Analisa dan Pembahasan Data yang Digunakan untuk menilai
                                                                                53
Dari  hasil  kuesioner  tentang  kepuasan  pelanggan  internal, dapat  disimpulkan  bahwa  siswa  merasa  puas  terhadap  proses
belajar  mengajar  yang  diselenggarakan  oleh  SMA  Seminari  St. Petrus  Canisius  Mertoyudan.  Tim  pengajar  juga  disesuaikan
dengan  latar  belakang  pendidikan  yang  dimiliki,  selain  itu  para pengajar juga meng-upgrate materi-materi pembelajaran. Sehingga
para  siswa  merasa  mendapat  banyak  manfaat  dari  tim  pengajar  di sekolah.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  proses  belajar  dan  mengajar
yang terdapat di sekolah telah berjalan dengan baik.
c. Penilaian Kepuasan Pelanggan Internal terhadap Iklim Sekolah
Dalam  penilaian  ini  ukuran  strategik  yang  digunakan adalah  dukungan  motivasi  yang  diberikan  oleh  guru  dan
karyawan  kepada  siswa  dan  metode  pengajaran  yang  digunakan yang  mendukung  suasana  belajar  siswa.  Berdasarkan  hasil
kuesioner diperoleh data: Nilai maksimum yang diperoleh = 5 x 2 = 10
Nilai minimum yang diperoleh = 1 x 2 = 2 Interval kelas = 10
– 2  5 = 2 Ringkasan kuesioner terdapat dalam lampiran 6.
54
Tabel 5.10: Tabel Distribusi Frekuensi Penilaian Kepuasan Pelanggan Internal terhadap Iklim Sekolah
Kelas-Kelas Frekuensi
Presentase Penilaian
Interval Responden
Frekuensi Kinerja
10 – 9
13 18,6
Sangat Puas 8
– 7 38
54,3 Puas
6 – 5
15 21,4
Cukup Puas 4
– 3 4
5,7 Kurang Puas
2 Tidak Puas
Jumlah 70
100
Berdasarkan  tabel  tersebut  dapat  diketahui  bahwa  18,6 siswa merasa sangat puas, 54,3 siswa merasa puas, 21,4 siswa
merasa  cukup  puas,  dan  5,7  siswa  merasa  kurang  puas.  Dari data  tersebut  dapat  disimpulkan  bahwa  secara  keseluruhan    rata-
rata  siswa  merasa  puas  terhadap  dukungan  motivasi  dan  metode pembelajaran  yang  diselenggarakan  di  SMA  Seminari  St.  Petrus
Canisius  Mertoyudan  meskipun  masih  terdapat  beberapa  siswa yang merasa kurang puas.
Pembahasan:
Iklim  belajar  yang  mendukung  berperan  penting  dalam menciptakan  suasana  belajar  yang  menyenangkan  bagi  siswa.
Iklim belajar tersebut meliputi dukungan motivasi bagi siswa dan penggunaan  metode  pembelajaran  yang  mendukung  proses
pembelajaran. Dukungan motivasi menunjukkan antusiasme guru kepada
peserta didiknya
dalam mewujudkan
suasana
55
pembelajaran  yang  menyenangkan.  Seluruh  anggota  sekolah memiliki  peranan  penting  dalam  penciptaan  iklim  pembelajaran
yang mendukung karena penciptaan iklim pembelajaran ini tidak dapat hanya dilakukan oleh siswa atau guru saja.
Dari  hasil  kuesioner  kepuasan  pelanggan  internal  tentang penciptaan iklim pembelajaran yang mendukung dapat disimpulkan
bahwa  siswa  merasa  puas  terhadap  iklim  yang  tercipta  di  SMA Seminari  St.  Petrus  Canisius  Mertoyudan,  meskipun  beberapa
siswa  berpendapat  bahwa  mereka  masih  merasa  kurang  puas. Beberapa siswa tersebut berpendapat bahwa mereka merasa kurang
puas  kemungkinan  diakibatkan karena  metode  pembelajaran  yang
digunakan pada
beberapa pelajaran
tertentu terkadang
membosankan  bagi  siswa.  Meskipun  demikian  sebagian  besar siswa  telah  merasa  nyaman  terhadap  iklim  sekolah  yang
berlangsung di sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah telah dapat menciptakan iklim pembelajaran yang baik dan efektif untuk
mendukung proses belajar mengajar.
d. Penilaian  Kepuasan  Pelangaan  Internal  terhadap  Pelayanan
Sekolah Fokus dalam penilaian kepuasan siswa terhadap  pelayanan
yang  diberikan  oleh  sekolah  adalah  sistem  pelayanan administrasi,  sistem  pelayanan  sekolah,  sistem  pelayanan
56
perpustakaan, dan
sistem pelayanan
pendukung yang
diselenggarakan  oleh  sekolah.  Berdasarkan  hasil  kuesioner diperoleh data:
Nilai maksimum yang diperoleh = 5 x 4 = 20 Nilai minimum yang diperoleh = 1 x 4 = 4
Interval kelas = 20 – 4  5 = 3
Ringkasan kuesioner terdapat dalam lampiran 7.
Tabel 5.11: Tabel Distribusi Frekuensi Penilaian Kepuasan Pelangaan Internal terhadap Pelayanan Sekolah
Kelas-Kelas Frekuensi
Presentase Penilaian
Interval Responden
Frekuensi Kinerja
20 – 17
3 4,3
Sangat Puas 16
– 13 29
41,4 Puas
12 – 10
25 35,7
Cukup Puas 9
– 7 12
17,1 Kurang Puas
6 – 4
1 1,4
Tidak Puas Jumlah
70 100
Berdasarkan  tabel  tersebut  dapat  diketahui  bahwa  4,3 siswa merasa sangat puas, 41,4 siswa merasa puas, 35,7 siswa
merasa  cukup  puas,  17,1  siswa  merasa  kurang  puas,  dan  1,4 siswa  merasa  tidak  puas.  Dari  data  tersebut  dapat  disimpulkan
bahwa  hampir  seluruh  siswa  merasa  puas  terhadap  pelayanan yang  diberikan  oleh  SMA  Seminari  St.  Petrus  Canisius
Mertoyudan.  Siswa  merasa  puas  dalam    pelayanan  sistem keuangan, administrasi sekolah dan pelayanan perpustakaan.
57
Pembahasan:
Pelayanan  merupakan  tujuan  utama  dari  sekolah, pelayanan  ini  berupa  pelayanan  jasa  khususnya  dalam  bidang
pendidikan.  Pelayanan  terdiri  atas  pelayanan  dalam  bidang administrasi  umum  dan  keuangan,  administrasi  akademik,
administrasi perpustakaan, dan pelayanan administrasi pendukung lainnya  seperti  laboratorium  bahasa,  laboratorium  biologi,
laboratorium  komputer,  dan  lain  sebagainya.  Pelayanan  yang diberikan  bertujuan  untuk  memenuhi  kebutuhan  siswa  selama
bersekolah. Dari  hasil  kuesioner  kepuasan  pelanggan  internal  tentang
peningkatan  pelayanan  sekolah  dapat  disimpulkan  bahwa  rata-rata siswa merasa puas terhadap pelayanan yang ada di SMA Seminari
St.  Petrus  Canisius  Mertoyudan.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa pelayanan yang diberikan oleh sekolah kepada siswa telah berjalan
dengan baik. Namun masih terdapat beberapa siswa merasa kurang puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh sekolah, hal tersebut
kemungkinan disebabkan kurangnya penggunaan dan pemanfaatan layanan secara optimal.  Pada penggunaan  ruang  laboratorium  IPA
yang  kurang  optimal  disebabkan  karena  SMA  Seminari  ini merupakan  sekolah  pandidikan  calon  imam,  sehingga  lebih
menekankan  dalam  bidang  rasa  yaitu  mengolah  dalam  hal humaniora dan bahasa.
58
e. Penilaian  Kepuasan  Pelanggan  Internal  terhadap    Peningkatan
Kualitas SDM Siswa Untuk  menilai  siswa  pada  kepuasan  terhadap  peningkatan
kualitas  SDM,  ukuran  strategik  yanng  digunakan  adalah pengadaan  kegiatan  ekstrakurikuler  dan  intrakurikuler  serta
pengadaan  kegiatan  pelatihan  bagi  para  siswa.  Dari  penilaian tersebut akan diketahui tingkat kepuasan siswa terhadap program
peningkatan kualitas SDM. Dari hasil kuesioner diperoleh data: Nilai maksimum yang diperoleh = 5 x 3 = 15
Nilai minimum yang diperoleh = 1 x 3 = 3 Interval kelas = 15
– 3  5 = 2 Ringkasan kuesioner terdapat dalam lampiran 8.
Tabel 5.12: Tabel Distribusi Frekuensi Penilaian Kepuasan Pelanggan Internal terhadap  Peningkatan Kualitas SDM
Siswa
Kelas-Kelas Frekuensi
Presentase Penilaian
Interval Responden
Frekuensi Kinerja
15 – 13
19 27,1
Sangat Puas 12
– 10 22
31,4 Puas
9 – 7
26 37,1
Cukup Puas 6
– 5 3
4,3 Kurang Puas
4 – 3
Tidak Puas Jumlah
70 100
Dari  tabel  tersebut  dapat  diketahui  bahwa  27,1  siswa merasa  sangat  puas,  31,4  siswa  merasa  puas,  37,1  siswa
merasa  cukup  puas,  dan  4,3  siswa  merasa  kurang  puas. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa merasa
59
puas  terhadap  kegiatan  peningkatan  kualitas  SDM  yang diselenggarakan  oleh  SMA  Seminari  St.  Petrus  Canisius
Mertoyudan.
Pembahasan:
Peningkatan  kualitas  bagi  siswa  merupakan  upaya  yang dilakukan  sekolah  untuk  mengasah  kemempuan  dan  kompetensi
yang  dimiliki  oleh  siswa.  Bentuk  kegiatan  ini  dapat  berupa kegiatan
ekstrakurikuler dan
intrakurikuler. Kegiatan
intrakurikuler  dapat  berupa  sidang  akademik  dan  seminar, sedangkan  kegiatan  ekstrakurikuler  berupa  kegiatan  yang
mengasah  kemampuan  siswa  di  bidang  non  akademik  seperti kegiatan olah raga dan seni musik.
Dari hasil kuesioner kepuasan pelanggan internal tentang peningkatan  kualitas  SDM  siswa  dapat  disimpulkan  bahwa
secara  keseluruhan  siswa  merasa  puas  terhadap  kegiatan peningkatan  kualitas  yang  diselenggarakan  oleh  SMA  Seminari
St.  Petrus  Canisius  Mertoyudan.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa program  peningkatan  kualitas  siswa  telah  berlangsung  dengan
baik  dengan  mendapat  respon  positif  dari  siswa.  Sekolah memiliki  kebijakan  yaitu  mewajibkan  kepada  setiap  siswanya
untuk  mengikuti  kegiatan  ekstrakurikuler  minimal  satu  kegiatan. Hal  ini  merupakan  upaya  yang  dilakukan  sekolah  untuk
60
melibatkan siswa ikut serta dalam kegiatan pengembangan siswa. Namun  terdapat  beberapa  siswa  merasa  kurang  puas  terhadap
kegiatan peningkatan kualitas siswa, hal ini kemungkinan karena terdapat beberapa kegiatan yang belum terlaksana secara rutin.
2. Perspektif Keuangan
Data yang digunakan untuk menentukan kinerja SMA Seminari St.  Petrus  Canisius  Mertoyudan  dari  perspektif  keuangan  adalah
laporan biaya anggaran dan realisasi serta sumber-sumber pendapatan periode  tahun  ajaran  20102011  dan  20112012.  Perhitungan  dan
analisanya adalah sebagai berikut: a.
Rasio Biaya Operasional terhadap Total Biaya Program
Berikut  adalah  hasil  analisis  pada  SMA  Seminari  St.  Petrus Canisius Mertoyudan:
Tabel 5.13: Total Biaya Non Program
Biaya Non Program
Tahun Ajaran 20102011
20112012 Bi. Setoran
Rp442.710.213 Rp203.764.500
Bi. Umum dan Rumah tangga
Rp1.538.452.165 Rp1.476.821.523
Bi. Administrasi Rp108.445.875
Rp148.126.316 Bi. Program
Rp76.354.500 Rp63.077.950
Total Rp2.165.962.753
Rp1.891.790.289 Biaya yang berkaitan dengan dengan program sekolah yang tidak
terkait langsung dengan visi dan misi sekolah
61
Tabel 5.14: Total Biaya Program
Biaya Program Tahun Ajaran
20102011 20112012
Bi. tenaga kerja Rp1.887.917.125
Rp2.075.094.235 Bi. Sarana dan
prasarana Rp286.027.200
Rp223.577.100 Bi. Pemeliharaan
Rp33.551.750 Rp185.800.555
Bi. Kegiatan Rp337.677.325
Rp446.997.250 Bi. Lainnya
Rp48.894.500 Rp48.600.000
Total Rp2.594.067.900
Rp2.980.069.740
Tabel 5.15: Perhitungan Rasio Biaya Operasional terhadap Total Biaya Program
Tahun Ajaran
Total Biaya Non Program
Total Biaya Program
Rasio B. Non
Program thd B.
Program I
II III100
20102011  Rp2.165.962.753 Rp2.594.067.900
83,5 20112012  Rp1.891.790.289
Rp2.980.069.740 63,5
Pembahasan:
Rasio  biaya  non  program  terhadap  biaya  program menggambarkan  seberapa  besar  perbandingan  antara  biaya  yang
dikeluarkan  untuk  kegiatan  yang  tidak  terkait  langsung  dengan misi sekolah dengan biaya yang terkait langsung dengan program
sekolah.  Rasio  yang  kecil  dari  tahun  ke  tahun  menunjukkan bahwa  sekolah  membutuhkan  sedikit  biaya  administrasi  untuk
menjalankan  programnya,  ini  berarti  bahwa  sekolah  semakin efisien dari tahun ke tahunnya.
Dari  tabel  perhitungan  tersebut  menunjukkan  bahwa  rasio biaya  operasional  terhadap  biaya  program  pada  tahun  ajaran
62
20102011  sebesar  83,5  dan  pada  tahun  ajaran  20112012 mengalami  penurunan  menjadi  63,5.  Dari  perhitungan  rasio
tersebut  dapat  disimpulkan  bahwa  kinerja  SMA  Seminari  St. Petrus Canisius Mertoyudan dari tahun ajaran 20102011 ke tahun
ajaran 20112012 semakin efisien.
b. Rasio Biaya Program ke Pendapatan Donasi
Berikut  adalah  hasil  analisis  pada  SMA  Seminari  St  Petrus Canisius:
Tabel 5.16: Perhitungan Total Pendapatan Donasi
Pendapatan Donasi Tahun Ajaran
20102011 20112012
Pendapatan dari sumbangan
Rp1.809.145.329 Rp1.536.638.175
Pendapatan dari subsidi
Rp75.000.000 Rp100.000.000
Total Rp1.884.145.329
Rp1.636.638.175
Tabel 5.17: Perhitungan  Rasio Biaya Program ke Pendapatan Donasi
Tahun Ajaran
Total Biaya Program
Pendapatan Donasi
Rasio Bi. Prgrm thd
P. Donasi I
II III
20102011  Rp2.594.067.900  Rp1.884.145.329 1,4
20112012  Rp2.980.069.740  Rp1.636.638.175 1,8
63
Pembahasan:
Rasio  yang  menunjukkan  nilai  lebih  dari  satu  berarti sekolah memiliki sumber dana lain untuk membiayai programnya.
Semakin  tinggi  rasio  ini  menunjukkan  bahwa  kinerja  sekolah semakin baik karena biaya program sekolah tidak ditentukan oleh
besar  kecilnya  pendapatan  dari  sumbangan,  karena  sekolah memiliki sumber pendapatan lainnya. Sumbangan tersebut berasal
dari sumbangan umat, sumbangan gereja, sumbangan alumni dan subsidi dari pemerintah.
Dari  tabel  perhitungan  tersebut  rasio  biaya  program  ke pendapatan  donasi  pada  tahun  ajran  20102011  menunjukkan
angka  1,4  dan  pada  tahun  ajaran  20112012  menunjukkan  angka 1,8. Dari hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa sekolah
memiliki sumber dana lain seperti dana dari siswa dan dana dari kegiatan  usaha  lain.  Hal  ini  berarti  bahwa  sekolah  mampu
menjalankan  program  sesuai  misinya  tanpa  tergantung  dengan adanya pendapatan dari sumbangan.
c. Rasio Surplus
64
Berikut  adalah  hasil  analisis  pada  SMA  Seminari  St.  Petrus Canisius Mertoyudan:
Tabel 5.18: Total Surplus
Tahun Ajaran Total Surplus
20102011 Rp302.096.345
20112012 Rp1.071.770.891
Tabel 5.19: Total Pendapatan
Tahun Ajaran Total Pendapatan
20102011 Rp5.067.987.358
20112012 Rp5.978.456.621
Tabel 5.20: Perhitungan Rasio Surplus
Tahun Ajaran
Total Surplus Total
Pendapatan Rasio
Surplus I
II III100
20102011 Rp302.096.345  Rp5.067.987.358
6,0 20112012  Rp1.071.770.891  Rp5.978.456.621
17,9
Pembahasan:
Surplus laba  dalam  rasio  ini  menunjukkan  selisih  angka
antara  total  seluruh  pendapatan  sekolah  dibandingkan  total seluruh
biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan sekolah. Semakin tinggi rasio menunjukkan
bahwa  sekolah  bahwa  sekolah  mampu  mengumpulkan  surplus untuk bertahan dan mengembangkan misinya.
Dari  tabel  perhitungan  tersebut  menunjukkan  bahwa  pada tahun  ajaran  20102011  menunjukkan  angka  sebesar  6,0  dan
pada  tahun  ajaran  20112012  mengalami  peningkatan  menjadi 17,9.  Hal  ini  menunjukkan  adanya  peningkatan  surplus  dari
65
tahun  ke  tahun.  Kenaikan  surplus  ini  diakibatkan  kerana  adanya penurunan  biaya-biaya  yang  terjadi  di  tahun  ajaran  20112012
dibandingkan  dengan  tahun  sebelumnya.  Sehingga,  kenaikan tersebut  mengindikasikan  bahwa  kinerja  sekolah  semakin  baik
dan sekolah mampu menjalankan program sesuai dengan misinya.
d. Biaya Rata-Rata Per Siswa
Berikut  adalah  hasil  analisis  pada  SMA  Seminari  St.  Petrus Canisius Mertoyudan:
Tabel 5.21: Jumlah Biaya Anggaran Pengeluaran Sekolah
Tahun Ajaran Biaya Anggaran
20102011 Rp4.496.296.013
20112012 Rp5.279.234.977
Tabel 5.22: Perhitungan Biaya Rata-Rata per Siswa
Tahun Ajaran
Biaya Anggaran Sekolah
Jumlah Siswa
Biaya Rata-Rata
Siswa I
II III100
20102011  Rp4.496.296.013 227
Rp19.807.471 20112012  Rp5.279.234.977
252 Rp20.949.345
Pembahasan:
Biaya  ini  menunjukkan  selisih  seluruh  biaya  anggaran pengeluaran sekolah dibagi dengan total seluruh siswa.  Biaya ini
66
menggambarkan  tingkat  efisiensi  pengelolaan  sekolah.  Semakin tinggi biaya rata-rata yang di dapatkan menunjukkan pengelolaan
yang dilakukan oleh pihak sekolah kurang efisien. Berdasarkan  tabel  perhitungan  biaya  rata-rata  siswa  di
atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan biaya rata-rata siswa dari  tahun  ajaran  20102011  sebersar  Rp19.807.471  menjadi
Rp20.949.345 di
tahun ajaran
20112012. Hal
ini mengindikasikan bahwa untuk biaya rata-rata per siswa di sekolah
ini  kurang  efisien.  Namun  penilaian  ini  tidak  dapat  digunakan sebagai  dasar  acuan  bahwa  sekolah  tidak  dapat  meningkatkan
keefisiennya,  karena  jumlah  siswa  mengalami  peningkatan  di tahun  ajaran  20112012  dibandingkan  dengan  tahun  ajaran
20102011.  Kenaikan  rasio  ini  juga  dipengaruhi  karena  adanya penambahan  dan  perbaikan  investasi  sekolah  seperti  pembelian
komputer dan renovasi laboratorium kimia. Selain itu pada tahun ajaran  20112012  sekolah  menganggarkan  beberapa  biaya  untuk
kegiatan  rutin  yang  lebih  tinggi  karena  dari  data  tahun sebelumnya  biaya  yang  dibutuhkan  untuk  pembiayaan  kegiatan-
kegiatan  tertentu  realisasinya  lebih  tinggi  dibandingkan  dengan anggarannya.
e. Rasio Sumbangan Siswa
67
Berikut  adalah  hasil  analisis  pada  SMA  Seminari  St.  Petrus Canisius Mertoyudan:
Tabel 5.23: Jumlah Sumbangan atau Pendapatan dari Siswa
Tahun Ajaran Total Sumbangan
Siswa 20102011
Rp2.554.545.000 20112012
Rp3.268.471.500
Tabel 5.24: Perhitungan Rasio Sumbangan Siswa
Tahun Ajaran
Total Sumbangan
Siswa Total
Pendapatan Rasio
Sumbangan Siswa
I II
III100 20102011  Rp2.554.545.000  Rp5.062.126.998
50,5 20112012  Rp3.268.471.500  Rp5.978.456.621
54,7
Pembahasan:
Rasio sumbangan
siswa merupakan
rasio yang
menunjukkan  jumlah  antara  pendapatan  atau  sumbangan  yang diterima sekolah dengan total pendapatan. Rasio ini menunjukkan
seberapa  tinggi  ketergantungan  pendapatan  pada  sumbangan siswa.  Apabila  rasio  ini  menunjukkan  angka  yang  tinggi,  ini
berarti  bahwa  sekolah  memiliki  tingkat  ketergantungan  terhadap sumbangan siswa.
Pada tabel perhitungan tersebut menunujukkan bahwa rasio sumbangan  siswa  terhadap  total  pendapatan  sekolah  pada  tahun
20102011 menunjukkan angka 50,5 dan pada tahun 20112012 mengalami  kenaikan  menjadi  54,7,  hal  ini  berarti  bahwa
68
setengah  dari  seluruh  pendapatan  sekolah  berasal  dari  siswa. Sehingga  dapat  disimpulkan  bahwa  tingkat  ketergantungan
sekolah  terhadap  sumbangan  siswa  pada  tahun  20112012  lebih tinggi  dibandingkan  pada  tahun  20102011.  Kenaikan  rasio  ini
dipengaruhi oleh banyaknya siswa yang mendaftar di tahun ajaran 20112012  dibandingkan  dengan  tahun  sebelumnya,  sehingga
jumlah  pendapatan  sekolah  yang  berasal  dari  siswa  lebih  besar dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
f. Rasio Pendapatan Kegiatan Usaha
Berikut  adalah  hasil  analisis  pada  SMA  Seminari  St.  Petrus Canisius Mertoyudan:
Tabel 5.25: Total Pendapatan Kegiatan Usaha
Tahun Ajaran Total Pendapatan
Kegiatan Usaha 20102011
Rp174.936.110 20112012
Rp283.729.105
Tabel 5.26: Perhitungan Rasio Pendapatan Kegiatan Usaha
Tahun Ajaran
Pendapatan Total
Pendapatan Rasio
Pendapatan Kegiatan
Usaha Kegiatan
Usaha I
II III100
20102011  Rp174.936.110  Rp5.067.987.358 3,4
20112012  Rp283.729.105  Rp5.978.456.621 4,7
69
Pembahasan:
Rasio pendapatan
kegiatan usaha
menunjukkan berdandingan  antara  jumlah  pendapatan  dari  kegiatan  usaha
dengan  jumlah  seluruh  pendapatan.  Rasio  ini  menunjukkan tingkat  kemampuan  sekolah  mencari  sumber  dana  lain.  Semakin
tinggi  rasio,  semakin  tinggi  pula  kemampuan  sekolah  menggali sumber dana dari luar.
Dari  tabel  hasil  perhitungan  di  atas  menunujukkan  bahwa rasio  pendapatan  kegiatan  usaha  pada  tahun  20102011
menunjukkan  angka  3,4  dan  pada  tahun  20112012 menunjukkan angka 4,7. Peningkatan rasio dari tahun ke tahun
ini mengindikasikan
bahwa sekolah
mampu untuk
mengumpulkan  dana  dari  luar.  Pendapatan  kegiatan  usaha  yang dimiliki sekolah ini meliputi pendapatan dari telepon siswa, sewa
mess  bagi  pegawai,  penjualan  hasil  ternak  babi,  penjualan  hasil kebun, dan pendapatan lain-lain yang bersumber dari siswa.
Berdasarkan  hasil  perhitungan  perspektif  keuangan  di  atas diperoleh  total  skor  adalah  14,  nilai  ini  berada  dalam  rentang  nilai
antara 15,5 sampai dengan 13,2. Hal  ini menunjukkan bahwa tingkat kemandirian keuangan SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan
baik.  Sekolah  telah  mampu  memenuhi  kebutuhan  keuangan  dengan
70
mandiri  dan  mampu  menggali  dana  dari  luar  sekolah  demi mempertahankan kelangsungan hidup organisasi.
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Fokus pada penilaian dalam perspektif proses bisnis internal ini adalah  penggunaan  saranana  dan  prasarana  penunjang  PBM,
peningkatan  kualitas  SDM  dalam  hal  ini  adalah  guru  dan  karyawan, peningkatan  kualitas  SDM  yaitu  siswa,  peningkatan  kualitas
kurikulum,  dan  pengadaan  kegiatan  promosi  panggilan.  Data  yang digunakan  dalam  penilaian  ini  adalah  dari  hasil  kuesioner  yang
ditujukan  kepada  kepala  sekolah  SMA  Seminari  St  Petrus  Canisius lampiran  2.  Hasil  kuesioner  akan  dianalisa  berdasarkan  total  skor
pada responden, dari skor tersebut  kemudian akan dibandingkan pada skor kriteria penilaian kinerja sekolah.
a. Penilaian Kepuasan Kepala Sekolah secara Umum
Nilai maksimum yang diperoleh = 5 x 18 = 90 Nilai minimum yang diperoleh = 1 x 18 = 18
Interval kelas = 90 – 18  5 = 14,4
Ringkasan kuesioner terdapat dalam lampiran 9.
71
Skala  penilaian  kepuasan  kepala  sekolah  terhadap  kinerja  sekolah secara keseluruhan:
18 32,4
46,8 61,2
75,6 90
80 Dari hasil kuesioner proses bisnis internal tentang kepuasan kepala
sekolah  dapat  disimpulkan  bahwa  kepala  sekolah  merasa  sangat puas  terhadap  strategi  yang  telah  dijalankan  SMA  Seminari  St.
Petrus Canisius Mertoyudan.
b. Penilaian Kepuasan Kepala Sekolah terhadap Sarana dan Prasarana
Penunjang PBM Berdasarkan hasil kuesioner diperoleh data sebagai berikut:
Nilai maksimal yang diperoleh = 5 x 7 = 35 Nilai minimum yang diperoleh = 1 x 7 = 7
Interval kelas = 35 – 7  5 = 5,6
Ringkasan kuesioner terdapat dalam lampiran 10. Berikut  ini  merupakan  skala  penilaian  terhadap  kepuasan  kepala
sekolah  berdasarkan  hasil  kuesioner  terhadap  penggunaan  sarana dan prasarana penunjang PBM:
7 12,6
18,2 23,8
29,4 35
34
Tidak Puas Kurang
Puas Cukup
Puas Puas
Sangat Puas
Tidak Puas Kurang
Puas Cukup
Puas Puas
Sangat Puas
72
Berdasarkan  hasil  kuesioner  proses  bisnis  internal    tentang kepuasan kepala sekolah dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah
merasa  sangat  puas  terhadap  penggunaan  sarana  dan  prasarana yang  mendukung  proses  belajar  mengajar  yang  terdapat  di  SMA
Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan.
Pembahasan:
Sarana dan prasarana sangat dibutuhkan untuk  mendukung tercapainya keberhasilan dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Sarana dan prasarana ini juga dapat  digunakan sebagai  tolok ukur mutu  sekolah.  Diperlukannya  ketersediaan  sarana  dan  prasarana
yang  mendukung  merupakan  proses  tercapainya  pembelajaran yang efektif serta pemanfaatan secara optimal.
Fokus  dalam  penilaian  ini  adalah  pemanfaatan  pelayanan administrasi  keuangan  dan  akademik  yang  terkomputerisasi,
penyediaan sistem informasi perpustakaan, penyediaan buku-buku perpustakaan yang up to date, dan penyediaan teknologi informasi.
Dari hasil kuesioner menunjukkan bahwa SMA Seminari St. Petrus Canisius  Mertoyudan  telah  memanfaatkan  sarana  dan  prasarana
penunjang proses pembelajaran dengan baik. Mulai dari pemanfaat pelayanan  terkomputerisasi  sampai  dengan  penyedian  buku
perpustakaan yang up to date. Sekolah juga menganggarkan biaya yang  digunakan  untuk  pemeliharaan  buku  perpustakaan.  Hal  ini
73
juga salah satu  cara untuk meningkatkan pelayanan kepada siswa. Sekolah telah menyediakan fasilitas umum yang menunjang proses
belajar  sesuai  dengan  kebutuhan.  Sekolah  juga  menyediakan fasilitas  yang  mendukung  pendidikan,  fasilitas  tersebut  berupa
fasilitas  pelayanan  administrasi  dan  fasilitas  ketersediaan  ruang belajar yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran.
c. Penilaian Kepuasan Kepala Sekolah terhadap Kualitas SDM Guru
dan Karyawan Berdasarkan hasil kuesioner diperoleh data sebagai berikut:
Nilai maksimum yang diperoleh = 5 x 4 = 20 Nilai minimum yang diperoleh = 1 x 4 = 4
Interval kelas = 20 – 4  5 = 3,2
Ringkasan kuesioner terdapat dalam lampiran 11. Berikut  merupakan  skala  penilaian  kepuasan  kepala  sekolah
berdasarkan  hasil  kuesioner  terhadap  kualitas  SDM  guru  dan karyawan:
4 7,2
10,4 13,6
16,8 20
17 Dari  hasil  kuesioner  tersebut  dapat  disimpulkan  bahwa  kepala
sekolah merasa sangat puas terhadap kualitas dan kemampuan yang
Tidak Puas Kurang
Puas Cukup
Puas Puas
Sangat Puas
74
dimiliki oleh guru dan karyawan SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan.
Pembahasan:
Guru  dan  karyawan  merupakan  indikator  penting  dalam proses  penciptaan  pendidikan  yang  berkualitas.  Guru  memegang
peranan  dalam  pendampingan  belajar  bagi  siswa,  sedangkan karyawan  memberikan  pelayanan  dalam  bidang  non  akademik.
Fokus  dalam  penilaian  kinerja  ini  adalah  pada  proses  rekruitment guru dan karyawan  yang selektif, kemampuan guru dan karyawan
sesuai dengan bidangnya, serta guru dan karyawan yang kompeten sesuai dengan bidangnya.
Dari hasil
kuesioner menunjukkan
bahwa proses
rekruitment guru dan karyawan telah dilaksanakan secara selektif. Dalam  proses  penerimaan  pegawaipun  telah  dilaksanakan  sesuai
dengan kebutuhan sekolah dengan  seleksi terhadap calon  pegawai berkompeten dan ahli dalam bidangnya masing-masing. Dari hasil
wawancara  dengan  kepala  sekolah    diperoleh  informasi  bahwa dalam  proses  rekruitment  pegawai  ini  melalui  dua  tahapan,  yaitu
tahap  pertama  berupa  test  dari  pihak  sekolah  itu  sendiri  dan tahapan kedua penilaian berupa test kepribadian yang bekerjasama
dengan fakultas psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
75
d. Penilaian  Kepuasan  Kepala  Sekolah  terhadap  Kualitas  SDM
Siswa Berdasarkan hasil kuesioner diperoleh data sebagai berikut:
Nilai maksimum yang diperoleh = 5 x 2 = 10 Nilai minimum yang diperoleh = 1 x 2 = 2
Interval kelas = 10 – 2  5 = 1,6
Ringkasan kuesioner terdapat dalam lampiran 12. Berikut  merupakan  skala  penilaian  kepuasan  kepala  sekolah
berdasarkan kuesioner terhadap kualitas SDM siswa: 2
3,6 5,2
6,8 8,4
10
8 Berdasarkan  hasil  kuesioner  tersebut  dapat  disimpulkan  bahwa
kepala  sekolah  merasa  puas  terhadap  kegiatan  yang  diselenggaran untuk  siswa  dalam  pengembangan  kualitas  SDM  yang  terdapat  di
SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan.
Pembahasan:
Fokus dalam penilaian ini adalah pengadaan kegiatan study tour
serta  pengadaan  kegiatan  intra  dan  ekstrakurikuler  untuk melatih  siswa  dalam  berorganisasi  dan  bersosialisasi.  Dari  hasil
kuesioner  tersebut  diketahui  bahwa  kepala  sekolah  merasa  puas terhadap  kegiatan-kegiatan  yang  diselenggarakan  sekolah  untuk
Tidak Puas Kurang
Puas Cukup
Puas Puas
Sangat Puas
76
meningkatkan  kualitas  siswa.  Berdasarkan  hasil  kuesioner menunjukkan  bahwa  sekolah  telah  menjalankan  kegiatan  yang
melatih  siswa  dalam  berorganisasi  dan  bersosialisasi.  Kegiatan tersebut  berupa  kegiatan  ekstrakurikuler  dan  intrakulikuler  yang
dilaksanana  secara  rutin.  Kegiatan  intrakurikuler  tersebut  berupa public  speaking,
pelatihan  jurnalistik,  kegiatan  olah  rohani, katekese  iman,  dan  lain  sebagainya.  Kegiatan  intrakurikuler
tersebut diupayakan oleh sekolah untuk meningkatkan kepribadian siswa  dalam  bidang  akademik  maupun  olah  rohani.  Kegiatan  ini
rutin  dilaksanakan  disetiap  semester  dan  akhir  tahunnya. Sedangkan  untuk  kegiatan  ekstrakurikuler  meliputi  kegiatan  olah
raga  dan  seni  musik.  Selama  periode  tahun  ajaran  20102011  dan 20112012  sekolah  tidak  memiliki  penambahan  program
ekstrakurikuler baru bagi para siswa. Sekolah  juga  mengadakan  kegiatan  pembelajaran  di  luar
sekolah seperti study tour bagi siswa. Kegiatan study tour ini akan memberikan  suasana  belajar  yang  berbeda  bagi  siswa,  karena
dengan  mengadakan  kegiatan  tersebut  siswa  akan  memiliki pengetahuan dan pengalaman yang baru.
Lulusan  peserta  didik  SMA  Seminari  St.  Petrus  Canisius Mertoyudan ini disiapkan untuk dapat melanjutkan kejenjang yang
lebih  tinggi  khususnya  kejenjang  seminari  tinggi  dan  novisiat, karena  fokus  dalam  pendidikannya  adalah  mendidik  calon  iman
77
yang  handal  dan  berkompeten.  Dari  hasil  wawancara  diperoleh informasi bahwa 95  siswa melanjutkan studi ke seminari tinggi,
novisiat,  dan  tahun  rohani  pembinaan,  sedangkan  5  siswa melanjutkan ke perguruan tinggi.
Tingkat  kelulusan  selama  tahun  ajaran  20102011  dan tahun ajaran 20112012 adalah sebesar 100 dengan nilai rata-rata
kelulusan  masing-masing  adalah  7,40  dan  7,29.  Nilai  tersebut  di atas  nilai  rata-rata  standart  kelulusan  yang  ditetapkan  oleh
pemerintah  yaitu  5,00.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  sekolah mampu  menciptakan  lulusan  yang  berkualitas  dan  berkompeten
serta  sekolah  juga  mampu  mempersiapkan  peserta  didiknya  untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.
e. Penilaian Kepuasan Kepala Sekolah terhadap Kualitas Kurikulum
Berdasarkan hasil kuesioner diperoleh data sebagai berikut: Nilai maksimum yang diperoleh = 5 x 4 = 20
Nilai minimum yang diperoleh = 1 x 4 = 4 Interval kelas = 20
– 4  5 = 3,2 Ringkasan kuesioner terdapat dalam lampiran 13.
78
Berikut  merupakan  skala  penilaian  kepuasan  kepala  sekolah berdasarkan hasil kuesioner terhadap kualitas kurikulum:
4 7,2
10,4 13,6
16,8 20
17 Dari  hasil  kuesioner  dapat  disimpulkan  bahwa  kepala  sekolah
merasa  sangat  puas  terhadap  kualitas  kurikulum  yang  terdapat  di SMA Seminari St Petrus Canisius.
Pembahasan:
Kurikulum  merupakan  pedoman  materi  pembelajaran  bagi guru  untuk  merancang,  melaksanakan  dan  memberikan  penilaian
selama  proses  pembelajaran  kepada  siswa.  Kurikulum  ini  juga dapat  dijadikan  sebagai  alat  penentuan  kualitas  kelulusan  bagi
peserta  didiknya,  sehingga  diperlukannya  review  terhadap kurikulum  secara  berkala  untuk  mendapatkan  kurikulum  yang  up
to date. Fokus pada penilaian ini adalah disiplin waktu pengajaran
dan  penyususnan  rencana  pembelajaran  serta  review  kurikulum secara berkala.
Dari  hasil  kuesioner  tersebut  dapat  diketahui  bahwa  guru telah  memanfaatkan  dengan  baik  alokasi  waktu  dalam  proses
pembelajaran,  selain  itu  para  guru  juga  mampu  menyelesaikan silabus  tepat  waktu.  Pihak  sekolah  juga  telah  melaksanakan
Tidak Puas Kurang
Puas Cukup
Puas Puas
Sangat Puas
79
program  review  kurikulum  secara  berkala  yang  dilakukan  setiap akhir  tahun  pembelajaran  yaitu  bulan  Juni  untuk  melakukan
refleksi dan evaluasi terhadap kurikulum selama satu tahun ajaran. Sistem  pendidikan  yang  terdapat  di  SMA  Seminari  St  Petrus
Canisius  mengacu  pada  visi  sekolah  yaitu  mendidik  calon  iman dengan  menyesuaikan  kurikulum  yang  diberlakukan  oleh
pemerintah,  sehingga  terdapat  tambahan-tambahan  mata  pelajaran bagi siswa.
f. Penilaian  Kepuasan  Kepala  Sekolah  terhadap  Kegiatan  Promosi
Panggilan Berdasarkan hasil kuesioner diperoleh data sebagai berikut:
Nilai maksimum yang diperoleh = 5 x 1 = 5 Nilai minimum yang diperoleh = 1 x 1 = 1
Interval kelas = 5 – 1  5 = 0,8
Ringkasan kuesioner terdapat dalam lampiran 14. Berikut  merupakan  skala  penilaian  kepuasan  kepala  sekolah
berdasarkan hasil kuesioner terhadap kegiatan promosi panggilan: 1
1,8 2,6
3,4 4,2
5
4
Tidak Puas Kurang
Puas Cukup
Puas Puas
Sangat Puas
80
Dari  hasil  kuesioner  tersebut  dapat  disimpulkan  bahwa  kepala sekolah  merasa  puas  terhadap  program  promosi  panggilan  yang
dijalankan di SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan.
Pembahasan:
Fokus  dalam  penilaian  ini  adalah  pengadaan  kegiatan  hari panggilan  secara  rutin  dan  berkala.  Dari  hasil  kuesioner  tersebut
menggambarkan  bahwa  sekolah  telah  melaksanakan  kegiatan promosi  panggilan  yang  dilaksanakan  SMA  Seminari  St.  Petrus
Canisius  Mertoyudan.  Rata-rata  kegiatan  promosi  panggilan  ini dilaksanakan  empat  kali  dalam  satu  tahun.  Kegiatan-kegiatan
tersebut  dilakukan  dengan  banyak  media  diantaranya  melalui paroki  yaitu  dengan  khotbah  dan  live  in,  promosi  ke  sekolah-
sekolah,  brosur,  tampilan-tampilan  kreativitas  para  seminaris seperti orkes, drama musik serta operada, dan kegiatan open house.
Selama  periode  tahun  ajaran  20102011  sampai  dengan  periode 20112012  sekolah  belum  mengadakan  penambahan  program
promosi  panggilan.  Program  yang  dilaksanakan  sekolah  untuk menarik minat siswa masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya.
Kegiatan  promosi  panggilan  ini  juga  sebagai  sarana  bagi  sekolah untuk menjalin hubungan kerjasama dengan pihak luar.
Menjalin  kerjasama  dengan  pihak  luar  sangat  penting  bagi sekolah,  karena  dengan  adanya  kerjasama  ini  sekolah  dapat  terus
81
meningkatkan  kinerja  dan  eksistensi  sekolah.  Bentuk  kerjasama yang  dilakukan  antara  lain  kerjasama  lintas  jejaring  yaitu
kerjasama  dengan  Universitas  Sanata  Dharma  dan  Universitas Kristen Duta Wacana, kerjasama ini dalam bidang tes rekruitment
dan  pengembangan  bagi  guru.  Kerjasama  jejaring  antar  kolose Jesuit
dalam bidang
pengembangan nilai-nilai
semangat pendidikan  katolik  dan  MPK  Majelis  Pendidikan  Keuskupan
dalam  bidang  pengembangan  pengelolaan  sekolah  katolik. Kerjasama  dengan  pemerintah  yaitu  DIKNAS  Pendidikan
Nasional,  MKS  Musyawarah  Kurikulum  Sekolah  dan  MGMP Musyawarah  Guru  Mata  Pelajaran  dalam  bidang  pendalaman
materi-materi pembelajaran.
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Fokus  dalam  penilaian  pada  perspektif  ini  adalah  evaluasi terhadap  pegawai,  pengembangan  kompetensi  guru  dan  karyawan,
peningkatan kesejahteraan guru dan karyawan, peningkatan kepuasan kerja guru dan karyawan, penciptaan iklim kerja yang menyenangkan,
dan pengembangan kompetensi SDM guru dan karyawan. Data yang digunakan  dalam  perspektif  ini  adalah  kuesioner  tentang  kepuasan
kepala sekolah lampiran 3 dan kuesioner tentang kepuasan guru dan karyawan lampiran 4.
82
a. Penilaian Kepuasan Kepala Sekolah
Pada  penilaian  ini  menunjukkan  sejauh  mana  kepala sekolah  merasa  puas  terhadap  pembelajaran  dan  pertubuhan
sekolah.  Penilaian  yang  dilakukan  dalam  perspektif  ini  adalah evaluasi  terhadap  pegawai,  pengembangan  kompetensi  guru  dan
karyawan, serta peningkatan kesejahteraan guru dan karyawan. 1
Penilaian Kepuasan Kepala Sekolah secara Umum Nilai maksimum yang diperoleh = 5 x 7 = 35
Nilai minimum yang diperoleh = 1 x 7 = 7 Interval kelas = 35
– 7  5 = 5,6 Ringkasan kuesioner terdapat dalam lampiran 15.
Skala penilaian kepuasan kepala sekolah secara keseluruhan: 7
12,6 18,2
23,8 29,4
35
30 Dari hasil kuesioner tersebut dapat disimpulkan bahwa kepala
sekolah  merasa  sangat  puas  terhadap  pembelajaran  dan pertumbuhan  di  SMA  Seminari  St.  Petrus  Canisius
Mertoyudan.
2 Penilaian  Kepuasan  Kepala  Sekolah  terhadap  Evaluasi
Pegawai Berdasarkan hasil kuesioner diperoleh data sebagai berikut:
Tidak Puas Kurang
Puas Cukup
Puas Puas
Sangat Puas
83
Nilai maksimum yang diperoleh = 5 x 2 = 10 Nilai minimum yang diperoleh = 1 x 2 = 2
Interval kelas = 10 – 2  5 = 1,6
Ringkasan kuesioner terdapat dalam lampiran 16. Skala  penilaian  pembelajaran  dan  pertumbuhan  kepuasan
kepala sekolah terhadap evaluasi pegawai: 2
3,6 5,2
6,8 8,4
10
8 Dari hasil kuesioner dapat  disimpulkan bahwa kepala  sekolah
merasa  puas  terhadap  evaluasi  yang  telah  dilakukan  kepada guru  dan  karyawan  di  SMA  Seminari  St.  Petrus  Canisius
Mertoyudan.
Pembahasan:
Keberhasilan  suatu  organisasi  ditentukan  pula  dari keberhasilan  guru  dan  karyawan  itu  sendiri,  untuk  itu
diperlukannya  suatu  penilaian  kinerja  terhadap  kinerja  guru dan  karyawan.  Fokus  pada  penilaian  ini  adalah  tingkat
perpindahan  pegawai  dan  retensi  penolakan  terhadap teknologi. Penilaian ini ditujukan kepada kepala sekolah untuk
mengetahui  tingkat  kepuasan  kepala  sekolah  tentang  evaluasi terhadap guru dan karyawan.
Tidak Puas Kurang
Puas Cukup
Puas Puas
Sangat Puas
84
Dari  hasil  kuesioner  dapat  diketahui  bahwa  kepala sekolah  merasa  puas  terhadap  tingkat  perpindahan  pegawai.
Perpindahan  yang  berlaku  di  sekolah  ini  adalah  rotasi  jabatan dalam  lingkungan  sekolah.  Rotasi  pegawai  seperti  rotasi
karyawan  rumah  tangga  yang  dilakukan  setiap  satu  tahun sekali,  sedangkan  untuk  wali  kelas  setiap  tahun  ajaran  baru,
dan  bagian  administrasi  setiap  tiga  tahun  sekali.  Dari  hasil wawancara  juga  diperoleh  informasi  bahwa  rata-rata  masa
kerja  pegawai  di  sekolah  ini  adalah  12  tahun,  dengan  masa kerja
paling lama
adalah 28
tahun. Hal
tersebut menggambarkan  bahwa  sekolah  mampu  mempertahankan
masa kerja guru dan karyawan yang bekerja di SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan.
Pada  penilaian  kepuasan  kepala  sekolah  terhadap retensi  penolakan  terhadap  teknologi  diperoleh  informasi
bahwa  kepala  sekolah  merasa  puas.  Hal  ini  didukung  dengan penggunaan  teknologi  terkomputerisasi  dalam  memberikan
pelayanan  akademik  kepada  para  siswa.  Sekolah  telah menggunakan
teknologi terkomputerisasi
sehingga mempermudah
dalam pemberian
pelayanan-pelayanan akademik terhadap para siswa, siswa akan merasa nyaman dan
mudah dalam mendapatkan pelayanan tersebut.
85
3 Penilaian  Kepuasan  Kepala  Sekolah  terhadap  Pengembangan
potensi Guru dan Karyawan Berdasarkan hasil kuesioner diperoleh data sebagai berikut:
Nilai maksimum yang diperoleh = 5 x 4 = 20 Nilai minimum yang diperoleh = 1 x 4 = 4
Interval kelas = 20 – 4  5 = 3,2
Ringkasan kuesioner terdapat dalam lampiran 17. Skala  penilaian  pembelajaran  dan  pertumbuhan  kepuasan
kepala  sekolah  terhadap  pengembangan  potensi  guru  dan karyawan:
4 7,2
10,4 13,6
16,8 20
18 Dari  hasil  kuesoner  tersebut  dapat  disimpulkan  bahwa  kepala
sekolah  merasa  sangat  puas  terhadap  pengembangan  potensi guru dan karyawan yang terdapat di SMA Seminari St. Petrus
Canisius Mertoyudan.
Pembahasan:
Pengembangan  potensi  sangat  dibutuhkan  dalam kemajuan
suatu organisasi
karena dengan
adanya pengembangan  potensi  ini  guru  dan  karyawan  dapat  semakin
terlatih  dalam  pengembangan  kemampuan  yang  dimilikinya.
Tidak Puas Kurang
Puas Cukup
Puas Puas
Sangat Puas
86
Fokus  dalam  penilaian  kepuasan  kepala  sekolah  terhadap pengembangan  potensi  guru  dan  karyawan  adalah  pengadaan
kegiatan  pelatihan,  kegiatan  study  banding,  rasio  guru,  dan disiplin waktu kerja.
Dari  hasil  kuesioner  diperoleh  informasi  bahwa kepala sekolah merasa sangat puas terhadap program pelatihan
yang diberikan kepada guru dan karyawan. Program pelatihan yang  terdapat  di  sekolah  ini  adalah  pelatihan  spriritualitas,
pelatihan  terhadap  KBM  Kegiatan  Belajar  Mengajar, pelatihan  terhadap  tata  kelola  administrasi,  pelatihan  terhadap
tata kelola perpustakaan, dan lain-lain. Rata-rata pelatihan bagi guru  dan  karyawan  dilakukan  dua  kali  dalam  satu  tahun.
Sekolah  juga  berkomitmen  mengirimkan  guru  untuk  studi banding.  Dari  data  sekolah  diperoleh  juga  informasi  bahwa
pada  tahun  ajaran  20102011  terdapat  satu  orang  guru  yang sedang  melanjutkan  studi  lanjut.  Dengan  adanya  program
pelatihan  terhadap  kemampuan  guru  dan  karyawan  tersebut menggambarkan bahwa  sekolah mampu mempertahankan dan
meningkatkan  pengembangan  potensi  dapat  berjalan  sangat baik.
Guru  dan  karyawan  memiliki  disiplin  kerja  yang baik, hal ini ditunjukkan bahwa adanya peningkatan prosentase
kehadiran  guru  dan  karyawan.  Pada  tahun  ajaran  20102011
87
tingkat  kehadiran  guru  dan  karyawan  adalah  97  sedangkan pada tahun ajaran 20112012 mengalami peningkatan menjadi
98.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  kinerja  guru  dan  karyawan mengalami peningkatan yang lebih baik.
4 Penilaian  Kepuasan  Kepala  Sekolah  terhadap  Peningkatan
Kesejahteraan Guru dan Karyawan Berdasarkan hasil kuesioner diperoleh data sebagai berikut:
Nilai maksimum yang diperoleh = 5 x 1  = 5 Nilai minimum yang diperoleh = 1 x 1 = 1
Interval kelas = 5 – 1  5 = 0,8
Ringkasan kuesioner terdapat dalam lampiran 18. Skala  penilaian  pembelajaran  dan  pertumbuhan  kepuasan
kepala  sekolah  terhadap  peningkatan  kesejahteraan  guru  dan karyawan:
1 1,8
2,6 3,4
4,2 5
4 Dari hasil kuesioner tersebut dapat disimpulkan bahwa kepala
sekolah  merasa  puas  terhadap  pemberian  penghargaan  bagi guru dan karyawan yang berprestasi.
Tidak Puas Kurang
Puas Cukup
Puas Puas
Sangat Puas
88
Pembahasan:
Kesejahteraan pegawai
dalam bekerja
perlu diperhatikan  oleh  organisasi,  karena  hal  tersebut  merupakan
salah  satu  upaya  dalam  peningkatan  kualitas  kerja  pegawai. Fokus dalam penilaian ini adalah berkaitan tentang pemberian
penghargaan  terhadap  guru  dan  karyawan  yang  berprestasi. Dari  hasil  kuesioner  diperoleh  data  bahwa  kepala  sekolah
merasa  puas  terhadap  program  pemberian  penghargaan. Program  ini  telah  dilaksanakan  dengan  baik  oleh  pihak
sekolah. Penghargaan  ini  diberikan  kepada  guru  dan
karyawan  yang  bersprestasi  dan  disiplin  kerja,  penghargaan yang  diberikan  tidak  selalu  dalam  bentuk  uang.  Penghargaan
yang  diberikan  oleh  pihak  sekolah  anatara  lain  adalah penghargaan  dalam  bentuk  pemberian  buku,  piagam,  ataupun
studi  lanjut.  Di  sekolah  ini  juga  memberikan  penghargaan berupa pemberian cicin emas yang diberikan kepada guru dan
karyawan  yang  telah  bekerja  lebih  dari  25  tahun.  Dengan adanya  pemberian  penghargaan  ini  diharapkan  dapat
memberikan  dorongan  dan  semangat  terhadap  guru  dan karyawan untuk semakin lebih baik.
89
b. Penilaian Kepuasan Guru dan Karyawan
Pada penilaian ini akan menunjukkan tingkat kepuasan guru dan  karyawan  terhadap  pembelajaran  dan  pertumbuhan  selama
mereka bekerja di SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan. Penilaian  ini  mencakup  penilaian  tentang  kepuasan  kerja,
penciptaan  iklim  kerja,  pengembangan  poetnsi  SDM,  dan peningkatan  kesejahteraan  guru  dan  karyawan.  Dari  29  guru  dan
karyawan tetap diperoleh responden sebanyak 15 orang. 1
Penilaian Kepuasan Guru dan Karyawan Secara Umum Nilai maksimum yang diperoleh = 5 x 10 = 50
Nilai minimum yang diperoleh = 1 x 10 = 10 Interval kelas = 50
– 10  5 = 8 Ringkasan kuesioner terdapat dalam lampiran 19.
Tabel 5.27: Tabel Distribusi Frekuensi Penilaian Kepuasan Guru dan Karyawan Secara Umum
Kelas-Kelas Frekuensi
Presentase Penilaian
Interval Responden  Frekuensi
Kinerja 50
– 42 Sangat Puas
41 – 34
9 60
Puas 33
– 26 6
40 Cukup Puas
25 – 18
Kurang Puas 17 - 10
Tidak Puas Jumlah
15 100
Berdasarkan  tabel  tersebut  dapat  diketahui  bahwa  60  guru dan  karyawan  merasa  puas  dan  40  guru  dan  karyawan
merasa  cukup  puas.  Berdasarkan  tabel  tersebut  dapat
90
disimpulkan  bahawa  rata-rata  guru  dan  karyawan  merasa puas  terhadap  kepuasan  kerja,  penciptaan  iklim  kerja,
pengembangan  SDM  serta  peningkatan  kesejahteraan  bagi guru dan karyawan.
2 Penilaian  Kepuasan  Guru  dan  Karyawan  terhadap  Kepuasan
Kerja Berdasarkan hasil kuesioner diperoleh data sebagai berikut:
Nilai maksimum yang diperoleh = 5 x 3 = 15 Nilai minimum yang diperoleh = 1 x 3 = 3
Interval kelas = 15 – 3  5 = 2,4 = 2
Ringkasan kuesioner terdapat dalam lampiran 20.
Tabel 5.28: Tabel Distribusi Frekuensi Penilaian Kepuasan Guru dan Karyawan terhadap Kepuasan Kerja
Kelas-Kelas Frekuensi
Presentase Penilaian
Interval Responden
Frekuensi Kinerja
15 – 13
Sangat Puas 12
– 10 12
80 Puas
9 – 7
3 20
Cukup Puas 6
– 5 Kurang Puas
4 – 3
Tidak Puas Jumlah
15 100
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa 80 guru dan karyawan merasa puas dan 20  guru dan karyawan
merasa  cukup  puas.  Dari  data  tersebut  dapat  disimpulkan bahwa  rata-rata  guru  dan  karyawan  merasa  puas  terhadap
91
kepuasan  kerja  di  SMA  Seminari  St.  Petrus  Canisius Mertoyudan.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  sekolah  telah  dapat
menciptakan suasana
kerja yang
mendukung dan
menyenangkan bagi guru dan karyawan.
Pembahasan:
Untuk  menilai  kepuasan  guru  dan  karyawan terhadap  kepuasan  kerja  ukuran  strategik  yang  digunakan
adalah  pemenuhan  kebutuhan  guru  dan  karyawan  dan penilaian  guru  dan  karyawan.  Penilaian  ini  diperlukan  untuk
mengetahui tingkat kepuasan kerja guru dan karyawan dimana mereka  bekerja.  Dengan  adanya  pemenuhan  kebutuhan  ini,
dapat  meningkatkan  kompetesni  kerja  terhadap  guru  dan karyawan. Dari hasil kuesioner diperoleh data bahwa rata-rata
guru  dan  karyawan  telah  merasa  puas  bekerja  di  SMA Seminari  St.  Petrus  Canisius  Mertoyudan.  Sekolah  telah
mampu memenuhi kebutuhan guru dan karyawan.
3 Penilaian Kepuasan Guru dan Karyawan terhadap Penciptaan
Iklim Kerja Berdasarkan hasil kuesioner diperoleh data sebagai berikut:
Nilai maksimum yang diperoleh = 5 x 3 = 15 Nilai minimum yang diperoleh = 1 x 3 = 3
92
Interval kelas = 15 – 3  5 = 2,4 = 2
Ringkasan kuesioner terdapat dalam lampiran 21.
Tabel 5.29: Tabel Distribusi Frekuensi Penilaian Kepuasan Guru dan Karyawan terhadap Penciptaan
Iklim Kerja
Kelas-Kelas Frekuensi
Presentase Penilaian
Interval Responden  Frekuensi
Kinerja 15
– 13 1
6,7 Sangat Puas
12 – 10
7 46,7
Puas 9
– 7 7
46,7 Cukup Puas
6 – 5
Kurang Puas 4
– 3 Tidak Puas
Jumlah 15
100
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa 6,7 guru  dan  karyawan  merasa  sangat  puas,  46,7  guru  dan
karyawan merasa puas, dan 46,7 guru dan karyawan merasa cukup puas. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-
rata  guru  dan  karyawan  merasa  puas  terhadap  penciptaan iklim  kerja  yang  terdapat  di  SMA  Seminari  St.  Petrus
Canisius Mertoyudan.
Pembahasan:
Suasana  bekerja  yang  nyaman  tentunya  akan berpengaruh  terhadap  kinerja  guru  dan  karyawan  pada
organisasi.  Untuk  itulah  diperlukannya  penilaian  kepuasan guru  dan  karyawan  terhadap  penciptaan  iklim  kerja  yabng
nyaman.  Ukuran  strategik  yang  digunakan  dalam  penilaian
93
ini  adalah  keterlibatan  guru  dan  karyawan  dalam pengambilan  keputusan,  dukungan  motivas  bagi  guru  dan
karyawan, dan kemudahan dalam mengakses informasi. Dari hasil kuesioner diperoleh data bahwa secara keseluruhan rata-
rata  guru  dan  karyawan  merasa  puas  terhadap  iklim  kerja yang  diciptakan  oleh  sekolah.  Penciptaan  iklim  kerja  ini
sangat penting karena dengan lingkungan kerja yang nyaman dan  kondusif  dapat  mendukung  dalam  peningkatan  kinerja
organisasi.
4 Penilaian  Kepuasan  Guru  dan  Karyawan  terhadap
Pengembangan Potensi SDM Berdasarkan hasil kuesioner diperoleh data sebagai berikut:
Nilai maksimum yang diperoleh = 5 x 2 = 10 Nilai minimum yang diperoleh = 1 x 2 = 2
Interval kelas = 10 – 2  5 = 1,6 = 2
Ringkasan kuesioner terdapat dalam lampiran 22.
Tabel 5.30: Tabel Distribusi Frekuensi Penilaian Kepuasan Guru dan Karyawan terhadap Pengembangan Potensi SDM
Kelas-Kelas Frekuensi
Presentase Penilaian
Interval Responden  Frekuensi
Kinerja 10
– 9 Sangat Puas
8 – 7
9 60,0
Puas 6
– 5 4
26,6 Cukup Puas
4 – 3
2 13,3
Kurang Puas 2
Tidak Puas Jumlah
15 100
94
Dari  tabel  tersebut  dapat  diketahui  bahwa  60,0 guru dan karyawan merasa puas, 26,6 merasa  cukup puas,
dan 13,3 guru dan karyawan merasa kurang puas. Dari data tersebut  dapat  disimpulkan  bahwa  rata-rata  guru  dan
karyawan  merasa  puas  terhadap  pengadaan  pelatihan ketrampilan,  meskipun  masih  terdapat  beberapa  guru  dan
karyawan  yang  merasa  kurang  puas.  Hal  ini  menunjukkan bahwa  kegiatan  pelatihan  yang  diadakan  oleh  sekolah
berjalan dengan baik.
Pembahasan:
Pengadaan  pelatihan  pengembangan  potensi  sangat dibutuhkan untuk kemajuan suatu organisasi. Dengan adanya
pelatihan  pengembangan  potensi  ini,  kemampuan  guru  dan karyawannya  dapat  terus  berkembang  sesuai  dengan  bidang
keahlian  yang  dimiliki  masing-masing.  Untuk  menilai kepuasan
guru dan
karyawan terhadap
program pengembangan  potensi,  ukuran  strategik  yang  digunakan
adalah pengadaan pelatihan peningkatan ketrampilan. Dari hasil kuesioner diperoleh data bahwa guru dan
karyawan  merasa  puas  terhadap  program  pelatihan pengembangan  yang  telah  diselenggarakan  oleh  pihak
sekolah.  Hal  ini  juga  menandakan  bahwa  sekolah  telah
95
menjalankan  program  tersebut  dengan  baik.  Namun  terdapat beberapa  guru  dan  karyawan  juga  memberikan  pendapat
kurang  puas.  Upaya  pengembangan  potensi  terhadap  guru dan karyawan yang dilakukan oleh sekolah antara lain adalah
dengan pelatihan spiritualitas, pelatihan KBM, pelatihan tata kelola  administrasi  dan  perpustakaan,  serta  pelatihan
pengembangan  relasi  guru terhadap siswa.  Kegiatan tersebut mengundang  antusiasme  guru  dan  karyawan  yang  sangat
tinggi. 5
Penilaian  Kepuasan  Guru  dan  Karyawan  terhadap Peningkatan Kesejahteraan
Berdasarkan hasil kuesioner diperoleh data sebagai berikut: Nilai maksimum yang diperoleh = 5 x 2 = 10
Nilai minimum yang diperoleh = 1 x 2 = 2 Interval kelas = 10
– 2  5 = 1,6 = 2 Ringkasan kuesioner terdapat dalam lampiran 23.
Tabel 5.31: Tabel Distribusi Frekuensi Penilaian Kepuasan Guru dan Karyawan terhadap Peningkatan Kesejahteraan
Kelas-Kelas Frekuensi
Presentase Penilaian
Interval Responden  Frekuensi
Kinerja 10
– 9 Sangat Puas
8 – 7
10 86,7
Puas 6
– 5 2
13,3 Cukup Puas
4 – 3
Kurang Puas 2
Tidak Puas Jumlah
15 100
96
Dari  tabel  tersebut  dapat  diketahui  bahwa  86,7 guru  dan  karyawan  merasa  puas  dan  13,3  guru  dan
karyawan  merasa  cukup  puas.  Dari  data  tersebut  dapat disimpulkan bahwa rata-rata guru dan karyawan merasa puas
terhadap usaha peningkatan kesejahteraan.
Pembahasan:
Untuk  menilai  kepuasan  guru  dan  karyawan terhadap  peningkatan  kesejahteraan  kerja,  ukuran  strategik
yang  digunakan  adalah  pemberian  penghargaan  dan  sistem kompensasi.  Dari  hasil  kuesioner  menunjukkan  bahwa  guru
dan karyawan merasa puas terhadap sistem kompensasi yang berlaku  di  SMA  Seminari  St.  Petrus  Canisius  Mertoyudan.
Hal ini
menunjukkan bahwa
program peningkatan
kesejahteraan guru dan karyawan telah berjalan dengan baik. Penghargaan  ini  diberikan  kepada  guru  dan  karyawan  yang
berprestasi dan displin kerja.