Pengaturan Standar Produk Prioritas dalam MEA

perwujudan MEA 2015. 4 MEA yang akhirnya disepakati pada Konferensi Tingkat Tinggi KTT ASEAN ke-19 yang diselenggarakan di Bali, 17 November 2011 ini telah merumuskan kesepakatan bersama para pemimpin negara-negara ASEAN berupa pencapaian Masyarakat ASEAN yang dimulai dengan penerapan MEA pada 2015. Area kerjasama MEA meliputi pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan kapasitas, pengakuan kualifikasi profesional, konsultasi lebih dekat pada kebijakan makro ekonomi dan keuangan, langkah-langkah pembiayaan perdagangan, peningkatan infrastruktur dan konektivitas komunikasi, pengembangan transaksi elektronik melalui e-ASEAN, mengintegrasikan industri di seluruh wilayah untuk mempromosikan sumber daya daerah, dan meningkatkan keterlibatan sektor swasta untuk membangun AEC. 5

2.1.2 Pengaturan Standar Produk Prioritas dalam MEA

MEA bertujuan membentuk ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi yang menggerakkan para pelaku usaha, suatu kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata, kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi serta kawasan yang terintegrasi penuh dengan ekonomi global. 6 Dari pendasaran tujuan ini tampak bahwa 4 ASEAN Economic Community Blueprint,ttp:www.aseansec.org21083.pdf, diakses 8 September 2014. 5 Moamed Jawar assan, 2014, Te Resurgence of Cina and India, major Power Rivalry and Te Response of ASEAN, dalam adi Soesastro dan Clara Joewono eds., Te Inklusif Regionalist, Centre for Strategic and International Studies Indonesia, Jakarta, 2007, h. 139. 6 Budianto Tedjasuksmana, Potret Umkm Indonesia Mengadapi Masyarakat Ekonomi Asean 2015, Te 7t NCFB and Doctoral Colloquium 2014 Towards a New Indonesia Business Arcitecture Sub Tema: “Business and Economic Transformation Towards AEC 2015” Fakultas Bisnis dan Pascasarjana UKWMS, Surabaya, 2014, h.189 akan timbul berbagai aliran investasi, penghapusan tarif dan faktor-faktor lain secara progresif, yang dapat dituangkan dalam prosedur, kebijakan, regulasi dan peraturan lainnya di dalam upaya mengurangi hambatan-hambatan demi kemajuan bersama, salah satunya adalah dengan sertifikasi dan harmonisasi standar atas produk dan jasa, sebagai wujud perlindungan terhadap konsumen juga perlakuan yang adil kepada tiap produsen yang ingin masuk ke pasar. Harmonisasi standar adalah harmonisasi standar-standar dan regulasi teknis yang ada di masing-masing negara anggota ASEAN dengan mengacu kepada standar Internasional. 7 Pada 1997, AFTA Council telah mengidentifikasi dan menentukan 20 produk, sebagian besar merupakan produk atau komponen elektronik dan mesin yang mengacu pada 59 standar internasional yang mecakup ISO Intenational Standard Organization, IEC International Electrotechnical Commision dan ITU International Telecomunication Union. Pada tahun 1998, para pemimpin ASEAN menandatangani ASEAN Framework Agreement on Mutual Recognition Arragement ASEAN MRA, yang akan menjadi dasar bagi pengembangan dan implementasi Mutual Recognition Arragement MRA sektoral. 8 MRA merupakan suatu perjanjian yang akan membantu dunia industri di ASEAN mengurangi duplikasi dalam pengetesan dan sertifikasi produk sehingga regulator di negara importir akan dapat mempercayai hasil tes dan sertifikasi yang dekeluarkan oleh negara eksportir terkait dengan produk yang di 7 Winantyo, 2008, Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA 2015 Memperkuat Sinergi ASEAN di Tenga Kompetisi Global, Elek Media Komutindo, Jakarta, 2008, h.109 8 Ibid, h.110. ekspor, tidak perlu lagi melakukan pengecekan dan sertifikasi ulang di negara importir. 9 Selain merupakan bentuk penyederhanaan birokrasi yang dapat mengurangi biaya, harmonisasi standar juga merupakan suatu bentuk perlindungan konsumen dimana konsumen bisa percaya pada kualitas suatu produk karena memang sudah memiliki standar yang sama. Sejak tahun 2002 telah ditetapkan beberapa MRA untuk perdagangan barang, jasa, dan tenaga kerja. Pada perdagangan barang misalnya, dalam rangka memperlancar arus bebas barang salah satunya perlu dilakukan harmonisasi standar dan kesesuaian standard conformance. Oleh karena itu ASEAN melalui ASEAN Consultative Committee on Standards Quality ACCSQ berusaha untuk menyelaraskan standar-standar nasional dengan standar internasional dan mengimplementasikan MRA untuk meraih tujuan akhirnya yaitu “One Standard, One Test, Accepted Everywhere” 10 . Seperti yang terjadi pada perdagangan barang, liberalisasi juga terjadi pada perdagangan jasa. Dalam liberalisasi perdagangan jasa di ASEAN dilakukan melalui mekanisme ASEAN Framework Agreement on Services AFAS. AFAS ditandatangani oleh para Menteri Ekonomi negara-negara ASEAN pada tanggal 15 Desember 1995 pada 5th ASEAN Summit di Bangkok. Implementasi AFAS dilakukan dalam bentuk paket skedul komitmen yang dicapai pada setiap putaran perundingan. 11 9 Ibid, h.109 10 ASEAN MRA, ttp:www.aseansec.org23075.htm diakses 16 Januari 2016 11 Departemen Perdagangan Republik Indonesia, Menuju ASEAN Economic Community 2015, Departemen Perdagangan Republik Indonesia, h.30.

2.2 Pengertian Tentang UMKM dan Pengaturanya di Indonesia

Dokumen yang terkait

Implementasi Kredit Usaha Rakyat dalam Mengembangkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Stabat

9 138 130

Kajian Hukum Terhadap Pemberdayaan Kredit Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah Menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2008

0 51 108

Pengaruh Pengalokasian Kredit Terhadap Peningkatan Pendapatan Usaha Kecil Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) Bank X Sentra Kredit Kecil Polonia Medan

2 40 87

Analisis Implementasi Prosedur Pembiayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) pada Bank Syariah (Studi Kasus Pembiayaan Mudharabah Muqayyadah pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Tanjung Balai)

3 52 95

Pembangunan Kapasitas (Capacity Building) Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Umkm) di Kota Bandar Lampung dalam Rangka Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015

4 44 141

Kajian Terhadap Praktik Penjaminan Kredit Perbankan Kepada Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM).

0 1 7

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DI BIDANG PENANAMAN MODAL DALAM KERANGKA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015.

0 0 2

IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN.

0 0 17

KELEMBAGAAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DAN PEMBANGUNAN EKONOMI MASYARAKAT

0 0 7

Strategi Usaha Mikro dan Kecil Menghadapi Peluang dan Ancaman Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (Studi Kasus Usaha Mikro dan Kecil Kota Depok)

0 0 14