Beauty Skin Centre dengan Penekanan Desain Post Modern Aliran Feminisme
19 dipadupadankan dengan aliran feminisme yang sesuai dengan fungsi
utama dari bangunan adalah mewadahi dan menjadi tempat untuk kegiatan perawatan wanita. Beauty Skin Centre ini menggunakan aliran
Arsitektur Post Modern dengan aliran feminisme dengan pertimbangan sebagai berikut :
a. Arsitektur post modern merupakan aliran yang sangat familiar dengan
segala macam konsep lain yang dapat dipadupadankan terutama dengan aliran feminisme dengan berbagai konsep perancangan lainnya
yang dapat memenuhi dan mewadahi kegiatan konsumen wanita seperti melakukan perawatan kecantikan, konsultasi kecantikan,
perawatan rambut, perawatan tubuh, spa, dan pusat kebugaran. b.
Arsitektur post modern merupakan aliran arsitektur yang sangat terbuka dengan perubahan yang ada atau tidak kaku. Sehingga sesuai
dengan konsep dari Beauty Skin Centre yang pada dasarnya terletak di pusat keramaian atau di pusat kota yang nantinya dapat menyatu
dengan unsur dan konsep bangunan di sekitarnya. c.
Sesuai dengan tujuan perencanaan dan perancangan awal, bangunan Beauty Skin Centre harus menjadi tempat yang dapat mewadahi segala
aktifitas didalamnya dan mampu memberikan warna tersendiri sehingga Beauty Skin Centre ini dapat dekat dengan masyarakat.
2.8. Pengertian Arsitektur Post Modern
Post-Modern adalah istilah untuk menyebut suatu masa atau zaman yang dipakai berbagai disiplin untuk menguraikan bentuk budaya
dari suatu titik pandang dan yang berlawanan atau mengganti istilah modernisme. Karena salah satu bentuk ungkapan bentuk fisik kebudayaan
adalah seni, termasuk arsitektur, karena itu Post-Modern lebih banyak digunakan di kebudayaan.
Pengertian Arsitektur postmodern :
Beauty Skin Centre dengan Penekanan Desain Post Modern Aliran Feminisme
20
a.
Arsitektur yang sudah melepaskan diri dari aturan-aturan modernisme. Tapi kedua-duanya masih eksis.
b.
Anak dari Arsitektur Modern. Keduanya masih memiliki sifat karakter yang sama.
c.
Koreksi terhadap kesalahan Arsitektur Modern. Jadi hal-hal yang benar dari Arsitektur Modern tetap dipakai.
d.
Merupakan pengulangan periode 1890-1930.
e.
Arsitektur yang menyatu-padukan Art dan Science, Craft dan Technology, Internasional dan Lokal. Mengakomodasikan kondisi-
kondisi paradoksal dalam arsitektur.
f.
Tidak memiliki hubungan sama sekali dengan Arsitektur Modern. Post Modern timbul pada saat aliran Modern sudah mencapai klimaks
pertumbuhannya dan sebagai suatu aliran baru yang merupakan perubahan dramatis arsitektur Modern dan Internasional Style . Reaksi lain
ya g ti ul adalah sloga Less is More diu ah e jadi Less is Bore oleh Venturi . Istilah Post Modern pertama kali oleh Arnold Toynbee, tetapi
bukan dalam konteks Arsitektur . Kemudian dipindahkan dalam konteks Arsitektur oleh Arsitek Joseph Hudnut pada tahun 1949 dan kemudian
Geoffrey Barraclouyh sesudah Toynbee yaitu untuk menggambarkan suatu jaman yang penuh dengan keanekaragaman dalam peradaban yang
saling berdampingan satu dengan yang lainnya . Arsitektur Post Modern bermula dari kejenuhan masyarakat terhadap
arsitektur modern, maka timbullah gerakan pembenahan dari para arsitek Arsitektur post modern ini muncul dalam tiga versi atau sub langgam yaitu:
purna modern, pasca modern, dan dekonstruksi. Arsitektur purna modern dan neo modern merupakan hasil pemikiran arsitektur untuk mengkoreksi
degradasi yang terjadi. Dengan meningkatnya publikasi teori arsitek, dan eksibisi
postmodernisme terdapat tambahan yang ditandai dengan adanya
Beauty Skin Centre dengan Penekanan Desain Post Modern Aliran Feminisme
21 paradigma teorikal atau framework ideologikal, yang strukturnya masih
menjadi perdebatan. Dilihat dari sisi lain, paradigma utama yaitu teori bentuk arsitek yang merupakan sebuah fenomena, kecantikan, teori
bahasa tubuh
semiotics, structuralism,
poststructuralism, dan
deconstruction, Marxism, dan feminism. a.
Paradigma 1 : Phenomenology Phenomenology adalah kebenaran teori arsitektur pada metode
filosofi. Dimana ancaman filosofikal ini didasarkan pada kebiasaan postmodern melalui tempat, pandangan, dan pembuatan yang terkadang
terlihat berlebihan dan tidak dapat dipertanyakan. Pada teori terbaru ditunjukkan spekulasi dari filosofi, dengan membuat masalah pada
interaksi tubuh dengan lingkungannya. b.
Paradigma 2 : Aesthetic Of The Sublime Seperti
fenomenologi, estetik
sebagai paradigma
filosofi berhadapan dengan produksi dan penerimaan seni pekerjaan. Karena
fungsinya sebagai ekspresi karakter modern, konstitusi sublime bergabung dengan dasar kategori estetik pada periode postmodern.
Kelahiran kembali ketertarikan pada sublime merupakan masa yang dapat diterapkan pada emphasis sekarang, pada pengetahuan arsitektur melalui
fenomenologi. Paradigma fenomenologi sebagai persoalan fundamental pada estetik: efek pekerjaan arsitektur mempunyai sudut pandang.
Sebagai contah pada sublime, pengalaman merupakan sebuiah hal yang penting.
Definisi penggabungan dari sublime memberikan bentuk pada model estetik modern dan pemikiran postmodern. Pemikiran kembali mengenai
sublime dapat dipergunakan untuk membangun kembali arsitektur yang salah dan pindah ke formalisme sekarang.
c. Paradigma 3 : Linguistic Teory
Beauty Skin Centre dengan Penekanan Desain Post Modern Aliran Feminisme
22 Perputaran perhatian pada budaya kritis post modern juga
mempengaruhi restrukturisasi pemikiran dari paradigma bahasa. Semiotik, strukturalisme, dan post-strukturalisme membentuk ulang
literatur, filosofi, antropologi, sosiologi, dan aktivitas kritikal yang besar.
d. Paradigma 4 : Marxistme
Arsitektur post modern tak dapat lepas dari paradigma marxistme. Paradigma ini merupakan suatu kritik terhadap arsitektur postmo.
Pendekatan marxist berkaitan dengan masalah politik, ideologi dan hubungan antar kelas arsitektur dan urbanisme. Paradigma marxist
menyoroti krisis arsitektur modern yang gagal karena hanya bergantung dan mengikuti revolusi umum dan mengandalkan kritik
dari kelas arsitektur saja, tanpa mampu menyebabkan revolusi itu sendiri. Teori yang kritis baru datang dari institut penelitian sosial
frankurt yang melakukan pendekatan tidak hanya terhadap arsitektur tetapi
juga melalui
filosofi, sejarah
dan psikologi
untuk mendeskripsikan fenomena budaya pada konteks sosial.
e. Paradigma 5 : Feminisme
Diawali pada tahun 1960an yang menaruh perhatian pada masalah sosial terutama masalah perbedaan seksual. Pendekatan kritis
yang bermunculan membawa jenis kelamin sebagai pengontrol sosial. Sebagai pengontrol sosial feminisme menggunakan paradigma kritis
termasuk post strukturalisme, marxisme dan psikoanalisis. Jadi, jenis kelamin dipergunakan dalam sejarah untuk membatasi atau memberi
tanda terhadap yang lainnya dalam karya arsitektur. Sedangkan Psikoanalisis menawarkan teori universal mengenai pembangunan fisik
jenis kelamin pada dasar perwakilan, hal tersebut menawarkan sebuah kerangka kerja dimana feminin dan maskulin dapat dimengerti.
Beauty Skin Centre dengan Penekanan Desain Post Modern Aliran Feminisme
23 Kritik feminisme mengenai arsitektur bertujuan untuk mengejar
teori berkaitan dengan kenyataan sosialnya. Kritik ini bersifat kritis, sehingga bangunan yang dimaksud bisa saja sangat radikal, dimana
tolak ukurnya sendiri adalah keadaan sosialnya.
2.9. Aliran Feminitas pada Arsitektur Post Modern