3.5 Analisis Data
Setelah pengolahan data sesuai, dilakukan analisis secara deskriptif, yaitu analisis yang dilakukan dengan cara mengkonstruksikan data dalam bentuk uraian yang
dilakukan dengan cara mengkonstruksikan data dalam bentuk uraian kalimat yang tersusun secara sistematis sesuai dengan pokok bahasan dalam penelitian ini,
sehingga memudahkan untuk dimengerti guna menarik kesimpulan tentang masalah yang diteliti. Kemudian, berikutnya akan dilakukan penarikan
kesimpulan secara induktif, yaitu suatu cara berfikir yang didasarkan pada fakta- fakta yang bersifat umum guna memperoleh gambaran yang jelas menganai
jawaban dari permasalahan yang dibahas.
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari penjelasan dan uraian yang telah dipaparkan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. BPKP berwenang untuk melakukan penghitungan kerugian keuangan negara,
hal tersebut didasarkan pada Pasal 53 Keppres No. 103 Tahun 2001, Pasal 35 ayat 8, Keppres No. 110 Tahun 2001, Pasal 49 ayat 2 PP No. 60 Tahun
2008 dan Peraturan Kepala BPKP Nomor: PER-1341LD62012 tentang Pedoman Penugasan Bidang InvestigasiBukti TI, TII-15. Hal tersebut juga
dipertegas kembali dengan keluarnya putusan Mahkamah Konstitusi putusan Nomor: 31PUU-X2012 tanggal 23 Oktober 2012 yangmenyatakan bahwa
BPKP berwenang untuk melakukan penghitungan kerugian keuangan negara. Selain itu, keluarnya Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan dan Intruksi Presiden No. 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan Kulialitas Sistem Pengendalian Intern Dan
Keandalan Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan Intern Dalam Rangka Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat memberikan kepastian hukum kepada
BPKP dalam hal kewenangan bertindak dalam melakukan penghitungan kerugian keuangan negara. Putusan MK dan Peraturan Presiden ini
setidaknya dapat menjawab keraguan beberapa pihak yang selama ini gamang dengan keberadaan BPKP dalam proses penanganan kasus korupsi.