11
d. Memberikan penghargaan dan hukuman yang obyektif atas
prestasi pelaksana yang telah diukur sesuai dengan sistem pengukuran kinerja yang telah disepakati.
e. Menjadi alat komunikasi antar bawahan dan pimpinan dalam
upaya memperbaiki kinerja organisasi. f.
Mengidentifikasikan apakah kepuasan pelanggan sudah terpebuhi. g.
Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah. h.
Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara obyektif.
i. Menunjukkan peningkatan yang perlu dilakukan.
j. Mengungkapkan permasalahan yang terjadi.
D. Konsep Balance Scorecard
1. Pengertian Balance Scorecard
Menurut Mulyadi 2007:311 balance scorecard terdiri atas dua kata, yaitu kartu skor scorecard dan berimbang balanced. Balance
scorecard merupakan kartu skor yang dimanfaatkan untuk mencatat
skor hasil kinerja eksekutif. Melalui kartu skor, skor yang hendak diwujudkan eksekutif di masa depan dibandingkan dengan hasil
kinerja sesungguhnya. Dengan adanya balance scorecard dapat memudahkan
organisasi dalam menilai terhadap kinerjanya dengan tujuan jangka panjang yang hendak dicapai. Karena balance scorecard memberikan
12
penilaian berimbang yaitu dalam penilaiannya, mengukur aspek keuangan maupun non keuangan. Cakupan penilaian dengan balance
scorecard meliputi empat perspektif yaitu perspektif keuangan,
pelanggan, proses, dan pembelajaran dan pertumbuhan.
2. Kelebihan Balance Scorecard
Pengukuran dengan menggunakan balance scorecard memiliki beberapa keunggulan, antara lain Mulyadi 2007:323:
a. Komprehensif
Balance scorecard memperluas perspektif yang dicakup dalam
perencanaan strategik, dari yang sebelumnya hanya terbatas pada perspektif keuangan meluas pada tiga perspektif lain, yakni
customer , proses dan pembelajaran dan pertumbuhan. Perspektif
nonkeuangan ini memberikan manfaat: 1
Memberikan kinerja keuangan yang berlipat ganda dan berkesinambungan.
2 Memampukan perusahaan untuk memasuki lingkungan
bisnis yang kompleks, karena balance scorecard ini menghasilkan rencana yang mencakup perspektif yang luas.
b. Koheren
Setiap sasaran strategik yang ditetapkan dalam perspektif nonkeuangan harus mempunyai hubungan kausal dengan sasaran
keuangan, baik secara langsung maupun tidak langsung.