19 konstruksi krendet yang dapat memberikan jumlah hasil tangkapan terbanyak. Data
yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dengan cara melakukan operasi penangkapan spiny lobster
menggunakan dua jenis krendet yang berbeda bentuk, yaitu 10 unit krendet lingkaran dan 10 unit krendet empat persegi panjang. Data sekunder berupa informasi yang
diperoleh dari nelayan, pengumpul, Dinas Kehewanan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Wonogiri, serta studi pustaka lainnya.
Pengoperasian krendet dilakukan dari tebing. Data yang diambil berupa jumlah, bobot dan panjang karapas spiny lobster. Posisi pemasangan krendet lingkaran dan
empat persegi panjang disusun secara acak dengan sistem pengundian menggunakan koin dua mata. Hasil tangkapan dari setiap unit krendet per ulangan dicatat untuk
kemudian dibandingkan.
3.4.1 Metode pengoperasian krendet
Pengoperasian alat tangkap krendet di tebing terdiri atas beberapa tahap, yaitu tahap persiapan, peninjauan kondisi perairan daerah penangkapan spiny lobster,
penurunan krendet setting, perendaman krendet soaking dan tahap pengangkatan krendet hauling. Sketsa penampilan krendet ujicoba saat dioperasikan dapat dilihat
dalam Gambar 8.
Gambar 8 Posisi krendet pada saat dioperasikan non skala.
± 60 m ± 60 m
Krendet lingkaran
dasar perairan
kedung kedung
Permukaan air laut
Krendet empat persegi panjang
dasar perairan
Permukaan air laut
20
1 Tahap persiapan
Persiapan yang dilakukan sebelum berangkat menuju daerah penangkapan, yaitu pemeriksaan alat tangkap, alat bantu penangkapan, bahan perbekalan dan
pencarian umpan. Persiapan mulai dilakukan pada pukul 13.00 WIB.
2 Tahap peninjauan kondisi daerah penangkapan
Umumnya setiap nelayan pantai Nampu, Wonogiri telah mengklaim daerah penangkapannya masing- masing, sehingga tidak perlu melakukan pencarian daerah
penangkapan lagi. Peninjauan daerah penangkapan dilakukan untuk mengetahui keadaan air laut, apakah air laut bergelombang besar atau kecil. Jika air laut
bergelombang kecil, maka nelayan akan membawa banyak perbekalan, karena operasi penangkapan akan memakan waktu sampai dengan pagi hari. Sebaliknya jika
air laut bergelombang besar, nelayan membawa bekal tidak terlalu banyak, karena hasil tangkapan yang akan diperoleh diperkirakan sedikit, sehingga operasi
penangkapan tidak dilakukan sampai pagi hari. Peninjauan daerah penangkapan spiny lobster
dilakukan pukul 16.00 WIB.
3 Tahap penurunan krendet setting
Setelah sampai di daerah penangkapan spiny lobster, lalu krendet disusun untuk kemudian diturunkan dari tebing pada ketinggian 60-70 meter. Penurunan krendet
dilakukan dengan bantuan galah bercagak untuk lokasi kedung yang cukup jauh dari tebing, sedangkan penurunan krendet untuk kedung yang dekat dari tebing tidak
menggunakan bantuan galah Gambar 9. Setting dilakukan mulai pukul 17.30 WIB.
Gambar 9 Proses penurunan krendet setting tanpa bantuan galah.
21
4 Tahap perendaman krendet soaking
Setelah krendet diturunkan, kemudian nelayan mencari tempat untuk beristirahat dan mempersiapkan umpan untuk setting selanjutnya. Krendet direndam
selama 3-4 jam untuk masing- masing ulangan. Lama perendaman krendet yang dioperasikan di tebing berlangsung hanya 3-4 jam, karena diduga banyak sebangsa
semut laut, gurita predator pemangsa spiny lobster di sekitar lokasi terpasangnya krendet. Oleh karena itu peneliti memutuskan untuk melakukan operasi penangkapan
dengan lama perendaman krendet yang efektif, yaitu selama 3-4 jam.
5 Tahap pengangkatan krendet hauling
Setelah krendet direndam selama 3 jam, kemudian dilakukan pengangkatan krendet. Pengangkatan dimulai dari krendet yang dipasang di lokasi yang cukup
mudah, kemudian diakhiri dengan pengangkatan krendet yang dipasang di lokasi yang cukup sulit. Setiap pengangkatan satu unit krendet memakan waktu antara 5-10
menit Gambar 10.
Gambar 10 Proses pengangkatan krendet hauling.
3.4.2 Metode pengumpulan data