BUAH PISANG CAVENDISH Aplikasi pati singkong sebagai bahan baku edible coating untuk memperpanjang umur simpan pisang cavendish (Musa cavendishii)

9

H. BUAH PISANG CAVENDISH

Gambar 5. Pisang Cavendish Musa cavendishii. Tanaman pisang telah lama dikenal oleh masyarakat karena mudah diperoleh dan diusahakaan di berbagai daerah. Berbagai jenis pisang yang diusahakan memberikan peluang berusaha bagi petani, khususnya jenis pisang komoditas ekspor, seperti pisang Cavendish. Pisang Cavendish banyak diusahakan dalam skala besar sebagai komoditas ekspor buah-buahan dalam berbagai bentuk, misahnya buah segar, keripik pisang, bahan olahan, dan tepung pisang. Tanaman pisang mempunyai ciri spesifik yang mudah dibedakan dari jenis tanaman lainnya. Tanamannya terdiri dari daun, batang bonggol, batang semu, bunga, dan buah. Pisang termasuk keluarga musaceae, salah satu anggota ordo scitamineae. Morfologi tanaman dapat tampak jelas melalui batangnya yang berlapis-lapis. Lapisan ini sebenarnya merupakan dasar dari pelepah daun yang dapat menyimpan air sukulenta sehingga lebih tepat disebut batang semu pseudostem. Daun pisang Cavendish berwarna hijau tua. Lembaran daun lamina pisang lebar dengan urat daun utama menonjol berukuran besar sebagai pengembangan dari morfologis lapisan batang semu. Batang pisang sesungguhnya terdapat didalam tanah, yaitu yang sering disebut bonggol. Pada sepertiga bagian bonggol sebelah atas terdapat mata calon tumbuh tunas anakan. Bunga pisang yang disebut tongkol yang disebut jantung. Bunga ini muncul dari primordia yang terbentuk pada bonggolnya, perkembangan primordia bunga memanjang ke atas hingga menembus inti batang semu dan keluar diujung batang semu tersebut. Panjang Tandan 60 - 100 cm dengan berat 15 - 30 kg. Setiap tandan terdiri dari 8 - 13 sisiran dan setiap sisiran ada 12 - 22 buah. Daging buah putih kekuningan, rasanya manis agak asam, dan lunak. Kulit buah agak tebal berwarna hijau kekuningan sampai kuning muda halus. Umur panen 3 - 3,5 bulan sejak keluar jantung. Pisang Musa sp. merupakan komoditas buah tropis yang sangat popular di dunia. Hal ini dikarenakan rasanya lezat, gizinya tinggi, dan harganya relatif murah. Pisang merupakan salah satu tanaman yang mempunyai prospek cerah di masa datang karena di seluruh dunia hampir setiap orang gemar mengkonsumsi buah pisang. Selain itu tanaman pisang sangat mudah dibudidayakan dan cepat menghasilkan sehingga lebih disukai petani untuk dibudidayakan. Banyak jenis tanaman pisang komersial yang telah dibudidayakan di Indonesia, salah satunya adalah pisang Cavendish. Buah pisang Cavendish mengandung vitamin-vitamin dan mineral yang diperlukan oleh tubuh manusia. Komposisi zat gizi yang terkandung dalam buah pisang Cavendish dapat dilihat pada Tabel 1. 10 Tabel 1. Komposisi kimia buah pisan Cavendish per 100 g bahan Komposisi kimia Jumlah Kalori kal 120 Protein gr 1,2 Lemak gr 0,2 Karbohidrat gr 31,8 Kalsium mg 10 Fosfor mg 22 Besi mg 0,8 Vitamin A S.I 950 Vitamin B1 mg 0,06 Vitamin C mg 10 Air gr 65,8 Bagian yang dapat dimakan 70 Sumber : Direktorat Gizi Departemen Kesehatan R.I 2009 Pisang Cavendish di Indonesia lebih dikenal dengan pisang Ambon Putih. Varietas yang dikembangkan di SEAMEO BIOTROP adalah jenis pisang Cavendish Grand Naim yang banyak dijual di supermarket sebagai pisang meja yaitu pisang yang dihidangkan langsung untuk dikonsumsi. Pisang Cavendish juga banyak dijadikan sebagai konsumsi pabrik puree, tepung pisang sebagai bahan makanan bayi. Manfaat Buah Pisang adalah buah yang sangat bergizi yang merupakan sumber vitamin, mineral dan juga karbohidrat. Pisang dijadikan buah meja, sale pisang, pure pisang dan tepung pisang. Kulit pisang dapat dimanfaatkan untuk membuat cuka melalui proses fermentasi alkohol dan asam cuka.

I. FISIOLOGI PASCA PANEN BUAH

Buah-buahan yang berada dipohon melangsungkan hidupnya dengan melakukan pernafasan respirasi, ternyata setelah buah dipetik panen juga masih melangsungkan proses respirasi. Respirasi adalah proses biologis dimana oksigen diserap untuk digunakan pada proses pembakaran yang menghasilkan energi dan diikuti oleh pengeluran sisa pembakaran dalam bentuk CO 2 dan air Phan et al. 1986. Reaksi kimia sederhana untuk respirasi adalah sebagai berikut : C 6 H 12 O 6 + 6O 2 6CO 2 + 6H 2 O + energi Laju respirasi merupakan indeks untuk menentukan umur simpan buah-buahan setelah dipanen. Besarnya laju respirasi dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal seperti : tingkat perkembangan organ, susunan kimia jaringan, ukuran produk, adanya pelapisan alami dan jenis jaringan, sedangkan faktor eksternal antara lain : suhu, penggunaan etilen, ketersedian oksigen dan karbondioksida, senyawa pengatur pertumbuhan dan adanya luka pada buah Phan et al. 1986. Menurut Phan et al. 1986 di dalam Pantastico 1986, besar kecilnya respirasi pada buah dan sayuran dapat diukur dengan cara menentukan jumlah substrat yang hilang, oksigen yang diserap, karbondioksida yang dikeluarkan, panas yang dihasilkan dan energi yang timbul. Untuk menentukan laju respirasi, cara yang umum digunakan adalah dengan pengukuran laju 11 penggunaan O 2 atau dengan penentuan laju pengeluaran CO 2 . Berdasarkan pola respirasinya, buah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu buah klimakterik dan buah non-klimakterik. Buah klimakterik mengalami kenaikan CO 2 secara mendadak dan mengalami penurunan dengan cepat setelah proses pematangan terjadi, sedangkan buah non-klimakterik tidak terjadi kenaikan CO 2 dan diikuti dengan penurunan CO 2 dengan cepat. Klimakterik ditandai dengan adanya proses waktu pematangan yang cepat dan peningkatan respirasi yang mencolok serta perubahan warna, citarasa dan teksturnya Rhodes 1970. Menurut Rhodes 1970, pada awal perkembangan buah, kandungan pati meningkat terus dan setelah mencapai maksimum, makin tua buah kandungan pati makin menurun. Penurunannya disebabkan oleh perubahan pati menjadi gula yang digunakan untuk kegiatan respirasi. 12 III. METODE PENELITIAN

A. BAHAN DAN PERALATAN