Total Padatan Terlarut Pisang Cavendish

38

4. Total Padatan Terlarut Pisang Cavendish

39 Keterangan : 1.P2C03G3A0 : Pati singkong 2; CMC 0,3; Gliserol 3 Aplikasi hari ke-0 2.P2C03G3A1 : Pati singkong 2; CMC 0,3; Gliserol 3 Aplikasi hari ke-1 3.P2C03G3A2 : Pati singkong 2; CMC 0,3; Gliserol 3 Aplikasi hari ke-2 4.P3C04G5A0 : Pati singkong 3; CMC 0,4; Gliserol 5 Aplikasi hari ke-0 5.P3C04G5A1 : Pati singkong 3; CMC 0,4; Gliserol 5 Aplikasi hari ke-1 6.P3C04G5A2 : Pati singkong 3; CMC 0,4; Gliserol 5 Aplikasi hari ke-2 7.P4C02G5A0 : Pati singkong 4; CMC 0,2; Gliserol 5 Aplikasi hari ke-0 8.P4C02G5A0 : Pati singkong 4; CMC 0,2; Gliserol 5 Aplikasi hari ke-1 9.P4C02G5A0 : Pati singkong 4; CMC 0,2; Gliserol 5 Aplikasi hari ke-2 Gambar 22. Grafik Perubahan Total Padatan Terlarut Pisang Cavendish Selama Penyimpanan Pada Suhu 10 C a , Suhu 16 C b dan Suhu 30 C c Berdasarkan grafik Gambar 22 dapat dilihat bahwa nilai total padatan terlarut cenderung naik sampai hari ke-2 kemudian turun sampai hari ke-4 dan kemudian naik kembali sampai hari ke 6, hal ini berulang sampai hari ke-10. Nilai total padatan terlarut terbesar pada penyimpanan hari ke-2 suhu 30 C terdapat pada perlakuan kontrol, pada perlakuan P4C02G5A0 : Pati singkong 4; CMC 0,2; Gliserol 5 Aplikasi hari ke-0 pada hari ke-6 suhu 30 C , yaitu masing-masing sebesar 24,4 brix, sedangkan nilai total padatan terlarut terkecil pada penyimpanan hari ke-4 suhu 10 C terdapat pada perlakuan P2C03G3A0 : Pati singkong 2; CMC 0,3; Gliserol 3 Aplikasi hari ke-0 dan P2C03G3A2 : Pati singkong 2; CMC 0,3; Gliserol 3 Aplikasi hari ke-2 yaitu masing –masing sebesar 19,4 brix. Peningkatan total padatan terlarut dalam buah terjadi karena pemecahan polimer karbohidrat khususnya pati menjadi sukrosa, glukosa dan fruktosa Paramawati 1998. Hasil analisa ragam Lampiran 17 menunjukkan bahwa faktor suhu memberikan pengaruh nyata terhadap perubahan total padatan terlarut pada penyimpanan hari ke-4. Peningkatan perubahan total padatan terlarut pada suhu 10 C lebih tinggi daripada suhu 16 C dan suhu 30 C . Uji lanjut Duncan yang dilakukan pada taraf nyata 5 Lampiran 17 menunjukkan bahwa perlakuan P2C03G3A0 : Pati singkong 2; CMC 0,3; Gliserol 3 Aplikasi hari ke-0, P3C04G5A0 : Pati singkong 3; CMC 0,4; Gliserol 5 Aplikasi hari ke-0 dan P4C02G5A0 : Pati singkong 4; CMC 0,2; Gliserol 5 Aplikasi hari ke-0 pada 40 suhu 10 C berbeda nyata dengan perlakuan lainnya baik pada penyimpanan suhu 30 C maupun suhu 16 C. Adanya coating dapat memperlambat proses respirasi sehingga gula yang digunakan sebagai substrat saat proses respirasi akan berkurang. Penurunan total padatan terlarut yang terjadi pada penyimpanan hari ke-4 perlakuan P2C03G3A0 : Pati singkong 2; CMC 0,3; Gliserol 3 Aplikasi hari ke-0 dan P2C03G3A2 : Pati singkong 2; CMC 0,3; Gliserol 3 Aplikasi hari ke-2 suhu 10 C serta pada penyimpanan hari ke-6 perlakuan K1C1F2 suhu 22 C disebabkan proses respirasi dan mulai munculnya mikroba berakibat gula atau karbohidrat yang terdapat pada buah pisang Cavendish digunakan sebagai substrat atau sumber karbon oleh mikroba untuk pertumbuhannya.

5. Warna Pisang Cavendish