja. Hal tersebut diharapkan memberikan keuntungan total yang lebih besar bagi perusahaan.

d. Metode marjin kontribusi

Marjin kontribusi adalah selisih antara harga jual dengan biaya produksi variabel yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk tersebut. Marjin kontribusi dihitung dengan mengabaikan biaya tetap yang dikeluarkan perusahaan.


(26)

e. Metode biaya standar

Apabila perusahaan telah memiliki biaya standar yang diadikan tolok ukur dalam menentukan besarnya biaya produksi, maka penentuan harga jual dapat ditentukan bedasarkan biaya standar tersebut.

B. Harga Pokok Produksi

1 Pengertian Harga Pokok Produksi

Menurut Supriyono (2002) pengertian harga pokok produksi adalah aktiva atau jasa yang dikorbankan atau diserahkan dalam proses produksi yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik dan termasuk biaya produksi. Sedangkan menurut Garisson and Noreen (2000) Pengertian harga pokok produksi adalah biaya manufaktur yang berkaitan dengan barang–barang yang diselesaikan dalam periode tertentu, terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Jadi harga pokok produksi adalah biaya yang dikeluarkan dan berhubungan dengan proses produksi suatu produk tertentu.

2 Metode Penentuan Harga Pokok Produksi

Menurut Supriyono (2002) beberapa metode penentuan harga pokok produksi yaitu :

a. Full costing, merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsure biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik yang variable maupun tetap.


(27)

b. Variable costing, merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variable ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel.

c. Activity based-costing, merupakan metode kalkulasi yang menciptakan suatu kelompok biaya untuk setiap kejadian atau transaksi (aktivitas) dalam suatu organisasi yang berlaku sebagai pemicu biaya.

C. Biaya

1. Pengertian Biaya

Menurut Witjaksono (2006) mengatakan bahwa biaya adalah suatu pengorbanan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Hansen dan Mowen (2006) biaya merupakan suatu nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat saat ini atau di masa datang bagi organisasi. Biaya adalah salah satu komponen yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam menentukan harga jual suatu produk. Perusahaan akan mengeluarkan biaya untuk mendapatkan suatu manfaat.

2. Klasifikasi Biaya

Menurut Riwayadi (2014) biaya dapat diklasifikasikan menurut: a. Kemudahan penelusuran biaya

1 Biaya langsung (direct cost)

biaya langsung adalahbiaya yang secara mudah dan akurat ditelusuri di objek biaya. Mudah berarti penelusurannya tidak rumit, akurat


(28)

daya yang dikonsumsi akurat karena tidak membutuhkan alokasi biaya.

2 Biaya tidak langsung (indirect cost)

Biaya yang tidak dapat secara mudah dan akurat ditelusur ke objek biaya. Biaya ini dibebankan ke produk dengan menggunakan alokasi biaya.

b. Fungsi utama dalam organisasi

Dalam perusahaan manufaktur terdapat tiga pengelompokan biaya: 1 Biaya produksi (manufacturing cost)

Biaya produksi terdiri atas biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

2 Biaya pemasaran

Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk, meliputi biaya gaji karyawan pemasaran, biaya iklan,dll.

3 Biaya administrasi dan umum

merupakan biaya-biaya yang berhubungan dengan administrasi dan umum, meliputi biaya gaji karyawan departemen personalia, biaya penyusutan peralatan departemen akuntansi,dll.

c. Perilaku Biaya

Biaya dapat dibagi menjadi 3 bila diklasifikasikan menurut perilaku biaya:


(29)

1. Biaya tetap (fixed cost)

Biaya yang jumlah totalnya tetap tanpa dipengaruhi oleh perbahan output aktivitas dalam batas relevan tertentu.

2. Biaya variabel (variable cost)

Biaya yang jumlah totalnya berubah secara proporsional dengan perubahan output aktivitas.

3. Biaya semivariabel (semivariable cost)

Biaya yang totalnya berubah secara tidak proporsional dengan perubahan output aktivitas.

3. Akuntansi Biaya Kontemporer

Menurut Riwayadi (2014) perubahan lingkungan bisnis menuntut perlunya perubahan dan pengembangan sistem akuntansi biaya yang baru. Beberapa perubahan dan pengembangan sistem akuntasi biaya yang baru:

a. Komponen Biaya Produksi

Perubahan atau pergeseran dari padat karya (labor intensive) ke padat modal (capital intensive) mengakibatkan perubahan komposisi biaya produksi. Hal tersebut terjadi karena biaya tenaga kerja langsung memiliki komposisi yang kecil dalam biaya produksi, sedangkan biaya overhead pabrik memiliki komposisi yang signifikan dalam biaya produksi.


(30)

b. Perhitungan Harga Pokok Produksi Berbasis Aktivitas (Activity Based Costing-ABC)

Perubahan mendasar pada akuntansi biaya kontemporer adalah fokusnya pada aktivitas atau proses bukan pada fungsi produksi atau unit dalam organisasi. Untuk menghasilkan produk diperlukan aktivitas, untuk melaksanakan aktivitas diperlukan sumber daya, dan setiap sumber daya memiliki biaya. Oleh karena itu biaya sumber daya dibebankan pada pertama kali pada aktivitas ,dan biaya aktivitas selanjutnya dibebankan pada produk.

c. Perhitungan Harga Pokok Kaizen (Kaizen Costing)

Konsep dasar kaizen costing adalah pada pengurangan biaya (cost reduction) secara berkelanjutan. Kaizen costing menetapkan target pengurangan biaya yang harus dicapai. Target pengurangan biaya ditetapkan setiap bulan, selanjutnya target pengurangan biaya dibandingkan dengan pengurangan biaya yang sesungguhnya.

d. Perhitungan Harga Pokok Daur Hidup (Life Cycle Costing)

Perhitungan harga pokok ini diterapkan pada produk yang memiliki umur pendek. Produk yang memiliki umur pendek adalah produk berbasis teknologi. Perhitungan harga pokok daur hidup melacak dan mengumpulkan biaya produk mulai dari penelitian dan pengembangannya sampai dengan pemasaran akhir ke pelanggan.

e. Perhitungan Harga Pokok Target (Target Costing) Akan dibahas pada subbab tersendiri.


(31)

f. Backflush Costing

Backflush costing diterapkan pada perusahaan yang telah mengaplikasikan konsep just in time untuk persediaanya. Perhitungan harga pokok ini menghindari penelusuran biaya di sepanjang proses produksi. Perhitungan harga pokok ini mempercepat proses akuntansi, karena tidak ada ayat jurnal yang dibuat pada saat pemakaian bahan baku, serta tidak ada ayat jurnal untuk mencatat selisih biaya.

D. Target Costing

1. Pengertian Target Costing

Menurut Mulyadi (2001) target costing adalah perbedaan antara harga jual produk atau jasa yang diperlukan untuk mencapai pangsa pasar tertentu dengan laba per satuan yang diharapkan. Jadi jika biaya target kurang dari apa yang diinginkan, maka manajemen harus menemukan penurunan biaya yang menggerakan biaya aktual ke biaya target. Menemukan penurunan biaya ini adalah tantangan utama dari perhitungan biaya target.

Tujuan pangsa pasar dan fungsi produk akan mempengaruhi harga target. Setelah harga target tercapai, maka akan dicari laba target yang diinginkan. Dengan laba target yang sudah ada, maka perusahaan menyesuaikan biaya target dari produk tersebut. Perusahaan mendesain dari produk tersebut. Apabila biaya target terpenuhi, maka perusahaan akan melanjutkan dengan memproduksi produk, namun jika tidak, maka perusahaan akan mendesain ulang produk tersebut. Demikianlah kerangka konseptual dari target costing


(32)

Tujuan pangsa pasar

Biaya target terpenuhi? Harga target

Desain produk dan proses Biaya target Laba target

Fungsi produk

Produksi produk

YA TIDAK


(33)

2. Prinsip utama Target Costing

Witjaksono (2006) menyatakan proses penerapan target costing

menganut prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Harga menentukan biaya (Price Led Costing)

Persaingan yang semakin ketat dan kompetitif membuat penetapan harga jual produk bukan hal gampang. Harga jual kerap ditentukan oleh pasar, sehingga harga pasar (market price) digunakan untuk menentukan target biaya dengan formula berikut :

Target Cost = Target price – target profit

b. Fokus pada pelanggan

Kehendak atau kebutuhan pelanggan akan kualitas, biaya dan fungsi (functionality) secara simultan terdapat dalam produk dan dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan berkenaan dengan desain dan perhitungan harga pokok produk. Bagi pelanggan manfaat atas fitur dan fungsi yang ditawarkan oleh produk harus lebih besar dari biaya perolehannya (alias harga jual dari sisi pandang pengusaha).

c. Fokus pada desain produk dan desain proses

Pengendalian biaya ditekankan pada tahapan desain produk dan tahapan desain proses produksi. Dengan demikian setiap perubahan atau rekayasa harus dilakukan sebelum proses produksi, dengan tujuan menekan biaya dan mengurangi waktu “ time to market


(34)

3. Karakteristik target costing

Menurut Supriyono (2002), karakteristik target costing adalah sebagai berikut :

a. Target costing diterapkan dalam tahap pengembangan dan perencanaan hal ini berbeda dari sistem pengendalian biaya standar yang diterapkan dalam tahap produksi.

b. Target costing bukan merupakan metode untuk pengendalian biaya dalam pemikiran tradisional, namun salah satu tujuannya adalah untuk mengurangi biaya.

c. Dalam proses penentuan target costing, banyak metode ilmu manajemen yang digunakan, sebab tujuan manajerial penentuan

target costing meliputi teknik pengembangan dan perancangan produk.

d. Kerjasama banyak departemen diperlukan dalam melaksanakan

target costing.

e. Target Costing disesuaikan dengan produk yang akan di produksi. 4. Alat Target Costing

Menurut Kaplan dan Atkinson (1998) alat utama yang digunakan dalam perancangan target costing adalah value engineering, functional analysis, dan


(35)

a. Value engineering

Pendekatan ini untuk mengevaluasi desain produk dalam memenuhi permintaan. Hal tersebut digunakan untuk mencari alternatif yang lebih baik dalam meningkatkan nilai suatu produk. Value engineering

melihat semua elemen yang ada di dalam produk, seperti bahan mentah, proses manufaktur, tenaga kerja, dan peralatan atau mesin yang digunakan. Cara yang digunakan value engineering untuk mencapai target costing:

1 Mengidentifikasi peningkatan desain produk atau bahkan produk baru yang dapat mencapai fungsinya dengan cara yang berbeda. 2 Mengidentifikasi fungsi-sungsi yang dapat meningkatkan biaya dan

kelengkapan produk b. Functional analysis

Dengan fokus pada analisis produk, maka tim desain akan membandingkan komponen yang mempunyai fungsi yang sama dengan komponen dari produk lain. Tim desain kemudian membandingkan produk tersebut dalam mencapai fungsinya dan mencari alternatif yang terbaik. Alternatif tersebut diurutkan berdasarkan tingkatan dan jika dimungkinkan, maka akan diambil elemen yang terbaik dari setiap alternatif tersebut.

c. Reengineering

Reengineering adalah sebuah aktivitas pendesainan kembali rancangan yang telah ada. Reengineering merupakan aktivitas pendesainan kembali suatu rancangan atau keberadaan proses dan itu diarahkan oleh keinginan untuk memperbaiki biaya produk dan kualitas produk tersebut.


(36)

Target cost akan mempertimbangkan produk dan proses desain secara bersama-sama selama biaya dan kualitas produk.

E. Penelitian Sebelumnya

Penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh Ajie (2012). Dalam penelitian ini, secara garis besar penelitian mirip dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, namun perbedaannya dalam penelitian milik saudara Adjie menggunakan juga metode Kaizen Costing dalam proses reengineering.

Sementara itu peneliti disini hanya menggunakan target costing tidak menggunakan kaizen costing. Hasil penelitian ini menghasilkan beberapa alternatif yang cukup baik dan berpengaruh besar dalam perolehan laba yang diinginkan perusahaan (sebesar 20%)

Penelitian kedua adalah penelitian dari Herdinasari (2011). Dalam penelitian ini peneliti memberikan alternatif-alternatif yang cukup baik dan berguna bagi perusahaan. Penelitian ini secara garis besar sama dengan penelitian yang akan dilakukan, karena dalam penelitian ini menggunakan

target costing saja dan mengacu pada ketiga alat target costing yang ada. Penelitian ini menyatakan bahwa menggunakan metode target costing akan menghemat biaya dan menaikkan tingkat laba yang diinginkan.

Penelitian yang ketiga adalah milik Harsono (2014). Penelitian ini mirip dengan penelitian yang akan dilakukan, namun ada beberapa perbedaan. Dalam penelitian ini, peneliti membuat suatu produk baru dengan bahan baku yang sama dengan produk lama dan menetapkan harga produk baru dengan metode


(37)

akan menghitung biaya produk yang sudah ada dan memberikan alternatif-alternatif mengenai biaya yang paling optimal.


(38)

20 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah studi kasus, yaitu penelitian yang bermanfaat tidak secara general, namun bermanfaat bagi perusahaan yang diteliti. Studi kasus bermanfaat bagi perusahaan yang diteliti, dalam penelitian ini adalah ATMI Surakarta.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian akan dilakukan di ATMI Surakarta. 2 Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada Januari 2015-Februari 2015 C. Subjek dan Objek Penelitian

1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah bagian administrasi, keuangan, dan produksi ATMI Surakarta

2 Objek Penelitian

Objek penelitian adalah data-data yang diperlukan untuk menunjang penelitian. Data-data yang diperlukan antara lain data biaya bahan baku, data biaya tenaga kerja langsung, data biaya overhead pabrik, dan data-data lain seperti gambaran umum perusahaan ataupun target laba yang diinginkan perusahaan. Jenis data yang yang dibutuhkan dalam penelitian


(39)

ini adalah data kuantitatif maupun data kualitatif. Data kuantitatif berupa data laporan keuangan yang berhubungan dengan biaya-biaya yang ada di perusahaan dan berhubungan dengan produk filling cabinet. Sedangkan data kualitatif adalah penjelasan dari karyawan maupun manager yang bersangkutan mengenai produk filling cabinet.

Sumber Data yaitu data primer, karena baik wawancara ataupun dokumentasi akan didapat langsung dari perusahaan ATMI, yang merupakan perusahaan yang digunakan untuk studi kasus.

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Karena penelitian ini berjenis studi kasus, maka peneliti akan melakukan observasi langsung ke perusahaan. Observasi langsung adalah pengamatan langsung yang dilaksanakan di perusahaan, meliputi pengamatan proses produksi, pendesaian produk, dan juga proses akhir dari pembuatan produk

filling cabinet tersebut. 2. Dokumentasi

Mengumpulkan data-data yang berguna bagi penelitian yang dilakukan. data akan didapatkan dari sumber primer yaitu ATMI Surakarta. Data-data yang diperlukan diantaranya Data-data design produk, data biaya-biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk, dan data lain yang dibutuhkan seperti gambaran umum perusahaan, bahan baku maupun bahan pendukung produk tersebut.


(40)

Melakukan tanya jawab kepada manajer yang bersangkutan dalam bidang penetapan harga pokok produksi, dan juga produksi produk tersebut. Pertanyaan menyangkut metode yang digunakan perusahaan dalam menetapkan harga, presentase laba yang diinginkan oleh perusahaan. Pertanyaan juga akan diberikan kepada karyawan mengenai gaji karyawan yang bertugas langsung menangani produk filling cabinet, maupun jam kerja karyawan.

E. Teknik Analisis Data

Berdasarkan rumusan masalah yang dijabarkan, maka peneliti akan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menganalis harga pasar dengan harga jual perusahaan

Melakukan observasi dan membandingkan harga jual perusahaan dengan harga pasar yang ditentukan perusahaan lain.

2. Menganalisis harga jual di perusahaan

Menganalisis harga jual yang ditetapkan perusahaan dan juga mencari informasi mengenai besarnya laba yang diinginkan oleh perusahaan. 3. Menghitung dan menganalisis target costing

Menghitung target costing dapat dilakukan dengan rumus:

Target price – target profit = target cost

4. Menganalisis dengan menggunakan alat target costing yaitu value engineering, functional analysis, dan reengineering.


(41)

a. Value engineering

Mengidentifikasi dan menganalisa keefesienan penggunaan bahan baku

1) Data biaya bahan baku

Untuk mengetahui berapa biaya bahan baku per produk Tabel 1

Bahan baku Harga

A Rpxxx

B Rpxxx

Total biaya bahan baku Rpxxx Biaya bahan baku per produk = biaya bahan baku

Kapasitas produksi 2) Data biaya tenaga kerja langsung

Untuk mengetahui biaya tenaga kerja langsung per produk Tabel 2

Proses produksi

Jumlah tenaga kerja

Gaji per bulan Total

A X Rpxx Rpxxx

B X Rpxx Rpxxx

Jumlah X Rpxxx

BTKL per produk = biaya tenaga kerja langsung Kapasitas produksi


(42)

3)Data biaya overhead pabrik Tabel 3

Bahan baku tidak langsung Rpxxx

Listrik Rpxxx

Depresiasi Peralatan Rpxxx

Lain-Lain Rpxxx

Total Biaya Overhead Rpxxx BOP per produk= biaya overhead pabrik

Kapasitas produksi

Setelah itu maka akan didapat hasil total biaya produksi per produksi per produk dengan perhitungan sebagai berikut:

Biaya bahan baku per produk Rpxxx Biaya tenaga kerja langsung per produk Rpxxx Biaya overhead pabrik per produk Rpxxx Total biaya produksi per produk Rpxxx b. Functional analysis

Mengevaluasi potensi-potensi penurunan biaya produksi melalui: 1) Potensi mengganti bahan baku yang digunakan

2) Potensi mengganti bahan pendukung yang digunakan 3) Potensi mengganti desain produk yang ada

4) Potensi mengurangi biaya overhead pabrik

5) Potensi apabila pembelian plat metal dilakukan dengan jangka waktu lebih singkat


(43)

c. Reengineering

Dari alternatif yang ada di atas, maka peneliti akan membuat perhitungan mengenai biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan apabila menggunakan alternatif tersebut. Setelah itu peneliti akan menampilkan perhitungan yang berisi alternatif terbaik. Perhitungan berisi biaya-biaya dan menggunakan tabel seperti yang ada di value engineering, namun nilai rupiah sudah diganti dengan nilai yang disesuaikan apabila menggunakan target costing.

Setelah peneliti mendapatkan hasil yang diinginkan, maka peneliti akan membandingkan dengan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan apabila menggunakan metode target costing dan tidak menggunakan metode target costing. Peneliti akan membandingkan khususnya biaya produksi sebelum menggunakan target costing dan sesudah menggunakannya. Peneliti akan melakukan analisis deskriptif untuk


(44)

26 BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Berdirinya ATMI Surakarta

ATMI adalah sebuah sekolah teknik yang ada di Surakarta. ATMI Surakarta berdiri di bawah naungan Yayasan Karya Bakti Surakarta dengan nama ATMI (Akademi Tehnik Mesin Industri). Yayasan Karya Bakti Surakarta sebagai badan hukum didirikan dengan Akta Notaris Nomor 44 Tanggal 21 Mei 1964. ATMI pada awal berdiri di bawah pimpinan Romo Chatelat. Pada tahun 1967, ATMI menerima bantuan uang dari Pemerintah Swiss serta organisasi sosial di Swiss dan Jerman untuk mengembangkan sekolah tekhnik yang berbasis industrialisasi. .

Pada tahun 1968, ATMI pertama kali menerima mahasiswa baru. Mahasiswa angkatan pertama ATMI berjumlah 10 mahasiswa. ATMI mengembangkan pendidikan dengan metode dua pertiga praktek dan sepertiga teori.

Pada tahun 1971, ATMI berganti kepemimpinan yaitu dibawah pimpinan Romo Casutt. Seiring dengan berjalannya waktu, kebutuhan ATMI dalam hal pembiayaan semakin mahal, sementara itu bantuan dari luar negri akan berhenti dalam waktu dekat. Oleh sebab itu, maka munculah ide untuk membuat sekolah dengan sistem berproduksi. Artinya, hasil produksi dari mahasiswa harus bisa dijual meskipun latihan-latihan dasar mahasiswa tetap harus terpenuhi. Permulaan memang yang paling sulit. Pada awalnya, dilakukan kegiatan perancangan


(45)

alat-alat sederhana yang diperlukan oleh industri. Usaha tersebut membuahkan hasil, karena alat-alat ATMI diterima dengan baik oleh toko-toko dan beberapa perusahaan.

Pada tahun 1974, karena efisiensi kerja belum tercapai maka didirikanlah bengkel produksi. Bengkel produksi diharapkan bisa menolong untuk menutup defisit anggaran yang ada. Bengkel produksi tersebut dilengkapi dengan mesin-mesin dan direncanakan untuk membuat produk dalam bidang sheet metal. Karyawan-karyawan dilatih oleh instruktur dari Swiss. Pada tahun 1975, kegiatan produksi sudah dimulai.

Semenjak saat itu, ATMI produktif dalam memproduksi barang. Barang produksi ATMI adalah office dan workshop equipment dan juga hospital

equipment. Akhirnya ATMI dapat menyerahkan pemasaran kepada Kimia Farma

untuk hospital equipment. Pemasaran produk workshop dan office equipment diserahkan kepada Cahya Rukma.


(46)

Daftar Singkatan

SDT :Strategic Deployment Team (Team Pelaksana Strategis) HK :House Keeping (Kerumahtanggaan)

QMR :Quality Management Representative (Manajemen Mutu) HRM :Human Resource Management (Tata Kelola Personalia) CMO :Chief Marketing Office (Marketing)

CLO :Chief Logistic Officer (Logistik)

CIO :Chief Information Officer (Teknologi Informasi) CFO :Chief Finance Officer (Keuangan)

CEO :Chief Executive Officer (Produksi) MN :Maintenance (Perawatan)

Eng :Engineering

PPIC :Production Planning and Inventory Control (Perencaan Produk dan Stok)

QC :Quality Control (Kontrol Kualitas) MA :Marketing

ACC :Accounting (Akunting) FIN :Finance (Keuangan)

FA :Fixed Asset (Aset Tak Bergerak)

WF :Work of Fabrication (Bengkel Fabrikasi)

MDC :Machine Development Center (Pusat Pengembangan Mesin)

C. Lokasi Perusahaan

ATMI terletak di Jl. Mojo no 1, Laweyan, Surakarta. ATMI juga memiliki cabang, baik perusahaan maupun pendidikannya di daerah Industri, Cikarang.


(47)

D. Filling Cabinet

Filling Cabinet adalah perabot kantor yang befungsi menyimpan file-file penting yang ada di perusahaan. Filling cabinet berbentuk persegi panjang yang diletakkan secara vertikal. Laci filling cabinet cukup untuk menampung map dengan ukuran standart, sehingga file yang disimpan tidak akan mengalami kerusakan.

Gambar filling cabinet 4D

Filling cabinet dari pihak ATMI ke distributor dihargai senilai Rp2.675.000,00+ PPn 10%. Harga tersebut belum termasuk ongkos kirim.

E. Pemasaran Filling Cabinet

Filling Cabinet merupakan produk yang banyak diminati oleh perusahaan maupun toko-toko yang ada. Terdapat 3 distributor besar yang rutin menerima dan memasarkan produk filling cabinet ini kepada masyarakat luas. 3 distributor tersebut adalah:


(48)

1. PT Acroe Indonesia

PT. Acroe Indonesia adalah perusahaan yang menjual office furniture dan workshop equipment. PT Acroe Indonesia beralamat di Pusat Niaga Roxy Mas Blok C3 No 5, Jl. KH. Hasyim Ashari, Jakarta Pusat 10150.

2. Cahya Rukma

Cahya Rukma adalah distributor office equipment dan juga hospital equipment yang beralamat di Jl Pandanaran 119, Miroto, Semarang Tengah, Semarang 50134 Jawa Tengah

3. PT Almik Kurnia Bersama

PT. ALMIK Kurnia Bersama merupakan kerja sama antara ATMI St. Mikhael Surakarta melalui Yayasan Karya Bhakti, ATMI Cikarang melalui Yayasan Karya ATMI, Koperasi Karyawan Mikhael, dan seluruh alumni ATMI St. Mikhael melalui Koperasi Keluarga Alumni Mikhael. PT ALMIK Kurnia Bersama memasarkan produk-produk yang dibuat oleh ATMI St. Mikhael Surakarta seperti Hospital Equipment, Office Equipment, School Equipment, dan Heavy Duty Workshop Equipment. Bahkan kami pun memasarkan Customized Machine yang bisa dibuat oleh ATMI St. Mikhael Surakarta. Dengan selalu menggunakan bahan berkualitas tinggi dan proses efisien serta dikerjakan oleh para profesional di bidangnya, ALMIK menjamin produk yang berkualitas dan tahan lama.


(49)

F. Pesaing Utama Produk Filling Cabinet

1. PT Lion Metal Works Tbk.

PT Lion Metal Works Tbk. adalah perusahaan yang membuat berbagai produk yang terbuat dari metal atau logam. Perusahaan ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Produk metal yang menjadi salah satu unggulan adalah filling cabinet.

2. PT Brother Internasional Sales Indonesia

Perusahaan yang didirikan oleh pengusaha asal jepang. Perusahaan yang bergerak di bidang penjualan produk yang terbuat dari metal dan logam. Salah satu produknya adalah filling cabinet.

3. Datascrip

PT Datascrip adalah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi perlengkapan kantor, berdiri pada tahun 1969. Perusahaan ini memiliki banyak divisi. Salah satu divisi yang dimiliki adalah divisi peralatan kantor. Salah satu produk dalam divisi peralatan kantor adalah filling cabinet.


(50)

G. Proses Produksi Produk Filling Cabinet

ALUR PRODUKSI

1)

2) 3) 4)

5)

6)

7)

8)

Catatan:

Quality Control dilakukan pada setiap tahap proses produksi (alur produksi 1 s/d 6)

Cutting / Pemotongan Material

Bending / Penekukan Welding / Pengelasan

Punching / Pelubangan

Painting / Pengecatan

Assembly / Perakitan

Quality Control / Pengecekan terakhir dan Penempelan Nomor

Seri


(51)

Seperti pada bagan di atas, proses produksi filling cabinet memiliki banyak tahapan. Tahapan yang ada dapat disederhanakan menjadi 8 tahapan, sebagai berikut:

1. Cutting/pemotongan material

Pada tahapan ini plat yang akan digunakan untuk pembuatan filling cabinet dipotong sesuai desain yang sudah ditentukan. Dengan ukuran untuk rangka (housing) : (0,675m x 0,485m)x2 + (1,272 m x 0,675m) x2 Untuk laci (drawer) : (0,612m x 0,380m) + (0,380x0,282) x2

2. Punching/pelubangan

Pada tahap ini dilakukan pelubangan menggunakan mesin. Pelubangan dilakukan pada plat-plat yang akan digunakan untuk produk filling cabinet.

3. Bending/penekukan

Pada tahap ini terjadi proses penekukan dimana plat-plat yang sudah dipotong dan dilubang sesuai dengan desain ditekuk hingga berbentuk suatu produk filling cabinet tersebut. Penekukan dilakukan sesuai dengan ukuran yang ada di tahap cutting, sehingga terbentuk rangka filling cabinet.

4. Wellding/pengelasan

Pada tahap ini terjadi proses penyambungan dari plat-plat yang sudah melewati tiga tahap diatas. Plat yang sudah berbentuk rangka filling cabinet tersebut disatukan dengan cara mengelas bagian ujung rangka.


(52)

5. Painting/pengecatan

Pada tahap ini dilakukan proses pengecatan terhadap plat-plat yang sudah berbentuk laci dan badan filling cabinet. Ada tiga pilihan warna untuk filling cabinet, diantaranya warna green machinery, grey dan light grey. Pengecatan menggunakan epoxy polyster powder.

6. Assembling/ Perakitan

Pada tahap ini dilakukan perakitan terhadap bahan-bahan yang sudah jadi. Perakitan dilakukan hingga produk menjadi siap digunakan. Pada tahap ini dipasang juga perlengkapan yang mendukung, seperti roda pada laci, dan juga handle pintu laci.

7. Quality Control

Pengecekan terakhir pada produk, sehingga dapat mengontrol kualitas produk yang dihasilkan. Pada tahap ini sekaligus dilakukan penempelan nomor seri untuk tiap-tiap produk.

8. Packing/Pengepakan

Setelah dicek dan diberi nomor seri pada suatu produk, maka dilakukanlah proses pengepakan sehingga barang siap didistribusikan. Pengepakan dilakukan menggunakan kardus untuk satu filling cabinet.

H. Bahan dan Biaya yang Digunakan dalam Pembuatan Filling Cabinet

1. Bahan baku (bahan material) plat metal.

Plat metal yang digunakan terdiri dari banyak ukuran dan ketebalan. Plat metal yang digunakan adalah plat baja. Jenis plat baja yang digunakan dalam pembuatan filling cabinet adalah plat putih atau plat


(53)

dingin. Plat putih merupakan olahan dari plat hitam, sehingga lebih mudah untuk dilakukan peotongan maupun penekukan.

a. Rangka (housing) plat metal 0,9mm yang dibutuhkan 19kg, harga perkilo Rp12.500,00. Jumlah yang dibutuhkan sebesar Rp237.500,00.

b. Drawer (Laci) plat metal 1,5mm yang dibutuhkan 30kg, harga

perkilo Rp17.500,00. Jumlah yang dibutuhkan Rp525.000,00. Pembelian plat metal dilakukan biasanya 1 bulan sekali, kadang 1 bulan 2 kali. Pembelian plat metal disesuaikan dengan jumlah pesanan yang ada. Pembelian dalam bentuk coil atau gulungan. Berat coil berkisar 5-8 ton. Berat tersebut sesusai dengan tebal masing-masing plat metal yang digunakan.

2. Bahan Spare Part

a. Handle Drawer.

Handle pada laci filling cabinet yang berbahan stainless stell. Hal tersebut dimaksudkan agar tidak akan mudah berkarat dan juga nyaman bagi pembeli ketika memegangnya. Stainless steel yang digunakan berbentuk plat, sehingga bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Tebal stainless stell yang digunakan adalah 0,9mm. Jumlah stainless stell yang dibutuhkan adalah 0,5kg. Harga stainless stell per kilogram adalah Rp25.000,00.


(54)

Sehingga total yang dibutuhkan untuk 1 buah filling cabinet adalah Rp12.500,00.

b. Partition plate

Partition plate terbuat dari plat metal sheet dengan tebal 1,1mm. Partition plate merupakan sekat pembatas yang ada pada tiap laci atau drawer. Harga per kg adalah Rp15.000,00 dan membutuhkan 4kg plat metal sheet. Sehingga total yang dibutuhkan adalah Rp60.000,00.

Partition plate juga terbuat dari stainless steel pada bagian atasnya. Stainless steel berfungsi untuk melindungi tangan apabila customer ingin mengambil partition plate. Stainless steel yang dibutuhkan adalah 0,5 kg. Harga stainless steel per kilogram adalah Rp25.000,00. Jadi satu filling cabinet membutuhkan Rp12.500,00 untuk partition plate.

c. Lock Bar

Lock bar terbuat dari besi metal sheet. Lock bar yang dibutuhkan berjumlah satu batang. Hal ini dikarenakan filling cabinet 4 laci yang diteliti memiliki single lock (satu kunci). Harga untuk satu lock bar adalah Rp41.000,00

d. Outer rail

Outer rail adalah ril yang terdapat pada laci dan berfungsi untuk mempermudah dalam membuka laci. Outer rail terbuat dari plat metal. Karena filling cabinet memiliki 4 laci dan


(55)

setiap laci membutuhkan outer rail 2 batang, maka untuk satu filling cabinet dibutuhkan 8 outer rail senilai Rp72.000,00.

e. Bearing

Bearing adalah bantalan gelinding. Bearing digunakan sebagai roda pada drawer/laci. Bearing yang dibutuhkan berjumlah 16, karena masing-masing laci membutuhkan 4 bearing dan satu filling cabinet terdapat 4 laci. Total nilai bearing yang dibutuhkan adalah Rp96.000,00.

f. Lock (Make Lock)

Lock adalah satu set kunci yang digunakan pada filling cabinet. Karena filling cabinet yang diteliti adalah single lock, maka hanya ada satu set lock yang digunakan. Harga satu set lock adalah Rp23.000,00.

g. Powder coating

Powder coating adalah teknik pewarnaan besi menggunakan serbuk pewarna. Pewaranaan ini lebih tahan lama dibandingkan dengan pewarnaan menggunakan cat cair. Satu filling cabinet membutuhkan serbuk pewarna senilai Rp375.000,00

h. Hexa bolt

Hexa bolt adalah baut yang memiliki kepala segi delapan. Hexa bolt yang dibutuhkan berjumlah satu buah. Nilai hexa bolt adalah Rp500,00.


(56)

i. Spring steel

Spring steel adalah per yang terbuat dari bahan steel. Spring atau peer yang dibutuhkan senilai Rp.2.000,00 dan hanya membutuhkan 1 buah.

j. Screw

Screw adalah baut yang memiliki ujung yang lancip. Screw yang dibutuhkan adalah 8 buah. Satu buah screw berilai Rp750,00. Sehingga satu filling cabinet membutuhkan screw bernilai Rp6.000,00

3. Biaya tenaga kerja langsung

Berdasarkan perhitungan dari data yang ada, besarnya biaya tenaga kerja langsung adalah Rp488.225,00. Hasil perhitungan ini akan dibahas pada subbab berikutnya.

4. Biaya Overhead Pabrik

Pihak perusahaan tidak memberikan informasi yang jelas mengenai biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk filling cabinet. Pihak perusahaan memberikan informasi bahwa besarnya biaya overhead adalah 15%. Namun berdasarkan data dan juga perhitungan yang dilakukan peneliti besarnya biaya overhead pabrik adalah Rp375.937,00.

I. Jumlah produksi produk filling cabinet

Produksi filling cabinet mengikuti jumlah pesanan, namun jika dirata-rata berdasarkan data yang diperoleh dari sumber di ATMI, jumlah produksi filling


(57)

cabinet selama 1 bulan berkisar pada angka 500 unit. Sehingga untuk 1 tahun filling cabinet dapat terjual 6000 unit.

J. Harga Jual Produk

Saat ini produk filling cabinet dibanderol dengan harga Rp2.675.000,00 + PPn 10%. Jadi harga filling cabinet secara keseluruhan adalah

Rp2.675.000,00 + Rp267.500,00 = Rp2.942.500,00

Berikut ini merupakan perhitungan harga jual untuk produk filling cabinet. Dengan laba yang diinginkan perusahaan 15%. Dan total biaya yang diperlukan oleh perusahaan untuk membuat satu filling cabinet adalah sebesar Rp2.327.162,00


(58)

40

BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Penentuan Harga Pokok Produksi dengan Metode Target Costing

Analisis harga jual dengan metode target costing memiliki beberapa proses. Pada mulanya akan dilihat harga jual produk filling cabinet 4 laci dari pesaing. Harga dari pesaing digunakan sebagai pedoman harga pasar produk filling cabinet. Setelah itu dilakukan penentuan harga jual dengan cara membandingkan harga pasar. Setelah itu, maka dilakukan perhitungan laba perusahaan dan penentuan harga menggunakan target costing. Terakhir peneliti akan menganalisis menggunakan alat target costing yaitu value engineering, functional analysis danjuga reengineering. Analisis menggunakan target costing ini bertujuan agar perusahaan dapat meminimalkan harga pokok produksi filling cabinet.

1. Harga Jual di Pasar

Harga pasar dilihat dari harga jual produk filling cabinet dengan ukuran yang sama, yaitu filling cabinet 4 laci dan single lock. Karena pesaing utama yang disebutkan oleh pihak ATMI memiliki produk filling cabinet dengan tebal plat 07mm, maka peneliti menggunakan produk pesaing dengan kualitas produk yang mendekati dengan kualitas filling cabinet ATMI. Harga pesaing yang digunakan adalah pesaing yang merupakan perusahaan besar dan memiliki produk filling cabinet dengan ketebalan plat yang mendekati produk ATMI. Berikut adalah perbandingan harga jual dari pihak ATMI dan juga pesaing.


(59)

Tabel 1

Perbandingan Harga Jual ATMI dan Harga Jual Filling Cabinet dari Pesaing Nama Perusahaan Kisaran Harga Keterangan

ATMI Rp3.100.000,00 Harga ke konsumen

dari distributor

Harga sudah

termasuk ppn

Plat yang digunakan 0,9mm

Lion Rp2.728.000,00 Harga ke konsumen

Harga sudah

termasuk tambahan ppn

Plat yang digunakan tebal 0,8mm

Modera Rp2.680.000,00 Harga ke konsumen

Harga sudah termasuk tambahan ppn

Plat yang digunakan tebal 0,8mm

Elite Rp2.066.350,00 Harga ke konsumen

Harga sudah termasuk tambahan ppn.

Plat yang digunakan tebal 0,8mm

Perusahaan pada tabel diatas adalah perusahaan besar yang bergerak pada bidang yang sama, yaitu metal. Perusahaan-perusahaan tersebut memproduksi produk-produk yang kurang lebih sama dengan ATMI Surakarta. Plat metal yang digunakan oleh pihak ATMI memiliki tebal 0,9mm untuk rangka, dan 1,5mm untuk laci.

Meskipun tebal plat yang digunakan oleh pihak ATMI memiliki kualitas yang lebih baik dibanding dengan produk ketiga pesaing tersebut, namun harga untuk produk filling cabinet buatan ATMI termasuk mahal di pasaran. Hal tersebut membuat minat pembeli, khususnya pembeli yang baru (bukan langganan


(60)

ATMI) dan belum mengenal produk ATMI berpikir dua kali untuk memilih produk buatan ATMI tersebut.

2. Menganalisis Harga Jual Perusahaan

Dari pihak ATMI tidak memberi kepastian mengenai harga yang diinginkan, karena mereka menganggap harga sudah sesuai dengan kualitas yang dimiliki oleh produk yang dihasilkan. Oleh karena itu, maka peneliti menentukan harga untuk filling cabinet sebesar Rp2750.000,00 sudah termasuk ppn 10%. Harga tersebut diambil karena melihat harga produk milik pesaing yang berkisar pada angka tersebut. Bahkan untuk produk dari Lion yang memiliki kualitas hampir sama, dimana plat metal yang digunakan adalah 0,8mm, memiliki harga Rp2728.000,00. Harga yang disarankan oleh peneliti dilihat dari besarnya harga pasar. Harga pasar dilihat dari harga pesaing yang sebelumnya tercantum di tabel 1. Saran ini bertujuan menarik minat pembeli yang belum mengenal produk ATMI sehingga menjadi yakin memilih produk ATMI tersebut. Harga tersebut dinilai sudah sesuai, karena dengan harga tersebut produk yang dihasilkan ATMI memiliki kualitas yang lebih baik. Maka harga dari filling cabinet adalah Rp2500.000,00 dan ppn 10% senilai Rp250.000,00.

3. Menghitung dan menganalisis target costing

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, perusahaan menginginkan laba sebesar 15% dari harga jual. Sehingga laba yang diinginkan perusahaan dengan melakukan perhitungan seperti berikut:

Laba = 15% x harga jual = 15% x Rp2.500.000,00


(61)

= Rp375.000,00

Dari perhitungan di atas, laba yang diharapkan perusahaan untuk satu produk filling cabinet adalah sebesar Rp375.000,00.

Setelah diketahui berapa laba yang diinginkan perusahaan, maka peneliti akan melakukan perhitungan target costing. Perhitungan yang akan dilakukan mengenai berapa target biaya yang dibutuhkan perusahaan agar tercapai harga jual yang lebih sesuai dengan keadaan pasar.

Target costing = target price-target profit

= Rp2.500.000,00 – Rp375.000,00 = Rp2.125.000,00

4. Menganalisis dengan menggunakan alat target costing

Alat target costing yang digunakan oleh peneliti adalah value enggineering, functional analysis dan reengineering.

a. Value Engineering

Dalam value engineering akan dihitung biaya-biaya yang ada. Biaya yang diperhitungkan adalah biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead.


(62)

1) Biaya bahan baku

Tabel 2, Tabel Biaya Bahan Baku No Spesifikasi Bahan Harga

per satuan

Jumlah Satuan Total harga 1 Housing/

rangka

Plat metal sheet: 0,9mm

Rp12.500 19 Kg Rp237.500 2 Drawer/

laci

Plat metal sheet: 1,5mm

Rp17.500 30 Kg Rp525.000

Total biaya bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat satu filling cabinet sebesar Rp762.500,00. Berdasarkan wawancara yang ada, pembelian plat metal sheet yang dilakukan bukan hanya digunakan untuk pembuatan filling cabinet saja tetapi juga digunakan untuk pembuatan produk ATMI lainnya, seperti typist chair, filling cabinet dengan 2 laci, dan juga berbagai peralatan kantor maupun peralatan rumah sakit yang diproduksi ATMI. Pembelian dilakukan sesuai pesanan yang ada. Pembelian dilakukan dalam interval 1 bulan sekali atau 1 bulan 2 kali. Bentuk plat yang dibeli dalam bentuk gulungan. Satu gulungan plat memiliki berat berkisar 5-8 ton (sesuai dengan tebal plat metal sheet). Pembelian plat metal dalam bentuk coil. Pembelian yang ada sudah termasuk biaya angkut.


(63)

2) Biaya bahan penolong

Tabel 3, Tabel Biaya Bahan Penolong No Bahan

Penolong

Spesifikasi Harga Satuan (Rp)

Jumlah Satuan Total (Rp) 1 Handle

Drawer Stainless Steel (St.St): 0,9 mm 25.000

0,5kg kg

12.500

2 Partition Plate

Plat Metal Sheet: 1,1 mm

15.000

4 kg

60.000 Stainless steel 0,9mm 25.000

0,5 kg

12.500 3 Lock Bar Besi Metal

Sheet

41.000

1 batang

41.000 4 Outer Rail

4L/ 4R

Metal Sheet: Plat 2,8 mm

9.000

8 batang

72.000

5 Bearing 6.000

16 buah

96.000 6 Lock (Make

Lock)

23.000

1 set

23.000 7 Powder

Coating

75.000

5 kg

375.000 8 Hexa Bolt M5 x 8

500

1 buah

500 9 Spring

(Peer) Steel Diameter 1 2.000

1 buah

2.000

10 Screw M6 X 12 JF

750

8 buah

6.000

Total Rp700.500,00

Dari data di atas diperoleh bahwa total biaya bahan penolong adalah Rp700.500,00. Bahan penolong sangat dibutuhkan dalam pembuatan filling cabinet.


(64)

3) Biaya tenaga kerja langsung

Dalam hasil wawancara dengan salah satu pegawai ATMI Surakarta diketahui bahwa biaya tenaga kerja langsung digabung dengan biaya jam mesin. Namun setelah dihitung berdasarkan data yang diperoleh, besarnya biaya tenaga kerja langsung adalah Rp488.225,00. Perhitungan perlu dilakukan karena barang produksi ATMI Surakarta ada berbagai macam. Hasil tersebut diperoleh dari rangkaian perhitungan yang cukup panjang. Perhitungan diawali dengan mencari persentase produk filling cabinet yang terjual dalam satu tahun. Setelah presentase didapat, maka dapat dihitung besarnya biaya tenaga kerja langsung. Hal itu diperlukan karena barang yang diproduksi oleh perusahaan ATMI sangatlah banyak dan filling cabinet hanya salah satu produk produksi ATMI.

Diketahui:

Penjualan filling cabinet berkisar 500 unit per bulan. Penjualan filling cabinet per tahun 6000 unit

Harga filling cabinet sebelum pajak Rp2.675.000,00

Penjualan keseluruhan tahun 2013 sebesar Rp50.474.325.578,00 Biaya tenaga kerja langsung tahun 2013 Rp9.212.265.772,00 Perhitungan

Jumlah penjualan filling cabinet dalam satu tahun per penjualan keseluruhan

` = harga filling cabinet x penjualan filling cabinet per tahun Penjualan keseluruhan satu tahun


(65)

= Rp2.675.000,00 x 6000unit Rp50.474.325.578,00 = 31,789%

Perhitungan biaya bahan tenaga kerja langsung:

= Presentase x biaya tenaga kerja langsung satu tahun Penjualan filling cabinet satu tahun(unit) = 31,789% x Rp9.212.265.772,00

6000 unit = Rp488.225,00

Perhitungan di atas mencerminkan secara garis besar biaya tenaga kerja langsung. Peneliti tidak bisa mendapatkan data dengan pasti mengenai biaya tenaga kerja langsung. Hal tersebut dikarenakan perusahaan tidak dapat mengungkap mengenai detail profit biaya tenaga kerja langsung.. 4) Biaya overhead pabrik

Biaya overhead pabrik disebut biaya overhead manufaktur oleh perusahaan ATMI. Dari narasumber didapat bahwa besarnya biaya overhead yang dibebankan pada produk filling cabinet sebesar 15%. Berdasarkan data yang diperoleh, maka dilakukan perhitungan:

Diketahui:

Presentase biaya overhead yang dibebankan 15% Biaya overhead pada tahun 2013 Rp15.037.483.223,00 Filling cabinet yang terjual dalam 1 tahun 6000unit Ukuran BOP per unit:


(66)

= Presentase BOP dibebankan x Biaya overhead satu tahun Penjualan dalam satu tahun(unit)

= 15% x Rp15.037.483.223,00 6000 unit

= Rp375.937,00

Dari perhitungan yang dilakukan di atas, maka besarnya biaya overhead yang dibebankan pada produk filling cabinet adalah Rp375.937,00. Perhitungan di atas menggambarkan secara garis besar biaya overhead untuk satu filling cabinet. Hal tersebut dikarenakan pihak perusahaan tidak diperbolehkan mengungkap detail biaya overhead.

Jadi total biaya untuk memproduksi satu filling cabinet adalah Biaya bahan baku = Rp 762.500,00 Biaya bahan penolong = Rp 700.500,00 Biaya tenaga kerja langsung = Rp 488.225,00 Biaya overhead pabrik = Rp 375.937,00 Total biaya produksi = Rp 2.327.162,00 b. Functional Analysis

Berdasarkan data yang sebelumnya sudah diolah oleh peneliti, maka diperoleh total biaya produksi per produk sebesar Rp2.372.162,00. Biaya produksi tersebut belum bisa memenuhi harga pasar yang ada. Biaya tersebut juga belum bisa mencapai target biaya dan target laba yang diinginkan. Target biaya yang sudah diperhitungkan adalah sebesar Rp2.125.000,00.


(67)

Oleh sebab itu peneliti memberikan beberapa alternatif seperti yang sudah dijabarkan pada teknik analisis data. Alternatif yang diberikan merupakan berbagai potensi pengurangan biaya yang ada. Potensi pengurangan biaya yang dilakukan diantaranya dari pengurangan biaya bahan baku dengan cara mengganti bahan baku, potensi mengganti bahan pendukung atau bahan penolong, potensi mengganti desain produk yang ada, potensi pengurangan biaya overhead pabrik, potensi pengurangan biaya apabila pembelian plat dilakukan dengan jangka waktu yang lebih singkat, potensi pengurangan biaya-biaya yang tidak diperlukan (apabila terjadi perhitungan biaya ganda). Alternatif yang ada hanyalah saran yang diberikan oleh peneliti.

1) Potensi mengganti bahan baku

Alternatif yang diberikan pertama adalah penggantian bahan baku. Alternatif ini tidak disetujui oleh pihak ATMI. Namun peneliti tetap menjabarkan alternatif yang ada, karena alternatif hanya bersifat potensi saja. Penggantian bahan baku yang disarankan adalah penggantian tebal plat metal yang digunakan pada rangka (housing). Tebal plat metal yang digunakan oleh pihak ATMI untuk rangka adalah 0,9mm. Melihat keadaan pasar, peneliti menyarankan tebal rangka yang digunakan adalah 0,8mm. Hal tersebut dilihat dari banyaknya pihak pesaing yang kebanyakan menggunakan rangka dengan tebal 0,7mm dan produk dari pihak ATMI diharapkan memiliki kualitas yang lebih unggul. Ada beberapa pesaing yang menggunakan jenis plat 0,8mm. peneliti menemukan sekurang-kurangnya ada 3 pesaing yang menggunakan jenis plat tersebut.


(68)

Peneliti juga menyarankan penggantian plat pada laci. Hal tersebut dilakukan karena tebal rangka yang lebih tipis, sehingga akan lebih baik jika tebal laci menyesuaikan. Apabila tebal plat yang digunakan pada laci tetap 1,5 dikhawatirkan rangka kurang optimal menahan beban laci. Peneliti menyarankan tebal plat metal yang digunakan adalah 1,2mm.

Harga plat metal 0,8mm adalah US$ 600-900 per ton. Harga ini didapat dari distributor plat metal china. Pengiriman masih sama dengan yang dilakukan oleh pihak supplier ATMI sebelumnya. Pengiriman dalam bentuk coil. Apabila dirupiahkan dengan range harga tertinggi (US$ 900) dan nilai rupiah terhadap dolar di angka Rp13.000,00 maka harga per kg adalah Rp11.700,00.

Sedangkan harga plat metal dengan tebal 1,2mm adalah Rp15.638,00 per kg. Harga ini didapat dari distributor penjual carbon steel yang berada di daerah Bekasi. Perusahaan tersebut berbentuk CV.

Data ini didapat dari distributor yang tidak terlalu besar dari segi badan usaha. Ketika peneliti mencari daftar harga ke perusahaan besar di Indonesia tidak didapati harga yang tertera. Ketika peneliti menelepon dan mencoba menghubungi dengan email, tidak didapati balasan. Salah satu perusahaan malah mengharuskan mencantumkan scan pembentukan badan usaha, dan surat-surat yang terkait tentang badan usaha. Setelah itu pihak perusahaan akan memberikan penawaran dan daftar harga apabila disetujui oleh pihak perusahaan tersebut. Oleh sebab itu maka peneliti berasumsi


(69)

bahwa apabila pihak ATMI mengadakan kerja sama maka harga pastilah lebih murah dan di bawah harga yang tertera dalam penelitian ini.

Apabila rangka (Housing) menggunakan plat dengan tebal 0,8mm, maka kilogram yang dibutuhkan dalam membuat rangka pun berkurang. Ukuran rangka adalah (0,675x0,485)x2 dan juga (1,272x0,675)x2. Ada juga bagian-bagian kecil dalam rangka yang tidak tercatat, karena peneliti kurang bisa mendapatkan informasi mengenai ukuran yang sangat detail tersebut.

Laci atau drawer jika diubah menggunakan tebal plat 1,2mm juga akan mengalami perubahan pada kilogram yang dibutuhkan.

Karena tebal plat akan diubah, maka peneliti menghitung kilogram yang diperlukan apabila menggunakan plat o,8 mm dan juga laci dengan tebal 1,2mm. Terdapat tabel (tabel ) pada lampiran mengenai tebal plat berikut dengan berat jenisnya.

Rangka (0,8mm)

Tabel 4, Perhitungan Plat yang Dibutuhkan pada Rangka Ukuran plat (1) Berat (2) Berat per 1 (1)x(2)=(3) Ukuran yang dibutuhkan (4) Plat yang dibutuhkan (3)x(4)=(5) Rangka (plat 0,8mm)

2,9768 18,7kg 6,281913kg 2,33147 14,52045kg

Diasumsikan bahwa sebagian kecil dari rangka yang tidak tercantum dalam ukuran angka diatas seberat 2kg. Sehingga total rangka adalah 16,52045kg. Dilakukan pembulatan ke atas, sehingga tercatat 17kg


(70)

Laci (1,2mm)

Tabel 5, Perhitungan Plat yang Dibutuhkan pada Laci Ukuran plat (1) Berat (2) Berat per 1

(2) : (1)=(3)

Ukuran yang dibutuhkan 1 laci (4) Plat yang dibutuhkan (3)x(4)=(5) 1 filling cabinet 4 laci

(5) x4 = (6) Laci

(plat 1,2mm)

2,9768 27,96k 9,39263kg 0,63048 5,921869kg 23,68748kg

Dilakukan pembulatan ke atas, sehingga untuk sebuah filling cabinet membutuhkan plat metal dengan tebal 1,2mm sebanyak 24kg.

Setelah diketahui berat yang dibutuhkan, maka dapat dihitung biaya yang diperlukan untuk sebuah filling cabinet.

Rangka : 17kg x Rp11.250,00 = Rp191.250,00 Laci : 24kg x Rp15.638,00 = Rp375.312,00

Tabel 6, Perhitungan Biaya Altenatif 1 No Spesifikasi Bahan Harga per

satuan (Rp)

Jumlah Satuan Total (Rp) 1 Housing/

rangka

Plat Metal Sheet: 0,8 mm

11.700 17 kg 198.900

2 Drawer/ laci

Plat Metal Sheet: 1,2 mm

15.638 24 kg 375.312

3 Handle Drawer

Stainless Steel(St.St) 0,9 mm

25.000 0,5kg kg 12.500 4 Partition

Plate

Plat Metal Sheet: 1,1 mm

15.000 4 kg 60.000

Stainless steel

0,9mm


(71)

No Spesifikasi Bahan Harga per satuan (Rp)

Jumlah Satuan Total (Rp) 5 Lock Bar Besi Metal

Sheet

41.000 1 batang 41.000 6 Outer Rail

4L/4R

Metal Sheet

Plat 2,8 mm

9.000 8 batang 72.000 7 Bearing 6.000 16 buah 96.000 8 Lock ( Make

Lock)

23.000 1 set 23.000

9 Powder Coating

75.000 5 kg 375.000

10 Hexa Bolt M5 x 8 500 1 buah 500 11 Spring

(Peer)

Steel Diameter 1

2.000 1 buah 2.000

12 Screw M6 X 12 JF 750 8 buah 6.000 13 Biaya

overhead

375.937 14 Biaya

tenaga kerja

488.225 Total biaya

Rp2.138.874,00 Potensi mengganti bahan baku ini menghemat biaya sebesar Rp188.288,00. Penghematan dihitung berdasarkan biaya sebelum menggunakan target costing sebesar Rp2.327.162,00 dikurangkan dengan biaya yang telah dihitung menggunakan target costing sebesar Rp2.138.874,00 sehingga didapatkan hasil Rp188.299,00. Dengan penghematan sebesar itu, biaya yang diperoleh belum bisa memenuhi biaya target yang diinginkan.

2) Potensi mengganti bahan penolong

Sama seperti alternatif yang pertama, alternatif ini tidak diterima oleh pihak ATMI, namun peneliti tetap menjabarkannya. Ada banyak bahan penolong yang digunakan oleh pihak ATMI dalam proses pembuatan filling cabinet.


(72)

Potensi penggantian bahan penolong yang pertama adalah pada handle drawer. Handle drawer filling cabinet menggunakan stainless steel yang memiliki tebal 0,9mm. Stainless steel berfungsi agar ketika tangan memegang handle lebih nyaman, karna bahan stainlesss steel yang mengkilat dan tidak akan mudah berkarat. Oleh sebab itu peneliti menyarankan untuk mengurangi tebal stainless steel yang digunakan. Karena menurut peneliti apabila tebal stainless steel dikurangi, hal tersebut tidak akan mengubah fungsi dari stainless steel tersebut. Stainless steel yang disarankan oleh peneliti adalah stainless steel dengan tebal 0,8mm.

Potensi mengganti bahan baku penolong yang kedua adalah partition plate. Partition plate berfungsi sebagai penyekat yang ada pada drawer atau laci. Tebal partition plate yang digunakan adalah 1,1mm, dan stainless steel yang digunakan memili tebal 0,9mm. Apabila tebal partition plate dikurangi maka tidak menjadi masalah. Karena partition plate hanya membantu dalam memisahkan file yang disimpan pada drawer atau laci. Oleh sebab itu maka peneliti menyarankan tebal partition plate yang ada diganti dengan tebal plat metal yang sedikit dibawahnya. Peneliti menyarankan tebal plat metal yang digunakan adalah 0,9mm, dan untuk stainless steel yang digunakan bisa tetap menggunakan stainless steel dengan tebal 0,9mm.

Meskipun peneliti tidak mendapatkan data yang pasti mengenai ukuran handle drawer maupun partition plate, namun peneliti bisa memperkirakan ukuran kedua bahan penolong tersebut. Ukuran dapat


(1)

Lampiran Perhitungan

Perhitungan Rangka

Sebuah filling cabinet membutuhkan rangka berukuran (0,675m x 0,485m)x2 = 0,65475

(1,272m x0,675m)x2 = 1,65672 Total 2,31147 Perhitungan laci

Sebuah filling cabinet membutuhkan laci berukuran (0,380m x 0,282m)x2 = 0,21432 0,612m x 0,380 = 0,23256 0,612m x 0,15m =0,1836 Total = 0,63048 Perhitungan partition plate

Partition plate

0,282m x 0,380m = 0,10716

Plat metal yang dibutuhkan untuk membuat partition plate: 4 x 0,10716 = 0,42864

Perhitungan handle drawer Handle drawer

0,38m x 0,04m = 0,0152

Handle drawer yang dibutuhkan untuk sebuah filling cabinet 0,0152 x 4 = 0,0608


(2)

Daftar Tabel Ukuran Plat Besi


(3)

Suku Bunga Dasar Kredit (%)

Kredit

Kredit Kredit Kredit

Kredit

Konsumsi

Korporasi

Ritel

Mikro

KPR

Non KPR

PT BANK MANDIRI (PERSERO), Tbk

10.5

12.25

22

11

12.25

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), Tbk

10

11.75

19.25

10.25

12

PT BANK CENTRAL ASIA, Tbk

9.75

11.25

-

9.5

9.18

PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO), Tbk

10.5

12.1

13

10.85

13

PT BANK CIMB NIAGA, Tbk

10.75

11.25

19.5

11.25

11.25

PT BANK PERMATA, Tbk

10.75

11.5

-

12.5

11.5

PT PAN INDONESIA BANK, Tbk

10.49

10.49

19

10.49

10.49

PT BANK DANAMON INDONESIA, Tbk

10.75

11.75

20.19

12

12.47

PT BANK INTERNASIONAL INDONESIA, Tbk

10.59

11.03

18.3

10.52

10.77

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO), Tbk

10.5

10.75

17.75

11

11.5

PT BANK OCBC NISP, Tbk

10.9

12

-

12.5

12.5

THE BANK OF TOKYO MITSUBISHI UFJ LTD

6.43

-

-

-

-

THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING

CORP

9

9

-

9

-


(4)

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA Pertanyaan Umum

1 Bagaimana sejarah berdirinya perusahaan?

2 Bagaimana perkembangan perusahaan selama ini? 3 Bagaimana struktur organisasi dari perusahaam?

Bagian Akuntansi

1 Bagaimana cara perusahaan dalam menentukan harga suatu produk? 2 Menggunakan metode apa proses penentuan harga yang ada?

3 Berapakah gaji karyawan yang turun langsung dalam proses produksi

filling cabinet per bulannya?

4 Berapakah jumlah jam mesin yang dibutuhkan untuk satu produk filling cabinet?

Bagian Produksi

1 Bagaimana proses produksi filling cabinet berlangsung?

2 Apakah proses produksi terjadi saat pemesanan saja atau tidak?

3 Apakah proses produksi terpisah dari produk lain atau becampur dengan produk yang lainnya?

4 Berapa jumlah bagian yang ada untuk menyelesaikan satu produk filling cabinet? Apa saja bagian tersebut?

5 Berapa jumlah waktu yang dibutuhkan oleh karyawan untuk membuat satu produk filling cabinet per bagiannya?


(5)

6 Bahan baku apa saja yang dibutuhkan perusahaan untuk memproduksi satu

filling cabinet?

7 Bagaimana proses desain produk filling cabinet? Apa yang dipertimbangkan oleh perusahaan dalam proses pendesainan tersebut? 8 Bahan baku apa yang bisa dipertimbangkan apabila tidak menggunakan

bahan baku yang sekarang digunakan?

9 Bahan pendukung apa saja yang dibutuhkan untuk memproduksi sebuah

filling cabinet?

10 Dari supllier mana perusahaan mendapatkan bahan baku maupun bahan pendukung?

Bagian Marketing

1 Perusahaan apa yang menurut ATMI merupakan pesaing dalam produk

filling cabinet ini?

2 Berapa harga jual produk filling cabinet?

3 Berapa besar presentase laba yang diinginkan perusahaan?

4 Apa kesulitan yang dihadapi pihak marketing dalam pemasaran produk? 5 Bagaimana pangsa pasar yang dituju untuk produk filling cabinet ini?


(6)

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE VARIABEL COSTING Study kasus pada perusahaan UD. MITRA

3 15 20

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE VARIABLE COSTING Analisis Harga Pokok Produksi Dengan Metode Variable Costing (Studi Kasus Di Cv. Sumber Mulyo. Klaten).

0 4 17

ANALISIS PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BLANGKON DENGAN METODE FULL COSTING Analisis Penghitungan Harga Pokok Produksi Blangkon Dengan Metode Full Costing (Studi Kasus Pada UKM Kaswanto Kampung Potrojayan, Serengan, Surakarta).

1 2 16

ANALISIS PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BLANGKON DENGAN METODE FULL COSTING Analisis Penghitungan Harga Pokok Produksi Blangkon Dengan Metode Full Costing (Studi Kasus Pada UKM Kaswanto Kampung Potrojayan, Serengan, Surakarta).

0 1 17

Analisis penghitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing sebagai dasar penentuan harga jual (studi kasus di peternakan Seraphine Yogyakarta).

1 15 77

Analisis perhitungan harga pokok produksi dengan metode job order costing sebagai penentuan harga jual produk (studi kasus di CV.X).

0 5 99

Analisis penentuan harga pokok produksi dengan menggunakan metode target costing : studi kasus pada pabrik gula Madukismo.

3 19 100

Analisis penentuan harga pokok produksi dengan menggunakan metode target costing studi kasus pada pabrik gula Madukismo

0 5 98

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI SEPATU DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) (STUDI KASUS DI PT.X).

4 9 101

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING UNTUK MENCAPAI TARGET COSTING : STUDI KASUS DI PERUSAHAAN BUANA INDAH YOGYAKARTA - Unika Repository

0 0 16