Kebutuhan Pemerintah Kota Medan terhadap SIG dalam Perencanaan

ruang Kota Medan, sehingga pembangunan Kota Medan dengan Rencana Tata Ruang Kota Medan dapat berjalan secara konsisten.

4.3. Kebutuhan Pemerintah Kota Medan terhadap SIG dalam Perencanaan

Pembangunan Kota Medan Berdasarkan hasil rencana penggunaan lahan tahun 1995-2005 yang tidak sesuai dengan kondisi existing penggunaan lahan tahun 1995-2005 dilakukan wawancara dengan cara brainstorming bertukar pikiran dengan responden pegawai Bappeda, Dinas Tata Kota dan Bangunan, Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Medan mengenai kebutuhan SIG dalam perencanaan pembangunan Kota Medan. Tabel 4.3. Hasil Brainstorming tentang Kebutuhan SIG No. Pertanyaan Jawaban Ya Tidak Total Jlh Jlh Jlh 1 Apakah BapakIbu mengerti tentang GIS 30 67 15 33 45 100 2 Apakah ketidaksesuian Kota Medan dari perencanaannya saat ini dikarenakan Kota Medan belum memiliki GIS 30 67 15 33 45 100 3 Apakah GIS ini bisa membantu pelaksanaan pembangunan Kota Medan menjadi lebih baik dan terarah sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan 30 67 15 33 45 100 4 Apakah sistem ini bisa membantu Kota Medan Untuk Menciptakan Perencanaan Pembangunan yang lebih baik 30 67 15 33 45 100 5 Apakah Kota Medan Membutuhkan Sistem ini untuk saat ini 30 67 15 33 45 100 Sumber: Data Primer Diolah, 2011 Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 45 responden yang diwawancarai sebanyak 30 67 responden menyatakan membutuhkan SIG dalam Universitas Sumatera Utara perencanaan pembangunan Kota Medan. Hal ini disebabkan dengan SIG diharapkan pembangunan Kota Medan berjalan sesuai dengan konsep kebutuhan penggunaan lahan yang telah direncanakan berdasarkan kemampuan penggunaan lahan setiap Kecamatan di Kota Medan. Mengacu dari perekembangan kota yang seringkali tidak sejalan dengan rencana tata ruang yang ada dan Pemerintah Kota Medan dalam perencanaan tata ruang wilayah belum menerapkan Sistem Informasi Geografis maka perlulah digunakan Sistem Informasi Geografis SIG dalam perencanaan tata ruang wilayahnya untuk perencanaan pembangunan Kota Medan. Rencana Tata Ruang Kota RTRK disusun untuk penyiapan perwujudan ruang dalam rangka pelaksanaan program-program pembangunan perkotaan, di mana dalam rencana ditetapkan blok-blok peruntukkan pada kawasan fungsional perkotaan sebagai wujud penjabaran kegiatan ke dalam wujud ruang, dengan memperhatikan keterkaitan antara kegiatan utama dengan kegiatan penunjang dalam kawasan fungsional tersebut. Oleh karena itu, demi terselenggaranya kegiatan pembangunan diperlukan suatu Rencana Tata Ruang Kota yang akan menjelaskan lebih lanjut mengenai pengaturan dan pengendalian pembangunan ruang tiap kegiatan kota dalam jangka waktu 20 tahun yang akan dievaluasi setiap 5 tahun. Rencana Tata Ruang Kota dalam pengaturan penggunaan lahan diwujudkan dalam rencana blok pemanfaatan ruang. Adapun pengelompokkan materi yang diatur menurut Kepmen Kimpraswil No. 327KPTSM2002 Tanggal 12 Agustus 2002 antara lain: Universitas Sumatera Utara a. Kawasan Budidaya Perkotaan, meliputi: 1 Perumahan dan pemukiman, yang dirinci menurut ketinggian bangunan, jenis penggunaan, pengelompokkan berdasarkan besaran perpetakan; 2 Perdagangan, yang dirinci menurut jenis dan bentuk bangunannya, antara lain pasar, pertokoan, mall, dan lain-lain; 3 Industri, yang dirinci menurut jenisnya; 4 Pendidikan, yang dirinci menurut tingkatan pelayanan mulai dari pendidikan tinggi, SLTA, SLTP, SD, dan TK; 5 Kesehatan, yang dirinci menurut tingkat pelayanan mulai dari RS Umum kelas A, B, C, D, puskesmas, dan puskesmas pembantu; 6 Peribadatan, yang dirinci menurut jenisnya mulai dari masjid, gereja, kelenteng, pura, vihara; 7 Rekreasi, yang dirinci menurut jenisnya, antara lain taman bermain, taman rekreasi, taman lingkungan, taman kota, dan lain-lain; 8 Olahraga, yang dirinci menurut tingkat pelayanannya, antara lain stadion, gelanggang, dan lain-lain; 9 Fasilitas sosial lainnya yang dirinci menurut jenisnya, seperti panti asuhan, panti werda, dan lain-lain; 10 Perkantoran pemerintah dan niaga, yang dirinci menurut instansinya; 11 Terminal angkutan jalan raya baik untuk penumpang atau barang, stasiun kereta api, pelabuhan sungai, pelabuhan danau, pelabuhan penyeberangan, pelabuhan laut, Bandar udara, dan sarana transportasi lainnya; Universitas Sumatera Utara 12 Kawasan pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan; 13 Taman pemakaman umum, taman pemakaman pahlawan;Tempat pembuangan sampah akhir. b. Kawasan Lindung meliputi 1 Kawasan resapan air dan kawasan yang memberikan perlindungan bagi kawasan bawahan lainnya; 2 Sempadan pantai, sungai, sekitar danau dan waduk, sekitar mata air, dan kawasan terbuka hijau kota termasuk jalur hijau; 3 Cagar alampelestarian alam, dan suaka margasatwa; 4 Taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam lainnya; 5 Kawasan cagar budaya; 6 Kawasan rawan letusan gunung berapi, rawan gempa, rawan lahan longsor, rawan gelombang pasang dan rawan banjir. Substansi yang digunakan dalam pengaturan rencana penggunaan lahan pada Rencana Umum Tata Ruang Kota RUTRK dengan kedalaman materi RTRK Medan belum bersifat aplikatif sehingga sulit untuk diterapkan dalam mengawali proses pembangunan. Hal ini disebabkan karena acuan dasar yang digunakan masih merupakan acuan lama sehingga kurang peka terhadap jaman. Selain itu juga tidak dirincinya rencana penggunaan lahan sesuai dengan jenis dan kriterianya dalam RTRK menyebabkan sulitnya dalam menginterpretasikan peta rencana yang ada. Perkembangan pembangunan yang terjadi di Kota Medan menimbulkan berbagai permasalahan, diantaranya adalah timbulnya kesenjangan wilayah akibat Universitas Sumatera Utara tidak meratanya pembangunan yang terjadi. Kesenjangan tersebut timbul akibat kurangnya informasi dalam menyusun dan menganalisa rencana tata ruang. Permasalahan umum lainnya terutama di daerah adalah kurangnya koordinasi antar instansi yang terkait dengan rencana tata ruang yaitu instansi yang bertanggung jawab merencanakan tata ruang, memberikan ijin pengelolaan dan pemanfaatan ruang berdasarkan rencana tata ruang, dan mengendalikan tata ruang. Oleh karena itu perlu dikembangkan sistem informasi yang terintegrasi dan terbakukan dalam bentuk Sistem Informasi Geografis SIG yang tujuannya adalah agar pengambilan kebijakan spasial dapat tepat sasaran sesuai dengan kondisi di lapangan dalam bentuk Sistem Informasi Geografis.

4.4. Peranan SIG dalam Perencanaan Pembangunan Kota Medan