Peranan SIG dalam Perencanaan Pembangunan Kota Medan

tidak meratanya pembangunan yang terjadi. Kesenjangan tersebut timbul akibat kurangnya informasi dalam menyusun dan menganalisa rencana tata ruang. Permasalahan umum lainnya terutama di daerah adalah kurangnya koordinasi antar instansi yang terkait dengan rencana tata ruang yaitu instansi yang bertanggung jawab merencanakan tata ruang, memberikan ijin pengelolaan dan pemanfaatan ruang berdasarkan rencana tata ruang, dan mengendalikan tata ruang. Oleh karena itu perlu dikembangkan sistem informasi yang terintegrasi dan terbakukan dalam bentuk Sistem Informasi Geografis SIG yang tujuannya adalah agar pengambilan kebijakan spasial dapat tepat sasaran sesuai dengan kondisi di lapangan dalam bentuk Sistem Informasi Geografis.

4.4. Peranan SIG dalam Perencanaan Pembangunan Kota Medan

Sebagai dampak dari perkembangan suatu wilayah, maka pembangunan banyak dilakukan. Pembangunan merupakan suatu proses yang dalam pelaksanaannya tidak dapat dilepaskan dari perencanaan. Hal ini disebabkan pembangunan selalu bersifat dinamis sehingga sangat membutuhkan perencanaan yang baik, tidak hanya pada proses awalnya saja tetapi juga harus berjalan seiring dengan proses pembangunan itu sendiri. Hal tersebut akan memudahkan dalam pencapaian cita-cita dengan menggunakan seluruh potensi dan sumber daya yang ada. Pembangunan fisik Kota Medan yang cenderung lebih banyak dilaksanakan di kawasan perkotaan menyebabkan kawasan perkotaan lebih cepat mengalami perkembangan dibandingkan dengan kawasan pinggiran kota. Sumber daya utama Universitas Sumatera Utara yang diperlukan dalam pembangunan adalah lahan yang bersifat statis, di mana kebutuhan akan lahan selalu meningkat seiring dengan pembangunan yang dinamis. Untuk itu diperlukan pengelolaan dalam penggunaan lahan dengan baik, sehingga akan dapat mengurangi konflik kepentingan dalam penggunaan lahan. Salah satu upaya yang bias dilakukan untuk mengurangi konflik penggunaan lahan adalah merencanakan penggunaan lahan suatu wilayah untuk periode yang akan datang. Kondisi itu lazim dikenal dengan cara menyusun suatu rencana tata ruang pada wilayah yang cenderung lebih cepat perkembangannya. Hal ini seperti yang terjadi di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara. Pembangunan di Kota Medan mengalami perkembangan yang cukup signifikan, dalam implementasinya dibutuhkan penyelerasan dengan keadaan yang sudah ada. Untuk itu dibutuhkan suatu perencanaan yang berbasis data wilayah secara menyeluruh dengan mengacu pada rencana pengembangan diwilayah tersebut. Dengan menggunakan sistem informasi geografis, hal tersebut dapat dilakukan dengan mudah. Penataan kembali suatu wilayah dengan sistem zonasi pada peta, akan mempermudah para pengambil keputusan dalam mengembangkan investasi diwilayah tersebut. Hal ini dimungkinkan karena peta tersebut mengacu pada data lapangan secara real. Dengan sistem zonasi yang terstruktur, analis dapat melakukan perencanaan pengembangan suatu wilayah dengan memperhatikan pada faktor tataruang yang direncanakan. Suatu informasi diperlukan dalam melaksanakan perencanaan dan pengendalian yang menyangkut penggunaan lahan. Data terkini sangat diperlukan Universitas Sumatera Utara dalam proses pengambilan keputusan penggunaan lahan yang tepat. Pengambilan keputusan yang bisa dilakukan melalui hasil analisis data lapangan yang disajikan dalam bentuk peta. Salah satu bentuk teknologi komputer yang secara luas telah digunakan untuk meningkatkan proses perencanaan wilayah dan kota adalah Sistem Informasi Geografis SIG. Banyak implementasi dari SIG berhasil menunjukkan peningkatan dan perbaikan yang signinfikan pada proses pengambilan keputusan karena SIG dapat menyediakan informasi kuantitatif dan kualitatif yang dibutuhkan pada proses perencanaan wilayah dan kota. Selain itu, SIG dapat membuat kerangka yang solid untuk mendukung proses pengambilan keputusan jika digunakan sebagai komponen utama pada Sistem Informasi Perencanaan. Penggunaan SIG bersama- sama dengan teknik pemodelan komputer dapat memperluas cakupan dari proses analisa dan proses pengambilan keputusan pada perencanaan wilayah dan kota. Selain itu, kombinasi SIG dengan teknik simulasi-mikro microsimulation Sistem Informasi Geografis SIG merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan data atau informasi geografis. Secara umum pengertian SIG adalah; “Suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk memasukan, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi, meng-integrasikan, menganalisa dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis.” dapat digunakan untuk memodelkan dan mensimulasikan perubahan-perubahan karakteristik perkotaan seperti perubahan penggunaan lahan. Universitas Sumatera Utara Pada dasarnya SIG dapat dikerjakan secara manual, namun dengan adanya perkembangan teknologi informasi yang terkait dengan teknologi sistem komputer, pada saat ini SIG akan selalu diasosiasikan dengan sistem yang berbasis komputer. SIG yang berbasis komputer akan sangat membantu ketika data geografis yang tersedia merupakan data dalam jumlah dan ukuran besar, dan terdiri dari banyak tema yang saling berkaitan. SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa dan akhirnya memetakan hasilnya. Data yang akan diolah pada SIG merupakan data spasial Sistem Informasi Geografis dalam perencanaan tata ruang menjadi suatu solusi untuk dapat melihat aspek daerah secara utuh dan lengkap dalam manajemen pembangunan. Dalam Sistem Informasi Geografis data spasial seperti zona lahan dan ruas jalan pada peta-peta akan memiliki atribut data yang berisi informasi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Data spasial tersebut juga dapat digabungkan dengan data spasial lainnya sehingga menjadi layer-layer yang berisi data yang saling melengkapi. Penggunaan Sistem Informasi Geografis memerlukan standar-standar teknis seperti sistem proyeksi peta, jenis-jenis layer agar rencana tata ruang yang dihasilkan dapat terjaga tingkat keakurasiannya dan berguna dalam memudahkan perencanaan perkotaan maupun pengembangan lanjutannya. . Ini adalah sebuah data yang berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya. Sehingga aplikasi SIG dapat menjawab beberapa pertanyaan, seperti lokasi, kondisi, trend, pola dan pemodelan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dari sistem informasi lainnya. Universitas Sumatera Utara Sehubungan dengan semakin dibutuhkannya keberadaan data spasial SIG disetiap daerah saat ini, hal ini menjadi tantangan bagi Pemerintah Kota Medan dalam membangun data spasial yang baik. Di mana keberadaan data spasial tersebut sudah diatur dalam undang-undang saat ini. Untuk itu ketepatan data spasial akan menghasilkan analisa data yang baik dan bisa dipergunakan untuk berbagai keperluan. Salah satunya, SIG dapat digunakan untuk menggambarkan karakteristik permukaan, subsurface, dan atmosfir dari titik-titik informasi secara dua dimensi atau tiga dimensi. SIG juga bisa mengenali dan menganalisas hubungan spasial yang ada antara data spasial yang tersimpan secara digital. SIG dapat diaplikasikan dalam perencanaan pembangunan Kota Medan dengan beberapa alasan, antara lain: dapat digunakan untuk pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kesesuaian lahan untuk pertanian, perkebunan, perencanaan tataguna lahan, perencanaan pemukiman transmigrasi, tata ruang wilayah, tata kota, relokasi industri, pasar, pemukiman, penyediaan informasi kependudukan, inventarisasi jaringan seperti jalur angkutan umum, analisis kesesuaian dan penentuan rute-rute alternatif, analisis rawan kemacetan dan kecelakaan. Menurut Solihin 2005 Sistem Informasi Geografis terpadu dapat memberikan pelayanan, penyajian dan pengelolaan mengenai informasi geografis dari Kabupaten. Pengoperasian dan perawatan Sistem Informasi Geografis dan databasenya untuk menjamin kemutakhiran informasi yang ada dapat terjaga. Pengembangan Sumber Daya Manusia SDM secara berkesinambungan dalam hal Universitas Sumatera Utara pengelolaan dan pengembangannya. Hal ini disebabkan SIG: a berbasis pada konsep Good Governance, yaitu yang transparan, partisipatif, dan akuntabel, b sistem yang menjamin pemrosesan informasi dengan handal, cepat dan akurat, c teknologi informasi yang tanggap terhadap segala perubahan Open System, d informasi geografis yang ditunjang dengan survai dan inspeksi lapangan untuk menjamin validitas informasi, e dioperasikan dalam satu unit yang terkoordinir di bawah manajemen satu atap dan f dapat melayani kebutuhan berbagai pihak atau instansi terkait dalam hal pelayanan pihak investor dan masyarakat yang membutuhkannya Menurut Susanto 2007, SIG banyak diaplikasikan untuk: a pengolahan dan penentuan SDA, b perencanaan umum tata ruang, c perencanaan dan pengolahan tata guna lahan, dan d pengaturan infrastruktur seperti: jaringan listrik, telepon, jalan kereta api, saluran pipa air minum dan sebagainya. Menurut Yudono 2009 cara kerja SIG dapat dilakukan dengan beberata tahapan: Universitas Sumatera Utara 1. Tahapan Persiapan 2. Tahapan Survey Sumber: Yudono 2009 Gambar 4.7. Skema Pengolahan dan Pemrograman Data Spasial di GIS Sumber: Yudono 2009 Gambar 4.6. Skema Persiapan Data Spasial di GIS Universitas Sumatera Utara 3. Tahapan Pengolahan dan Pemograman Komputer 4. Tahapan Finalisasi Sumber: Yudono 2009 Gambar 4.8. Skema Pengolahan dan Pemrograman Data A-Spasial di CAD Sumber: Yudono 2009 Gambar 4.9. Hasil Akhir dari Teknik Pelaksana Konsep Spatial Urban Design di GIS Universitas Sumatera Utara Sedangkan menurut Martono, dkk 2006 dalam menangani masalah ketersediaan data spasial yang up to date, salah satu data spasial yang saat ini banyak digunakan sebagai data dasar untuk penyusunan tata ruang adalah informasi spasial yang diturunkan dari data penginderaan jauh. Data penginderaan jauh mempunyai berbagai jenis dan tingkat ketelitian, disamping itu data penginderaan jauh juga dapat memberikan data real time serta selalu diperbaharui. Teknologi penginderaan jauh mampu menyediakan data mulai dari skala 1: 1000.000 sampai dengan 1: 5000. Oleh karena itu pemanfaatan informasi spasial dari data penginderaan jauh untuk tata ruang telah mencakup seluruh skala dan sangat fleksibel disesuaikan dengan tujuan penyusunan tata ruang, apakah untuk tingkat nasional, propinsi, kabupaten atau detail teknis. Tidak tersedianya informasi spasial yang ideal untuk mendukung seluruh ruang lingkup analisis penyusunan tata ruang baik dalam aspek kuantitatif dan kualitatif bagaimanapun harus ditutupi dengan pemanfaatan data satelit penginderaan jauh yang dikombinasikan dengan data spasial lainnya melalui pendekatan SIG. Salah satu pendekatan cerdas untuk mengoptimalkan pemanfaatan data satelit penginderaan jauh adalah melakukan kombinasi data penginderaan jauh dengan data kontur dari Suttle Radar Topographic Mission SRTM dan data koordinat planimateris dari Global Positioning System GPS untuk memperolah informasi yang lebih akurat serta informasi morfometri kemiringan lereng, panjang lereng dan bentuk lereng serta ketinggian relatifnya sesuai dengan skala yang dibutuhkan. Sedangkan aspek kualitatif yang merupakan informasi penutup lahanpenggunaan lahan dapat Universitas Sumatera Utara digunakan sebagai informasi kualitatif terkini untuk mendukung perencanaan tata ruang dengan tambahan kegiatan verifikasi lapangan ground truth. Verifikasi lapangan akan sangat efektif hasilnya jika dilakukan oleh mereka yang memahami dan menguasai kondisi wilayah bersangkutan. Hal ini akan sangat efisien dan efektif apabila terjalin pelaksanaan kerjasama antara instansi penyedia data satelit penginderaan jauh dengan instansi pengguna, khususnya pemerintah daerah guna menghasilkan informasi keruangan yang diturunkan dari citra satelit yang diverifikasi secara bersama. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.10 sampai dengan Gambar 4.12. Universitas Sumatera Utara Sumber: Martono, dkk., 2006 Gambar 4.10. Contoh Aplikasi Data Spasial untuk Mendukung Tata Ruang Skala 1:2.500 Universitas Sumatera Utara Sumber: Martono, dkk., 2006 Gambar 4.11. Contoh Aplikasi Data Spasial untuk Mendukung Tata Ruang Skala 1:50.000 Universitas Sumatera Utara Sumber: Martono, dkk., 2006 Gambar 4.12. Contoh Aplikasi Data Spasial untuk Mendukung Tata Ruang Skala 1:100.000 Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Penggunaan lahan Kota Medan tidak sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota Medan Tahun 1995-2005. 2. Kebutuhan SIG diperlukan dalam perencanaan pembangunan Kota Medan, hal ini disebabkan rencana penggunaan lahan tidak sesuai dengan kondisi existing pengunaan lahan. 3. Sistem SIG dalam perencanaan pembangunan Kota Medan dapat dilaksanakan mengingat kemampuan SIG yang bekerja dengan melihat potensi lahan seluruh wilayah Kota Medan. 5.2. Saran 1. Pemerintah Kota Medan diharapkan melakukan evaluasi perkembangan pelaksanaan dan mengevaluasi proyek yang tidak sesuai dengan realitakenyataan. Sehingga kegiatan untuk setiap 5 tahun berikutnya selalu berdasarkan pada data yang aktual. 2. Pemerintah Kota Medan diharapkan dapat mempergunakan SIG dalam perencanaan pembangunan Kota Medan mengingat rencana penggunaan lahan tidak sesuai dengan kondisi existing penggunaan lahan. Universitas Sumatera Utara