1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Spiny lobster merupakan salah satu biota laut yang saat ini mempunyai nilai
ekonomis tinggi sebagai komoditas ekspor Indonesia. Luas sebaran total spiny lobster di Perairan Indonesia adalah sebesar 6.799.000 km² , dengan potensi pemanfaatan
sebanyak 4800 ton per tahun. Hingga tahun 1997, spiny lobster di perairan Indonesia baru dimanfaatkan sekitar 49,6 Departemen Ekplorasi Laut dan Perikanan 2001.
Unit penangkapan ikan yang dikembangkan di Indonesia untuk menangkap spiny lobster
diantaranya adalah jaring insang karang coral reef gillnet, jaring insang dasar bottom gillnet, bubu spiny lobster pot, jaring hampar spread out
net , tombak spear, pancing special hook and line for spiny lobster, pesambet
cover net dan unit penangkapan hasil modifikasi gillnet yaitu krendet. Perairan Wonogiri merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi spiny
lobster relatif melimpah, hal ini ditandai dengan adanya aktivitas nelayan yang
menangkap spiny lobster di perairan tersebut. Selain itu, kecenderungan hasil tangkapan spiny lobster selama lima tahun terakhir terus meningkat seiring dengan
penambahan jumlah nelayan spiny lobster. Jumlah produksi spiny lobster rata-rata selama lima tahun terakhir di Perairan Wonogiri mencapai 1.003,42 kg.
Umumnya, nelayan Wonogiri menangkap spiny lobster dengan menggunakan krendet lingkaran. Penggunaan krendet lingkaran sudah dikenal sejak lama oleh
nelayan Wonogiri dan telah dilakukan secara turun temurun. Selama ini hasil tangkapan krendet lingkaran dirasakan nelayan Wonogiri kurang optimal, sehingga
untuk meningkatkan volume hasil tangkapan spiny lobster, nelayan cenderung menambah jumlah unit krendet dalam usaha penangkapannya dan ini kurang efisien
dari segi ekonomi. Menurut Fridman 1988, strategi yang diperlukan untuk menangani masalah
teknis yang muncul dalam aktivitas nelayan suatu alat tangkap, diantaranya adalah menentukan parameter suatu alat tangkap dengan memperhitungkan kondisi lokasi
penangkapan serta menyempurnakan konstruksi alat tangkap yang ada sesuai dengan
2 kondisi daerah penangkapan ikan. Perairan Wonogiri umumnya memiliki kontur
dasar karang dengan cekungan kedung sempit yang memanjang. Oleh karena itu bentuk krendet empat persegi panjang patut diujicobakan dengan harapan hasil
tangkapan spiny lobster lebih banyak. Pengaruh perbedaan bentuk konstruksi krendet terhadap hasil tangkapan spiny
lobster belum pernah diuji dan dituangkan dalam bentuk karya ilmiah. Sehubungan
dengan hal tersebut maka penelitian ini dilakukan.
1.2 Tujuan Penelitian