Analisis penilaian kinerja pada organisasi non profit dengan metode Balanced Scorecard studi kasus pada SMA Seminari St.Petrus Canisius Mertoyudan

(1)

i

ANALISIS PENILAIAN KINERJA PADA ORGANISASI NON

PROFIT DENGAN METODE BALANCE SCORECARD

Studi Kasus pada SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memeperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Emanuela Endah A. P NIM : 092114013

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

v

“Kesederhanaan dapat menemukan rahasia hidup dan menghasilkan teman-teman baru”

(Adriani S Soemantri)

“Aku bekerja dan berdoa, Tuhanlah yang menuntunku....

Dan terjadilah padaku menurut kehendak-Mu”

Kupersembahkan karyaku ini untuk mereka yang kusayang dan selalu mendampingiku: Tuhan Yesus dan Bunda Maria Bapak ST Adi Purnomo dan Ibu Y Kun Winarti, Budhe Th Sri Rahayu dan dan Pak Dhe (Alm) Gregorius Kadir

Adikku Ambrosius Setyoharjo Adriyanto Putro Semua Saudara dan Sahabat-Sahabatku Seseorang yang Spesial Benedictus Alit Purwa


(6)

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Rm Dr. Ir. P Wiryono Priyotamtama, S.J selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si. selaku dekan Fakultas Ekonomi yang telah mendukung dalam penulisan skripsi ini.

3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA selaku Ketua Program Studi Akuntansi yang telah memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini. 4. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QIA selaku dosen pembimbing yang telah

membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Rm TB Gandhi Hartono, S.J selaku Direktur SMA Seminari St Petrus

Canisius Mertoyudan yang memberikan izin untuk melakukan penelitian. Segenap guru dan karyawan SMA Seminari St Petrus Canisius Mertoyudan yang telah banyak membantu dengan mencarikan data yang dibutuhkan.

6. Siswa-siswa SMA Seminari St Petrus Canisius Mertoyudan yang telah mendukung penulis dalam penyusunan skripsi.

7. Bapak, Ibu dan Budhe, atas kasih sayang, perhatian, dukungan, dan doa yang diberikan selama ini untuk terus berjuang dalam menapaki kehidupan demi mencapai cita-cita dan harapan.


(8)

viii

8. Adikku Antok yang senantiasa memberikan dukungan.

9. Teristimewa untuk Lito pesekku sayang, atas dukungan, motivasi dalam penyusunan skripsi ini, dan kebersamaan di setiap waktunya.

10.Semua sahabat-sahabatku Lina, Putri, Grace, Pipit, Retta atas dukungan, semangat dan doa sehingga skripsi dapat terselesaikan, serta kebersamaan selama kuliah ini.

11.Teman-teman Akuntansi angkatan 2009 dan teman-teman seperjuangan kelas MPT.

12.Semua pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga skripsi ini dapat semakin baik. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 29 Agustus 2013


(9)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... ... iii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS... ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR... ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI... .... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL... . xi

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiv

ABSTRAK ... xv

ABSTRACT ... xvi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah . ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Batasan Masalah... ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

F. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Penilaian Kinerja ... 7

1. Pengertian Kinerja ... 7

2. Penilaian Kinerja ... 8

B. Organisasi Sektor Publik ... 8

1. Pengertian Organisasi Sektor Publik ... 8

2. Jenis-Jenis Tipe Organisasi ... 9

C. Manfaat Pengukuran Kinerja Sektor Publik ... 10

D. Konsep Balance Scorecard ... 11

1. Pengertian Balance Scorecard ... 11

2. Kelebihan Balance Scorecard ... 12

3. Perspektif dalam Balance Scorecard ... 14

4. Balance Scorecard sebagai Alat Perencanaan Strategik... ... 17

5. Balance Scorecard pada Lembaga Pendidikan ... 17

BAB III METODE PENELITIAN ... 20

A. Jenis Penelitian ... 20

B. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian ... 20

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 20


(10)

x

E. Populasi dan Sampel ... 22

F. Teknik Pengumpulan Data ... 23

G. Teknik Analisa Data... ... . 24

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ... 35

A. Sejarah Seminari St Petrus Canisius ... 35

B. Lokasi ... 36

C. Kesiswaan ... 37

D. Guru dan Karyawan ... 37

E. Sistem Penilaian Kinerja ... 38

F. Visi, Misi dan Tujuan ... 38

G. Organogram SMA Seminari St Petrus Canisius ... 40

BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN... ... 41

A. Memahami Visi dan Misi Sekolah ... 41

B. Menterjemahkan Visi dan Misi ke dalam Keempat Perspektif Balance Scorecard ... 43

1. Perspektif Pelanggan ... 43

2. Perspektif Keuangan ... 44

3. Pespektif Proses Bisnis Internal ... 46

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 47

C. Analisa dan Pembahasan Data-Data yang Digunakan untuk Menilai Kinerja Sekolah Berdasarkan Keempat Perspektif Balance Scorecard ... 49

1. Perspektif Pelanggan... 49

2. Perspektif Keuangan... 60

3. Pespektif Proses Bisnis Internal... 70

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan... 81

D. Penilaian Kinerja Sekolah menurut Masing-Masing Perspektif Balance Scorecard ... 96

1. Perspektif Pelanggan ... 97

2. Perspektif Keuangan ... 98

3. Pespektif Proses Bisnis Internal ... 99

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 101

E. Penilaian Kinerja Sekolah secara Keseluruhan ... 102

BAB VI PENUTUP ... 104

A. Kesimpulan... 104

B. Keterbatasan Penelitian ... 106

C. Saran ... 106

DAFTAR PUSTAKA ... 108


(11)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 (Rating Scale)Kriteria Penilaian Kinerja untuk

Data Primer ... 29

Tabel 3.2 (Rating Scale) Kriteria Penilaian Ukuran Strategik Perpsketif Keuangan ... 30

Tabel 3.3 (Rating Scale)Kriteria Penilaian Sekolah untuk Masing-Masing Perspektif ... 31

Tabel 3.4 (Rating Scale) Kriteria Penilaian Kinerja Perspektif Keuangan ... 32

Tabel 3.5 (Rating Scale) Kriteria Penilaian Kinerja Sekolah Secara Keseluruhan ... 33

Tabel 4.1 Tabel Perkembangan Siswa SMA Seminari Mertoyudan Magelang ... 36

Tabel 5.1 Penilaian Kinerja Perspektif Pelanggan ... 43

Tabel 5.2 Penilaian Kinerja Perspektif Pelanggan (Lanjutan) ... 44

Tabel 5.3 Penilaian Kinerja Perspektif Keuangan ... 45

Tabel 5.4 Penilaian Kinerja Perspektif Proses Bisnis Internal ... 46

Tabel 5.5 Penilaian Kinerja Perspektif Proses Bisnis Internal (Lanjutan) ... 47

Tabel 5.6 Penilaian Kinerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 48

Tabel 5.7 Penilaian Kinerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Lanjutan) ... 49

Tabel 5.8 Tabel Distribusi Frekuensi Penilaian Kepuasan Pelanggan Internal secara Umum ... 50

Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Penilaian Kepuasan Pelanggan Internal terhadap Proses Belajar Mengajar yang Dilaksanakan di Sekolah ... 52


(12)

xii

Tabel 5.10 Tabel Distribusi Frekuensi Penilaian Kepuasan

Pelanggan Internal terhadap Iklim Sekolah ... 54

Tabel 5.11 Tabel Distribusi Frekuensi Penilaian Kepuasan Pelangaan Internal terhadap Pelayanan Sekolah ... 56

Tabel 5.12 Tabel Distribusi Frekuensi Penilaian Kepuasan Pelanggan Internal terhadap Peningkatan Kualitas SDM (Siswa) ... 58

Tabel 5.13 Total Biaya Non Program ... 60

Tabel 5.14 Total Biaya Program ... 61

Tabel 5.15 Perhitungan Rasio Biaya Operasional terhadap Total Biaya Program ... 61

Tabel 5.16 Perhitungan Total Pendapatan Donasi... .... 62

Tabel 5.17 Perhitungan Rasio Biaya Program ke Pendapatan Donasi.. . 62

Tabel 5.18 Total Surplus ... 64

Tabel 5.19 Total Pendapatan ... 64

Tabel 5.20 Perhitungan Rasio Surplus ... 64

Tabel 5.21 Jumlah Biaya Anggaran Pengeluaran Sekolah ... 65

Tabel 5.22 Perhitungan Biaya Rata-Rata per Siswa ... 65

Tabel 5.23 Jumlah Sumbangan atau Pendapatan dari Siswa ... 67

Tabel 5.24 Perhitungan Rasio Sumbangan Siswa... 67

Tabel 5.25 Total Pendapatan Kegiatan Usaha ... 68

Tabel 5.26 Perhitungan Rasio Pendapatan Kegiatan Usaha ... 68

Tabel 5.27 Tabel Distribusi Frekuensi Penilaian Kepuasan Guru dan Karyawan Secara Umum ... 89

Tabel 5.28 Tabel Distribusi Frekuensi Penilaian Kepuasan Guru dan Karyawan terhadap Kepuasan Kerja ... 90


(13)

xiii

Tabel 5.29 Tabel Distribusi Frekuensi Penilaian Kepuasan Guru

dan Karyawan terhadap Penciptaan Iklim Kerja ... 92 Tabel 5.30 Tabel Distribusi Frekuensi Penilaian Kepuasan Guru

dan Karyawan terhadap Pengembangan Potensi SDM ... 93 Tabel 5.31 Tabel Distribusi Frekuensi Penilaian Kepuasan Guru

dan Karyawan terhadap Peningkatan Kesejahteraan ... 95 Tabel 5.32 (Rating Scale) Kriteria Penilaian Sekolah Perspektif

Pelanggan ... 97 Tabel 5.33 Penilaian Kinerja St Petrus Canisius berdasarkan

Perspektif Pelanggan... .... 97 Tabel 5.34 (Rating Scale) Kriteria Penilaian Ukuran Strategik

Perspektif Keuangan ... 98 Tabel 5.35 Penilaian Kinerja SMA Seminari St Petrus Canisius

berdasarkan Perspektif Keuangan ... 99 Tabel 5.36 (Rating Scale) Kriteria Penilaian Sekolah Berdasarkan

Perspektif Proses Bisnis Internal ... 100 Tabel 5.37 Penilaian Kinerja SMA Seminari St Petrus Canisius

berdasarkan Perspektif Proses Bisnis Internal ... 100 Tabel 5.38 (Rating Scale) Kriteria Penilaian Sekolah Berdasarkan

Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 101 Tabel 5.39 Penilaian Kinerja SMA Seminari St Petrus Canisius

berdasarkan Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 101 Tabel 5.40 (Rating Scale) Kriteria Penilaian Kinerja

Sekolah Secara Keseluruhan ... 102 Tabel 5.41 Penilaian Kinerja SMA St Petrus Canisius berdasarkan

Keempat Perspektif Balance Scorecard


(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1 Balance Scorecard Memberi Kerangka Kerja

untuk Penerjemah Strategi ke dalam Kerangka

Operasional (Kaplan dan Norton 1996)... ... 15 Gambar 4.1 Organogram SMA Seminari St Petrus Canisius


(15)

xv ABSTRAK

ANALISIS PENILAIAN KINERJA PADA ORGANISASI NON PROFIT DENGAN METODE BALANCE SCORECARD

Studi Kasus pada SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan

Emanuela Endah A.P NIM : 092114013 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2013

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan dengan menggunakan metode penilaian balance scorecard. Latar belakang penelitian ini adalah pentingnya penilaian kinerja terhadap organisasi.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data diperoleh dengan cara metode kuesioner, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisa data yang digunakan adalah dengan cara analisis rasio-rasio keuangan dan perhitungan statistika sederhana data rata-rata total skor dari kuesioner.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Berdasarkan perspektif pelanggan, kinerja SMA Seminari St Petrus Canisius adalah baik. Rata-rata total skor yang diperoleh adalah 3,6 dari 5; 2) Berdasarkan perspektif keuangan, kinerja SMA Seminari St Petrus Canisius adalah baik. Rata-rata total skor yang diperoleh adalah 14 dari rentan nilai 18; 3) Berdasarkan perspektif proses bisnis internal, kinerja SMA Seminari St Petrus Canisius adalah sangat baik. Rata-rata total skor yang diperoleh adalah 4,3 dari rentan nilai 5; 4) Berdasarkan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, kinerja SMA Seminari St Petrus Canisius adalah baik. Total skor yang diperoleh adalah 3,8 dari rentan nilai 5. Berdasarkan penilaian kinerja secara keseluruhan, kinerja SMA Seminari St Petrus Canisius adalah baik.


(16)

xvi ABSTRACT

PERFORMANCE EVALUATION ANALYSIS AT NON PROFIT

ORGANISATION USING BALANCE SCORECARDMETHOD

A Case Study at Seminary Saint Peter Canisius Mertoyudan Senior High School Emanuela Endah A.P

NIM : 092114013 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2013

The purpose of this research is to investigate the performance of Seminary Saint Peter Canisius Mertoyudan Senior High School using balance scorecard method. It is important issue to measure the performance of an profit organization.

This research is a case study. The data were collected by questionnaire, interview and documentation. The data analysis technique used is financial ratios analysis and discriptive statistics.

The results showed that: 1) From the customer's perspective, the performance of Seminary Saint Peter Canisius Senior High School was good. The average total score obtained was 3.6 out of 5; 2) From the financial perspective, the performance of the Seminary Saint Peter Canisius Senior High School was good. The average total score obtained was 14 out of 18; 3) From the internal business process perspective, the performance of Seminary Saint Peter Canisius Senior High School was very good. The average total score obtained was 4.3 out of 5; 4) From the learning and growth perspective, the performance of Seminary Saint Peter Canisius Senior High School was good. Total score obtained was 3.8 out of 5. In general, result of performance evaluating by using balance scorecard method for the Saint Peter Canisius Senior High School was good.


(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berkembangnya ilmu pengetahuan selalu diiringi dengan berkembangnya zaman yang serba modern seperti sekarang ini, sehingga berkembangnya ilmu pengetahuan memberikan proporsi terbesar terhadap pola kehidupan manusia yang semakin maju. Dunia pendidikan memiliki peran terpenting dalam tercapainya kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan yaitu sekolah, kemampuan akademik maupun non akademik dilatih untuk mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang baik. Dunia pendidikan harus mampu berperan aktif dalam pembentukan karakter pribadi yang dapat bersaing di zaman serba modern ini, sehingga diperlukannya kualitas kinerja yang baik dari sekolah itu sendiri.

Sekolah merupakan salah satu contoh organisasi sektor publik yang dikelola oleh pemerintah dan pihak swasta. Organisasi merupakan sekumpulan orang yang memiliki tujuan yang sama, saling bekerja sama untuk dapat mewujudkan tujuan kelompok tersebut. Untuk mencapai keselarasan tujuan tersebut, organisasi memiliki visi dan misi yang menjadi dasar tercapainya tujuan di masa depan. Organisasi harus dapat menterjemahkan visi dan misi itu ke dalam suatu perencanaan strategis yang nantinya digunakan untuk mencapai satu tujuan yang sama.


(18)

Organisasi yang dapat mencapai perencanaan strategis itulah yang nantinya dinilai memiliki kinerja yang baik. Sehingga diperlukannya sebuah pengukuran terhadap kinerja organisasi tersebut untuk melihat apakah perencanaan strategis yang telah disusun dapat tercapai atau tidak.

Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang amat penting bagi organisasi. Pengukuran tersebut anatara lain dapat dipergunakan untuk menilai keberhasilan organisasi dan dapat digunakan sebagai dasar penyusunan strategi organisasi (Cahyono, 2000). Pengukuran kinerja organisasi dapat diukur melalui aspek keuangan dan non keuangan. Sistem penilaian kinerja tradisional merupakan pengukuran yang menitikberatkan pada aspek keuangan, karena penilaiannya dianggap paling mudah. Namum penilaian ini memiliki kelemahan, yaitu hanya dapat memberikan gambaran kepada organisasi tentang rencana-rencana strategis jangka pendek, sehingga sistem penilaian ini hanya dapat digunakan untuk jangka pendek saja. Metode tradisional yang digunakan dianggap tidak mampu lagi mencegah ketidakefisienan dan ketidakefektifan yang terjadi di dalam organisasi. Sistem tradisional tidak mampu mengakomodasi perubahan-perubahan yang terjadi di dalam lingkungan usaha saat ini (Salim, 2005), karena dalam metoda tradisional hanya menilai organisasi dari segi keuangan saja tanpa menilai faktor-faktor lain yang terdapat dalam organisasi.

Pengukuran kinerja non keuangan dapat menilai kinerja suatu organisasi untuk jangka panjang. Penilaian ini dinilai dari beberapa


(19)

faktor-faktor lain yang memiliki berpengaruh pada organisasi selain dari faktor-faktor keuangan, misalkan penilaian kinerja dari sudut pandang pelanggan, proses dan karyawan. Pengukuran kinerja non keuangan ini berorientasi untuk perencanaan strategis organisasi jangka panjang. Penilaian kinerja non keuangan berorientasi untuk jangka panjang karena pada penilaian kinerja ini menterjemahkan visi dan misi dari organisasi tersebut. Metode yang dapat digunakan dalam penilaian kinerja ini adalah menggunakan metode balance scorecard.

Metode balance scoreca rd merupakan metoda pengukuran kinerja dengan melihat dari empat perspektif yang ada dalam organisasi. Balanace scorecard melengkapi seperangkat ukuran finansial kinerja masa lalu dengan ukuran pendorong (drivers) kinerja masa depan (Kaplan dan Norton 1996). Penilaian kinerja dengan balance scorecard ini menggabungkan antara aspek keuangan dan non keuangan. Balance scorecard pertama kali diperkenalkan oleh Kaplan dan Norton untuk menterjemahkan strategi dan visi perusahaan ke dalam sasaran-sasaran yang dapat diukur. Sasaran-sasaran yang dapat diukur tersebut adalah sasaran unjuk karya, pengukuran, target, dan inisiatif dalam empat perspektif yang seimbang (Salim, 2005).

Sekolah merupakan salah satu organisasi non profit di bidang pendidikan bagi masyarakat, untuk itu diperlukannya penilaian kinerja baik secara keuangan maupun non keuangan. Balance scorecard


(20)

merupakan metode yang dapat digunakan untuk melakukan penilaian karena metode ini mencakup semua aspek.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana kinerja SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan jika dinilai menggunakan metode balance scorecard?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah menilai bagaimana kinerja SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan jika dilihat dari empat aspek yaitu perspektif pelanggan (customer perspective), perspektif keuangan

(financial perspective), perspektif proses bisnis internal (internal business process perspektive), dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan

(learning and growth perspeektive).

D. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini diperlukan adanya batasan masalah, untuk itu penulis hanya meneliti pada kinerja pada sekolah.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Lembaga Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dan bahan referensi bagi sekolah untuk mengukur kinerja, selain itu juga dapat


(21)

dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan evaluasi organisasi.

2. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat memperluas ilmu pengetahuan dan wawasan serta dapat dijadikan sebagai sarana untuk menerapkan teori-teori yang telah didapat selama perkuliahan dalam prakteknya.

F. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang landasan teori yang digunakan sebagai dasar penelitian dan pengolahan data.

BAB III METODA PENELITIAN

Bab ini membahas objek dan subjek penelitian, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.


(22)

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Bab ini membahas profil SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan: sejarah sekolah, visi dan misi, serta data-data yang digunakan untuk mengukur kinerja sekolah.

BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi analisis diskripsi data, analisa data serta hasil penelitian dan interpretasi.

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian yang dilakukan, keterbatasan dalam melakukan penelitian, serta saran-saran yang diberikan baik untuk pihak sekolah maupun untuk penelitian selanjutnya.


(23)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penilaian Kinerja 1. Pengertian Kinerja

Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/ kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi (Mahsun, 2006). Istilah kinerja ini sering digunakan untuk menentukan tingkat prestasi atau tingkat keberhasilan individu maupun kelompok dalam keberhasilan pencapaian tujuan organisasi.Sedangkan kinerja menurut Mulyadi (2007) adalah keberhasilan personel, tim atau unit organisasi dalam mewujudkan sasaran strategik yang telah ditetapkan sebelumnya dengan perilaku yang diharapkan.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan penetapan tolok ukur tingkat keberhasilan terhadap tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi. Untuk mencapai kinerja yang baik, organisasi harus dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawabnya seperti hasil yang diharapkan dari organisasi tersebut.


(24)

2. Penilaian Kinerja

Pengukuran kinerja menurut Robertson (dalam Mahsun, 2006:25) adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa; kualitas barang dan jasa; hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud yang diinginkan; dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan.Pengukuran kinerja adalah suatu metode atau alat yang digunakan untuk mencatat dan menilai pencapaian pelaksanaan kegiatan berdasarkan tujuan, sasaran dan strategi sehingga dapat diketahui kemajuan organisasi serta meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas (Mahsun, 2006:26).

B. Organisasi Sektor Publik

1. Pengertian Organisasi Sektor Publik

Organisasi adalah alat atau wadah sekelompok orang yang berkumpul dan bekerja sama dengan cara yang terstruktur untuk mencapai tujuan atau sejumlah sasaran tertentu yang telah ditetapkan bersama. Sedangkan pengertian sektor publik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan umum dan penyedia barang atau jasa kepada pemilik yang dibayar melalui pajak atau pendapatan negara lain yang diatur dengan hukum (Mahsun dkk., 2006).


(25)

Munculnya organisasi sektor publik merupakan upaya untuk menyediakan layanan terhadap kebutuhan masyarakat tanpa pengumpulan laba yang menjadi tujuan utamanya. Namun tidak semua organisasi sektor publik benar-benar organiasasi sosial. Ada pula organiasasi sektor publik yang bertujuan untuk pengumpulan laba disamping melayani kebutuhan masyarakat yang menjadi pokok berdirinya organisasi tersebut.

2. Jenis-Jenis Tipe Organisasi

Berdirinya organisasi pasti memiliki tujuan spesifik yang hendak dicapai. Untuk membedakan tujuan-tujuan antar organisasi dalam memberikan pelayanan akan barang atau jasanya, maka karakteristik organisasi digolongkan menjadi (Mahsun dkk, 2006):

a. Pure-Profit Organization

Tujuannya adalah menyediakan atau menjual barang dan/ atau jasa dengan maksud utama untuk memperoleh laba sebanyak-banyaknya.

Contoh: hotel, swalayan, perusahaan asuransi.

b. Quasi-Profit Organization

Tujuannya adalah menyediakan atau menjual barang dan/ atau jasa dengan maksud untuk memperoleh laba dan mencapai sasaran atau tujuan lainnya.


(26)

c. Quasi-Nonprofit Organization

Tujuannya adalah menyediakan atau menjual barang dan/ atau jasa dengan maksud untuk melayani masyarakat dan memperoleh keutungan (surplus).

Contoh: rumah sakit, poloklinik, bidang pendidikan.

d. Pure-Nonprofit Organization

Tujuannya adalah menyediakan atau menjual barang dan/ atau jasa dengan maksud untuk melayani dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Contoh: panti asuhan, panti jompo, panti rehabilitasi, organisasi pemerintahan.

C. Manfaat Pengukuran Kinerja Sektor Publik

Manfaat pengukuran kinerja baik untuk internal maupun eksternal organisasi sektor publik menurut BPKP (2000) (dalam Mahsun, 2006):

a. Memastikan pemahaman para pelaksana akan ukuran yang digunakan untuk mencapai kinerja.

b. Memastikan tercapainya rencana kinerja yang telah disepakati. c. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kinerja dan

membandingkannya dengan rencana kerja serta melakukan tindakan untuk memperbaiki kinerja.


(27)

d. Memberikan penghargaan dan hukuman yang obyektif atas prestasi pelaksana yang telah diukur sesuai dengan sistem pengukuran kinerja yang telah disepakati.

e. Menjadi alat komunikasi antar bawahan dan pimpinan dalam upaya memperbaiki kinerja organisasi.

f. Mengidentifikasikan apakah kepuasan pelanggan sudah terpebuhi. g. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah. h. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara

obyektif.

i. Menunjukkan peningkatan yang perlu dilakukan. j. Mengungkapkan permasalahan yang terjadi.

D. Konsep Balance Scorecard 1. Pengertian Balance Scorecard

Menurut Mulyadi (2007:311) balance scorecard terdiri atas dua kata, yaitu kartu skor (scorecard) dan berimbang (balanced). Balance scorecard merupakan kartu skor yang dimanfaatkan untuk mencatat skor hasil kinerja eksekutif. Melalui kartu skor, skor yang hendak diwujudkan eksekutif di masa depan dibandingkan dengan hasil kinerja sesungguhnya.

Dengan adanya bala nce scorecard dapat memudahkan organisasi dalam menilai terhadap kinerjanya dengan tujuan jangka panjang yang hendak dicapai. Karena balance scorecard memberikan


(28)

penilaian berimbang yaitu dalam penilaiannya, mengukur aspek keuangan maupun non keuangan. Cakupan penilaian dengan balance scorecard meliputi empat perspektif yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses, dan pembelajaran dan pertumbuhan.

2. Kelebihan Balance Scorecard

Pengukuran dengan menggunakan balance scorecard memiliki beberapa keunggulan, antara lain (Mulyadi 2007:323):

a. Komprehensif

Balance scorecard memperluas perspektif yang dicakup dalam perencanaan strategik, dari yang sebelumnya hanya terbatas pada perspektif keuangan meluas pada tiga perspektif lain, yakni

customer, proses dan pembelajaran dan pertumbuhan. Perspektif nonkeuangan ini memberikan manfaat:

1) Memberikan kinerja keuangan yang berlipat ganda dan berkesinambungan.

2) Memampukan perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompleks, karena balance scorecard ini menghasilkan rencana yang mencakup perspektif yang luas. b. Koheren

Setiap sasaran strategik yang ditetapkan dalam perspektif nonkeuangan harus mempunyai hubungan kausal dengan sasaran keuangan, baik secara langsung maupun tidak langsung.


(29)

Kekoherenan sasaran strategik yang dihasilkan dalam sistem perencanaan strategik memotivasi personel untuk bertanggungjawab dalam mencari inisiatif strategik yang bermanfaat untuk menghsilkan kinerja keuangan. Kekoherenan juga dituntut pada waktu menjabarkan inisiatif strategik ke dalam program dan penjabaran program ke dalam rencana laba jangka pendek. Kekoherenan ini dihasilkan oleh setiap tahap perencanaan strategik, yaitu perumusan strategi, perencanaan strategik, penyusunan program dan penyusunan anggaran.

c. Berimbang

Keseimbangan sasaran strategik yang dihasilkan sistem perencanaan strategik penting untuk menghasilkan kinerja keuangan berkesinambungan. Keseimbangan sasaran strategik yang dihasilkan dalam 4 perspektif meliputi jangka pendek dan panjang yang berfokus pada faktor internal dan eksternal.

d. Terukur

Semangat untuk menentukan ukuran dan mengukur berbagai sasaran strategik pada keempat perspektif tersebut dilandasi oleh keyakinan berikut ini:

If we can measure it, we can manage it. If we can manage it, we can achieve it.

Balance scorecard mengukur sasaran-sasaran strategik yang sulit untuk diukur. Sasaran-sasaran strategik pada pada perspektif


(30)

customer, proses serta pembelajaran dan pertumbuhan merupakan sasaran yang tidak mudah diukur namun dalam pendekatan

balance scorecard, sasaran pada ketiga perspektif nonkeuangan tersebut ditentukan ukurannya agar dapat dikelola, sehingga dapat diwujudkan.

3. Perspektif dalam Balance Scorecard

Metode balance scorecard menilai strategi organisasi melalui empat perspektif, dimana dari keempat perspektif tersebut saling berkaitan dan saling mempengaruhi dengan perspektif lainnya. Menurut Kaplan dan Norton (1996) tujuan dan ukuran scorecard

diturunkan dari visi dan strategi. Tujuan dan ukuran memandang kinerja perusahaan dari empat perspektif: finansial, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Kerangka kerja


(31)

Gambar1: Balance Scorecard Memberi Kerangka Kerja untuk Penerjemah Strategi ke dalam Kerangka Operasional (Kaplan dan Norton 1996)

Ukuran kinerja ini disusun sesuai dengan visi, misi dan strategi dari organisasi tersebut. Keempat perspektif tersebut meliputi: (Hansen dan Mowen, 2009)

a. Perspektif Keuangan

Dalam perspektif keuangan ini menetapkan tujuan kinerja keuangan jangka pendek dan jangka panjang. Pada perspektif keuangan mengacu pada konsekuensi keuangan global dari ketiga perspektif lainnya.

FINANSIAL

“Untuk berhasil secara finansial, apa yang harus kita perhatikan

kepada para pemegang saham

kita?”

PELANGGAN

“Untuk mewujudkan

visi kita, apa yang harus kita perlihatkan kepada para pelanggan

kita?”

PROSES BISNIS INTERNAL

“Untuk menyenangkan

para pemegang saham dan pelanggan kita proses bisnis apa yang

harus kita kuasai

dengan baik?”

PEMBELAJARAN DAN PERTUMBUHAN

“Untuk mewujudkan misi kita,

bagaimana kita memelihara kemampuan kita untuk berubah dan

meningkatkan diri?”

VISI dan STRATEGI


(32)

b. Perspektif Pelanggan

Perspektif pelanggan merupakan sumber komponen pendapatan dari tujuan keuangan. Perspektif ini mendefinisikan dan memilih pelanggan dan segmen pasar dimana perusahaan memutuskan untuk bersaing. Tujuan dan ukuran utama adalah sesuatu yang umum di organisasi. Lima tujuan utama dalam perspektif keuangan ini adalah: peningkatan pangsa pasar, peningkatan retensi pelanggan, peningkatan pelanggan baru, peningkatan kepuasan pelanggan, dan peningkatan profitabilitas pelanggan.

c. Perspektif Proses Bisnis Internal

Perspektif proses mencakup identifikasi proses yang diperlukan untuk mencapai tujuan pelanggan dan keuangan. Untuk memberi kerangka kerja yang diperlukan perspektif ini, rantai nilai proses didefinisikan. Rantai nilai proses ini terdiri atas tiga proses: proses inovasi, proses operasional, dan proses pascapenjualan.

d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah sumber kemampuan yang memnungkinkan penyelesaian atas pencapaian tujuan dari ketiga perspektif lainnya. Perspektif ini memiliki tiga tujuan utama, yaitu: peningkatan motivasi,


(33)

pemberdayaan, dan pelibatan pegawai; serta peningkatan kemampuan sistem informasi.

4. Balance Scorecard sebagai Alat Perencanaan Strategik

Sistem perencanaan strategik terdiri atas dua tahapan utama, yaitu (Mulyadi, 2007):

a. Penyusunan Company Scorecard

Company scorecard terdiri atas tiga komponen utama yaitu:

strategy map, sasaran strategik, outcome measure, performance driver measures, target dan inisiatif strategik. Company scorecard

memberikan arah masa depan yang hendak diwujudkan oleh perusahaan beserta ukuran hasil, ukuran pemacu kinerja dan dan target.

b. Cascading Process

Cascading process merupakan alat yang digunakan untuk menugasi unit-unit organisasi dan personel perusahaan untuk memberikan kontribusi dalam mencapai sasaran-sasaran strategik yang tercantum dalam company scorecard.

5. Balance Scorecard pada Lembaga Pendidikan

Setiap organisasi memiliki misi utama yaitu menyediakan pelayanan terhadap masyarakat, termasuk lembaga pendidikan. Untuk dapat mewujudkan misi tersebut, organisasi harus memiliki strategi


(34)

apa yang harus disusun agar misinya dapat terlaksana. Sebagai penilaian terhadap keberhasilan strategi maka balance scorecard akan menterjemahkan ke dalam empat perspektif (Mahsun, 2006):

a. Perspektif Pelanggan

Pada organisasi non profit khususnya lembaga pendidikan, perspektif pelanggan merupakan perhatian terpenting dalam penilaiannya. Pada perspektif ini menggambarkan bagaimana pemberian pelayanan yang baik terhadap pelanggannya. Pelanggan dalam lembaga pendidikan adalah siswa, orang tua/ wali siswa dan komite sekolah. Indikator yang dapat digunakan untuk menilai pada perspektif ini adalah tingkat kepuasan pelanggan yang bisa diketahui melalui survei pelanggan, sikap dan perilaku mereka yang dapat diketahui dari keluhan-keluhan yang mereka sampaikan.

b. Perspektif Keuangan

Pada perspektif keuangan, kinerja dilihat dari sudut pandang penyedia sumber daya dan ketercapaian target keuangan sesuai yang telah direncanakan oleh organisasi. Indikator dalam penilaian perspektif keuangan ini adalah teknik analisis rasio. Analisis rasio merupakan suatu teknik analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan keuangan lain secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.


(35)

c. Perspektif Proses Internal

Dalam perspektif ini meliputi indikator produktivitas, kualitas, waktu penyerahan, waktu tunggu, dst. Hal ini menentukan apakah proses telah mengalami peningkatan, sejajar dengan

benchmarks, atau mencapai target dan sasaran. d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Pada perspektif ini menggambarkan bagaimana kemampuan organisasi dalam menjalankan misinya secara keseluruhan. Indikator dalam perspektif ini memuat tentang sejauh mana manfaat dari pengembangan baru atau bagaimana hal ini dapat memberikan kontribusi bagi keberhasilan di masa depan.


(36)

BAB III

METODA PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini berupa penelitian studi kasus yang dilakukan pada salah satu sekolah swasta yaitu SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan, dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja sekolah apabila pengukurannya dengan menggunakan metode balance scorecard.

B. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan. Jl. Mayjend Bambang Soegeng Mertoyudan, Kotak Pos 103 Magelang 56101.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2013.

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek dari penelitian adalah:

a. Kepala Sekolah SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan. b. Guru dan karyawan SMA Seminari St. Petrus Canisius

Mertoyudan.


(37)

c. Siswa-siswa SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan. 2. Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah data-data yang digunakan dalam pengukuran keempat perspektif dalam metode balance scorecard, anatara lain laporan keuangan tahunan sekolah untuk periode 2010 dan 2011, kuesioner yang berkaitan dengan empat perspektif dalam

balance scorecard untuk menilaipelanggan, kepala sekolah, guru dan karyawan, hasil wawancara serta arsip sekolah.

D. Data yang Dibutuhkan

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain:

1. Gambaran umum sekolah meliputi: sejarah, struktur organisasi, kebijakan-kebijakan yang dibuat sekolah, visi dan misi sekolah

2. Data yang dibutuhkan dalam pengukuran kinerja berdasarkan keempat perspektif dalam metode balance scorecard meliputi:

a. Perspektif Pelanggan

Data yang dibutuhkan berupa hasil kuesioner tentang kepuasan pelanggan yaitu siswa (kuesioner lampiran 1).

b. Perspektif Keuangan

Data yang dibutuhkan berupa laporan keuangan tahunan sekolah untuk periode tahun ajaran 2010/2011 dan 2011/2012 yaitu sumber-sumber pendapatan sekolah dan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh sekolah.


(38)

c. Perspektif Proses Bisnis Internal

1) Hasil kuesioner tentang proses bisnis internal yang dijalankan di sekolah (kuesioner lampiran 2).

2) Data dokumentasi sekolah dan hasil wawancara dengan staf sekolah untuk mengetahui proses bisnis internal yang sedang berjalan di sekolah.

d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

1) Hasil kuesioner tentang implementasi inovasi dan pembelajaran di sekolah (kuesioner lampiran 2).

2) Data dokumentasi sekolah dan hasil wawancara dengan staf sekolah untuk mengetahui proses pembelajaran yang dijalankan oleh sekolah.

E. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian adalah siswa, guru dan karyawan SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan. Sampel dipilih berdasarkan pemilihan random, yaitu:

Purposive Sampling atau pengambilan sampel bertujuan dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu. Dalam penelitian ini kriteria yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah:

a. Siswa SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan siswa kelas XI dan XII. Sampel dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa siswa


(39)

kelas XI dan XII tahun ajaran 2012/2013 dengan pertimbangan telah beberapa tahun di SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan.

b. Guru dan karyawan yang bekerja di SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan yang telah bekerja lebih dari enam tahun.

F. Teknik Pengumpulan data 1. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari responden, cara yang digunakan adalah mengajukan pertanyaan secara langsung kepada kepala sekolah, guru dan karyawan SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan yaitu untuk mengetahui tentang kepuasan kinerja dari pihak internal sekolah.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara meneliti melalui data-data dan berkas yang dimiliki oleh SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan yang berhubungan dengan penelitian ini, yaitu gambaran umum sekolah dan laporan keuangan sekolah.

3. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data metode survei dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan khusus yang terkait


(40)

dengan keempat perspektif kepada subyek penelitian, subyek penelitian ini meliputi:

a. Siswa-siswa SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan. b. Kepala sekolah SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan. c. Guru dan karyawan SMA Seminari St. Petrus Canisius

Mertoyudan.

G. Teknik Analisa Data

Untuk menjawab pertanyaan tentang penilaian kinerja dengan metode balance scoreca rd untuk periode 2010/2011 dan 2011/2012 di atas, maka analisa yang dilakukan adalah (Suharyanti, 2008):

1. Memahami visi dan misi sekolah.

2. Menterjemahkan visi dan misi ke dalam empat perspekif dengan metode balance scorecard, yaitu dengan mengajukan pertanyaan kuesioner yang disesuaikan dengan visi dan misi sekolah dalam proses pembelajaran yang sedang berjalan di sekolah.

3. Mengumpulkan, menganalisa dan membahas data yang digunakan untuk menilai kinerja sekolah berdasarkan empat perspektif balance scorecard:

a. Perspektif Pelanggan

Data yang digunakan adalah hasil kuesioner tentang kepuasan pihak eksternal yang ditujukan kepada siswa-siswa SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan. Hasil kuesioner tersebut


(41)

akan dianalisa berdasarkan total skor pada masing-masing responden, dari skor tersebut akan dibandingkan pada skor kriteria penilaian sekolah pada tabel 3.1.

b. Perspektif Keuangan

Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari data arsip yang dimiliki oleh sekolah, data arsip ini berupa laporan keuangan tahunan sekolah periode tahun ajaran 2010/2011 dan 2011/2012. Dari laporan keuangan tersebut akan dianalisis dengan menggunakan rasio kinerja operasi. Rasio ini menilai tentang bagaimana kinerja organisasi selama periode tertentu dari segi keuangannya. Rasio yang digunakan adalah (Nainggolan, 2005):

1) Rasio Biaya Operasional terhadap Total Biaya Program

Rasio ini menggambarkan berapa besar perbandingan antara biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan yang tidak terikat langsung dengan misi sekolah dengan biaya yang terkait langsung dengan program sekolah. Rasio ini diperoleh dengan rumus:

a) Total biaya administrasi non program = (biaya manajemen umum + biaya pencarian dana)

b) Total biaya program = (program A + program B + .... + program n)


(42)

Rasio yang semakin tinggi menunjukkan bahwa sekolah membutuhkan banyak biaya administrasi dalam menjalankan programnya. Sebaliknya rasio yang kecil dari tahun ketahun menunjukkan sekolah yang makin efisien.

2) Rasio Biaya Program ke Pendapatan Donasi

Rasio ini menggambarkan perbandingan antara kegiatan utama sekolah dengan pendapatan yang diperoleh dari pendapatan donasi. Rasio ini diperoleh dengan rumus:

Apabila rasio menunjukkan nilai lebih dari satu berarti sekolah memiliki sumber dana lain untuk membiayai programnya. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa kinerja sekolah semakin baik karena biaya program sekolah tidak ditentukan oleh besar kecilnya pendapatan dari sumbangan.

3) Rasio Surplus

Surplus disini merupakan selisih kelebihan penerimaan dibandingkan dengan pengeluaran yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan. Rasio ini diperoleh dengan rumus:


(43)

Semakin tinggi rasio menunjukkan bahwa sekolah mampu mengumpulkan surplus untuk bertahan dan mengembangkan misinya.

4) Biaya Rata-Rata per Siswa

Yaitu seluruh biaya anggaran pengeluaran sekolah pertahun dibagi jumlah seluruh siswa. Ukuran ini menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan sekolah. Rasio ini diperoleh dengan rumus:

Semakin tinggi nilai yang didapatkan menunjukkan pengelolaan yang dilakukan okeh perusahaan semakin baik. 5) Rasio Sumbangan Siswa

Yaitu rasio antara jumlah sumbangan atau pendapatan yang diterima dari siswa dan seluruh pendapatan. Rasio ini menunjukkan seberapa tinggi ketergantungan pendapatan pada sumbangan siswa. Rasio ini diperoleh dengan rumus:

Semakin tinggi rasio menunjukkan tingginya tingkat ketergantungan sekolah terhadap sumbangan dari siswa.


(44)

6) Rasio Pendapatan Kegiatan Usaha

Yaitu rasio antara jumlah pendapatan dari kegiatan usaha dan jumlah seluruh pendapatan. Rasio ini menunjukkan tingkat kemampuan sekolah mencari sumber dana. Rasio ini diperoleh dengan rumus:

Semakin tinggi rasio, semakin tinggi pula kemampuan sekolah menggali dana dari luar.

c. Perspektif Proses Bisnis Internal

Data yang dibutuhkan adalah data primer berupa hasil wawancara kepada kepala Seminari Menengah St. Petrus Canisius Mertoyudan dan arsip sekolah tentang kegiatan-kegiatan yang dijalankan oleh pihak sekolah.

d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Data primer yang digunakan adalah data hasil kuesioner yang diajukan kepada guru dan karyawan serta kepala sekolah Seminari Menengah St. Petrus Canisius Mertoyudan. Kuesioner ini berisikan tentang pertanyaan-pertanyaan khusus mengenai kepuasan dari pihak internal sekolah. Hasil kuesioner akan dianalisa berdasarkan total skor yang diperolah masing-masing responden.


(45)

4. Penentuan Kriteria Penilaian Kinerja Masing-Masing Ukuran Stategik a. Data yang diperlukan adalah data bersumber dari empat

kelompok responden dilaksanakan berdasarkan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.1: (Rating Scale)Kriteria Penilaian Kinerja untuk Data Primer

Penilaian Kinerja Skor Kategori

Sangat Puas 5 Sangat Setuju

Puas 4 Setuju

Cukup puas 3 Sedang

Kurang Puas 2 Tidak Setuju

Tidak Puas 1 Sangat Tidak Setuju


(46)

b. Penilaian ukuran strategik perspektif keuangan ditentukan berdasarkan kriteria:

Tabel 3.2: (Rating Scale) Kriteria Penilaian Ukuran Strategik Perpsketif Keuangan

No Ukuran Strategik Kriteria Skor Penilaian Kinerja 1 Rasio biaya operasional

terhadap biaya program

R1>R2 R1=R2 R1<R2 3 2 1 Baik Sedang Kurang 2 Rasio biaya program ke

pendapatan donasi R1<R2 R1=R2 R1>R2 3 2 1 Baik Sedang Kurang 3 Rasio surplus R1<R2

R1=R2 R1>R2 3 2 1 Baik Sedang Kurang 4 Biaya rata-rata per siswa B1>B2

B1=B2 B1<B2 3 2 1 Baik Sedang Kurang 5 Rasio sumbangan siswa R1>R2

R1=R2 R1<R2 3 2 1 Baik Sedang Kurang 6 Rasio pendapatan

kegiatan usaha R1>R2 R1=R2 R1<R2 3 2 1 Baik Sedang Kurang Keterangan:

R1 = rasio tahun ke 1 R2 = rasio tahun ke 2

B1 = biaya rata-rata tahun ke 1 B2 = biaya rata-rata tahun ke 2

5. Penentuan Kriteria Penilaian Kinerja Masing-Masing

a. Kriteria Penilaian Kinerja Perspektif Pelanggan, Proses Bisnis Internal dan Pembelajaran dan Pertumbuhan

Dalam pengukuran kinerja, ditentukan rentang nilai yang dapat digunakan untuk memberikan penilaian kinerja dari ukuran stategik. Penentuan rentang nilai (range) ditentukan berdasarkan


(47)

rata-rata skor akhir yang diperoleh masing-masing perspektif. Karena penilaian skor yang didapat merupakan angka desimal, maka penentuan nilainya pun dalam bentuk batas atas dan batas bawah. Rentan nilai diperoleh dari nilai tertinggi dari skor pada kuesioner (lima) dikurangi dengan nilai terendah dari skor pada kuesioner (satu) kemudian dibagi dengan jumlah kriteria penilaian kinerja (lima). Rentang nilai dan kriteria tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 3.3:(Rating Scale)Kriteria Penilaian Sekolah untuk Masing-Masing Perspektif

Rentang Nilai Skor Akhir Kriteria Penilaian Kinerja

5,0 – 4,3 5 Sangat Baik

4,2 – 3,5 4 Baik

3,4 – 2,7 3 Cukup baik

2,6 – 1,9 2 Kurang Baik

1,8 – 1,0 1 Buruk

Sumber: Istijanto 2010

Penentuan rentang nilai untuk rata-rata skor dianggap sudah memasuki ke tingkat selanjutnya yang lebih tinggi apabila sudah melebihi 0,8. Rentang nilai ini ditentukan berdasarkan rentang penilaian kinerja masing-masing ukuran stategik antara 1 (buruk) sampai 5 (sangat baik) dibagi 5, yaitu kriteria penilaian kinerja buruk, kurang baik, sedang, baik dan sangat baik.


(48)

b. Kriteria Penilaian Kinerja Perspektif Keuangan

Nilai pada penilaian kinerja keuangan diperoleh dari nilai tertinggi skor pada penilaian kinerja kuangan (18) dikurangi dengan nilai terendah paada skor penilaian kinerja keuangan (6) dibagi dengan jumlah kriteria penilaian kinerja (5). Kinerja sekolah dilihat dari perspektif keuangan dinilai berdasarkan kriteria berikut ini:

Tabel 3.4:(Rating Scale) Kriteria Penilaian Kinerja Perspektif Keuangan

Karena penilaian skor yang didapat merupakan angka desimal, maka penentuan nilanya pun dalam bentuk batas bawah dan batas atas. Penentuan rentang nilai untuk skor akhir dianggap sudah memasuki ke tingkat selanjutnya yang lebih tinggi apabila sudah melebihi dari 2,4. 6. Penentuan Kriteria Penilaian Kinerja Sekolah secara Keseluruhan

Untuk dapat menyimpulkan hasil akhir dari keseluruhan perspektif maka terlebih dahulu perlu ditetapkan suatu rentang nilai yang dapat digunakan sebagai pedoman baik buruknya suatu organisasi dilihat dari keempat perspektif. Rentan nilai diperoleh dari nilai tertinggi dari skor pada kuesioner (lima) dikurangi dengan nilai terendah dari skor pada kuesioner (satu) kemudian dibagi dengan

Tingkat Pencapaian Ukuran Strategik

Skor Kriteria Penilaian Kinerja

18 – 15,6 5 Sangat Baik

15,5 – 13,2 4 Baik

13,1 – 10,7 3 Cukup Baik

10,6 – 8,2 2 Kurang Baik


(49)

jumlah kategori penilaian (lima). Rentang nilai dan kriteria yang ditetapkan tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 3.5:(Rating Scale) Kriteria Penilaian Kinerja Sekolah Secara Keseluruhan

Rentang Nilai Skor Akhir Kriteria Penilaian Kinerja

5,0 – 4,3 5 Sangat Baik

4,2 – 3,5 4 Baik

3,4 – 2,7 3 Cukup Baik

2,6 – 1,9 2 Kurang Baik

1,8 – 1,0 1 Buruk

Sumber: Istijanto 2010

Karena penilaian skor yang didapat merupakan angka desimal, maka penentuan nilanya pun dalam bentuk batas bawah dan batas atas. Penentuan rentang nilai untuk skor akhir dianggap sudah memasuki ke tingkat selanjutnya yang lebih tinggi apabila sudah melebihi dari 0,8. 7. Penarikan Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan analisa yang dilakukan maka dapat dilakukan penarikan kesimpulan terhadap kinerja sekolah dengan metode

balance scorecard. Kesimpulan diambil dari hasil penilaian kinerja perspektif pelanggan, proses bisnis internal dan pembelajaran dan pertumbuhan; penilaian kinerja pada pespektif keuangan; dan penilaian kinerja sekolah secara keseluruhan. Dari penilaian kinerja dengan menggunakan balance scorecard dapat diketahui kinerja sekolah yang dinilai dari empat prespektif masuk dalam ketegori sangat baik, baik, sedang, kurang baik atau buruk. Saran dari penelitian ini berisikan tentang masukan bagi sekolah tentang bagaimana pengambilan


(50)

keputusan selanjutnya, selain itu saran ini juga ditujukan terhadap penelitian selanjutnya.


(51)

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Berdirinya SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan

Seminari menengah St Petrus Canisius telah ada sejak zaman Belanda pada tahun 1911-1926 yang dulu merupakan tempat kursus pendidikan calon iman di Kolose Xaverius Muntilan. Berdirinya seminari menengah ini berawalkan dari keinginan dua pemuda pribumi yang ingin menjadi imam yaitu Petrus Darmaseputra dan Fransiskus Xaverius Satiman. Pada tanggal 30 Mei 1912 keluarlah izin resmi dari Roma untuk memulai lembaga pendidikan calon iman di Indonesia dan kemudian diselenggarakan di Kolose Xaverius Muntilan. Kemudian pada tanggal 7 September 1992, dua seminaris menjadi novis pertama di novisiat Serikat Yesus yang baru dibuka di Yogyakarta dengan Romo Strater SJ sebagai Rektor dan sekaligus pimpinan novisiatnya. Kemudian pada bulan Mei 1925 dimulailah seminari kecil yang berada di Kolose Santo Ignatius Yogyakarta. Pada tahun 1941 seminari dipindahkan ke Mertoyudan karena jumlah seminaris yang semakin meningkat.

Dalam masa perjuangan, gedung Seminari Mertoyudan sempat dibumihanguskan. Kemudian Seminari kembali dibangun kembali oleh Vikariat Semarang. Akhirnya pada bulan Agustus 1952, pembangunan


(52)

selesai dilaksanakan. Bangunan ini sekarang merupakan bagian dari

Domus Patrum dan Medan Madya. Setelah pembangunan selesai, para seminaris dipindahkan ke Mertoyudan.

Selama tahun 1952 sampai dengan sekarang Seminari Mertoyudan mengalami pembangunan-pembangunan gedung, dan tahun tersebut merupakan masa perkembangan Seminari Mertoyudan. Mulai tahun 1968, siswa tamatan SD tidak diterima lagi, dan yang diterima hanya para siswa tamatan SLTP dan SLTA.

B. Lokasi dan Keadaan SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan berlokasi di Jalan Mayjend Bambang Soegeng Mertoyudan, dengan kotak pos 103 Magelang 56101 dan nomor telepon (0293) 326718; Fax. (0293) 325057.

SMA St Petrus Canisius memiliki fasilitas utama sekolah sebagai sarana penunjang proses belajar dan mengajar, fasilitas tersebut antara lain: 1. Ruang kelas

2. Ruang guru, karyawan dan kepala sekolah 3. Ruang perpustakaan

4. Ruang musik

5. Ruang laboratorium komputer 6. Ruang laboratorium biologi 7. Ruang laboratorium kimia 8. Ruang laboratorium fisika


(53)

9. Ruang laboratorium bahasa 10.Ruang kesehatan

11.Ruang aula

12.Lapangan olah raga

C. Kesiswaan

Jumlah siswa SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan selalu mengalami peningkatan dari tahun ajaran 2008/2009 sampai dengan tahun ajaran 2011/2012. Berikut ini merupakan tabel perkembangan siswa yang bersekolah di SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan periode tahun ajaran 2008/2009 sampai dengan tahun ajaran 2011/2012:

Tabel 4.1: Tabel Perkembangan Siswa Seminari Menangah St Petrus Canisius Mertoyudan

Tahun Ajaran Jumlah Siswa

2008/2009 216

2009/2010 216

2010/2011 227

2011/2012 252

D. Guru dan Karyawan

Jumlah guru dan karyawan sampai dengan tahun ajaran 2011/2012 SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan adalah sebanyak 21 orang guru tetap dan 8 orang karyawan tetap.


(54)

E. Sistem Penilaian Kinerja yang Digunakan Sekolah

Sistem penilaian kinerja yang digunakan selama ini adalah penilaian dilakukan secara periodik yaitu setiap akhir tahun ajaran. Proses penilaian ini meliputi penentuan daftar penilaian kinerja (DP3), kemudian penilaian melalui supervisi masing-masing kelas dengan menggunakan keusioner. Penilaian juga dilakukan secara langsung yaitu dengan cara kepala sekolah melakukan penilaian dari kelas satu ke kelas yang lain untuk melihat situasi selama proses pembelajaran.

F. Visi, Misi dan Tujuan SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan 1. Visi SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan

Menjadi komunitas pendidikan calon imam tingkat menengah yang handal dan berkompeten dalam mengembangkan sanctitas (kesucian),

sanitas (kesehatan), dan scientia (pengetahuan) ke arah imamat yang tanggap terhadap kebutuhan zaman.

2. Misi SMA Seminari St. Petrus CanisiusMertoyudan

a. Mendidik dan mendampingi seminaris (siswa) menjadi pribadi yang berkembang secara integral dalam sanctitas (kesucian),

sanitas (kesehatan), dan scientia (pengetahuan) ke arah kedewasaan sesuai dengan usianya sehingga semakin mampu mengambil keputusan sesuai dengan panggilan hidupnya.

b. Menyelenggarakan pendidikan yang mampu membentuk dan mengembangkan seminaris menjadi pribadi yang jujur, setia,


(55)

disiplin, bertanggung jawab, solider, mampu bekerjasama, berjiwa melayani, berani memperjuangkan keadilan, dan mampu berdialog dengan penganut agama atau kepercayaan lain, dengan mengedepankan manajemen partisipatif.

3. Tujuan SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan

a. Mendampingi seminaris dalam mengolah hidup rohani, panggilan, kegerejaan dan kemasyarakatan, agar mampu mengambil keputusan sesuai dengan panggilan hidupnya.

b. Mendampingi seminaris untuk mengembangkan diri menjadi pribadi yang sehat secara fisik maupun psikis, dewasa secara manusiawi maupun kristiani, sehingga seminaris memiliki kesiapsiagaan untuk menanggapi panggilan Tuhan.

c. Melaksanakan kegiatan pendidikan dan pembelajaran secara efektif dan efisien agar kompetensi seminaris berkembang secara optimal sehingga seminaris memiliki bekal yang memadai untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan imamat berikutnya.


(56)

40 G. Organogram Seminari Menengah Mertoyudan

Gambar 4.1: Organogram Seminari Menengah Mertoyudan USKUP

PROVINSIAL

REKTOR

PENDAM-PING ROHANI KOORDINA-TOR

KEROHA-NIAN PETUGAS

KEUANGAN MINISTER

STAF REKTOR

DEWAN PENASEHAT

WAKIT DIREKTUR DIREKTUR

KEPAMO-NGAN PAMONG

UMUM

ASRAMA

GURU DAN KARYA-WAN

KEUANGAN

ADMINIS-TRASI KEPEGA

WAIAN

RT WALI KELAS

GURU

B I D E L U M U M / K E T U A O S I S / S E M I N A R I S / S I S W A

TU DG


(57)

BAB V

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

A. Memahami Visi dan Misi Sekolah

Visi adalah pernyataan cita-cita yang menggambarkan suatu keadaan tertentu dan harus diperjuangkan organisasi untuk dicapai di masa depan. Visi yang dimiliki bersifat umum namun dapat memberikan pemahaman logis tentang apa yang hendak dicapai oleh organisasi (Mahsun, 2006). Rumusan yang dimiliki sekolah adalah mendidik calon iman tingkat menengah, kemudian visi SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan adalah:

“Menjadi komunitas pendidikan calon imam tingkat menengah yang handal dan berkompeten dalam mengembangkan sanctitas

(kesucian), sanitas (kesehatan), dan scientia (pengetahuan) ke arah imamat yang tanggap terhadap kebutuhan zaman”.

Dari visi tersebut kemudian dijabarkan mengenai kegiatan-kegiatan apa saja yang hendak dicapai oleh sekolah. Dari misi ini, juga dijelaskan mengenai upaya-upaya apa saja dan tujuan yang hendak dicapai oleh sekolah. Misi SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan adalah sebagai berikut:

a. Mendidik dan mendampingi seminaris (siswa) menjadi pribadi yang berkembang secara integral dalam sanctitas (kesucian),


(58)

sanitas (kesehatan), dan scientia (pengetahuan) ke arah kedewasaan sesuai dengan usianya sehingga semakin mampu mengambil keputusan sesuai dengan panggilan hidupnya. b. Menyelenggarakan pendidikan yang mampu membentuk dan

mengembangkan seminaris menjadi pribadi yang jujur, setia, disiplin, bertanggung jawab, solider, mampu bekerjasama, berjiwa melayani, berani memperjuangkan keadilan, dan mampu berdialog dengan penganut agama atau kepercayaan lain, dengan mengedepankan manajemen partisipatif.

Untuk mencapai misi tersebut upaya-upaya yang dilakukan sekolah sebagai sarana pendukung adalah mendirikan sekolah berasrama sebagai daya dukung terwujudnya misi sekolah yaitu mendidik calon imam. Di dalam asrama para seminaris/ siswa akan didampingi oleh pamong yaitu romo dan sub pamong yaitu frater. Selain sekolah berasrama kebijakan lain adalah sistem sekolah matrikulasi satu tahun yaitu sebagai sarana pemahaman nilai-nilai dasar mengenai pendidikan calon iman dan pengembangan karakter setiap seminaris. Hal lain yang menjadi pendukung pendidikan di sekolah adalah dibuatnya buku pedoman dan peraturan bagi siswa, guru maupun karyawan, serta acara pembinaan bagi guru dan staff. Hal tersebut dimaksudkan agar para anggota sekolah dapat menjadi lebih disiplin demi tercapainya kenyamanan dan keselarasan bersama.


(59)

B. Menterjemahkan Visi dan Misi Sekolah ke dalam Keempat Perspektif Balance Scorecard

Visi dan misi yang dimiliki sekolah harus diterjemahkan dalam masing-masing perspektif balance scorecard dan kemudian dapat dilakukan penilaian kinerja terhadap sekolah.

Kemudian dari visi dan misi tersebut dapat diterjemahkan sebagai berikut: 1. Persektif Pelanggan

Pelanggan ini adalah siswa-siswa yang bersekolah di SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan. Pelanggan memiliki peran penting dalam menilai bagaimana pelayanan dan kinerja yang diberikan oleh organisasi apakah sudah berjalan dengan baik atau belum. Perspektif pelanggan menilai organisasi secara keseluruhan menurut sudut pandang dari pelanggan. Penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 5.1: Penilaian Kinerja Perspektif Pelanggan No Perspektif Penilaian

Kinerja

Ukuran Strategik

Nomor Pertanyaan 1. Kepuasan

Pelanggan Internal Proses belajar mengajar (PBM) yang mendukung. a. Sistem pendidikan yang memuaskan. b. Tim pengajar

yang memuaskan. c. Metode pembelajaran yang memuaskan. d. Penggunaan buku referensi yang up to date.

A.1

A.2 A.3


(60)

Tabel 5.2: Penilaian Kinerja Perspektif Pelanggan (Lanjutan) No Perspektif Penilaian

Kinerja

Ukuran Strategik Nomor Pertanyaa

n e. Manfaat yang

diperoleh. f. Optimalisasi waktu pembelajaran. A.5,6,7,8, 9 A.10, 11 Iklim sekolah g. Dukungan dan

motivasi belajar. h. Metode pembelajaran yang mendukung suasana belajar. A.12 A.13 Pelayanan sekolah i. Sistem pelayanan administrasi. j. Sistem pelayanan sekolah. k. Sistem pelayanan perpustakaan. l. Sistem pelayanan administrasi pendukung. A.14 A.15 A.16 A.17 Peningkatan kualitas SDM (siswa) m. Kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler n. Pengadaan kegiatan pelatihan. A.18, 19 A.20

2. Perspektif Keuangan

Perspektif keuangan memberikan gambaran tentang kinerja organisasi dari segi kemandirian keuangan. Kinerja dalam perspektif


(61)

ini dilihat dari sudut pandang penyedia sumber daya dan ketercapaian target keuangan yang telah direncanakan oleh organisasi. Penilaian dalam perspektif ini menggunakan enam rasio keuangan. Rasio ini akan menunjukkan sumber-sumber penerimaan, perencanaan keuangan, dan biaya-biaya yang dikeluarkan. Rasio yang digunakan dalam penilaian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 5.3: Penilaian Kinerja Perspektif Keuangan No Perspektif Penilaian

Kinerja

Ukuran Strategik

Analisis 1. Pespektif

keuangan

Kemandirian keuangan

a. Rasio biaya operasional terhadap total biaya

program. b. Rasio biaya

program ke pendapatan donasi. c. Rasio surplus.

d. Biaya rata-rata per siswa. e. Rasio sumbangan siswa. f. Rasio pendapatan kegiatan usaha. Perbadingan biaya program kegiatan sekolah. Sumber pendapatan dari pihak eksternal sekolah. Selisih kelebihan pengeluaran dengan pendapatan. Biaya yang dibutuhkan siswa per tahun. Seluruh sumber pendapatan dari siswa. Sumber pendapatan sekolah dari kegiatan usaha lain.


(62)

3. Perspektif Proses Bisnis Internal

Perspektif ini merupakan perspektif yang menunjukkan kegiatan dan program yang sedang berlangsung untuk menentukan tingkat pencapaian yang telah didapat organisasi. Penilaian ini dinilai dari kepuasan kepala sekolah terhadap kegiatan dan program yang telah atau sedang dijalankan oleh sekolah. Penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 5.4: Penilaian Kinerja Perspektif Proses Bisnis Internal No. Perspektif Penilaian

Kinerja

Ukuran Strategik Nomor Pertan

yaan 1. Kepuasan

kepala sekolah dalam perspektif proses bisnis internal.

Sarana dan prasarana penunjang PBM. a. Administrasi pelayanan keuangan terkomputerisasi. b. Administrasi pelayanan akademik terkomputerisasi. c. Sistem informasi

perpustakaan yang relevan. d. Penyediaan buku

perpustakaan yang up to date.

e. Penyediaan fasilitas

pendukung yang memadai. f. Penyediaan teknologi informasi. C.1 C.2 C.3 C.4, 5 C.6 C.7 Kualitas

SDM (guru dan

karyawan).

g. Rekruitmen yang selektif.

h. Keahlian guru dan karyawan sesuai bidangnya.

C.8 C.9


(63)

Tabel 5.5: Penilaian Kinerja Perspektif Proses Bisnis Internal (Lanjutan)

No. Perspektif Penilaian Kinerja

Ukuran Strategik Nomor Pertan

yaan Kualitas

SDM (siswa)

i. Ketrampilan guru dan karyawan. j. Kegiatan

pembelajaran diluar sekolah. k. Penyelenggaraan

kegiatan intra dan ekstrakurikuler. C.10, 11 C.12 C.13 Kualitas kurikulum.

l. Disiplin waktu pembelajaran. m. Review

kurikulum secara berkala C.14, 15 C.16, 17 Promosi panggilan

n. Kegiatan promosi panggilan secara berkala.

C.18

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Pada perspektif ini menggambarkan bagaimana kemampuan organisasi dalam menjalankan misinya secara keseluruhan. Penilaian dalam perspektif ini memuat tentang pemamfaatan dari kegiatan baru dan keberhasilan bagi organisasi di masa depan. Penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut:


(64)

Tabel 5.6: Penilaian Kinerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Lanjutan)

No Perspektif Penilaian Kinerja

Ukuran Strategik Nomor Pertan

yaan 1. Pembelajaran

dan

pertumbuhan. 1) Kepuasan

kepala sekolah

Evaluasi guru dan karyawan.

Pengembangan potensi guru dan karyawan. a. Tingkat perpindahan pegawai. b. Retensi penolakan terhadap teknologi. c. Pengadaan

training bagi

guru dan

karyawan. d. Pengadaan

kegiatan study

banding.

e. Rasio guru per siswa.

f. Disiplin waktu.

C.19 C.20 C.21 C.22 C.23 C.24 Kesejahteraan

guru dan karyawan.

g. Pemberian penghargaan bagi guru dan karyawan berprestasi.

C.25

2) Kepuasan guru dan karyawan.

Kepuasan kerja

a. Pemenuhan kebutuhan guru dan karyawan. b. Penilaian

kepuasan guru dan karyawan

D.1 D.2, 3 Iklim kerja c. Keterlibatan

guru dan

karyawan dalam pengambilan keputusan. d. Pemberian motivasi. e. Kemudahan dalam mengakses informasi D.4 D.5 D.6


(65)

Tabel 5.7: Penilaian Kinerja perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Lanjutan)

No Perspektif Penilaian Kinerja

Ukuran Strategik Nomor Pertan

yaan Pengembangan

potensi SDM (guru dan karyawan). Kesejahteraan guru dan karyawan. f. Pengadaan kegiatan training. g. Pemberian penghargaan bagi guru dan karyawan berprestasi. h. Sistem kompensasi yang memadai. D.7, 8 D.9 D.10

C. Analisa dan Pembahasan Data yang Digunakan untuk menilai Kinerja Sekolah Berdasarkan Empat Perspektif Balance Scorecard 1. Perspektif Pelanggan Internal

Fokus pada penilaian ini adalah penilaian tentang kepuasan pelanggan internal yang terdiri dari penilaian pada proses belajar mengajar yang dilaksanakan sekolah, iklim atau suasana lingkungan sekolah, pelayanan yang diberikan sekolah, dan kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah untuk tujuan peningkatan kualitas siswa. Penilaian ini diperolah berdasarkan hasil kuesioner (lampiran 1) yang ditujukan kepada siswa SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan. Dari hasil kuesioner tersebut akan dianalisa berdasarkan total skor pada masing-masing responden, dari skor tersebut kemudian akan dibandingkan pada skor kriteria penilaian kinerja sekolah.


(66)

Peneliti membagikan kuesioner kepada 70 siswa SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan sebagai responden dalam penelitian ini. Dari hasil kuesioner tersebut dapat dijabarkan pada masing-masing komponen penilaian kepuasan pelanggan intrenal. Hasil penilaian tersebut adalah sebagai berikut:

a. Penilaian Kepuasan Pelanggan Internal secara Umum Nilai maksimum yang diperoleh = (5 x 20) = 100 Nilai minimum yang diperoleh = (1 x 20) = 20 Interval kelas = (100 – 20) / 5 = 16

Ringkasan kuesioner terdapat dalam lampiran 4.

Tabel 5.8: Tabel Distribusi Frekuensi Penilaian Kepuasan Pelanggan Internal secara Umum.

Kelas-Kelas Frekuensi Presentase Penilaian Interval (Responden) Frekuensi (%) Kinerja

100 – 84 6 8, 6 Sangat Puas

83 – 68 42 60,0 Puas

67 – 52 22 31,4 Cukup Puas

51 – 36 0 0 Kurang Puas

35 – 20 0 0 Tidak Puas

Jumlah 70 100%

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa 8,6% siswa merasa sangat puas, 60% siswa merasa puas, dan 31,4% siswa merasa cukup puas. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan rata-rata siswa merasa puas terhadap kinerja sekolah yaitu pada proses belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah, iklim atau suasana lingkungan sekolah,


(67)

pelayanan yang diberikan sekolah, dan kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah untuk tujuan peningkatan kualitas siswa di SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan.

b. Penilaian Kepuasan Pelanggan Internal terhadap Proses Belajar Mengajar yang Dilaksanakan di Sekolah

Fokus pada penilaian ini adalah pada kepuasan siswa pada proses belajar mengajar yang diselenggarakan oleh sekolah. Penilaian ini menggunakan enam ukuran strategik yang terdiri dari sistem pendidikan yang memuaskan, tim pengajar yang memuaskan, metode pengajaran yang memuaskan, penggunaan buku-buku referensi yang up to date, manfaat yang diperoleh, dan optimalisasi waktu pembelajaran yang diselenggarakan di Seminari Menengah St Petrus Canisius. Berdasarkan hasil kuesioner diperoleh data:

Nilai maksimum yang diperoleh = (5 x 11) = 55 Nilai minimum yang diperoleh = (1 x 11) = 11 Interval kelas = (55 – 11) / 5 = 9


(68)

Tabel 5.9: Distribusi Frekuensi Penilaian Kepuasan Pelanggan Internal terhadap Proses Belajar Mengajar yang

Dilaksanakan di Sekolah

Kelas-Kelas Frekuensi Presentasi Penilaian Interval (Responden) Frekuensi (%) Kinerja

55 – 47 4 5,7 Sangat Puas

46 – 38 49 70,0 Puas

37 – 29 17 24,3 Cukup Puas

28 – 20 0 0 Kurang Puas

19 – 11 0 0 Tidak Puas

Jumlah 70 100

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa 5,7% siswa merasa sangat puas, 70% siswa merasa puas, dan 24,3% siswa merasa cukup puas. Dari data tersebut disimpulkan bahwa secara keseluruhan rata-rata siswa merasa puas terhadap proses belajar dan mengajar yang dilaksanakan di SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan.

Pembahasan:

Proses belajar mengajar yang mendukung merupakan proses penting dalam pendidikan di sekolah untuk menciptakan suasana pembelajaran, baik suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa dan suasana mengajar yang menyenangkan bagi guru. Dengan berjalannya proses belajar mengajar yang mendukung ini memberikan banyak manfaat bagi siswa, baik dibidang akademik maupun non akademik, karena siswa akan merasa nyaman sehingga antusias belajar siswa akan semakin meningkat.


(69)

Dari hasil kuesioner tentang kepuasan pelanggan internal, dapat disimpulkan bahwa siswa merasa puas terhadap proses belajar mengajar yang diselenggarakan oleh SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan. Tim pengajar juga disesuaikan dengan latar belakang pendidikan yang dimiliki, selain itu para pengajar juga meng-upgrate materi-materi pembelajaran. Sehingga para siswa merasa mendapat banyak manfaat dari tim pengajar di sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa proses belajar dan mengajar yang terdapat di sekolah telah berjalan dengan baik.

c. Penilaian Kepuasan Pelanggan Internal terhadap Iklim Sekolah Dalam penilaian ini ukuran strategik yang digunakan adalah dukungan motivasi yang diberikan oleh guru dan karyawan kepada siswa dan metode pengajaran yang digunakan yang mendukung suasana belajar siswa. Berdasarkan hasil kuesioner diperoleh data:

Nilai maksimum yang diperoleh = (5 x 2) = 10 Nilai minimum yang diperoleh = (1 x 2) = 2 Interval kelas = (10 – 2) / 5 = 2


(70)

Tabel 5.10: Tabel Distribusi Frekuensi Penilaian Kepuasan Pelanggan Internal terhadap Iklim Sekolah

Kelas-Kelas Frekuensi Presentase Penilaian Interval (Responden) Frekuensi (%) Kinerja

10 – 9 13 18,6 Sangat Puas

8 – 7 38 54,3 Puas

6 – 5 15 21,4 Cukup Puas

4 – 3 4 5,7 Kurang Puas

2 0 0 Tidak Puas

Jumlah 70 100%

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa 18,6% siswa merasa sangat puas, 54,3% siswa merasa puas, 21,4% siswa merasa cukup puas, dan 5,7% siswa merasa kurang puas. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan rata-rata siswa merasa puas terhadap dukungan motivasi dan metode pembelajaran yang diselenggarakan di SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan meskipun masih terdapat beberapa siswa yang merasa kurang puas.

Pembahasan:

Iklim belajar yang mendukung berperan penting dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa. Iklim belajar tersebut meliputi dukungan motivasi bagi siswa dan penggunaan metode pembelajaran yang mendukung proses pembelajaran. Dukungan motivasi menunjukkan antusiasme guru kepada peserta didiknya dalam mewujudkan suasana


(71)

pembelajaran yang menyenangkan. Seluruh anggota sekolah memiliki peranan penting dalam penciptaan iklim pembelajaran yang mendukung karena penciptaan iklim pembelajaran ini tidak dapat hanya dilakukan oleh siswa atau guru saja.

Dari hasil kuesioner kepuasan pelanggan internal tentang penciptaan iklim pembelajaran yang mendukung dapat disimpulkan bahwa siswa merasa puas terhadap iklim yang tercipta di SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan, meskipun beberapa siswa berpendapat bahwa mereka masih merasa kurang puas. Beberapa siswa tersebut berpendapat bahwa mereka merasa kurang puas kemungkinan diakibatkan karena metode pembelajaran yang digunakan pada beberapa pelajaran tertentu terkadang membosankan bagi siswa. Meskipun demikian sebagian besar siswa telah merasa nyaman terhadap iklim sekolah yang berlangsung di sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah telah dapat menciptakan iklim pembelajaran yang baik dan efektif untuk mendukung proses belajar mengajar.

d. Penilaian Kepuasan Pelangaan Internal terhadap Pelayanan Sekolah

Fokus dalam penilaian kepuasan siswa terhadap pelayanan yang diberikan oleh sekolah adalah sistem pelayanan administrasi, sistem pelayanan sekolah, sistem pelayanan


(72)

perpustakaan, dan sistem pelayanan pendukung yang diselenggarakan oleh sekolah. Berdasarkan hasil kuesioner diperoleh data:

Nilai maksimum yang diperoleh = (5 x 4) = 20 Nilai minimum yang diperoleh = (1 x 4) = 4 Interval kelas = (20 – 4) / 5 = 3

Ringkasan kuesioner terdapat dalam lampiran 7.

Tabel 5.11: Tabel Distribusi Frekuensi Penilaian Kepuasan Pelangaan Internal terhadap Pelayanan Sekolah Kelas-Kelas Frekuensi Presentase Penilaian

Interval (Responden) Frekuensi (%) Kinerja

20 – 17 3 4,3 Sangat Puas

16 – 13 29 41,4 Puas

12 – 10 25 35,7 Cukup Puas

9 – 7 12 17,1 Kurang Puas

6 – 4 1 1,4 Tidak Puas

Jumlah 70 100%

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa 4,3% siswa merasa sangat puas, 41,4% siswa merasa puas, 35,7% siswa merasa cukup puas, 17,1% siswa merasa kurang puas, dan 1,4% siswa merasa tidak puas. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh siswa merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan. Siswa merasa puas dalam pelayanan sistem keuangan, administrasi sekolah dan pelayanan perpustakaan.


(73)

Pembahasan:

Pelayanan merupakan tujuan utama dari sekolah, pelayanan ini berupa pelayanan jasa khususnya dalam bidang pendidikan. Pelayanan terdiri atas pelayanan dalam bidang administrasi umum dan keuangan, administrasi akademik, administrasi perpustakaan, dan pelayanan administrasi pendukung lainnya seperti laboratorium bahasa, laboratorium biologi, laboratorium komputer, dan lain sebagainya. Pelayanan yang diberikan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan siswa selama bersekolah.

Dari hasil kuesioner kepuasan pelanggan internal tentang peningkatan pelayanan sekolah dapat disimpulkan bahwa rata-rata siswa merasa puas terhadap pelayanan yang ada di SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan. Hal ini menunjukkan bahwa pelayanan yang diberikan oleh sekolah kepada siswa telah berjalan dengan baik. Namun masih terdapat beberapa siswa merasa kurang puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh sekolah, hal tersebut kemungkinan disebabkan kurangnya penggunaan dan pemanfaatan layanan secara optimal. Pada penggunaan ruang laboratorium IPA yang kurang optimal disebabkan karena SMA Seminari ini merupakan sekolah pandidikan calon imam, sehingga lebih menekankan dalam bidang rasa yaitu mengolah dalam hal humaniora dan bahasa.


(74)

e. Penilaian Kepuasan Pelanggan Internal terhadap Peningkatan Kualitas SDM (Siswa)

Untuk menilai siswa pada kepuasan terhadap peningkatan kualitas SDM, ukuran strategik yanng digunakan adalah pengadaan kegiatan ekstrakurikuler dan intrakurikuler serta pengadaan kegiatan pelatihan bagi para siswa. Dari penilaian tersebut akan diketahui tingkat kepuasan siswa terhadap program peningkatan kualitas SDM. Dari hasil kuesioner diperoleh data: Nilai maksimum yang diperoleh = (5 x 3) = 15

Nilai minimum yang diperoleh = (1 x 3) = 3 Interval kelas = (15 – 3) / 5 = 2

Ringkasan kuesioner terdapat dalam lampiran 8.

Tabel 5.12: Tabel Distribusi Frekuensi Penilaian Kepuasan Pelanggan Internal terhadap Peningkatan Kualitas SDM

(Siswa)

Kelas-Kelas Frekuensi Presentase Penilaian Interval (Responden) Frekuensi (%) Kinerja

15 – 13 19 27,1 Sangat Puas

12 – 10 22 31,4 Puas

9 – 7 26 37,1 Cukup Puas

6 – 5 3 4,3 Kurang Puas

4 – 3 0 0 Tidak Puas

Jumlah 70 100%

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa 27,1% siswa merasa sangat puas, 31,4% siswa merasa puas, 37,1% siswa merasa cukup puas, dan 4,3% siswa merasa kurang puas. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa merasa


(75)

puas terhadap kegiatan peningkatan kualitas SDM yang diselenggarakan oleh SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan.

Pembahasan:

Peningkatan kualitas bagi siswa merupakan upaya yang dilakukan sekolah untuk mengasah kemempuan dan kompetensi yang dimiliki oleh siswa. Bentuk kegiatan ini dapat berupa kegiatan ekstrakurikuler dan intrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler dapat berupa sidang akademik dan seminar, sedangkan kegiatan ekstrakurikuler berupa kegiatan yang mengasah kemampuan siswa di bidang non akademik seperti kegiatan olah raga dan seni musik.

Dari hasil kuesioner kepuasan pelanggan internal tentang peningkatan kualitas SDM (siswa) dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan siswa merasa puas terhadap kegiatan peningkatan kualitas yang diselenggarakan oleh SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan. Hal ini menunjukkan bahwa program peningkatan kualitas siswa telah berlangsung dengan baik dengan mendapat respon positif dari siswa. Sekolah memiliki kebijakan yaitu mewajibkan kepada setiap siswanya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler minimal satu kegiatan. Hal ini merupakan upaya yang dilakukan sekolah untuk


(1)

Lampiran 14: Tabel Total Skor Penilaian Kepuasan Kepala Sekolah terhadap Kegiatan Promosi Panggilan

No.

Ukuran Strategik

Nomor

Skor Pertanyaan

5 Promosi panggilan 18 4

Jumlah Skor 4

Lampiran 15: Tabel Total Skor Penilaian Kepuasan Kepala Sekolah terhadap Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

No. Ukuran Strategik Nomor Skor

Pertanyaan

1 Evaluasi pegawai 19 4

20 4

2 Pengembangan potensi guru dan karyawan

21 5

22 5

23 4

24 4

3 Kesejahteraan guru dan karyawan 25 4

Total Skor 30

Lampiran 16: Tabel Total Skor Penilaian Kepuasan Kepala Sekolah tehadap Evaluasi Pegawai

No. Ukuran Strategik

Nomor

Skor Pertanyaan

1 Evaluasi pegawai 19 4

20 4


(2)

Lampiran 17: Tabel Total Skor Penilaian Kepuasan Kepala Sekolah tehadap Pengembangan potensi Guru dan Karyawan

No. Ukuran Strategik

Nomor

Skor Pertanyaan

2

Pengembangan potensi guru dan karyawan

21 5

22 5

23 4

24 4

Jumlah Skor 18

Lampiran 18: Tabel Total Skor Penilaian Kepuasan Kepala Sekolah tehadap Peningkatan Kesejahteraan Guru dan Karyawan

No. Ukuran Strategik Nomor Skor

Pertanyaan

3 Kesejahteraan guru dan karyawan 25 4


(3)

Lampiran 19: Tabel Total Skor Penilaian Kepuasan Guru dan Karyawan terhadap Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

No.

Kepuasan Iklim Pengembangan

Kesejahteraan Jumlah

Kerja Kerja Potensi SDM Skor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 4 4 4 3 4 2 3 3 4 3 34

2 4 3 3 4 4 3 3 2 4 4 34

3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 38

4 4 3 3 4 4 4 3 2 3 3 33

5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 40

6 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 36

7 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 34

8 4 4 4 2 3 3 4 3 3 3 33

9 3 4 4 4 4 2 4 4 4 3 36

10 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 36

11 4 3 3 2 4 4 3 3 3 4 33


(4)

Lampiran 20: Tabel Total Skor Penilaian Kepuasan Guru dan Karyawan tehadap Kepuasan Kerja

No. Kepuasan Kerja

Jumlah Rata-Rata

Skor Skor

1 2 3

1 4 4 4 12 4,00

2 4 3 3 10 3,33

3 4 3 4 11 3,67

4 4 3 3 10 3,33

5 4 4 4 12 4,00

6 3 4 4 11 3,67

7 3 4 4 11 3,67

8 4 4 4 12 4,00

9 3 4 4 11 3,67

10 4 4 4 12 4,00

11 4 3 3 10 3,33

12 4 4 4 12 4,00

Lampiran 21: Tabel Total Skor Penilaian Kepuasan Guru dan Karyawan tehadap Penciptaan Iklim Kerja

No. Iklim Kerja

Jumlah Rata-Rata

Skor Skor

4 5 6

1 3 4 2 9 3,00

2 4 4 3 11 3,67

3 3 4 4 11 3,67

4 4 4 4 12 4,00

5 4 4 4 12 4,00

6 3 4 4 11 3,67

7 4 3 3 10 3,33

8 2 3 3 8 2,67

9 4 4 2 10 3,33

10 3 4 3 10 3,33

11 2 4 4 10 3,33


(5)

Lampiran 22: Tabel Total Skor Penilaian Kepuasan Guru dan Karyawan tehadap Pengembangan Potensi SDM

No.

Pengembangan Jumlah Rata-Rata

Potensi SDM Skor Skor

7 8

1 3 3 6 3,00

2 3 2 5 2,50

3 4 4 8 4,00

4 3 2 5 2,50

5 4 4 8 4,00

6 3 3 6 3,00

7 3 3 6 3,00

8 4 3 7 3,50

9 4 4 8 4,00

10 4 3 7 3,50

11 3 3 6 3,00

12 4 4 8 4,00

Lampiran 23: Tabel Total Skor Penilaian Kepuasan Guru dan Karyawan tehadap Peningkatan Kesejahteraan

No. Kesejahteraan

Jumlah Rata-Rata

Skor Skor

9 10

1 4 3 7 3,50

2 4 4 8 4,00

3 4 4 8 4,00

4 3 3 6 3,00

5 3 5 8 4,00

6 4 4 8 4,00

7 3 4 7 3,50

8 3 3 6 3,00

9 4 3 7 3,50

10 4 3 7 3,50

11 3 4 7 3,50


(6)