31 Kondisi kualitas dan kuantitas sumberdaya air di DAS Ciliwung ini
disebabkan oleh berbagai faktor, yakni :
1. Tekanan Penduduk
Tingginya tekanan penduduk di Jabodetabek disebabkan oleh besarnya arus urbanisasi dan kepadatan penduduk. Penduduk dari berbagai daerah
di Indonesia, baik dari dalam Pulau Jawa maupun luar Jawa berupaya meningkatkan taraf hidupnya dengan bermigrasi ke Jakarta dan
sekitarnya. Akibat dari tekanan penduduk ini menyebabkan kebutuhan akan lahan semakin meningkat, baik untuk permukiman, perkantoran dan
tempat-tempat komersial. Kebutuhan akan lahan yang semakin meningkat tersebut menyebabkan terjadinya penggunaan lahan yang
berfungsi sebagai kawasan lindung atau alih fungsi lahan.
2. Berkurangnya Daerah Resapan Air
Perubahan fungsi lahan menjadi permukiman dari 30,259 Ha menjadi 41,830 Ha, industri 27,771 Ha menjadi 33,970 Ha, agrowisata 0 Ha
menjadi 5,538 Ha, lain-lain 1,086 Ha menjadi 547 Ha. Kelompok pertanian yang terdiri dari sawah seluas 30,343 Ha menjadi 29,1212 Ha,
tegalan 13,344 Ha menjadi 8,034 Ha, kebun campuran 16,467 Ha menjadi 15,325 Ha, perkebunan 13,546 Ha menjadi 11,126 Ha, hutan
12,566 Ha menjadi 11,826 Ha dan lain-lain 3,461 Ha menjadi 3,249 Ha.
3. Hilangnya Rawa dan Situ Sebagai Penampung Air
Di samping hilangnya daerah resapan air, diketahui pula bahwa daerah parkir air atau penampungan air seperti waduk dan situ di kawasan
Jabotabek juga telah mengalami penyusutan air dan sebagian besar hilang karena alih fungsi menjadi kawasan permukiman, industri dan
sebagainya. Dengan hilangnya rawa dan situ sebagai penampung air, maka sebagian besar air hujan akan terbuang percuma ke laut, dan dalam
musim hujan justru menyebabkan bencana banjir bagi daerah yang sebelumnya merupakan daerah parkir air.
32
4. Daya Tampung Sungai Semakin Rendah
Berkurangnya daya tampung sungai disebabkan oleh tiga hal, yakni pemanfaatan bantaran sungai untuk permukiman penduduk, erosi di hulu
sehingga terjadi pendangkalan sungai akibat muatan sedimen yang dibawa oleh aliran air dan pembuangan sampah ke sungai, baik sampah
padat maupun limbah cair.
C. EVALUASI KUALITAS AIR