14 mungkin mengidentifikasi berbagai macam organisme patogen maka
pengukurannya menggunakan bakteri coli sebagai indikator organisme.
D. Pencemaran Air
Pencemaran air dapat diartikan sebagai masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat atau energi, dan komponen lain ke dalam
air secara sengaja maupun tidak sengaja, sampai melebihi batas tertentu sehingga menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan
peruntukannya. Bahan-bahan yang masuk dan mencemari lingkungan, menurut Boyd 1989 dapat berupa zat-zat beracun, bertambahnya padatan
tersuspensi, dioksidasi dan naiknya air akan merubah kondisi ekologi perairan pada umumnya dan kualitas biota khususnya.
Bahan-bahan pencemar perairan diantaranya berasal dari limbah industri-industri yang dalam proses produksinya menggunakan bahan kimia.
Komposisi air limbah industri dapat merupakan suatu campuran yang kompleks yang mengandung bahan kimia organik maupun anorganik dan
dapat pula terdiri dari satu persenyawaan saja. Beberapa logam berat dalam limbah industri seringkali mengandung sifat racun, misalnya air raksa Hg,
cadmium Cd, krom Cr dan timbal Pb. Limbah pabrik dapat berupa bahan organik maupun anorganik. Pabrik yang dapat mengeluarkan limbah
organik adalah pabrik bumbu masak, pabrik detergen, pabrik kertas, pabrik penyamanan kulit, pabrik teh dan pabrik makanan ternak. Pabrik yang dapat
mengeluarkan limbah anorganik adalah pabrik pipa besi, pabrik kawat besi, pabrik paku dan sekrup, pabrik-pabrik ini menghasilkan endapan FeOH
2
, FeOH
3
, Zn OH
2
, FeCl
3
dan ion Cl. Perubahan kualitas perairan akibat pencemaran antara lain tercemar dari kondisi sruktur dan kelimpahan
komunitas biota yang hidup di dalam perairan tersebut. Limbah pertanian biasanya terdiri atas bahan padat bekas tanaman yang bersifat organik, bahan
pemberantas hama dan penyakit pestisida, bahan pupuk yang mengandung nitrogen, phospat, sulfur, mineral K,Ca dan sebagainya. Pendayagunaan
suatu sumberdaya oleh manusia dengan eksploitasi, penggunaan atau
15 pemanfaatan dapat menimbulkan perubahan-perubahan dalam ekosistem
sehingga mempengaruhi pula sumberdaya-sumberdaya lain beserta lingkungannya, yang akibatnya akan dirasakan pula oleh manusia.
Indeks kualitas air merupakan suatu pendekatan untuk melihat kecenderungan kualitas air di suatu daerah atau wilayah perairan. Salah satu
metode IKA adalah metode National Sanitation Foundation Water Quality Index
NSF WQI. Menurut Ott 1978 dalam Nugroho 2003 pada tahun 1970, Mc Clelland, Deininger dab Tozer mempersembahkan indeks kualitas
air. Kemudian indeks tersebut didukung oleh The National Sanitation Foundation Water Quality Index
NSF WQI. Berdasarkan beberapa rangkaian uji coba maka dinyatakan bahwa indeks kualitas air dengan
metode ini merupakan teknik yang efektif untuk data kualitas air dalam program pengendalian pencemaran air. Selain itu juga metode ini dapat
digunakan untuk menganalisa air baik untuk suplai air penduduk termasuk di dalamnya untuk air baku air minum maupun untuk kelangsungan hidup
ikan dan margasatwa. Penerapan metode ini dapat disesuaikan dengan kondisi di tiap-tiap
negara untuk ketetapan dan modifikasi bobot parameternya. Parameter yang digunakan dalam indeks ini adalah oksigen terlarut, Fecal coli, pH, BOD,
nitrat, phospat, suhu, kekeruhan dan padatan total.
E. Analisis Regresi