Deskripsi Hasil Penelitian 1. Deskripsi Variabel

notaris pengganti Nanny Suharja, SH. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia.s Perusahaan saat ini lokasi pabriknya terletak di beberapa unit operasional yakni unit Tenun I terletak di Jl. Moh. Toha Km 6,8 Bandung serta unit Tenun II-III yang terletak di Jl. Cisirung No. 101. Sedangkan kantor pusat di Jl. Garuda 15374 Bandung. Tanggal 17 Juni 1997 Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari ketua BAPEPAM untuk melakukan Penawaran umum 50.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 22 juni 1997 seluruh saham Perusahaan sebanyak 250.000.000 saham telah dicatatkan pada BEJ dan BES. 4.2. Deskripsi Hasil Penelitian 4.2.1. Deskripsi Variabel Return On Asset ROA Y 1 Return On Asset ROA menunjukkan keberhasilan atau kegagalan pihak manajemen dalam memaksimumkan tingkat hasil pengembalian investasi saham dalam perusahaan. Berikut ini deskripsi dari variabel Return On Assets ROA tahun 2006 sampai 2008: Tabel 4.1: Deskripsi Variabel Return On Assets ROA Y 1 No. Tahun 2006 Sampai 2008 Nama Perusahaan Tahun Rata- rata 2006 2007 2008 1 PT. Unitex, Tbk -1,87 45,18 -43,89 -0,19 2 PT. Panasia Indosytech, Tbk 0,03 0,11 9,07 3,07 3 PT. Panasia Filament Inti, Tbk -6,44 -9,25 -25,07 -13,59 4 PT. Argo Pantes, Tbk -0,91 -9,60 -10,93 -7,15 5 PT. Ertex Jaya, Tbk -1,97 0,001 -42,15 -14,71 6 PT. Roda Vitatex, Tbk 6,48 5,97 9,83 7,43 7 PT. Sunson Textile, Tbk -1,77 0,23 -7,63 -3,06 8 PT. Teijin Indonesia, Tbk -18,44 -12,04 -29,01 -19,83 Rata-rata prosentase -3,11 2,58 -17,47 -6 Sumber : Lampiran 1 Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa Return On Assets ROA tertinggi tahun 2006 terjadi pada PT. Roda Vitatex, Tbk yaitu sebesar 6,48 sedangkan Return On Assets ROA terendah terjadi pada PT. Teijin Indonesia, Tbk yaitu sebesar -18,44. Hal ini menunjukkan bahwa PT.Roda Vitatex, Tbk memiliki laba positif dan terbesar dibandingkan 7 tujuh perusahaan lainnya, sedangkan PT. Teijin Indonesia, Tbk mengalami kerugian terbesar dibandingkan 7 tujuh perusahaan lainnya Tahun 2007 Return On Assets ROA tertinggi terjadi pada PT.Unitex, Tbk yaitu sebesar 45,18 sedangkan Return On Assets ROA terendah terjadi pada PT. Teijin Indonesia, Tbk yaitu sebesar -12,04. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Unitex, Tbk memiliki laba positif dan terbesar dibandingkan 7 tujuh perusahaan lainnya, sedangkan PT. Teijin Indonesia, Tbk mengalami kerugian terbesar dibandingkan 7 tujuh perusahaan lainnya Return On Assets ROA tertinggi tahun 2008 terjadi pada PT. Roda Vitatex, Tbk yaitu sebesar 9,83 sedangkan Return On Assets ROA terendah terjadi pada PT. Unitex, Tbk yaitu sebesar -43,89. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Roda Vitatex, Tbk memiliki laba positif dan terbesar dibandingkan 7 tujuh perusahaan lainnya, sedangkan PT. Unitex, Tbk mengalami kerugian terbesar dibandingkan 7 tujuh perusahaan lainnya Rata-rata Return On Assets ROA tertinggi selama periode 2006 – 2008 adalah PT. Roda Vitatex, Tbk yaitu sebesar 7,43, hal ini disebabkan PT. Roda Vitatex, Tbk mengalami peningkatan laba selama tahun 2006- 2008. Sebaliknya rata-rata Return On Assets ROA terendah selama periode 2006 – 2008 adalah PT. Teijin Indonesia, Tbk yaitu sebesar -19,83 hal ini disebabkan PT. Teijin Indonesia, Tbk memiliki laba negatif dan cenderung mengalami kenaikan selama tahun 2006-2008. Jika ditinjau dari nilai rata-rata 8 perusahaan yang dijadikan sampel dapat dijelaskan bahwa nilai Return On Assets ROA tertinggi terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 2,58, sedangkan nilai Return On Assets ROA terendah terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar -17,47. Hal ini menunjukkan bahwa tahun 2007 sebagian besar perusahaan Textile dan Garment yang diteliti cenderung mengalami laba, sedangkan tahun 2008 mengalami penurunan laba, bahkan sebagian besar perusahaan Textile dan Garment yang diteliti mengalami kerugian. Tinggi rendahnya return on asset ROA selain tergantung pada keputusan perusahaan dalam alokasi dan yang mereka miliki pada berbagai bentuk investasi atau aktiva yang tergantung pada tingkat efisiensi penggunaan aktiva perusahaan. Penggunaan aktiva yang efisiensi seperti banyaknya dana yang menganggur dalam persediaan, lamanya dana tertanam dalam piutang, berlebihnya uang kas, aktiva tetap beroperasi dibawah kapasitas normal, dan sebagainya akan berakibat pada rendahnya rasio ini, demikian pula sebaliknya ROA yang positif atau tinggi menunjukkan bahwa dari total aktiva yang digunakan perusahaan mampu memberikan laba. Sebaliknya ROA yang negatif menunjukkan bahwa total aktiva yang digunakan perusahaan mengalami kerugian.

4.2.2. Deskripsi Variabel Return On Equity ROE Y

2 Return On Equity ROE digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan modal sendiri. Berikut ini deskripsi dari variabel Return On Equity ROE tahun 2006 sampai 2008: Tabel 4.2: Deskripsi Variabel Return On Equity ROE Y 2 No. Tahun 2006 Sampai 2008 Nama Perusahaan Tahun Rata- rata 2006 2007 2008 1 PT. Unitex, Tbk 1,76 -66,89 39,78 -8,45 2 PT. Panasia Indosytech, Tbk 0,05 0,21 -0,02 0,08 3 PT. Panasia Filament Inti, Tbk -24,04 -46,03 607,82 179,25 4 PT. Argo Pantes, Tbk -12,62 -59,52 -167,61 -79,92 5 PT. Ertex Jaya, Tbk 32,17 11,06 52,98 32,07 6 PT. Roda Vitatex, Tbk 10,19 9,30 13,24 10,91 7 PT. Sunson Textile, Tbk -6,92 0,91 -24,37 -10,13 8 PT. Teijin Indonesia, Tbk 487,47 116,01 104,27 235,92 Rata-rata prosentase 61,01 -4,37 78,26 44,97 Sumber : Lampiran 1 Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa Return On Equity ROE tertinggi tahun 2006 terjadi pada PT. Teijin Indonesia, Tbk yaitu sebesar 487,47 sedangkan Return On Equity ROE terendah terjadi pada PT.Panasia Filament Inti, Tbk yaitu sebesar -24,04. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Teijin Indonesia, Tbk mengalami kerugian terbesar dibandingkan 7 tujuh perusahaan lainnya dan modalnya pun negatif, sedangkan PT.Panasia Filament Inti, Tbk mengalami kerugian dan modalnya positif. Tahun 2007 Return On Equity ROE tertinggi terjadi pada PT. Teijin Indonesia, Tbk yaitu sebesar 116,01 sedangkan Return On Equity ROE terendah terjadi pada PT. Unitex, Tbk yaitu sebesar -66,89. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Teijin Indonesia, Tbk mengalami kerugian terbesar dibandingkan 7 tujuh perusahaan lainnya dan modalnya pun negatif, sedangkan PT. Unitex, Tbk memiliki laba terbesar dibandingkan 7 tujuh perusahaan lainnya dan modalnya negatif. Return On Equity ROE tertinggi tahun 2008 terjadi pada PT.Panasia Filament Inti, Tbk yaitu sebesar 607,82 sedangkan Return On Equity ROE terendah terjadi pada PT. Argo Pantes, Tbk yaitu sebesar -167,61. Hal ini menunjukkan bahwa PT.Panasia Filament Inti, Tbk mengalami kerugian dan modalnya negatif terbesar dibandingkan 7 tujuh, sedangkan PT.Panasia Filament Inti, Tbk memiliki laba negatif dan modal positive dibandingkan 7 tujuh perusahaan lainnya. Rata-rata Return On Equity ROE tertinggi selama periode 2006 – 2008 adalah PT. Teijin Indonesia, Tbk yaitu sebesar 235,92 dan rata-rata Return On Equity ROE terendah selama periode 2006 – 2008 adalah PT. Argo Pantes, Tbk yaitu sebesar -79,92. Hal ini menunjukkan bahwa selama tahun 2006 – 2008, PT. Teijin Indonesia, Tbk memiliki laba dan modal negatif secara terus menerus. Sedangkan PT. Argo Pantes, Tbk mengalami penurunan laba dan modal secara terus menerus di tahun 2006 – 2008. Jika ditinjau dari nilai rata-rata 8 perusahaan yang dijadikan sampel dapat dijelaskan bahwa nilai Return On Equity ROE tertinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 78,26 sedangkan nilai Return On Equity ROE terendah terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar -4,37. Hal ini menunjukkan bahwa tahun 2008 sebagian besar perusahaan Textile dan Garment yang diteliti cenderung memiliki ROE positif atau ROE yang tinggi, sedangkan tahun 2007 mengalami cenderung mengalami penurunan atau ROE tahun 2008 lebih baik dari ROE tahun 2007. Tinggi rendahnya return on equity ROE disebabkan bila perusahaan ingin memaksimalkan keuntungan, maka perusahaan juga harus mengelola modal sendiri secara efisien dan seefektif mungkin, tentunya dengan mempertimbangkan biaya penggunaan modal dari struktur modal perusahaan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas yang diharapkan dan dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi return on equity perusahaan semakin baik.

4.2.3. Deskripsi Variabel Leverage X

1 Leverage adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan di biayai dengan hutang. Berikut ini deskripsi dari variabel leverage tahun 2006 sampai 2008: Tabel 4.3: Deskripsi Variabel Leverage X 1 No. Tahun 2006 Sampai 2008 Nama Perusahaan Tahun Rata- rata 2006 2007 2008 1 PT. Unitex, Tbk 206,24 167,54 210,32 194,70 2 PT. Panasia Indosytech, Tbk 40,79 46,84 56,37 48,00 3 PT. Panasia Filament Inti, Tbk 73,20 79,90 104,12 85,74 4 PT. Argo Pantes, Tbk 107,20 82,98 93,48 94,55 5 PT. Ertex Jaya, Tbk 106,12 107,73 179,55 131,13 6 PT. Roda Vitatex, Tbk 36,41 35,85 25,76 32,67 7 PT. Sunson Textile, Tbk 74,50 74,86 68,68 72,68 8 PT. Teijin Indonesia, Tbk 103,78 110,38 127,82 113,99 Rata-rata prosentase 93,53 88,26 108,26 96,68 Sumber : Lampiran 1 Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa leverge tertinggi tahun 2006 terjadi pada PT. Unitex, Tbk yaitu sebesar 206,24 sedangkan leverage terendah terjadi pada PT. Roda Vitatex, Tbk yaitu sebesar 36,41. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Unitex, Tbk memiliki total aktiva terendah dibandingkan 7 tujuh, sedangkan PT. Roda Vitatex, Tbk memiliki total hutang terbesar dibandingkan 7 tujuh perusahaan lainnya. Tahun 2007 leverage tertinggi terjadi pada PT. Unitex, Tbk yaitu sebesar 167,54 sedangkan leverage terendah terjadi pada PT. Roda Vitatex, Tbk yaitu sebesar 35,85. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Unitex, Tbk memiliki total aktiva terendah dibandingkan 7 tujuh, sedangkan PT.Roda Vitatex, Tbk memiliki total hutang terendah dibandingkan 7 tujuh perusahaan lainnya. Leverage tertinggi tahun 2008 terjadi pada PT. Unitex, Tbk yaitu sebesar 210,32 sedangkan leverage terendah terjadi pada PT. Roda Vitatex, Tbk yaitu sebesar 25,76. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Unitex, Tbk memiliki total aktiva terendah dibandingkan 7 tujuh, sedangkan PT.Roda Vitatex, Tbk memiliki total hutang terendah dibandingkan 7 tujuh perusahaan lainnya. Rata-rata leverage tertinggi selama periode 2006 – 2008 adalah PT.Unitex, Tbk yaitu sebesar 194,70 dan rata-rata leverage terendah selama periode 2006 – 2008 adalah PT. Roda Vitatex, Tbk yaitu sebesar 32,67. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Unitex, Tbk memiliki total aktiva terendah dibandingkan 7 tujuh dan cenderung mengalami penurunan, sedangkan PT. Roda Vitatex, Tbk memiliki total hutang terendah dibandingkan 7 tujuh perusahaan lainnya dan cenderung mengalami penurunan. Jika ditinjau dari nilai rata-rata 8 perusahaan yang dijadikan sampel dapat dijelaskan bahwa nilai leverage tertinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 108,26 sedangkan nilai leverage terendah terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 88,26. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan Textile dan Garment mengalami kenaikan leverage dari tahun 2007 ke 2008. Tinggi rendahnya leverage keuangan disebabkan apabila perusahaan tidak bisa menurunkan tingkat rasio yang akan datang maka perusahaan tersebut mengalami kebangkrutan. Bila leverage keuangannya tinggi maka perusahaan tersebut akan meningkat dan terbebas dari hutang perusahaan.

4.2.4. Deskripsi Variabel Pangsa Pasar X

2 Semakin besar pangsa pasar atau semakin tinggi penjualan relative perusahaan dalam industry berarti semakin tinggi penerimaan perusahaan yang merupakan komponen penting dalam perhitungan. Berikut ini deskripsi dari variabel pangsa pasar tahun 2006 sampai 2008: Tabel 4.4: Deskripsi Variabel Pangsa Pasar X 2 No. Tahun 2006 Sampai 2008 Nama Perusahaan Tahun Rata- rata 2006 2007 2008 1 PT. Unitex, Tbk -1452,50 432,61 -1986,47 -1002,12 2 PT. Panasia Indosytech, Tbk -8568,14 3017,10 -15520,90 -7023,98 3 PT. Panasia Filament Inti, Tbk -3953,27 1306,77 -4225,66 -2290,72 4 PT. Argo Pantes, Tbk -10333,4 3515,62 -14072,90 -6963,56 5 PT. Ertex Jaya, Tbk -6465,53 1569,92 -4308,84 -3068,15 6 PT. Roda Vitatex, Tbk -1565,81 477,60 -2649,81 -1246,01 7 PT. Sunson Textile, Tbk -5980,12 2117,39 -6962,66 -3608,46 8 PT. Teijin Indonesia, Tbk -28670,30 9680,79 -42469,80 -20486,44 Rata-rata prosentase -8373,63 2764,73 -11524,63 -5711,18 Sumber : Lampiran 1 Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa pangsa pasar tertinggi tahun 2006 terjadi pada PT. Unitex, Tbk yaitu sebesar -1452,50 sedangkan pangsa pasar terendah terjadi pada PT. Teijin Indonesia, Tbk yaitu sebesar -28670,30. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Unitex, Tbk memiliki total penjualan terendah dibandingkan 7 tujuh, sedangkan PT. Teijin Indonesia, Tbk memiliki total penjualan tertinggi dibandingkan 7 tujuh perusahaan lainnya. Tahun 2007 pangsa pasar tertinggi terjadi pada PT. Teijin Indonesia, Tbk yaitu sebesar 9680,79 sedangkan pangsa pasar terendah terjadi pada PT. Unitex, Tbk yaitu sebesar 432,61. Hal ini menunjukkan bahwa PT.Teijin Indonesia, Tbk memiliki total penjualan tertinggi dibandingkan 7 tujuh, sedangkan PT. Unitex, Tbk memiliki total penjualan terendah dibandingkan 7 tujuh perusahaan lainnya. Pangsa pasar tertinggi tahun 2008 terjadi pada PT. Unitex, Tbk yaitu sebesar -1986,47 sedangkan pangsa pasar terendah terjadi pada PT. Teijin Indonesia, Tbk yaitu sebesar -42469,80. Hal ini menunjukkan bahwa PT.Unitex, Tbk memiliki total penjualan terendah dibandingkan 7 tujuh, sedangkan PT. Teijin Indonesia, Tbk memiliki total penjualan tertinggi dibandingkan 7 tujuh perusahaan lainnya. Rata-rata pangsa pasar tertinggi selama periode 2006 – 2008 adalah PT. Unitex, Tbk yaitu sebesar -1002,12 dan rata-rata pangsa pasar terendah selama periode 2006 – 2008 adalah PT. Teijin Indonesia, Tbk yaitu sebesar -20486,44. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Unitex, Tbk memiliki total penjualan terendah dibandingkan 7 tujuh selama tahun 2006-2008, sedangkan PT. Teijin Indonesia, Tbk memiliki total penjualan tertinggi dibandingkan 7 tujuh perusahaan lainnya selama tahun 2006-2008. Jika ditinjau dari nilai rata-rata 8 perusahaan yang dijadikan sampel dapat dijelaskan bahwa nilai pangsa pasar tertinggi terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 2764,73 sedangkan nilai pangsa pasar terendah terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar -11524,63. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan Textile dan Garment mengalami penurunan pangsa pasat dari tahun 2007 ke 2008. Tinggi rendahnya pangsa pasar disebabkan apabila pangsa pasar perusahaan tersebut meningkat berarti perusahaan tersebut mampu mengungguli pesaingnya, jika menurun perusahaan tersebut kalah dari pesaingnya. 4.3. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda 4.3.1. Uji Normalitas

Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Leverage Dan Rasio Intensitas Modal Terhadap Profitabilitas Perusahaan Automotive Yang Go-Public Di Bursa Efek Indonesia

2 29 114

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TELAH GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Yang Telah Go Public Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 13

Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman dan Foster pada Perusahaan Textile dan Garment Go-Public di Bursa Efek Indonesia.

0 0 6

Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman dan Foster Pada Perusahaan Textile dan Garment Go-Public di Bursa Efek Indonesia.

0 2 19

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN TEXTILE YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

3 3 93

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS INDUSTRI DAN RASIO LEVERAGE KEUANGAN TERTIMBANG TERHADAP “ROE” TERHADAP PERUSAHAAN ROKOK YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 3 98

ANALISIS PENGARUH RASIO LEVERAGE KEUANGAN TERTIMBANG DAN PANGSA PASAR TERHADAP RETURN ON EQUITY (ROE) PADA PERUSAHAAN ROKOK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 2 128

ANALISIS TINGKAT KEBANGKRUTAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN TEXTILE DAN GARMENT GO-PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 106

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN RENTABILITAS TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 18

ANALISIS PENGARUH RASIO LEVERAGE KEUANGAN DAN PANGSA PASAR TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN TEXTILE DAN GARMENT YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 27