3. Warga negara asing tidak akan dihukum kecuali mereka melangga rhukum
yang diputus oleh Pengadilan melalui proses peradilan yang adil dan terbuka. 4.
Pemerintah Inggris tidak akan mengusir orang asing kecuali berdasarkan perjanjian ekstradisi dengan negara lain sehubungan dengan tindakan
kejahatan yang dilakukanya.
c. Teori Perlakuan Sama Identical Treatment
Teori ini pun sudah ada sejak dahulu kala. Berdasarkan teori ini dua raja sepakat untuk secara timbal balik memberikan perlakuan yang sama terhadap para pedangang.
Menurut Schawarzenberger, prinsip ini tampak dalam hukum kekebalan diplomatik yang juga menganut prinsip timbal balik. Dalam hal ini pemberian perlakuan yang
sama yang sifatnya timbal balik berada sepenuhnya kepada wewenang atau kebijaksanaan para penguasa kedua negara.
8
Dewasa ini prinsip dasar ini lebih dikenal dengan resiproritas reciprocity. Perlakuan yang sama demikian biasanya tertuang dalam suatu perjanjian, baik yang
sifatnya multilateral maupun bilateral. Oliver Long menganggap resiprositas sebagai suatu prinsip fundamental dalam perjanjian General Agreement on Tariffs and Trade
GATT.
9
Prinsip resiprositas ada dalam paragraf ke-3, Preambule GATT, yag berbunyi : “being desirous of contributing to those objectives by entering into
reciprocal and mutually advantageous arrangement directed to the substantial
8
Ibid, h.219.
9
Oliver Long, 1978, Law and Its Limitation in te GATT Multilateral Trade System, Dordrecht, Martinus Nijoff Publiser, h.10.
reduction of tariffs and other barriers to trade and to the elimination of discriminatory treatment in international commerce
”.
10
1.8 Metode Penelitian a.
Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian hukum normatif. Penelitian hukum normatif adalah pemecahan masalah yang
didasarkan pada literature-literatur dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas beranjak dari adanya kesenjangan dalam notma
atau asas hukum, dengan menggunakan landasan teoritis dan bahan hukum yang terdiri atas bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan tersier. Landasan teoritis yang
digunakan merupakan undang-undang, norma-norma maupun teori-teori teori yang sesuai dengan pernasalahan yang diangkat.
Penelitian hukum normatif yang terdiri dari penelitian terhadap asas-asas hukum, sistematika hukum, dan taraf sinkronisasi hukum.
11
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode normatif karena pene litian ini mempelajari bahan-bahan
hukum sebagai acuan dalam penelitian. Peraturan perundang-undangan, dikaji berdasarkan teori-teori dan ketentuan hukum yang mengaturnya.
10
Huala Adolf, 2005, Hukum Ekonomi Internasioan Suatu Pengantar, Raja Grafindo, Jakarta, h. 19.
11
Bambang Sunggono, 2009, Metodologi Penelitian Hukum, Rajagrafindo Persada, Jakarta. h. 41.
Penelitian hukum normatif yang mengacu pada bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. Bahan hukum primer yaitu bahan hukum
yang mempunyai ketentuan mengikat secara umum perundang-undangan atau mempunyai kekuatan mengikat bagi pihak-pihak berkepentingan kontrak, konvensi,
dokumen hukum, dan putusan hakim. Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang memberi penjelasan terhadap bahan hukum primer buku ilmu hukum, jurnal
hukum, laporan hukum dalam media cetak maupun elektronik. Sedangkan bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan
hukum sekunder rancangan undang-undang, kamus hukum dan ensiklopedia.
b. Jenis Pendekatan