PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN TEXTILE YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

(1)

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE DAN

PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM

PERUSAHAAN TEXTILE YANG GO PUBLIK

DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur Untuk Manajemen Skripsi S-1 Jurusan Manajemen

Diajukan Oleh :

0612010229/FE/EM Anita Kusuma Dewi

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


(2)

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE DAN

PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM

PERUSAHAAN TEXTILE YANG GO PUBLIK

DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Oleh :

0612010229/FE/EM Anita Kusuma Dewi

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


(3)

USULAN PENELITIAN

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE DAN

PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM

PERUSAHAAN TEXTILE YANG GO PUBLIK

DI PT. BURSA EFEK INDONESIA

Yang diajukan

0612010229/FE/EM Anita Kusuma Dewi

Telah disetujui untuk diseminarkan oleh :

Pembimbing Utama

Drs. Ec. Suwaidi, MS Tanggal : ……….

Mengetahui

Ketua Jurusan Manajemen

NIP. 030 191 295 Drs. Ec. Gendut Sukarno, MS


(4)

USULAN PENELITIAN

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE DAN

PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM

PERUSAHAAN TEXTILE YANG GO PUBLIK

DI PT. BURSA EFEK INDONESIA

Yang diajukan

0612010229/FE/EM Anita Kusuma Dewi

Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh:

Pembimbing Utama

Drs. Ec. Soewardjo, MM. Tanggal : ...

Mengetahui

Ketua Program Studi Manajemen

NIP. 030 191 295


(5)

SKRIPSI

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM

PERUSAHAAN TEXTILE YANG GO PUBLIK DI PT. BURSA EFEK INDONESIA

Yang diajukan

0612010229/FE/EM Anita Kusuma Dewi

Telah disetujui untuk mengikuti ujian skripsi oleh:

Pembimbing Utama

Drs. Ec. Soewardjo, MM. Tanggal : ...

Mengetahui

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “UPN” Veteran Jawa Timur

NIP. 030 194 437 Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi


(6)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulisan skripsi dengan judul PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN TEXTILLE YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA, dapat diselesaikan dengan baik dan dengan kesungguhan hati.

Penulisan skripsi ini yang merupakan salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak, maka akan sulit sekali bagi penulis untuk dapat menyusun skripsi ini. Pada kesempatan yang baik ini, perkenankan penulis dengan segenap kerendahan dan ketulusan hati untuk menyampikan ucapan terimakasih kepada seluruh pihak yang telibat secara langsung maupun tidak langsung dalam mendukung kelancaran penyusunan skripsi ini.

Penulis dengan rasa hormat yang mendalam mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP., Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin N, MM., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.


(7)

ii

4. Bapak Soewardjo, MM, Sebagai Dosen Pembimbing Utama yang telah mengarahkan dan meluangkan waktu guna membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

5. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah mendidik penulis selama menjadi mahasiswa.

6. Ucapan terima kasih kepada Keluargaku, Bapak dan Ibu serta ketiga kakakku yang senantiasa memberikan do’a dan dukungan baik moral maupun materiil dengan tulus ikhlas.

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu penulis dalam melakukan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa isi dan cara penyajian skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat penulis harpkan guna meningkatkan mutu dari penulisan skripsi ini. Penulis juga berharap, penulisan skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi acuan bagi peneliti lain yang tertarik untuk mendalaminya di masa yang akan datang.

Surabaya, Juni 2010


(8)

iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAKSI ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 8

1.3. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1. Penelitian Terdahulu ... 10

2.2. Landasan Teori ... 11

2.2.1. Manajemen Keuangan ... 11

2.2.2. Laporan Keuangan ... 12

2.2.2.1. Pengertian Laporan Keuangan ... 12

2.2.2.2. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan ... 14


(9)

iv

2.2.3.3. Jenis Rasio ... 17

2.2.4. Rasio Likuditas ... 19

2.2.4.1. Pengertian Likuiditas ... 19

2.2.4.2. Current Ratio ... 19

2.2.5. Rasio Leverage ... 20

2.2.5.1. Pengertian Leverage ... 20

2.2.5.2. Leverage Operasi ... 22

2.2.5.3. DER (debt to equity ratio)... 23

2.2.6. Rasio Profitabilitas ... 23

2.2.6.1. Pengertian Rasio Profitabilitas ... 23

2.2.6.2. ROA (Return On Assets) ... 25

2.2.7. Return Saham ... 25

2.2.7.1. Pengertian Return ... 25

2.2.7.2. Pengertian Saham ... 26

2.2.7.3. Return Saham ... 26

2.2.8. Pengaruh Rasio Likuiditas (current ratio) Berpengaruh Terhadap Return Saham ... 27

2.2.9. Pengaruh Rasio Leverage (debt to equity ratio) Berpengaruh Terhadap Return Saham ... 29

2.2.10. Pengaruh Rasio Profitabilitas (return on asset) Berpengaruh Terhadap Return Saham ... 30


(10)

v

2.3. Kerangka Pikir ... 31

2.4. Hipotesis ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

3.1. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel ... 31

3.1.1. Definisi Operasional ... 31

3.1.2. Pengukuran Variabel ... 32

3.2. Jenis dan Sumber Data ... 33

3.3. Pengumpulan Data ... 33

3.4. Populasi, Sampel dan Teknik Penentuan Sampel ... 34

3.4.1. Populasi ... 34

3.4.2. Sampel ... 34

3.5. Teknik Analisis Data ... 35

3.5.1. Uji Normalitas ... 35

3.5.2. Uji Asumsi Klasik ... 35

3.5.3. Regresi Linier Berganda ... 38

3.5.4. Uji Hipotesis ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 41

4.1.1. Sejarah Singkat Pasar Modal Indonesia……….. 41

4.1.2. Gambaran Umum PT. Bursa Efek Indonesia ... 42

4.1.3. Tujuan Penggabungan BES-BEJ Menjadi PT. Bursa Efek Indonesia... 46


(11)

vi

4.2. Penyajian Data ... 53

4.2.1. Variabel Rasio Likuiditas (X1 4.2.2. Variabel Rasio Leverage (X ) ... 53

2 4.2.3. Variabel Rasio Profitabilitas (X ) ... 54

3 4.2.4. Variabel Return Saham (Y) ... 58

) ... 56

4.3. Analisis Data ... 60

4.3.1. Uji Normalitas ... 60

4.3.2. Uji Asumsi Klasik ... 61

4.3.3. Uji Regresi Linier Berganda ... 64

4.3.4. Deskripsi Hasil Pengujian Hipotesis ... 66

4.3.4.1. Hasil Pengujian Pengaruh Simultan Likuiditas (X1), Leverage (X2) dan Profitabilitas (X5 4.3.4.2. Hasil Pengujian Pengaruh Parsial ... 67

) Terhadap Return Saham (Y) ... 66

4.4. Pembahasan ... 69

4.4.1. Pengaruh Variabel Likuiditas (X1 Return Saham ... 69

) Terhadap 4.4.2. Pengaruh Variabel Leverage (X2 Return Saham ... 70

) Terhadap 4.4.3. Pengaruh Variabel Profitabilitas (X3 Return Saham ... 71


(12)

vii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72 5.1. Kesimpulan ... 72 5.2. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(13)

viii

Tabel 1.1. Nilai Return Saham Perusahaan Textile Yang Go Publik Di Bursa

Efek Indonesia Periode 2004 s/d 2008 ... 5

Tabel 4.1. Data Rasio Likuiditas pada Perusahaan Textille Tahun 2004 s/d 2008 ... 53

Tabel 4.2. Data Rasio Leverage pada Perusahaan Textille Tahun 2004 s/d 2008 ... 55

Tabel 4.3. Data Rasio Profitabilitas Perusahaan textille2004 s/d 2008 ... 57

Tabel 4.4. Data Return Saham Perusahaan Textille Tahun 2004 s/d 2008 ... 59

Tabel 4.5. Hasil Uji Normalitas ... 60

Tabel 4.6. Hasil Pengujian Multikolinier ... 63

Tabel 4.7. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ... 64

Tabel 4.8. Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 64

Tabel 4.9. Hasil Uji F ... 66


(14)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Gambar 3.1. Kurva Durbin Watson ... 36 Gambar 4.1. Distribusi Daerah Keputusan Autokorelasi ... 62


(15)

x

Lampiran 2 : Hasil Rekapitulasi Data Olah Untuk Variabel Leverage (X2) Lampiran 3 : Hasil Rekapit ul asi Data Ol ah Untuk Variabel

Profitabilitas (X3)

Lampiran 4 : Hasil Rekapitulasi Data Olah Untuk Variabel Return Saham (Y) Lampiran 5 : Hasil Uji Normaslitas

Lampiran 6 : Hasil Uji Regresi Linier Berganda Lampiran 7 : Hasil Uji Heteroskedastisitas Lampiran 8 : Tabel Durbin Watson


(16)

xi

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE DAN

PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM

PERUSAHAAN TEXTILE YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA

Anita Kusuma Dewi Abstraksi

Pada era globalisasi seperti sekarang ini persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, persaingan tersebut terjadi di semua bidang usaha. Lingkungan usaha yang semakin kompetitif merupakan tantangan bagi setiap perusahaan untuk memenangkan persaingan tersebut, cara yang paling mudah adalah dengan meningkatkan kemampuan sumber daya yang dimiliki dan menerapkan perbaikan secara terus menerus pada setiap aspek organisasinya guna meningkatkan nilai perusahaan. Departemen perindustrian dan perdagangan mengeluarka target pertumbuhan sektor industri rtaa-rata 8 persen untuk periode 2005 – 2009. selain itu, ditetapkan empat kelompok industri prioritas, yaitu industri berbasis pertanian atau agro (pengelolaan kepala sawit, pengalengan ikan, karet, kayu, coklat, dan lain-lain), industri alat-alat transportasi (kendaraan bermotor, perkapalan dan kedirgantaraan), industri telematika (informasi dan telekomunikasi) dan manufaktur (tekstil, alas kaki, keramik, elektronik, konsumsi kertas, dan ban) namun, faktor utama yang menentukan kapasitas produksi suatu industri adalah modal investasi awal, perkembangan industri, ketersediaan SDM, teknologi sumber daya alam dan sektor-sektor pendukung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis apakah likuiditas,

leverage dan profitabilitas berpengaruh terhadap return saham.

Sampel penelitian ini adalah 6 perusahaan Textille yang terdaftar pada BEI pada tahun 2004-2008. Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan adalah Analisis Regresi Linier Berganda untuk mengetahui pengaruhnya.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa Likuiditas, Leverage dan Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap Return Saham pada perusahaan Textille yang go publik di PT. Bursa Efek Indonesia.


(17)

1

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi seperti sekarang ini persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, persaingan tersebut terjadi di semua bidang usaha. Lingkungan usaha yang semakin kompetitif merupakan tantangan bagi setiap perusahaan untuk memenangkan persaingan tersebut, cara yang paling mudah adalah dengan meningkatkan kemampuan sumber daya yang dimiliki dan menerapkan perbaikan secara terus menerus pada setiap aspek organisasinya guna meningkatkan nilai perusahaan.

Departemen perindustrian dan perdagangan mengeluarkan target pertumbuhan sektor industri rata-rata 8 persen untuk periode 2005 – 2009. Selain itu, ditetapkan empat kelompok industri prioritas, yaitu industri berbasis pertanian atau agro (pengelolaan kepala sawit, pengalengan ikan, karet, kayu, coklat, dan lain-lain), industri alat-alat transportasi (kendaraan bermotor, perkapalan dan kedirgantaraan), industri telematika (informasi dan telekomunikasi) dan manufaktur (tekstil, alas kaki, keramik, elektronik, konsumsi kertas, dan ban) (http//www.kompas.co.id). namun, faktor utama yang menentukan kapasitas produksi suatu industri adalah modal investasi awal, perkembangan industri, ketersediaan SDM, teknologi sumber daya alam dan sektor-sektor pendukung.


(18)

2

Salah satu faktor pendukung untuk kelangsungan suatu industri adalah tersediannya dana. Sumber dana murah yang dapat diperoleh oleh suatu industri dengan menjual saham kepada publik di pasar modal. Pasar modal di Indonesia, yaitu BEJ dapat menjadi media pertemuan antara investor dan industri. Kondisi seperti ini secara langsung akan mempengaruhi pada aktivitas pasar modal selanjutnya menyebabkan naik turunnya jumlah permintaan dan penawaran saham di bursa dan pada akhirnya berdampak pada perubahan harga saham, sehingga keadaan tersebut tentunya harus selalu diwaspadai oleh para investor. Khusus untuk industri tekstile.

Industri tekstil di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat sehingga pada tahun 1992 menjadi penghasil devisa tertinggi di antara komoditas nonminyak dan nongas dengan nilai ekspor sebesar US $ 3.5 milyar. Industri tekstil tersebut tidak berbasis pada produksi bahan baku domestik yang kuat. Bahan baku tekstil yang berupa serat kapas harus diimpor. Setiap tahun Indonesia mengimpor kapas dalam jumlah besar. Pada tahun 1993 Indonesia mengimpor 414 000 ton atau di atas 96% total kebutuhan nasional dan kurang dari 4% yang dapat disediakan dari hasil kapas dalam negeri (Baharsjah, 1993).

Pada umumnya kondisi persaingan menuntut setiap perusahaan membaca dengan baik terhadap situasi internalnya baik dibidang pemasaran, produksi, sumber daya manusia dan keuangan. Hal ini agar perusahaan dapat bertahan dalam situasi yang dihadapi. Salah satu cara agar perusahaan dapat


(19)

berjalan adalah dengan berinvestasi di pasar modal adalah investasi dan penanaman modal dalam bentuk saham yang merupakan pemilikan atau pembelian saham-saham perusahaan terbuka oleh para investor dengan tujuan untuk mendapatkan pendapatan (return) sebagai keuntungan. Namun, berinvestasi di pasar modal memiliki risiko yang sangat besar sehingga para investor memerlukan analisis untuk menilai kelayakan perusahaan yang akan ditanami modal untuk mengurangi risiko-risiko investasi.

Ekspetasi dari para investor terhadap investasinya adalah memperoleh

return (tingkat pengembalian) sebesar-besarnya dengan risiko tertentu.

Return tersebut dapat berupa capital gain ataupun dividen untuk investasi pada saham danpendapatan bunga untuk investasi pada surat hutang. Return

tersebut yang menjadi indikator untuk meningkatkan wealth para investor, termasuk di dalamnya parapemegang saham. Dividen merupakan salah satu bentuk peningkatan wealth pemegang saham. Investor akan sangat senang apabila mendapatkan return investasi yang semakin tinggi dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, investordan investor potensial memiliki kepentingan untuk mampu memprediksi berapa besar investasi mereka. Investor selalu mencari alternatif investasi yang memberikan return tertinggidengan tingkat risiko tertentu. Mengingat risiko yang melekat pada investasi saham lebih tinggi dari pada investasi pada perusahaan, return yang diharapkan juga lebih tinggi. (Husnan, 1992:59)

Hal diatas akan dapat tercapai apabila kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya semakin tinggi sehingga atau


(20)

4

dengan kata lain current ratio yang dimiliki cukup besar. Akan tetapi apabila perusahaan hanya dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya saja dan semakin meningkatkan proporsi debt relatif terhadap ekuitas maka akan meningkatkan risiko perusahaan atau dengan kata lain meningkatnya DER dalam perusahaan akan semakin memperkecil return saham. Karena tidak mengetahui apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, seorang investor tidak akan mampu untuk merencanakan pola konsumsi selama hidupnya dengan pasti. Karena keuntungan investor dan waktu dari keuntungan tersebut tidak pasti, investor mencoba mengkompensir ketidakpastian ini dengan mengharapkan keuntungan yang cukup tinggi dari investasi tersebut. Keuntungan investasi dalam saham akan terdiri dari deviden yang diterima ditambah (dikurangi) dengan “capital gains (loss)” (ROA), yaitu selisih antara harga saham pada saat ini dengan harga pada waktu pembelian.(Husnan, 1992:59)

Untuk menentukan perusahaan yang diamati maka peneliti mengklasifikasi permasalahan yang terhadap pada perusahaan textile. Hal tersebut dilakukan dengan mengamati rasio likuditas yang diwakili dengan

current ratio dari perusahaan textile yang go publik di Bursa Efek Indonesia tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 selengkapnya sebagai berikut : (lihat Tabel 1.1 pada halaman 3)


(21)

Tabel 1.1. Nilai Return Saham Perusahaan Textile Yang Go Publik Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004 s/d 2008

No Nama Perusahaan Tahun Return Saham

1 PT. Ricky Putra Globalindo Tbk 2004 2,227

2005 -0,282

2006 0,882

2007 0,167

2008 -0,563

2 PT. Indo-Rama Synthetics Tbk 2004 0,190

2005 -0,248

2006 0,021

2007 0,521

2008 -0,315

3 PT. Karwell Indonesia Tbk 2004 0,000

2005 -0,512

2006 -0,475

2007 2,810

2008 -0,740

4 Hanson International Tbk 2004 0,000

2005 0,667

2006 0,400

2007 0,914

2008 -0,254

5 PT. Roda Vivatex Tbk 2004 -0,083

2005 0,006

2006 0,157

2007 0,365

2008 -0,008

6 PT. Panasia Filament Inti Tbk 2004 0,250

2005 -0,300

2006 -0,429

2007 5,250

2008 0,000

Sumber : Indonesian Capital Market Directory (2004-2008)

Berdasarkan data yang disajikan tersebut dapat diperoleh keterangan bahwa rasio likuiditas yang digambarkan oleh current ratio dan return saham perusahaan textile mengalami peningkatan dan penurunan yang fluktuatif. Dalam kondisi keuangan negara mengalami krisis sejak pertengahan tahun 1997, banyak pabrik tekstil berhenti berproduksi sebagaimana dinyatakan


(22)

6

Menteri Perdagangan dan Peridustrian RI. Bukti di lapangan bahwa sektor industri yang terpuruk akibat krisis moneter adalah, pertama, sektor automotif, kedua, sektor produksi elektronik, ketiga, sektor tekstil dan produk tekstil, dan keempat, sektor industri alas kaki (foot wear). Dari empat sektor industri tersebut, yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor tekstil. Kesulitan dalam industri tekstil diakibatkan oleh serat kapas yang masih harus diimpor, sedangkan produksi kapas dalam negeri sangat sulit ditingkatkan.

Bagi perusahaan yang ingin masuk ke pasar modal perlu memperhatikan syarat-syarat yang dikeluarkan oleh Bapepam sebagai regulator pasar modal. Selain itu, perusahaan juga harus mmapu meinngkatkan nilai perusahaan sehingga terjadi peningkatan penjualan sahamnya di pasar modal. Jika diasumsikan investor adalah seorang yang rasional, maka investor tersbeut pasti akan memperhatikan aspek fundamental untuk menilai ekspektasi imbal hasil yang akan diperolehnya.

Laporan keuangan merupakan sebuah informasi yang penting bagi investor dalam mengambil keputusan inevstasi. Manfaat laporan keuangan tersbeut menjadi optimal bagi investor apabila investor dapat menganalisis lebih lanjut melalui analisisi rasio keuangan berguna untuk memprediksi kesulitan keuangan perusahaan, hasil operasi, kondisi keuangan perusahaan saat ini dan pada masa mendatang.


(23)

Rasio keuangan yang berasal dari laporan keuangan ini sering disebut faktor fundamental perusahaan yang dilakukan dengan teknik analisis fundamental. Bagi perusahaan-perusahaan yang go publik diharuskan menyertakan rasio keuangan yang relevan sesuai dengan Keputusan Ketua Bapenam Nomor KEP-51/PM/1996 tanggal 17 Januarai 1996 (BEJ).

Pengujian-pengujian yang dilakukan pada pasar modal di Indonesia banyak diilhami oleh penelitian-penelitian terdahulu yang dilakukan di negara lain, seperto O’Connor (1973) yang memelopori studi mengenai hubungan antara rasio keuangan berguna bagi investor (pemegang saham biasa) untuk mengambil keputusan. Hasil pengujiannya menunjukkan bahwa analisis kekuatan dari variasi model ratio dengan rate of return menunjukkan adanya keragaman akan manfaat laporan keuangan bagi investor pemegang saham biasa. Ou dan Penman (1989) meneliti manfaat laporan keuangan dalam memprediksi return saham. Hasil riset mereka menunjukkan bahwa informasi akuntansi mengandung informasi fundamental yang tidak tercermin dalam harga saham. Gupa dan Heufner (1972) melanjutkan bahwa rasio-rasio keuangan tertentu memliki manfaat atau arti yang berbeda ketika diasosiasikan dengan karakteristik industri tertentu yang berbeda.

Investor perlu memiliki tolok ukur agar dapat mengetahui apakah jika ia melakukan investasi pada suatu perusahaan ia akan mendapatkan gain

(keuntungan) apabila sahamnya dijual. Investor dapat menggunakan tingkat imbal hasil sebagai tolok ukur untuk melihat ekspektasi hasil suatu saham.


(24)

8

Melihat laba dan juga leverage masih menjadi perhatian yang penting bagi investor maka penelitian ini ingin menganalisis kembali temuan penelitian sebelumnya dari sudut fundamental perusahaan, yaitu rasio yang terdapat dalam laba (profitabilitas), leverage, dan rasio likuditas terhadap tingkat imbal hasil (return) saham perusahaan-perusahaan yang termasuk ketagori perusahaan tektile di BEI.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ” PENGARUH RASIO LIKUIDITAS,

LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM

PERUSAHAAN TEXTILE YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA”

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan maslah yang dijaukan dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah rasio likuiditas berpengaruh terhadap return saham perusahaan

textile yang go publik di Bursa Efek Indonesia ?

2. Apakah rasio leverage berpengaruh terhadap return saham perusahaan

textile yang go publik di Bursa Efek Indonesia ?

3. Apakah rasio profitabilitas berpengaruh terhadap return saham perusahaan textile yang go publik di Bursa Efek Indonesia ?


(25)

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan maslaah yang diajukan di atas, tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh rasio likuiditas terhadap return saham perusahaan textile yang go publik di Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk mengetahui pengaruh rasio leverage terhadap return saham perusahaan textile yang go publik di Bursa Efek Indonesia.

3. Untuk mengetahui pengaruh rasio profitabilitas terhadap return saham perusahaan textile yang go publik di Bursa Efek Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapaun manfaat dalam penelitian ini adalah:

1. Sebagai wahana pengaplikasian ilmu yang telah peneliti peroleh di bangku kuliah sekaligus sebagai pemenuhan syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas UPN “Veteran” Jatim Surabaya.

2. Memberikan masukan kepada berbagai pihak mengenai penerapan rasio likuiditas, leverage dan profitabilitas sebagai alat pengukuran kinerja suatu perusahaan

3. Memberikan masukan atau pertimbangan kepada manajemen perusahaan yang go public di Bursa Efek Jakarta mengenai rasio likuiditas, leverage

dan profitabilitas dan pengaruhnya terhadap return saham dalam melakukan pengukuran kinerja keuangan perusahaan.


(26)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh :

1) IG.K.A. Ulupui (2006)

a) Judul: Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, Dan Profitabilitas Terhadap Return Saham (Studi Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Dengan Kategori Industri Barang Konsumsi Di BEJ)

b) Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan temuan empiris tentang pengaruh variabel akuntansi, khususnya yang berkaitan dengan rasio keuangan pada tingkat individual terhadap return

saham perusahaan-perusahaan yang masuk kategori industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEJ sejak tahun 1999— 2005.

c) Hasil Penelitian:

 Variabel current ratio memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham satu periode ke depan. Hal ini mengindikasikan bahwa pemodal akan memperoleh return yang lebih tinggi jika kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangkapendeknya semakin tinggi.


(27)

 Variabel return on asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham satuperiode ke depan.

 Variabel debt to equity rasio menunjukkan hasil yang positif, tetapi tidak signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa rasio utang tidak menyebabkan perubahan return saham satu tahun ke depan.

 Variabel total asset turn over menunjukkan hasil yang negatif dan tidak signifikan.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Manajemen Keuangan

Peranan manajer keuangan telah berubah selama kurun waktu belakangan ini. Hal ini disebabkan karena perkembangan yang pesat dalam bidang ekonomi dan bisnis. Perusahaan-perusahaan telah berkembang menjadi semakin besar dan kompleks. Secara tradisional peranan manajer keuangan ialah mencari dana untuk perusahaan bila diperlukan oleh perusahaan dan membelanjakannya. Dengan perkembangan itu manajer keuangan harus mengubah pandangan tradisional ke arah keputusan-keputusan yang berhubungan dengan semua aspek dari pengerahan modal. Dalam hal ini manajer keuangan harus memperhatikan aktiva, alokasi dana terhadap berbagai macam proyek dan kegiatan, pengukuran hasil dari masing-masing kegiatan, pemupukan dana dalam perusahaan, serta pemeliharaan struktur kapital yang rasional. (Gitosudarmo dan Basri, 2002:3)


(28)

12

Dalam rangka mencapai tujuan perusahaan keseluruhan yaitu kemakmuran yang maksimal, manajer keuangan haraus menjabarkan tujuan perusahaan itu ke dalam tujuan-tujuan yang lebih rinci. (Gitosudarmo dan Basri, 2002:7)

Tujuan manajemen keuangan adalah meningkatkan nilai (value) perusahaan dengan meningkatkan nilai saham dan peningkatan kekayaan perusahaan. Value atau nilai perusahaam dimaksud, nilai perusahaan saat ini dan nilai pada waktu yang akan datang, oleh karenanya perlu pertimbangan nilai waktu dan uang. (Gitosudarmo dan Basri, 2002:7)

Pertimbangan nilai waktu dan uang dipergunakan untuk menilai pengeluaran atau pemasukan yang akan diterima di waktu yang akan datang, sedangkan evaluasi dan keputusan harus dilakukan sekarang

(present value). untuk itu diperlukan perhitungan tingkat diskonto dalam

pengeluaran atau pemasukan yang akan datang. 2.2.2. Laporan Keuangan

2.2.2.1.Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan produk dari akuntansi yang menyajikan data-data kualitatif keuangan atas semua transaksi-transaksi yang telah dilaksanakan oleh suatu perusahaan untuk suatu periode tertentu. Laporan keuangan dibuat untuk mempertanggung jawabkan atas aktivitas perusahaan terhadap pemilik juga menambahkan informasi mengenai posisi perusahaan dan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan.


(29)

Menurut Standar Akuntansi Keuangan No.1 (1997:07): ”Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misalnya sebagai arus kas aau laporan arus dana), catatan, dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan”.

Menurut Baridwan (1997: 17) laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencataan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan yang utama adalah perhitungan laba-rugi, laporan modal pemilik, neraca, dan laporan arus kas.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses pembukuan yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama satu periode akuntansi yang dinyatakan dalam satuan uang yang disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan.

Menurut SAK (1999), tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.


(30)

14

2.2.2.2.Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Laporan keuangan sebagai sumber informasi keuangan sangat diperlukan oleh pemakai laporan keuangan guna pengambilan suatu keputusan ekonomi yang tepat. Karakteristik kualitatif ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Menurut SAK (1999 : 7), terdapat karakteristik-karakteristik kualitatif laporan keuangan, yaitu :

1. Dapat dipahami, kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai.

2. Relevan, agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan.

3. Materialitas, tergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi khusus dari kelalaian dalam mencantumkan (omission) atau kesalahan dalam mencatat (misstatement).

4. Keandalan, informasi memakai kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau wajar diharapkan dapat disajikan.

5. Penyajian jujur, agar dapat diandalkan, informasi harus menggambarkan dengan transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.


(31)

6. Substansi mengungguli bentuk, jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan subtansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya.

7. Netralitas, informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. 8. Pertimbangan sehat, mengandung unsur kehati-hatian pada saat

melakukan perkiraan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aktiva atau pengahasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah.

9. Kelengkapan, agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya.

10.Dapat dibandingkan, pemakai harus mendapatkan informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan perubahan kebijakan serta pengaruh perubahan tersebut. 2.2.3. Analisis Rasio

2.2.3.1.Pengertian Rasio

Jumingan (2008:118) mendefinisikan rasio dalam analisis laporan keuangan adalah angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur lainnya dalam laporan keuangan.

Selain itu menurut Harahap (2001:297) berpendapat rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu


(32)

16

pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti).

Arifin (2007:32) memberikan definisi Rasio keuangan merupakan alat analisis yang dinyatakan dalam arti relative maupun absolute untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yag satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan keuangan.

2.2.3.2.Keunggulan Rasio Keuangan

Analisa rasio ini memiliki keunggulan dibandingkan teknik analisa lainnya. Keunggulan tersebut menurut Harahap (2001:298) adalah : 1. Rasio merupakan angka-angka atau iktisar statistik yang lebih mudah

dibaca dan ditafsirkan.

2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.

3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.

4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (Z score).

5. Menstandarisir size perusahaan.

6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau ”time

series”.

7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.


(33)

2.2.3.3.Jenis Rasio

Jenis–jenis rasio yang sering digunakan dalam bisnis menurut (Harahap,2001:301-311).

Adapun rasio keuangan yang sering digunakan adalah: 1. Rasio Likuiditas.

Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar.

2. Rasio Solvabilitas.

Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan hutang jangka panjang.

3. Rasio Rentabilitas / Profitabilitas.

Rasio rentabilitas atau juga disebut profitabilitas ini menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga operating rasio.


(34)

18

4. Rasio Leverage.

Rasio ini menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal maupun asset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity). Perusahaan yang baik mestinya memiliki komposisi modal lebih besar dari hutang. Rasio ini bisa juga diangggap bagian dari rasio solvabilitas.

5. Rasio Aktivitas.

Rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasi baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegitan lainnya.

6. Rasio Pertumbuhan.

Rasio ini menggambarkan persentasi pertumbuhan proses perusahaan dari tahun ke tahun.

7. Market BasedRatio (Penelitian Pasar).

Rasio ini merupakan rasio yang lazim dan yang khusus dipergunakan dipasar modal yang menggambarkan situasi atau keadaan prestasi perusahaan di pasar modal. Tidak berarti rasio lainnya tidak dipakai. 8. Rasio Produktivitas.

Jika perusahaan ingin dinilai dari segi produktivitas unit-unitnya maka bisa dihitung rasio produktivitas. Rasio ini menunjukkan tingkat produktivitas dari unit atau kegiatan yang dinilai


(35)

2.2.4. Rasio Likuditas 2.2.4.1.Pengertian Likuiditas

Likuiditas merupakan rasio likuiditas yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar (Harahap,2001:301-302) .

Konsep modal kerja atau operasi ini didasarkan atas klasifikasi aset

dan liabilities dalam bentuk kategori lancar dan tidak lancar. Perbedaan

secara tradisional atau current asset dan liabilities didasarkan pada jatuh tempo kurang dari satu tahun atau berdasarkan siklus operasi perusahaan yang normal (jika lebih). Terdapat tiga rasio membandingkat kas dengan hutang lancar untuk mengukur kewajiban perusahaan (cash obligastions):

current ratio, cash ratio, cash flow from operations ratio. (Ulupui, 2006:5)

2.2.4.2.Current Ratio

Rasio yang umum digunakan dalam analisis laporan keuangan adalah rasio lancar (current ratio) yang memberikan ukuran kasar tentang tingkat likuiditas perusahaan. Current ratio diperoleh dengan jalan membagi aktiva lancar. Current ratio 200% kadang-kadang dipertimbangkan sebagai current ratio yang memuaskan bagi perusahaan industri atau perusahaan komersial, sedang bagi perusahaan jasa angka 100% dikatakan sudah mencukupi. (Jumingan, 2008:123)


(36)

20

Sebenarnya angka current ratio ini hanya merupakan titik tolak untuk analisis lebih lanjut. Ada banyak faktor yang mempengaruhi ukuran

current ratio. Perlu dianalisis lebih lanjut misalnya apakah surat-surat

berharga yang dimiliki dapat segera diuangkan, bagaimana tingkat pengumpulan piutang bagaiaman tingkat perputaran persediaan. (Jumingan, 2008:124)

Current Ratio

ancar KewajibanL

ar AktivaLanc

= (Harahap, 2001:301)

Aktiva lancar menunjukkan sejauh mana kativa lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. rasio ini dapat dibuat dalam bentuk berapa kali dalam atau dalam bentuk presentasi. Apabila rasio lancar ini 1:1 atau 100% ini berarti bahwa aktiva lancar yang lebih aman adalah jika berada di atas 1 tahun di atas 100%. Artinya aktiva lancar harus jauh di atas jumlah hutang lancar (Harahap, 2001:301)

2.2.5. Rasio Leverage 2.2.5.1.Pengertian Leverage

Leverage dapat didefinisikan sebagai penggunaan aktiva atau

dana dimana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menutup biaya tetap atau membayar beban tetap (Riyanto, 2001 : 375).

Rasio ini menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal maupun asset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh


(37)

perusahaan dibiayai oleh hutang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity). Perusahaan yang baik mestinya memiliki komposisi modal lebih besar dari hutang.(Harahap)

Rasio leverage digunakan untuk mengukur seberapa jauh perusahaan di danai dengan hutang untuk memaksimalkan laba perusahaan. Menurut Brealey et al. (2001:490) “Leverage ratio is measure

how much financial leverage the firm has taken on debt to equity”. Para

kreditur memperhatikan equity yang memberi batas keamanan, akan tetapi dengan bertambahnya dana melalui hutang para pemilik memperoleh manfaat yakni dapat mempertahankan pengendalian atas perusahaan dengan suatu investasi yang terbatas.

Debt to equity ratio merupakan rasio yang membandingkan total

hutang dengan total ekuitas dari pemegang saham. Dengan demikian, debt

to equity ratio juga dapat memberikan gambaran mengenai struktur modal

yang dimiliki oleh perusahaan sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak terbayarkan suatu hutang.

Dengan memperbesar tingkat leverage maka hal ini akan berarti bahwa tingkat ketidakpastian (uncertainty) dari return yang akan diperoleh akan semakin tinggi pula, tetapi pada saat yang sama hal tersebut juga akan memperbesar jumlah return yang akan diperoleh. Tingkat leverage

ini bisa saja berbeda-beda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya, atau dari satu periode ke periode lainnya di dalam satu perusahaan, tetapi yang jelas, semakin tinggi tingkat leverage akan


(38)

22

semakin tinggi risiko yang dihadapi semakin besar tingkat return atau penghasilan yang diharapkan.

Dengan menggunakan rumus :

Debt to equity ratio =

sendiri modal

jumlah

panjang jangka

kewajiban lancar

kewajiban +

(Arifin, 2007:34) 2.2.5.2.Leverage Operasi

Operating leverage dapat didefinisikan sebagai penggunaan

aktiva atau membayar beban tetap. Operating leverage bersangkutan dengan penggunaan aktiva atau operasinya perusahaan yang disertai dengan biaya tetap. Dikatakan bahwa operating leverage itu menghasilkan leverage yang favorable atau positf kalau revenue setelah dikurangi biaya lebih besar daripada biaya tetapnya. Dikatakan bahwa operasi perusahaan yang disertai dengan biaya tetap itu (operating leverage) merugikan atau menghasilkan leverage yang negatif kalau contribution to fixed cost-nya lebih kecil daripada biaya tetap (Riyanto, 2001 : 360).

Leverage operasi lebih tepat didefinisikan dalam bentuk seberapa jauh perubahan tertentu dari volume penjualan berpengaruh pada laba operasi (Net Operating Income). Menurut Wetson and Copeland (1992 : 268), leverage operasi adalah cara untuk mengukur resiko usaha dari suatu perusahaan. Faktor penting yang diperhatikan oleh manajemen suatu perusahaan dalam perkembangan operasi leverage adalah dalam memilih


(39)

cara produksi apakah akan menggunakan pada capital (capital intensive)

atau pada tenaga (labor intensive).

2.2.5.3 DER (Debt to equity ratio)

Merupakan perhitungan sederhana yang membandingkan total hutang perusahaan dari modal pemegang saham. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ross et al.(2003:66) yang menyatakan bahwa “debt to equity ratio is dividing total debt with total equity”.

Rasio ini membandingkan perbandingan antara hutang dengan modal sendiri. Dinyatakan dalam rasio ini :

Debt to equity ratio =

sendiri modal

jumlah

panjang jangka

kewajiban lancar

kewajiban +

(Arifin, 2007:34)

2.2.6. Rasio Profitabilitas

2.2.6.1.Pengertian Rasio Profitabilitas

Profitabilitas ini menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada dalam perusahaan. (Harahap, 2001:301). Rasio profitabilitas digunakan untuk mengevaluasi keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Pemilik, kreditor, dan manajemen menaruh perhatian lebih banyak pada pencapaian keuntungan karena berhubungan dengan earnings yang akan mereka peroleh di pasar.


(40)

24

Menurut Gibson (2004: 251), profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan earnings. Analisis laba merupakan hal yang penting bagi pemegang saham untuk mengetahui revenue yang akan diperoleh dari pembagian dividen. Lebih jauh, kenaikan laba dapat menyebabkan peningkatan harga pasar, yang akan menghasilkan capital

gains. Laba juga penting bagi kreditor karena laba merupakan sumber

pendanaan untuk melunasi hutang. Manajemen menggunakan analisis laba untuk mengukur kinerja perusahaan.

Kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba tergantung pada efisiensi dan efektivitas pelaksanaan operasi serta sumber daya yang tersedia untuk melakukannya. Karena itu, analisis rasio profitabilitas secara umum memfokuskan pada hubungan antara hasil operasi, seperti yang dilaporkan dalam laporan laba rugi, dan sumber daya yang tersedia, seperti yang dilaporkan dalam neraca.

Investor di pasar modal sangat memperhatikan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan, menunjang dan meningkatkan profit.

Profitabilitas dapat diukur beberapa hal yang berbeda, namun dalam

dimensi yang saling terkait. Pertama, terdapat hubungan antara profit

dengan sales sehingga terjadi residual return bagi perusahaan per rupiah penjualan. Pengukuran lainnya adalah return on investment (ROI) atau disebut juga return on asset (ROA), yang berakitan dengan profit dan investasi atauaset yang digunakan untuk menghasilkannya. (Ulupui, 2006:6)


(41)

2.2.6.2.ROA (Return On Assets)

Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik. Hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba (Harahap, 2001:305).

Return on assets juga sering disebut sebagai rasio rentabilitas

ekonomi yang merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.

Return on assets dapat dihitung dengan rumus (Arifin, 2007: 305):

Return On Assets=

Aktiva Total

Hutang Total

Return on assets mengukur kemampuan dari modal yang

diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor.

2.2.7. Return Saham 2.2.7.1.Pengertian Return

Menurut Jogiyanto (2003:109), return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang.


(42)

26

Merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return histori ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan risiko di masa mendatang.

2. Return ekspektasi

Merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi.

2.2.7.2.Pengertian Saham

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan (perseroan terbatas). Secara fisik, saham berupa selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. (Arifin, 2007:127)

Menurut Gitosudarmo dan Basri (2002:265), saham adalah tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas. sedangkan menurut Riyanto (1999:240), bahwa saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam suatu perseroan terbatas.

2.2.7.3.Return Saham

Pada dasarnya, harga saham dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran saham. Untuk melakukan penilaian harga saham dengan baik,


(43)

maka diperlukan data operasional perusahaan seperti laporan keuangan yang telah diaudit, kinerja perusahaan di masa yang akan datang, dan kondisi ekonomi. Dalam penelitian ini, penilaian saham dilakukan dengan menggunakan fundamental approach yang menitikberatkan pada nilai intrinsik saham, yaitu kemampuan perusahaan di masa yang akan datang dilihat dari keadaan aktiva, produksi, pemasaran, dan pendapatan, yang kesemuanya itu menggambarkan prospek perusahaan. (Wijaya, 2008:139)

Fuller dan James (1987) dalam Wijaya (2008:139), mengatakan bahwa variabilitas harga saham tergantung pada bagaimana laba dan deviden yang terjadi pada suatu perusahaan. Senada dengan Fuller dan Farrell (1987), Cahyono (2000) dalam Wijaya (2008:139)mengemukakan bahwa harga saham mencerminkan ekspektasi investor pada laba emiten di masa yang akan datang dan berapa besarnya potensi laba tersebut harus didiskon. Perhitungan return saham dapat ditunjukkan dalam persamaan berikut ini:

Return =

Rt Rt -1 Rt+

(Ulupui, 2006:9)

2.2.8. Pengaruh Rasio Likuiditas (current ratio) Berpengaruh Terhadap

Return Saham

Current Ratio juga merupakan salah satu ukuran rasio likuiditas

(Liquidity ratio) yang dihitung dengan membagi aktiva lancar (current

assets) dengan hutang atau kewajiban lancar (current liability). Semakin


(44)

28

dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (termasuk didalamnya kewajiban membayar deviden kas yang terhutang), maka tingginya current ratio juga menunjukkan keyakinan investor terhadap kemampuan perusahaan membayar deviden yang dijanjikan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2006:15), menemukan bahwa variabel current ratio memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham satu periode ke depan. Hal ini mengindikasikan bahwa pemodal akan memperoleh return yang lebih tinggi jika kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya semakin tinggi.


(45)

2.2.9. Pengaruh Rasio Leverage (debt to equity ratio) Berpengaruh Terhadap

Return Saham

Semakin tinggi proporsi debt relatif terhadap ekuitas meningkatkan risiko perusahaam. Sebagaimana rasio lainnya faktor industri dan ekonomi sangat mempengaruhi, baik tingkat debt maupun sifat debt (jatuh tempo dan tingkat bunga tetap dan variabel). Misalnya industri dengan modal insentif cenderung untuk menggunakan tingkat debt yang tinggi untuk mendanai property, plan, and equipment-nya. Debt untuk mendanai kegiata semacam itu harus bersifat jangka panjang agar sesuai dengan jangka waktu aset yang diperoleh. Debt rastio ditunjukkan dengan perbandingan debt total capital, debt to equity. (Ulupui, 2006:5)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Asyik (1999) dengan menggunakan teknik analisis regresi diperoleh bahwa rasio

leverage, debt to equity ratio memberikan hubungan yang nyata dengan

return saham.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2006:15), menemukan bahwa variabel debt to equity rasio menunjukkan hasil yang positif, tetapi tidak signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa rasio utang tidak menyebabkan perubahan return saham satu tahun ke depan. Hal ini tidak konsisten dengan penelitian Natarsyah yang menyatakan bahwa DTE berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Perbedaan ini kemungkinan disebabkan oleh perbedaan sampel dan variabel dependen yang digunakan.


(46)

30

2.2.10.Pengaruh Rasio Profitabilitas (return on asset) Berpengaruh Terhadap Return Saham

Surat berharga penghasilan tetap adalah surat berharga yang memberikan sejumlah penghasilan tertentu (yang jumlah tetap) kepada para investor setiap periodenya sampai saat dilunasinya surat berharga tersebut. (Husnan, 1992:57)

Karena tidak mengetahui apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, seorang investor tidak akan mampu untuk merencanakan pola konsumsi selama hidupnya dengan pasti. Karena keuntungan investor dan waktu dari keuntungan tersebut tidak pasti, ia mencoba mengkompensir ketidakpastian ini dengan mengharapkan keuntungan yang cukup tinggi dari investasi tersebut. Keuntungan investasi dalam saham akan terdiri dari deviden yang diterima ditambah (dikurangi) dengan “capital gains (loss)”, yaitu selisih antara harga saham pada saat ini dengan harga pada waktu pembelian. (Husnan, 1992:59)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Asyik (1999) dengan menggunakan teknik analisis regresi diperoleh bahwa rasio return

on asset memberikan hubungan yang nyata dengan return saham.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2006:15), menemukan bahwa variabel return on asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham satu periode ke depan. Hasil ini konsisten dengan teori dan pendapat Mogdiliani dan Miller (MM) yang


(47)

menyatakan bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh earnings power dari aset perusahaan. Hasil yang positif menunjukkan bahwa semakin tinggi

earnings power semakin efisien perputaran aset dan atau semakin tinggi

profit margin yang diperoleh oleh perusahaan. Hal ini berdampak pada

peningkatan nilai perusahaan yang tentunya dapat mempengaruhi return

saham satu tahun ke depan. 2.3. Kerangka Pikir

Ulupui (2006:15), menemukan bahwa variabel current ratio memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham

Asyik (1999) dengan menggunakan teknik analisis regresi diperoleh bahwa rasio leverage,

debt to equity ratio memberikan hubungan yang nyata dengan return saham.

Asyik (1999) dengan menggunakan teknik analisis regresi diperoleh bahwa rasio return on asset memberikan hubungan yang nyata dengan return saham.

Return Saham (Y) Likuiditas

(X1)

Leverage

(X2)

Analisis Regresi Berganda

Ada Pengaruh Tidak ada Pengaruh

Uji t

Profitabilitas


(48)

32

2.4. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Diduga rasio likuiditas berpengaruh terhadap return saham perusahaan

textile yang go publik di Bursa Efek Indonesia.

2. Diduga rasio leverage berpengaruh terhadap return saham perusahaan

textile yang go publik di Bursa Efek Indonesia.

3. Diduga rasio profitabilitas berpengaruh terhadap return saham perusahaan textile yang go publik di Bursa Efek Indonesia.


(49)

31

2.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

2.1.1. Definisi Operasional

Untuk memperjelas variabel-variabel yang digunakan, maka variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

Variabel bebas:

1. Rasio Likuditas (X1

2. Rasio Leverage (X

) merupakan rasio likuiditas yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar.

2

3. Rasio Profitabilitas (X

) didefinisikan sebagai penggunaan aktiva atau dana dimana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menutup biaya tetap atau membayar beban tetap.

3) menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada dalam perusahaan.


(50)

32

Variabel terikat:

Variabel terikat (Y) adalah return saham yaitu merupakan hasil bagi antara selisih harga saham periode tahun depan dengan harga saham periode saat ini dibagi harga saham periode saat ini.

2.1.2. Pengukuran Variabel

1. Rasio Likudiitas (X1

Current Ratio

), dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan

current ratio, adalah rasio lancar (current ratio) yang memberikan ukuran kasar tentang tingkat likuiditas perusahaan. Untuk menghitung current ratio digunakan rumus:

ancar KewajibanL

ar AktivaLanc

= (Harahap, 2001:301)

2. Rasio Leverage (X2

Debt to equity ratio =

), dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan

debt to equity ratio. Dihitung dengan menggunakan rumus:

sendiri modal jumlah panjang jangka kewajiban lancar

kewajiban +

(Arifin, 2007:34) 3. Rasio Profitabilitas (X3

Return On Assets=

), dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan

return on asset.Return on assets mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor. Dihitung dengan menggunakan rumus:

Aktiva Total

Hutang Total


(51)

4. Return Saham (Y) Perhitungan return saham dapat ditunjukkan dalam persamaan berikut ini:

Rt

(

)

1 1

− −

it it it

Pi P P

= (Jogiyanto, 2003:110)

Keterangan:

Rt : Return saham perusahaan pada waktu (t) Pit : Harga saham i pada waktu (t)

Pit-1

2.2. Jenis dan Sumber Data

: Harga saham i pada periode sebelumnya (t-1)

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder, yaitu data yang dikumpulkan, diolah, dan disajikan oleh pihak lain. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan perusahaan textile yang go public di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2004 sampai tahun 2008.

Sumber data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh tidak secara langsung dari obyek penelitian. Data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan, dan telah diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk publikasi, meliputi harga saham dan data laporan keuangan perusahaan textile yang go publik dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan kurun waktu mulai tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 (Umar, 2004:41).

2.3. Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dengan cara dokumentasi yaitu melihat, mempelajari, dan mengutip catatan-catatan dari dokumen yang ada pada laporan keuangan perusahaan textile yang go publik di Bursa Efek Indonesia,


(52)

34

kemudian dilakukan rekapitulasi sesuai dengan kebutuhan penelitian. Data yang digunakan berupa laporan keuangan dari tahun 2004-2008.

2.4. Populasi, Sampel dan Teknik Penentuan Sampel

2.4.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas, obyek/subyek yang mempunyai kuantiats dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,2003:55). Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari perusahaan textile yang go publik di Bursa Efek Indonesia, dimana laporan keuangan tahun 2004-2008 yang berjumlah 15 perusahaan.

2.4.2. Sampel

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan pendekatan “non probability sampling“ dengan metode “purposive sampling”. Adapun pengertian non probability sampling adalah cara pengambilan sampel dimana peneliti tidak memberikan kesempatan yang sama pada anggota populasi untuk dijadikan sampel. Sedangkan purposive sampling adalah teknik penentuan sampel yang dilakukan dengan cara pengambilan sampel berdasarkan atas tujuan tertentu (Sugiyono, 2005:61)., maka kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Memiliki data laporan keuangan tahun 2004-2008. 2. Mengeluarkan nilai harga saham pada tahun 2004-2008

3. Perusahaan memiliki kelengkapan data tahun 2004-2008 yang dibutuhkan dalam penelitian.


(53)

Dengan kriteria tersebut, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 6 perusahaan, yang terdiri dari:

1. PT. Ricky Putra Globalindo Tbk 2. PT. Indo-Rama Synthetic Tbk 3. PT. Karwell Indonesia Tbk 4. Hanson Internatinal Tbk 5. PT. Roda Vivatex Tbk

6. PT. Panasia Filament Inti Tbk

Dari kelimabelas perusahaan terdapat enam perusahaan yang tidak ikut menjadi sampel dikarenakan dari sembilan perusahaan tersebut tidak memiliki kelengkapan data yang dibutuhkan dalam penelitian.

Sembilan perusahaan tersebut adalah sebagai berikut : 1. PT. Polychem Indonesia Tbk

Karena ICMD tahun 2008 tidak ada. 2. PT. Unitex Tbk

Karena ICMD tahun 2003-2006 tidak ada. 3. PT. Pan Brothers Tbk

Karena variable Current Ratio, ROA, DER tidak dilaporkan tiap tahunnya.

4. PT. Polysindo Eka Perkasa.

Karena variable Current Ratio, ROA, DER tidak dilaporkan tiap tahunnya.


(54)

36

Karena variable Current Ratio, ROA, DER tidak dilaporkan tiap tahunnya

6. PT. Delta Dunia Petroindo Tbk

Karena variable Current Ratio, ROA, DER tidak dilaporkan tiap tahunnya

7. PT. Century Textile Industry Tbk

Karena variable Current Ratio, ROA, DER tidak dilaporkan tiap tahunnya

8. PT. Ever Shine Tbk

Karena variable Current Ratio, ROA, DER tidak dilaporkan tiap tahunnya

9. PT. Panasia Indosyntec Tbk

Karena variable Current Ratio, ROA, DER tidak dilaporkan tiap tahunnya

3.5. Teknik Analisis Data

3.5.1. Uji Normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal yang dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya adalah uji regresi OLS (Ordinary least Square), dimana distribusi sampling dari regresi OLS tergantung pada distribusi residual (e), apabila residual (e) berdistribusi normal dengan sendirinya bo dan b1 juga berdistribusi normal. (Gujarati, 1995:66)


(55)

Komponen penganggu e harus tersebar mengikuti sebaran normal dengan nilai tengah = 0 dengan varaian sebesar σ2. Uji normalitas dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya adalah Kolmogorov Smirnov. Dalam regresi OLS b0 dan b1 adalah fungsi linier dari Y dan Y adalah fungsi linier dari uI

3.5.2. Uji Asumsi Klasik

(residual).

Persamaan regresi harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE, maka harus dipenuhi diantara tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier, Apabila ada salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar, maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator) (Algifari, 2000:83),sehingga pengambilan keputusan melalu uji F dan uji t menjadi bias, yaitu :

1. Autokolerasi.

Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai “korelasi antara data observasi yang diurutkan berdasarkan urut waktu (data time series) atau data yang diambil pada waktu tertentu (data cross sectional)” (Gujarati, 1999:201). Jadi dalam model regresi linear diasumsikan tidak terdapat gejala autokorelasi. Artinya nilai residual (Yobservasi– Yprediksi) pada waktu ke-t (et) tidak boleh ada hubungan dengan nilai residual periode sebelumnya (et-1). Identifikasi gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan kurva di bawah ini.


(56)

38

Gambar 3.1. Kurva Durbin Watson

Sumber : Gujarati, 1999, 216, Ekonometrika Dasar 2. Multikolinieritas.

Uji asumsi multikolinieritas digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan linier antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi. Salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas yaitu dengan melihat besarnya nilai

Variance Inflation Factor (VIF). VIF ini dapat dihitung dengan rumus:

Tolerance 1 VIF=

Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Nilai cutoff yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolonieritas yang masih dapat dia tolerir (Ghozali, 2001:57).

Tidak ada autokorelasi positif dan tidak ada

autokorelasi negatif

dL dU 4 - dU 4 - dL 4

0 ad a a u to k o re la si p o sitif daerah keragu raguan ad a a u to k o re la si n eg at if daerah keragu raguan


(57)

3. Heteroskedastisitas

Pada regresi linier, nilai residual tidak boleh ada hubungan dengan variabel (X). Hal ini bisa diidentifikasi dengan menghitung korelasi

Rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas dimana nilai probabilitas yang diperoleh harus lebih besar dari 0,05.

rs = 1-6

) 1 ( 2

2 −

N N

di

……… (Gujarati, 1999 : 188) Keterangan :

di

3.5.3. Regresi Linier Berganda

= Perbedaan dalam rank antara residual dengan variabel bebas ke-1.

N = Banyaknya data

Untuk memudahkan dalam menjawab permasalahan dalam penelitian ini yaitu mengenai pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, maka teknik analisis yang digunakan adalah persamaan regresi linier berganda sesuai dengan tujuan yang akan diteliti sebagai berikut :

Y= βo + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 (Santoso, 2001: 167) Dimana :

Y : Return Saham

+ e

X1 : Rasio Likuiditas X2 : Rasio Leverage X3

0 β

: Rasio Profitabilitas : Konstanta


(58)

40

β1, β2

a. Uji F

: Koefisien regresi variabel e : Standar Error

3.7.5. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian pengaruh simultan variabel (X1, X2 dan X3

1. H

) terhadap Y digunakan uji F dengan prosedur sebagai berikut :

0 : b1

H

= 0 (tidak ada pengaruh yang nyata antara variabel bebas dengan variabel terikat secara simultan)

a : b1

2. Dalam penelitian digunakan tingkat signifikasi 0,05 dengan derajat bebas (n-k), dimana n : jumlah pengamatan, dan k : jumlah variabel.

≠ 0 (ada pengaruh yang nyata antara variabel bebas dengan variabel terikat secara simultan)

3. Dengan F hitung sebesar : ) /( ) 1 ( ) 1 /( 2 2 k n R k R Fhit − − − = Keterangan :

Fhit = hasil F hitung n = banyaknya sampel R2

4. Dari uraian di atas, maka diberikan hipotesis statistik sebagai berikut: = koefisien determinasi

k = jumlah variabel


(59)

Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel

b. Uji t

atau apabila nilai probabilitas < 0,05

Pengujian hipotesis penelitian pengaruh parsial (X1, X2 dan X3

1. H

) terhadap Y digunakan uji t student dengan prosedur sebagai berikut:

0 : b1

H

= 0 (tidak ada pengaruh yang nyata antara variabel bebas dengan variabel terikat secara parsial)

a : b1

) (bj se

bj thit =

≠ 0 (ada pengaruh yang nyata antara variabel bebas dengan variabel terikat secara parsial)

2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi 0,05 dengan derajat bebas (n-k), dimana n : jumlah pengamatan, dan k : jumlah variabel.

3. Dengan nilai t hitung :

Keterangan :

t hit = t hasil perhitungan bj = Koefisien regresi se (bj) = Standart error

3. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :

Ho diterima jika thitung ≤ ttabel atau apabila nilai probabilitas ≥ 0,05 Ho ditolak jika thitung > ttabel atau apabila nilai probabilitas < 0,05


(60)

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat Pasar Modal Indonesia

Sejarah pasar modal di Indonesia mengungkapkan bahwa di Indonesia pernah dibentuk suatu Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek yaitu pada tanggal 11 Januari 1925 atau tiga belas tahun setelah dibentuknya perserikatan yang sama di kota Jakarta (1912). Kemudian pada tahun 1927 dibentuk bursa-bursa efek di tiga kota besar di Indonesia yaitu di Jakarta, Semarang, Surabaya. Pada masa revolusi kemerdekaan kegiatan perdagangan di bursa-bursa efek tersebut praktis terhenti karena situasi politik saat itu. Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tepatnya tahun 1951, pemerintah memberlakukan Undang-Undang Darurat No.13 Tahun 1951 yang kemudian disahkan sebagai Undang-Undang. Yaitu Undang-Undang No.15 Tahun 1952 tentang Bursa Efek.

Pasar modal di Indonesia dari tahun 1977 sampai tahun 1987 kurang memberikan hasil seperti yang diharapkan meskipun pemerintah telah memberikan fasilitas kepada perusahaan-perusahaan yang menarik dana dari pasar modal. Tersendat-sendatnya perkembangan pasar modal selama ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain mengenai prosedur emisi saham dan obligasi yang terlalu ketat. Adanya batasan fluktuasi harga saham dan saham campur tangan pemerintah dalam penetapan harga saham pada pasar perdana.


(61)

Untuk mengatasi permasalahan yang menghambat perkembangan pasar modal tersebut di atas, pemerintah mengeluarkan serangkaian deregulasi yang berkaitan dengan perkembangan pasar modal yaitu Paket Kebijakan Desember 1987 (Pakto 1988), Paket Kebijakan Desember 1988 (Pakdes 1988).

4.1.2 Gambaran Umum PT. Bursa Efek Indonesia

Sejarah Singkat PT. Bursa Efek Indonesia

Pada tanggal 9 Mei 2006, ketua Bapepam & LK DR Fuad Rahmany mengundang direksi BES-BEJ dan menyampaikan pandangannya bahwa proses merger BES-BEJ sebagaimana telah dicanangkan sebelumnya tetap berlangsung. Pada kesempatan rapat-rapat di Bapepam & LK pada tanggal 1 Juni, 2 Juni 2006, 21 September 2006 telah dibahas berbagai isu penting mengenai persiapan penggabungan BES-BEJ. Pada akhir November 2006, kajian merger BES baru selesei dan akhirnya diterima direksi BES.

Pada tanggal 6 Desember 2006, BES menyelenggarakan RUPSLB dengan agenda rapat meminta persetujuan atas Rancangan Kerja Anggaran Tahunan (RKAT). Dalam putusan pemberian persetujuan prinsip kepada direksi diminta agar penggabungan memperhatikan 3 hal yakni bahwa kepentingan karyawan tidak boleh dirugikan, penyelesaian UBH, dan kepentingan pemegang saham harus optimal.

Proses merger dilakukan lebih intens dengan diadakannya pertemuan reguler di Bapepam & LK yang dimulai pada tanggal 14 Desember 2006 untuk membahas persetujuan prinsip penggabungan BES-BEJ. Dalam pertemuan pada tanggal 20 Desember 2006 dihadiri direksi BES-BEJ dan telah dibahas


(62)

43

beberapa isu penting terkait dengan rencana merger serta pembentukan tim kecil dan disepakati masing-masing bursa akan menunjuk 2 orang anggota direksi.

Setelah melalui beberapa pertemuan, pada awal bulan Juni 2007, tim merger BES mulai menyusun paper yang diawali sebuah paper yang berjudul Pokok-Pokok Pikiran Penggabungan BES-BEJ. Paper pertama berisi tentang pemikiran dan pandangan Tim Merger BES antara lain visi dan misi bursa hasil penggabungan, risiko penggabungan dan sinergi yang akan dihasilkan dari penggabunganBES-BEJ serta organisasi bursa hasil penggabungan di masa datang.

Selanjutnya, Tim Merger BES menyelesaikan ke-6 paper lainnya, yang meliputi Paper kedua tentang Perdagangan, Paper ketiga tentang Emiten tercatat di BES, Paper keempat tentang pemegang saham dan Anggota Bursa, Paper kelima tentang Teknologi Informasi, Paper keenam tentang Sumber Daya Manusia di BES, dan Paper ketujuh tentang Kerangka Usulan Merger. Setelah penyusunan masing-masing Paper selesai, Tim Merger BES menyampaikan Paper tersebut kepada Konsultan Hukum Hadinoto Putranto, Konsultan Keuangan Ernst & Young dan Konsultan Sumber Daya Manusia Daya Dimensi Indonesia untuk dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam penyusunan rancangan penggabungan BES-BEJ.

Pada tanggal 30 Agustus 2007 diselenggarakan pertemuan koordinasi antara BES-BEJ dengan ketiga konsultan (HPP, E&Y, dan DDI). Pertemuan ini merupakan pertemuan penentu untuk memastikan kesiapan keseluruh


(63)

materi Rancangan Penggabungan. Pada kesempatan tersebut BES kembali menyampaikan usulan mengenai nama bursa hasil penggabungan dengan nama Bursa Indonesia atau ”Indonesian Exchange” dan tidak memutuskan untuk tidak membuat logo dalam bentuk gambar akan tetapi dalam bentuk tulisan ”INDONEX”.

Pada tanggal 3 September 2007, diadakan pertemuan rapat pleno yang dipimpin langsung oleh Ketua BAPEPAM Dr. Fuad Rahmany, dihadiri oleh seluruh Karo yang ada di BAPEPAM, Sekretaris Bapepam, Direksi BES yang diwakili 4 orang, Konsultan Penggabungan yang hadir adalah HPP, E&Y, dan DDI yang dalam pertemuan ini menghasilkan suatu keputusan bahwa RUPS untuk pengajuan Rancangan Penggabungan dan Akte Penggabungan diselenggarakan pada tanggal 30 Oktober 2007 dan disepakati bersama bahwa penggabungan BES dan BEJ akan efektif pada tanggal 30 November 2007.

Tanggal 6 September 2007, Rancangan Penggabungan dan Akta Penggabungan harus sudah final dan mendapat persetujuan dari Bapepam paling lambat tanggal 7 September 2007 dan Rancangan Penggabungan ini harus diumumkan selambat-lambatnya tanggal 11 September 2007 atau 45 hari sebelum RUPS.

Tanggal 6 September 2007, Presiden Republik Indonesia Dr. Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan nama bursa hasil penggabungan dengan Bursa Efek Indonesia serta pada tanggal 30 November 2007 penggabungan BES dan BEJ akan mulai efektif.


(64)

45

Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia:

a. Visi

Visi Bursa Efek Indonesia tidak terlepas dari latar belakang dilakukannya penggabungan BES-BEJ sebagaimana dituangkan dalam aster Plan Pasar Modal 2005-2009 yaitu adanya suatu keinginan untuk memiliki suatu Bursa yang kuat, bernilai, kredibel, kompetitif dan berdaya saing global. Bertitik tolak pada keinginan tersebut, maka visi Bursa Efek Indonesia dapat dinyatakan:

“To be a Strong, Valuable, Credible, and World Wide Competitive Bourse”.

b. Misi

Dalam usaha mencapai visi tersebut, Bursa Efek Indonesia perlu menetapkan misi yang harus diemban setidaknya mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Untuk mampu mengembangkan pertumbuhan emiten dan perdagangan saham, percepatan pengembangan instrumen baru di bursa, percepatan pengembangan deviratif yang sudah dimulai oleh BES-BEJ, percepatan perdagangan obligasi baik melalui bursa maupun melalui Centralized Trading Platform (CTP) yang sudah dikembangkan oleh BES.

2. Untuk mendukung penyediaan berbagai instrumen pasar modal (Ditunjang dengan tersedianya infrastruktur perdagangan, pengawasan, pelaporan, dan informasi yang mudah diakses oleh masyarakat).

3. Untuk meningkatkan kemudahan akses perdagangan dan informasi bagi masyarakat (Bursa perlu menjaga stabilitas sistem perdagangan, sistem


(65)

jaringan yang memenuhi standar keamanan dan kenyamanan dalam melakukan transaksi).

4. Untuk meningkatkan perlindungan investor (Bursa melakukan pengawasan secara reguler atas terpenuhinya ketentuan para pelaku, sehingga perdagangan berjalan secara teratur, wajar, dan efisien).

5. Untuk selalu menjaga integritas pasar.

6. Untuk selalu mengadakan pemantauan secara terus menerus dan menindak secara tegas setiap pelaku pelanggaran atas ketentuan Bursa baik yang dilakukan oleh emiten, anggota bursa maupun pelaku perdagangan termasuk manipulasi dan insider trading.

4.1.3 Tujuan Penggabungan BES-BEJ Menjadi PT. Bursa Efek Indonesia

Dalam Master Plan Pasar Modal Indonesia 2005-2009 disebutkan bahwa tujuan dari penggabungan antara BER-BEJ adalah untuk terciptanya efisiensi pasar modal Indonesia.

4.1.4 Struktur Organisasi PT. Bursa Efek Indonesia

Struktur oganisasi di PT. Bursa Efek Indonesia mengalami masa transisi dari penggabungan BES dan BEJ, serta penentuan masa kerja dewan komisaris dan direksi Bursa menjadi perdebatan yang hangat. Dalam rapat pleno yang diadakan pada tanggal 3 September 2007, Ketua Bapepam Dr. Fuad Rahmany mengusulkan mengenai masa kerja dewan komisaris diusulkan sampai dengan tutupnya RUPS Tahunan 2008, dan untuk masa kerja direksi


(66)

47

sampai dengan tutupnya RUPS Tahunan 2009. Usulan ini secara aklamasi disetujui oleh semua peserta rapat pleno.

Sesuai dengan anggaran dasar perusahaan, bahwa kekuasaan tertinggi terletak pada Rapat Umum Pemegang Saham (2008). Di dalam struktur organisasi PT. Bursa Efek Indonesia terdapat 7 orang dewan komisaris yang terdiri dari 1 orang komisaris utama dan 6 orang komisaris, terdapat 7 orang dewan direksi yang terdiri dari 1 orang direktur utama dan 6 orang direktur yang satu direktur dapat membawahi lebih dari 9 direktorat, terdapat 9 direktorat yang membawahi masing-masing divisi, terdapat 20 orang kepala divisi / kepala satuan, dan 1 orang Specialist Setingkat Kepala Divisi yaitu

Chieft Economist.

Pembagian dewan direksi : 1. Direktur Utama

2. Direktur Pengawasan yang membawahi Direktorat Pengawasan. 3. Direktur Pencatatan yang membawahi Direktorat Pencatatan.

4. Direktur Perdagangan Saham, Penelitian dan Pengembangan Usaha yang membawahi Direktorat Perdagangan Saham.

5. Direktur Perdagangan Fixed Income dan Derivatif, Keanggotaan dan Partisipan yang membawahi Direktorat Fixed Income dan Derivatif, Keanggotaan dan Partisipan.

6. Direktur Administrasi yang membawahi Direktorat Administrasi.

7. Direktur Teknologi Informasi yang membawahi Direktorat Teknologi Informasi.


(67)

Pembagian Direktorat yang membawahi masing-masing divisi : 1. Direktorat Utama

a. Sekretaris Perusahaan b. Satuan Pemeriksaan Internal c. Satuan Manajemen Resiko 2. Direktorat Pengawasan

a. Divisi Pengawasan Transaksi b. Divisi Hukum

c. Satuan Manajemen Resiko 3. Direktorat Pencatatan

a. Divisi Pencatatan Sektor Riil ( Saham + Derivatif) b. Divisi Pencatatan Sektor Jasa (Saham + Deviratif) c. Divisi Pencatatan Surat Utang

4. Direktorat Perdagangan Saham a. Divisi Perdagangan Saham

b. Divisi Perdagangan Informasi Pasar

(2 Divisi diatas dikepalai oleh 1 orang Kepala Bagian) 5. Direktorat Keanggotaan dan Partisipan

a. Divisi Keanggotaan b. Divisi Partisipan

(2 Divisi diatas dikepalai oleh 1 orang Kepala Bagian) 6. Direktorat Fixed Income dan Derivatif


(68)

49

b. Divisi Pelaporan Fixed Income

(2 Divisi diatas dikepalai oleh 1 orang Kepala Bagian) 7. Direktorat Penelitian dan Pengembangan Usaha

a. Divisi Pengembangan Produk b. Divisi Perencanaan Pemasaran 8. Direktorat Administrasi

a. Divisi Keuangan b. Divisi Umum

c. Divisi Sumber Daya Manusia 9. Direktorat Teknologi Informasi

a. Divisi Operasi Teknologi Informasi

b. Divisi Pengembangan Solusi Bisnis Teknologi Informasi 10. Specialist Setingkat Kepala Divisi Chieft Economist

4.1.5 Gambaran Umum Sampel

Adapun gambaran umum mengenai ke-6 perusahaan sehingga sampel dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut :

1. Gambaran Umum PT Rikcy Putra Globalindo Tbk.

PT Ricky Putra Globalindo Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan Akta Notaris Sinta Susikto, Sh No. 166 tanggal 22 Desember 1987, yang telah diubah dengan Akta No. 99 tanggal 10 Juli 19907 dari Notaris Raharti Sudjardjati, S.H. Akta Pendirian dan Perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.


(1)

69

profitabilitas (X3

4.4 Pembahasan

) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Return Saham (Y).

Berdasarkan hasil pengujian di atas maka uji kecocokan model yang digunakan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa model regresi yang dihasilkan dalam penelitian ini tidak cocok digunakan dalam untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dan dapat diketahui bahwa secara bersama-sama variabel Likuiditas (X1), Leverage (X2), dan Profitabilitas (X3

4.4.1 Pengaruh Variabel Likuiditas (X

) tidak berpengaruh terhadap Return Saham (Y).

1

Dari hasil uji signifikan (uji t) dapat diketahui bahwa variabel Likuiditas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Return Saham, dengan nilai yang diperoleh adalah sebesar 0,565 dan taraf signifikan sebesar 0,577, dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2006:15) yang berpendapat bahwa variabel current ratio memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham satu periode ke depan. Hal ini mengindikasikan bahwa pemodal akan memperoleh return yang lebih tinggi jika kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya semakin tinggi, Current Ratio juga merupakan salah satu ukuran rasio likuiditas (Liquidity ratio) yang dihitung dengan membagi aktiva lancar (current assets) dengan hutang atau kewajiban lancar (current liability). Semakin besar current ratio menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (termasuk didalamnya kewajiban membayar deviden kas yang terhutang), maka tingginya


(2)

current ratio juga menunjukkan keyakinan investor terhadap kemampuan perusahaan membayar deviden yang dijanjikan.

4.4.2 Pengaruh Variabel Leverage (X2

Variabel Leverage tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Return Saham, dengan nilai t

) Terhadap Return Saham

hitung

4.4.3 Pengaruh Variabel Profitabilitas (X

adalah -0,129 dengan taraf signifikan sebesar 0,899, dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05. Hasil penelitian ini tidak sama dengan teori yang ada yang menyatakan bahwa variabel rasio leverage, debt to equity ratio memberikan hubungan yang nyata dengan return saham. rasio leverage, debt to equity ratio memberikan hubungan yang nyata dengan return saham (Asyik, 1999). Semakin tinggi proporsi debt relatif terhadap ekuitas meningkatkan risiko perusahaan. Sebagaimana rasio lainnya faktor industri dan ekonomi sangat mempengaruhi, baik tingkat debt maupun sifat debt (jatuh tempo dan tingkat bunga tetap dan variabel). Misalnya industri dengan modal insentif cenderung untuk menggunakan tingkat debt yang tinggi untuk mendanai property, plan, and equipment-nya. Debt untuk mendanai kegiata semacam itu harus bersifat jangka panjang agar sesuai dengan jangka waktu aset yang diperoleh. Debt rastio ditunjukkan dengan perbandingan debt total capital, debt to equity. (Ulupui, 2006:5).

3

Variabel Profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Return Saham, dengan nilai t

) Terhadap Return Saham

hitung yang -0,310 dengan taraf signifikan sebesar 0,759, dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa


(3)

71

kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba tergantung pada efisiensi dan efektivitas pelaksanaan operasi serta sumber daya yang tersedia untuk melakukannya belum bisa dipenuhi dengan baik. Karena itu, analisis rasio profitabilitas secara umum memfokuskan pada hubungan antara hasil operasi, seperti yang dilaporkan dalam laporan laba rugi, dan sumber daya yang tersedia, seperti yang dilaporkan dalam neraca. Investor di pasar modal sangat memperhatikan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan, menunjang dan meningkatkan profit. Karena tidak mengetahui apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, seorang investor tidak akan mampu untuk merencanakan pola konsumsi selama hidupnya dengan pasti. Karena keuntungan investor dan waktu dari keuntungan tersebut tidak pasti, ia mencoba mengkompensir ketidakpastian ini dengan mengharapkan keuntungan yang cukup tinggi dari investasi tersebut. Keuntungan investasi dalam saham akan terdiri dari deviden yang diterima ditambah (dikurangi) dengan “capital gains (loss)”, yaitu selisih antara harga saham pada saat ini dengan harga pada waktu pembelian. (Husnan, 1992:59).


(4)

64 5.1. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah Likuiditas (X1), Leverage (X2) dan Profitabilitas (X3

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

), berpengaruh terhadap Return Saham (Y) pada perusahaan Textille yang go publik di PT. Bursa Efek Indonesia.

1. Rasio likuiditas berpengaruh terhadap return saham perusahaan textile yang go publik di Bursa Efek Indonesia, tidak dapat terbukti kebenarannya.

2. Rasio leverage berpengaruh terhadap return saham perusahaan textile yang go publik di Bursa Efek Indonesia, tidak dapat terbukti kebenarannya.

3. Rasio profitabilitas berpengaruh terhadap return saham perusahaan textile yang go publik di Bursa Efek Indonesia, tidak dapat terbukti kebenarannya.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diajukan saran bagi investor untuk lebih berhati-hati dalam menanamkan modal, dengan cara melihat return saham yang dihasilkan atau diperoleh, pada perusahaan emiten,


(5)

65

ataupun juga melihat berbagai kondisi keuangan perusahaan yang dapat dilihat dari seluruh aspek rasio keuangan, perlu kiranya para investor melakukan analisis yang mendalam dan menyeluruh terhadap semua aspek dari kinerja keuangan perusahaan, tetapi dapat juga dengan melihat nilai rasio-rasio yang lainnya.


(6)

Finansial dan Non Finansial) Berbasis Komputer, Penerbit PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Baridwan, Zaki. 1997. “Sistem Akuntansi : Penyusunan Prosedur dan Metode”, Edisi 5, Penerbit : BPFE, Yogyakarta.

Ghozali, 2001, Aplikasi Analisis Multivarrate dengan program SPSS, edisi 11, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Gitosudarmo, dan Basri, 2002, Manajemen Keuangan, Edisi Empat, BPFE, Yogyakarta.

Gujarati, D., 1999, Ekonometrika Dasar, Cetakan keenam, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri, 2001, Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi satu, Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Husnan, Suad, 1992, Manajemen Keuangan, Penerbit Penerbit BPFE Yogyakarta.

Jogiyanto, 2003, Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas, Edisi Kedua, Penerbit BPFE Yogyakarta.

Jumingan, 2008, Analisis Laporan Keuangan, Bumi Aksara, Jakarta.

Riyanto, Bambang, 2001, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Standar Akuntansi Keuangan No.1 1997

Sugiyono, 2003, Statistika untuk Penelitian, Cetakan kelima, Penerbit CV. Alphabeta, Bandung.

Ulupui, I.G.K.A., 2006, Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, Dan Profitabilitas Terhadap Return Saham (Studi Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Dengan Kategori Industri Barang Konsumsi Di BEJ). Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana

Wijaya, David, 2008, Pengaruh Rasio Modal Saham Terhadap Return Saham Perusahaan- Perusahaan Telekomunikasi Go Public di Indonesia Periode 2007. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, Vol.10, No. 2, September 2008: 136-152


Dokumen yang terkait

PENGARUH RASIO PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAPTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 22

ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage Dan Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2011-2013

0 12 11

ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage Dan Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2011-2013

0 2 15

ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS, DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 26

ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN ROKOK DI BURSA EFEK ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN ROKOK DI BURSA EFEK JAKARTA.

0 0 13

PENGARUH RASIO PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 6

Pengaruh Rasio Likuiditas, Profitabilitas, Aktivitas, dan Leverage terhadap Return Saham pada Perusahaan Batubara di Bursa Efek Indonesia (BEI).

0 0 22

Pengaruh Likuiditas, Leverage, dan Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 15

PENGARUH RASIO PROFITABILITAS, LEVERAGE DAN LIKUIDITAS TERHADAP PERUBAHAN LABA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 16

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN TEXTILE YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 25